You are on page 1of 9

“Taman Kebo Kicak”

Sebagai Jembatan Pelestarian Menuju Biodiversitas Umbi-Umbian

Mahdiyah Anes1, Agam Aditya Wijaya2, Annisa Aurora Kartika3

SMAN 2 Jombang Jalan Wahidin Sudirohusodo 01 Jombang, Jawa Timur


Email: mahdiyahanes@ymail.com, adityawijaya16@yahoo.com2, annisa.aurora0123@yahoo.com3

Abstrak: Saat ini pengetahuan tentang umbi-umbian di kalangan anak-anak bisa


dikatakan kurang. Padahal Umbi-umbian merupakan salah satu biodiversitas
Indonesia. Jika hal ini dibiarkan maka tidak mustahil jika keberadaan umbi-
umbian akan punah. Dibutuhkan fasilitas pembelajaran mengenai umbi-umbian
yang dapat menarik minat anak-anak. Maka penulis membuat konservasi ex-situ
mini berupa Taman Kebo Kicak (Kujaga Biodiversitas Khususnya Umbi-Umbian
Ciptakan Antusias Kelestarian) yang menarik, unik, menambah wawasan, mudah
dilakukan dan menyenangkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
studi literatur, survey lapangan, wawancara, pelatihan, pendampingan,
pengolahan data, analisis data dan dokumentasi. Melalui Taman Kebo Kicak
yang berukuran 4mx4m dengan pola bintang serta pengelompokan berdasarkan
jenis maka akan menambah wawasan anak-anak terhadap biodiversitas umbi-
umbian. Taman ini memadukan elemen sinar matahari, pagar hidup, dan irigasi
tradisional yang menumbuhkan rasa cinta alam pada anak-anak. Hasil panen dari
Taman Kebo Kicak dimanfaatkan untuk keperluan anak-anak sebagai motivasi
untuk melestarikan biodiversitas terutama umbi-umbian.Responden sebagai
sampel masyarakat mayoritas berpendapat positif atau setuju dengan penanaman
umbi di sekolah. Taman Kebo Kicak efektif sebagai metode peningkatan
pengetahuan terhadap biodiversitas Indonesia terutama umbi-umbian. Dengan
adanya Taman Kebo Kicak sebagai taman umbi yang menarik, unik, memberikan
wawasan, mudah dilakukan dan menyenangkan dapat menjadi wadah bagi anak-
anak untuk mempelajari keanekaragaman hayati sekaligus mengenalkan umbi-
umbian dengan metode menyenangkan sebagai cara lain anak-anak untuk
bermain. Dengan adanya Taman Kebo Kicak maka biodiversitas Indonesia
terutama umbi-umbian tetap terjaga dan menjadi kekayaan yang tidak ternilai
harganya.

Kata kunci:biodiversitas, umbi-umbian, Taman Kebo Kicak

1
I. Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan tingkat


keanekaragaman hayati terbesar. Dapat dilihat berbagai flora dan fauna dapat
tumbuh, berkembang, dan beradaptasi dengan lingkungan secara baik. Menurut
WWF, sebanyak 60% dari 2 juta spesies tumbuhan yang dikenali terdapat di
Indonesia dan 40% di antaranya merupakan tumbuhan endemik atau asli
Indonesia. Keanekaragaman hayati yang berkurang ataupun langka di Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa sebab, mulai dari berkurangnya habitat, kurangnya
adaptasi hingga perhatian yang kurang terhadap spesies tersebut.

Pada beberapa spesies umbi-umbian yang tidak dibudidayakan sebagai


produk pertanian kini mengalami pengurangan populasi. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai bentuk dan ciri-ciri umbi akan menganggapnya sebagai
gulma sehingga tidak dibiarkan hidup. Apabila tidak ada umbi-umbian yang
dilestarikan maka tidak mustahil jika satu persatu spesies umbi akan punah. Selain
itu dapat kita lihat bahwa di sekitar tempat tinggal masyarakat relatif banyak yang
tidak menanam umbi-umbian. Hal tersebut berdampak pada pengetahuan anak-
anak , akibat tidak ada pengenalan di sekitar lingkungan mereka.

Pengenalan tumbuhan umbi-umbian dapat dilakukan dengan mengadopsi


metode konservasi ex-situ secara sederhana. Sebenarnya, pelestarian dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu in-situ dan ex-situ. Dalam upaya in-situ, hewan
dan tumbuhan berada pada habitat asli sedangkan ex-situ merupakan upaya
pelestarian dengan memindahkan tumbuhan dan hewan pada tempat tertentu. Ex-
situ dapat berupa kebun binatang, suaka marga satwa, maupun taman.

Taman dalam pengertian sempit adalah suatu lahan yang ditata sedemikian
rupa dimana terdapat berbagai jenis tanaman yang sengaja di taman. Keberadaan
taman memiliki beberapa tujuan, antara lain memperindah suatu tempat,
mengenalkan berbagai jenis tanaman dengan cara yang manarik, dan supplier
oksigen. Selain itu, taman berfungsi sebagai tempat melepas penat dan hiburan
masyarakat.

2
Maka semenjak dini, tanamkan nilai-nilai cinta alam dan menghargai
biodiversitas Indonesia termasuk pada jenis umbi-umbian. Pengetahuan yang
kurang pada anak-anak terhadap umbi-umbian dapat mengakibatkan rendahnya
populasi yang dalam jangka panjang berdampak penurunan keanekaragaman
hayati karena terlupakan. Dibutuhkan fasilitas taman yang berisi berbagai jenis
umbi-umbian sebagai sarana pengenalan spesies umbi yang ada di Indonesia

Hal tersebut memotivasi kami untuk menciptakan Taman Kebo Kicak


(Kujaga Biodiversitas Khusunya Umbi-Umbian Ciptakan Antusias
Kelestarian) yang menarik, unik, mudah dilakukan dan menyenangkan. Kebo
Kicak merupakan tokoh dari cerita rakyat khas Jombang yang memiliki pengaruh
di Jombang. Dengan nama yang unik serta visualisasi yang menarik diharapan
anak-anak dapat mengetahui keanekaragaman hayati dengan metode yang
menyenangkan, inovatif, dan kreatif berupa bermain di Taman Kebo Kicak.
Untuk membatasi permasalahana yang diidentifiasi maka penulis mengambil
beberapa rumusan masalah yang mendasar, yaitu:

1. Bagaimana agar generasi muda mengetahui tentang potensi sumber


daya alam Indonesia terutama kepada tanaman umbi-umbian?
2. Bagaimana desain Taman Kebo Kicak (Kujaga Biodiversitas Khusunya
Umbi-Umbian Ciptakan Antusias Kelestarian)?
3. Bagaimana respon masyarakat terhadap Taman Kebo Kicak (Kujaga
Biodiversitas Khususnya Umbi-Umbian Ciptakan Antusias Kelestarian)
sebagai sarana pengenalan biodiversitas umbi-umbian di Indonesia?

II. Tujuan

Dalam pembuatan Taman Kebo Kicak (Kujaga Biodiversitas


Khususnya Umbi-Umbian Ciptakan Antusias Kelestarian) yang menarik,
unik, memberi wawasan, mudah dilakukan dan menyenangkan kami memiliki
tujuan untuk mengenalkan metode baru dalam melestarikan biodiversitas melalui
pembelajaran partisipasi pada anak-anak di Taman Kebo Kicak kemudian
mengetahui tahapan-tahapan dalam membuat dan merawat Taman Kebo Kicak

3
yang menumbuhkan rasa cinta alam pada anak. selanjutnya kami bertujuan untuk
mengetahui keefektifan Taman Kebo Kicak sebagai metode pelestarian umbi-
umbian di Indonesia dengan menarik, unik, memberi wawasan, mudah dilakukan
dan menyenangkan.

III. Metode

Dalam meningkatkan kesadaran pengetahuan biodiversitas Indonesia dapat


dimulai dari hal sederhana pada masyarakat, terutama anak-anak. Konservasi ex-
situ dalam skala kecil berupa taman umbi-umbian di lingkungan sekolah contoh
yang berada di lingkup Jombang, yaitu SDN Rejoagung. Bahan yang menunjang
kegiatan ini, antara lain: Bibit berbagai spesies umbi-umbian (uwi), bahan dan
perlengkapan bercocok tanam sekaligus pasca panen, serta buku panduan
budidaya umbi-umbian. Metode penelitian yang dilakukan meliputi: studi
literatur, survey lapangan, wawancara, pelatihan, pendampingan, pengolahan
data, analisis data dan dokumentasi.

IV. Pembahasan

A. Keanekaragaman Umbi

Berdasarkan studi literatur dan wawancara terhadap masyarakat daerah


Jombang terdapat uwi ungu (Dioscorea alata), gembili (Dioscorea esculanta),
gembolo (Dioscorea bulbivera), uwi kuning dan uwi kuning kulit coklat
(Dioscorea rotundata). Secara umum, spesies umbi uwi Dioscorea spp memiliki
ciri-ciri ukuran bulat dengan diameter 10-20 cm sedangkan pada tipe memanjang
hanya 50 cm namun ada yang mampu tumbuh sepanjang 3 m. Bobot umbi mulai
dari 0,5 sampai 50 kg per umbi. Tanaman ini tumbuh lurus ke bawah ada pula
yang melingkar-lingkar sering disebut uwi ulo (uwi kuning). Karakter kulitnya
mulai dari yang halus sampai yang sangat kasar dan penuh akar. Daging uwi
bertekstur mulai dari kasar berserat hingga lembut, pulen ( seperti ketan) sampai
pera (mudah terurai). Warna daging umbi mulai putih, kuning, orange, ungu

4
muda, unggu tua. Rasa umbi bervariasi mulai dari manis, tawar, bahkan beberapa
sub tipe akan menimbulkan rasa gatal akibat racun Dioscorin (Anonymous, 1998).

B. Taman Kebo Kicak (Kujaga Biodiversitas Khususnya Umbi-Umbian


Ciptakan Antusias Kelestarian)

Dalam pembuatan Taman Kebo Kicak, kami menggunakan tanah sekitar


4m x 3m yang berada di samping salah satu kelas SDN Rejoagung Ploso.

Sebelum masa taman, dilakukan beberapa tahap pengolahan tanah yaitu


memisahkan tanah dengan krikil dan batu kemudian digemburkan. Kemudian
melubangi 5 cm untuk ditamani rumput selanjutnya, menaburkan pupuk kandang
kering setiap 1 m3 dengan mencampurkan ]sedikit pasir. Tanah ini didiamkan dan
disiram selama satu minggu. Bibit umbi ditanam berdasarkan pengelompokan
spesies umbi dengan pola yang unik berupa bentuk bintang agar menarik bagi
anak-anak seperti pada Gambar 1. Pemilihan bentuk bintang melambangkan cita-
cita yang tinggi sehingga anak-anak termotivasi dalam belajar. Pada setiap garis
pembentuk pola bintang ditanam spesies umbi yang warna daun dan bentuknya
berbeda. Selain memudahkan pengenalan, pengelompokan umbi juga menambah
estetika Taman Kebo Kicak. Tepat ditengah pola terdapat ketela pohon yang
menjadi pusat perhatian Taman Kebo Kicak. Di setiap spesies umbi terdapat
papan nama berukuran 15 cm x 20 cm berisi nama umbi, nama latin, dan manfaat
umbi (Gambar 2). Dengan adanya informasi ini maka anak-anak akan mudah
mempelajari umbi-umbian dan mengetahui langsung visualisasi umbi tersebut.

Semua taman yang terlihat menarik belum tentu berisi tanaman hias saja
namun dapat dikolaborasi dengan elemen-elemen lain seperti jalan sepetak,
kolam, dan lampu taman. Sebelum masuk taman Kebo Kicak dibuat jalan setapak
dari bebatuan yang ditata sedemikian rupa. Untuk menutupi kesan kaku dan
menambah estetika taman maka dibuat gapura berasal dari anyaman bambu yang
dibentuk setengah lingkaran. Gapura tersebut akan ditumbuhi jenis umbi yang
dalam alam liar merambat pada pohon, selain itu jenis tersebut ditanam di sekitar
tongkat yang mengelilingi taman. Saat tanaman ini telah tumbuh besar maka
menjadi pagar hidup yang menambah keasrian. Mengetahui arah datang matahari

5
akan membantu proses penempatan umbi, singkong membutuhkan intensitas
matahari yang cukup sedangkan uwi ulo akan tumbuh subur pada area yang teduh.
Oleh karena Taman Kebo Kicak didesain dengan pohon rindang di sampingnya
agar kontribusi oksigen berjalan dengan baik serta sebagai tempat berteduh anak-
anak setelah bermain di taman.

Selain itu, sistem irigasi dalam Taman Kebo Kicak menggunakan konsep
penampungan air sederhana dimana anak-anak akan mengambil air dari kolam
kecil kemudian disiramkan pada tanaman. Air kolam berasal dari pancuran
tempayan yang dimodifikasi sebelumnya. Gayung penyiraman dipilih dari bahan
alami yaitu batok kelapa. Dengan rutinitas anak-anak dalam menyiram sebanyak
satu kali sehari pada umbi diharapkan dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab.
Untuk mengantisipasi kelalaian anak-anak dalam menyiram secara terus- menerus
yang mengakibatkan tanah becek dan umbi berpotensi membusuk maka dibuat
sistem drainase. Drainase memiliki kedalaman 50cm dan diameter 15cm, lubang
ini sebagai daerah resapan sebuah taman. Pemupukan dilakukan dalam tempo satu
kali dalam seminggu dengan menggunakan pupuk organik yang didapatkan dari
kotoran-kotoran hewan ternak sehingga dapat menghasikan umbi yang
berkualitas. Penggemburan tanah dilakukan sekali dalam dua minggu secara
bersama-sama sesuai jadwal kelas. Proses ini dapat dilakukan saat akhir pekan.

Ketika masa panen tiba, umbi diambil menggunakan sekrop mini dan
dibersihkan. Umbi-umbi yang didapatkan sebagian diolah manual sebagai
makanan anak-anak agar mendapatkan kepuasan atas usaha. Sebagiannya lagi
dijual sebagai kegiatan untuk memberi wawasan wirausaha. Taman sesudah
dipanen dibiarkan selama 5 hari agar tanah beristirahat sejenak, sesekali tanah
disiram dan digemburkan.

C. Persepsi Responden terhadap Taman Kebo Kicak (Kujaga


Biodiversitas Khususnya Umbi-Umbian Ciptakan Antusias
Kelestarian)

Taman Kebo Kicak yang menarik, unik, memberikan wawasan, mudah


dilakukan dan menyenangkan dibutuhkan masyarakat khususnya dalam lingkup

6
pembelajaran, karena dengan penataan yang menarik dan proses penanaman yang
menyenangkan dapat meningkatkan minat anak terhadap biodiversitas Indonesia
sekaligus sarana hiburan. Untuk mengetahui keefektifan Taman Kebo Kicak
terhadap minat anak pada umbi-umbian maka dilakukan survei pada masyarakat
yang mengenal anak-anak. Dibuktikan dengan Tabel 2 Hasil Survei Keefektifan
Taman Kebo Kicak di Sekolah, anggapan responden sebagai sampel penelitian
mayoritas berpendapat positif atau setuju dengan penanaman umbi di sekolah.
Menurut hasil survei bahwa 18 dari 25 responden menyatakan mengetahui
berbagai jenis umbi-umbian dari Taman Kebo Kicak, hal ini mengindikatorkan
bahwa Taman Kebo Kicak efektif sebagai metode peningkatan pengetahuan
terhadap biodiversitas Indonesia terutama umbi-umbian. Faktor yang mendukung
yaitu penanaman dan perawatan umbi yang mudah. Dapat juga menumbuhkan
rasa cinta alam dengan melestarikan sebagian spesies umbi terutama umbi uwi di
sekolah masing-masing.

Dengan adanya Taman Kebo Kicak sebagai taman umbi yang menarik,
unik, memberikan wawasan, mudah dilakukan dan menyenangkan dapat menjadi
wadah bagi anak-anak untuk mempelajari keanekaragaman hayati sekaligus
mengenalkan umbi-umbian dengan metode menyenangkan sebagai cara lain anak-
anak untuk bermain. Dengan adanya Taman Kebo Kicak maka biodiversitas
Indonesia terutama umbi-umbian tetap terjaga dan menjadi kekayaan yang tidak
ternilai harganya.

V. KESIMPULAN

Pelestarian biodiversitas Indonesia dapat dilakukan dengan mudah dan


sederhana dalam skala kecil. Apabila hal tersebut dilakukan secara optimal maka
akan berdampak besar. Dengan itu keanekaragaman hayati di Indonesia akan terus
berkembang.

Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap umbi-umbian dikarenakan


kurangnya sosialisasi dan fasilitas untuk mengetahui dan melestarikan tanaman
tersebut. Selain itu, pembelajaran di sekolah turut mempengaruhi pengetahuan
anak-anak terhadap umbi. Oleh karena itu dibutuhkan Taman Kebo Kicak (Kujaga

7
Biodiversitas Khususnya Umbi-Umbian Cipatakan Antusias Kelestarian) yang
menarik, unik, memberi wawasan, mudah dilakukan dan menyenangkan untuk
menumbuhkan rasa cinta pada alam.

Taman Kebo Kicak dalam pembuatanya lebih baik apabila


mempertimbangkan nilai visualisasi yang unik untuk menarik anak-anak yaitu
bentuk bintang dalam membudidayakan umbi-umbian terutama di lingkup
sekolah. Dengan nilai estetika akan menambah rasa kecintaan anak-anak terhadap
keseimbangan biodiversitas Indonesia. Diperlukan peralatan yang sederhana
meliputi bibit berbagai spesies umbi-umbian (uwi), bahan dan perlengkapan
bercocok tanam sekaligus pasca panen, serta buku panduan budidaya umbi-
umbian. Hasil panen dapat diolah menjadi makanan atau minuman untuk anak-
anak sehingga termotivasi untuk menanam umbi-umbian kembali. Selanjutnya
hasil panen dapat dijual anak-anak sebagai bentuk pembelajaran kewirausahaan.

VI. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan, penulis memberikan saran untuk kelanjutan


penelitian, antara lain:

1. Desain pada tata Taman Kebo Kicak tidak terbatas pada bentuk bintang
namun dapat menggunakan bentuk-bentuk lain. Asalkan tetap berpedoman
pada pengelompokan jenis umbi-umbian.
2. Dengan adanya Taman Kebo Kicak diharapkan pembaca mendapatkan
pengetahuan mengenai cara pelestarian biodiversitas Indonesia khusunya
umbi-umbian dan dapat merealisaikan.
3. Untuk penerapan Taman Kebo Kicak sebagai pelestarian biodiversitas
Indonesia juga di perlukan dukungan dari pemerintah dengan cara
sosialisasi, mengenai keanekaragaman bibit umbi-umbian diharapkan
BLH (Badan Lingkungan Hidup) mampu menyediakan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Djafaruddin, Prof, Ir. 1996. Dasar Dasar Perlindungan (Umum).Jakarta : Bumi


Aksara
Heddy, Suwosono, Ir. 1987. Biologi Pertanian. Jakarta : CV. Rajawali
Indranada, Henry K, Ir.1994. Pengolahan Kesuburan Tanah. Jakarta : Bumi
Aksara
Joko, Sartono S,M.P.Ir dan Ir. I. Indriyati Wibisono, M.P.2007. Hama dan
Penyakit Tanaman Pangan. Yogyakarta : PT. Citra Aji Parama
Kartasapoerta, Ace G,Ir. 1992. Teknologi Benih . Jakarta : PT Asali Mahasatya
Nazsir, Nasrullah. 2008.Teori-Teori Sosiologi. Bandung : Widya Padjadjaran
Ningsih, Murni Irian. 2008. Ensiklopedi Mini Flora. Bandung : CV Alfarisi Putra
Novizan, Ir. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta : PT Agromedia
Pustaka
Waluyo, Kusno, Drs dan Drs Koes Irianto. 2010. Memahami Sains
Botani.Bandung : Sarana Ilmu Pustaka
WS, Don dan Cherry Hadibroto. 2005. Mendesain Taman Mungil. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

You might also like