You are on page 1of 14

PELAKSANAAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) SERTIFIKASI HALAL

OLEH MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) RIAU (STUDI KASUS USAHA


KATERING DI KOTA PEKANBARU)

OLEH
ALDINI FITRI / 1301114063
(aldinifitrii@gmail.com)

Pembimbing : Abdul Sadad, S.Sos , M.Si

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Program Studi Ilmu Administrasi FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63272

Abstract
Standard Operating Procedure (SOP) is guidance of work stages to perform tasks based
on function and tools of work assessment made systematically in order to maintaining
bureaucratic effectively and efficiently. SOP arranged to abridging, straightening, and ordering
tasks which it is contained chronology of process in performing tasks from the beginning task
until the last task. Therefore, in making of halal certification, LPPOM MUI as executioner of the
process has arranged a plot of SOP systematically before the certification being published
including catering enterprise. Facts on field that society and producer are in misperception to
SOP halal licence publication. This research aimed to understand SOP of halal licence and its
application to Catering Enterprise in Pekanbaru City.
Theory of concept which is used by researcher is SOP theory by Purnamasari, which
indicators such as Consistency, Efficiency, Minimization of Error, Problem Resolution and
Working Map. This research use qualitative research method which data analyzed descriptively.
In data collecting, researcher use interview technique, observation and documentation. With
using technique of purposive sampling as source of information and triangulation technique as
source of data validity
Result of this research shows that SOP of Halal Certification by LPPOM MUI Riau
generally and catering enterprise particularly is good enough, nevertheless not implemented
maximally based on efficiency which is not fast by time and precise along with lack of public
socialization to society or producers in Pekanbaru City. On the other hand, process that working
manually made execution of certification still not fast by time and Halal Guarantee System
(HGS) not fully implemented by LPPOM to catering enterprise in Pekanbaru City.
Keywords: Implementation, SOP, Certification, Halal

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 1


psikis. Tentunya maksud dari pasal 4 ini
PENDAHULUAN
apabila dilihat melalui persfektif umat
Pembangunan dan perkembangan Islam mengkonsumsi makanan haram
perekonomian di bidang perindustrian dan mengacam keamanan serta keselamatan
perdagangan nasional telah menghasilkan dan menganggu kenyaman.
berbagai variasi barang dan jasa yang
Secara ideologis, khususnya bagi
dapat dikonsumsi, yaitu semakin
umat Islam persoalan makanan bukan
banyaknya pilihan barang dan jasa yang
hanya harus sehat, melainkan juga harus
ditawarkan dengan aneka jenis dan
halal. Persoalan makanan bagi umat Islam
kualitas. Semakin meningkatnya
selain harus memperhatikan aspek
kebutuhan manusia dalam hal makanan
kesehatan, juga harus sesuai dengan
instant sehingga bermunculan perusahaan
tuntunan Syariat (Hukum Islam). Makanan
– perusahaan makanan sebagai penyedia
dan minuman halal adalah makanan dan
jasa pengolahan makanan.
minuman yang baik yang dibolehkan
Kondisi seperti ini, pada satu sisi memakan atau meminumnya menurut
memberikan manfaat bagi konsumen ajaran Islam yaitu sesuai dengan yang
karena kebutuhan akan barang atau jasa diperintahkan dalam Al- Quran dan
yang diinginkan dapat terpenuhi serta Hadits. Keamanan pangan (food safety)
semakin terbuka lebar kebebasan untuk secara implisit dinyatakan dalam QS. Al-
memilih aneka jenis dan kualitas barang Maidah:88
dan jasa sesuai dengan keinginan dan
kemampuan konsumen. Namun pada sisi
lain dapat mengakibatkan kedudukan
pelaku usaha dan konsumen menjadi tidak
seimbang, di mana konsumen berada pada “Dan makanlah makanan yang halal
posisi yang lemah. Konsumen menjadi lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan
objek aktifitas bisnis untuk meraup kepadamu, dan bertawakallah kepada Allah
dan kamu beriman kepada-Nya”.
keuntungan yang sebesar-besarnya oleh
pelaku usaha melalui kiat promosi, cara Dilihat dari konteks negara
penjualan serta penerapan perjanjian bahwasanya Negara Kesatuan Republik
standar yang merugikan konsumen. Indonesia (NKRI) bukanlah Negara Islam
sehingga bahan baku dan bahan tambahan
Undang-Undang Perlindungan
yang haram banyak beredar. Pemerintah
Konsumen Nomor 8 Tahun 1999, di dalam
tidak bisa menjamin 100% produk yang
Pasal 4 disebutkan bahwa konsumen
beredar adalah halal walaupun pengusaha
memiliki hak-hak yang harus dilindungi
adalah orang beragama Islam, karena bisa
salah satunya adalah hak atas
saja bahan baku yang digunakan
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
merupakan produk import yang berstatus
dalam mengkonsumsi barang dan/atau
haram atau yang belum jelas status
jasa. Hak atas keamanan dan keselamatan
kehalalannya.
ini dimaksudkan untuk menjamin
keamanan dan keselamatan konsumen Disisi lain menurut hasil sensus
dalam penggunaan barang dan jasa yang tahun 2010, 87,18% dari 237.641.326
diperolehnya sehingga konsumen dapat penduduk Indonesia adalah pemeluk
terhindar dari kerugian baik fisik maupun agama Islam . Maka diperlukan sistem

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 2


jaminan halal untuk memastikan kehalalan minuman, obat-obatan maupun kosmetika.
produk yang beredar di pasaran dengan Sebagai lembaga otonom bentukan MUI,
adanya sertifikasi halal dan pencantuman LPPOM –MUI tidak berjalan sendiri.
label halal. Keduanya memiliki keterkaitan erat dalam
mengeluarkan keputusan.
Sertifikasi halal dapat didefinisikan
sebagai suatu kegiatan pengujian secara Latar belakang terbentuknya
sistimatis untuk atau mengetahui apakah LPPOM adalah karena publikasi penelitian
suatu barang yang diproduksi suatu Dr.Ir. Tri Susanto dalam Buletin Canopy
perusahaan telah memenuhi ketentuan yang diterbitkan oleh sanat mahasiswa
halal. Hasil dari kegiatan sertifikasi halal Universitas Brawijaya Malang pada bulan
adalah diterbitnya sertifikat halal apabila januari 1988 tentang jenis-jenis makanan
produk yang dimaksudkan telah dan minuman yang mengandung lemak
memenuhi ketentuan sebagai produk halal. babi yang membuat umat Islam Indonesia
Sertifikat halal ini diperlukan selain dari heboh.
sisi ideologis juga sebagai pendukung LPPOM MUI memiliki cabang di
perekonomian sehingga produk – produk setiap provinsi termasuk adalah Provinsi
lokal tidak kalah saing dengan produk – Riau yang dikenal sebagai negeri melayu
produk luar negeri . dan melayu identik dengan agama Islam.
Menurut Undang – Undang Nomor Menurut data yang dilansir oleh
33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Kementerian Agama Provinsi Riau pada
Halal pada pasal 60. Dalam penentuan tahun 2012 penduduk Provinsi Riau
kehalalan ini merupakan sepenuhnya pemeluk agama Islam sebanyak 88.31%,
otoritas dari Majelis Ulama Indonesia Namun produk halal masih sedikit.
(MUI) sebelum terbentuknya Badan LPPOM MUI Provinsi Riau berdiri pada
Penyelenggara Jaminan Produk Halal Februari 1999. Dalam perkembangannya
(BPJPH) . MUI adalah Lembaga Swadaya dari tahun ke tahun LPPOM MUI Riau
Masyarakat yg mewadahi ulama, zu‟ama, cukup stabil. Dengan semakin
& cendikiawan Islam di Indonesia utk bertambahnya produk – produk yang
membimbing, membina & mengayomi mendapatkan sertifikasi halal walaupun
kaum muslimin di seluruh Indonesia. mengalami peningkatan dan penurunan.
MUI memiliki beberapa lembaga dan Pekanbaru sebagai ibukota provinsi
komisi , adapun untuk masalah yang Riau keadaannyapun tidak jauh berbeda
berhubungan dengan produk halal karena jumlah tempat usaha makanan dan
merupakan kewenangan dari Lembaga minuman yang memiliki sertifikat halal di
Pengkajian Pangan Obat – Obatan dan Pekanbaru masih sangat minim.
Kosmetika (LPPOM). LPPOM MUI Sedangkan jasa usaha makanan dan
bertugas untuk melakukan pengkajian minuman terus meningkat tak terkecuali
kehalalan produk pangan, obat dan adalah usaha katering.
kosmetika. Lembaga Pengkajian Pangan, Di Kota Pekanbaru perusahaan
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis katering yang mengantongi sertifikat halal
Ulama Indonesia (LPPOM MUI), masih sangat sedikit yaitu 25 perusahaan
merupakan sebuah lembaga yang dibentuk pada tahun 2014 dan 2015 , yaitu 25
oleh MUI dengan tugas menjalankan perusahaan dari 64 perusahaan katering
fungsi MUI untuk melindungi konsumen yang terdaftar di Dinas Pariwisata dan
muslim dalam mengkonsumsi makanan, Kebudayaan.

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 3


Pentingnya katering untuk menjamin status kehalalan suatu produk
disertifikasi karena beberapa hal dibawah dengan memperhatikan standart dan
ini : prosedur yang berlaku.
1. Pengguna jasa katering mencakup Melihat penjelasan diatas dapat
masyarakat luas karena bersifat tender dilihat bahwa perusahaan – perusahaan di
atau borongan. Yaitu dari mulai skala Provinsi Riau baik di kota Pekanbaru
kecil yaitu melayani kebutuhan ataupun di daerah disertifikasi oleh
mayarakat umum seperti pesta LPPOM MUI Riau.
pernikahan, pesta ulang tahun dan
hajatan skala kecil sampai pada skala Oleh sebab itu diupayakan
besar dan sangat besar. Skala besar kebutuhan masyarakat tersebut dapat
yaitu melayani kebutuhan khusus terakomodasi agar pelayanan yang
seperti haji, perusahaan, instansi diberikan dapat memuaskan masyarakat
pemerintahan, rumah sakit dan lain – dengan sumber daya pegawai LPPOM
lain sedangkan skala sangat besar yaitu MUI Riau dengan tetap merujuk pada SOP
pelayanan angkutan umum internasional yang berlaku.
dan pesawat udara. A. Perumusan Masalah
2. Produksi katering bervariatif sehingga
kemungkinan ditemukannya titik kritis 1. Bagaimana pelaksanaan Standard
semakin banyak. Sehingga banyak Operating Procedure (SOP) sertifikasi
bahan – bahan yaang perlu diwaspadai halal oleh Majelis Ulama Indonesia
pada produk katering. (MUI) Riau pada usaha katering di Kota
Pekanbaru
Pentingnya produk katering B. Tujuan dan Kagunaan Penelitian
disertifikasi yaitu untuk menenangkan
batin konsumen juga untuk persaingan 1. Tujuan Penelitian
usaha lokal di era Masyarakat Ekonomi a. Untuk menganalisa pelaksanaan
Asean (MEA). Untuk mendapat sertifikat Standard Operating Procedure
halal untuk jasa usaha makanan dan (SOP) sertifikasi halal oleh Majelis
minuman harus memenuhi standar dan Ulama Indonesia (MUI) Riau pada
melewati alur yang telah ditentukan. Yang usaha katering di Kota Pekanbaru
termuat dalam Standar Prosedur Sertifikasi 2. Kegunaan Penelitian
Halal yang biasa disebut dengan Standard a. Kegunaan Teoritis
Operating Procedure (SOP). Prosedur- Hasil penelitian diharapkan dapat
prosedur kerja ukuran-ukuran dasar atau memacu perkembangan ilmu
berkembang sebagai tanggapan internal administrasi negara dan
terhadap waktu yang terbatas dan sumber- memperkaya inventaris hasil-hasil
sumber dari pelaksana sertifikasi halal penelitian dibidang administrasi
yaitu LPPOM MUI sebagai pelaksana khususnya serta menambah
yang membidangi proses ilmiah dan pengetahuan dan pengalaman serta
kimiawi dengan Komisi Fatwa MUI memperluas wawasan dalam
sebagai penentu final apakah sesuai menerapkan teori yang diperoleh
dengan syari‟at Islam atau belum. selama perkuliahan dan bagi
pembangunan ilmu administrasi
SOP merupakan bagian dari
kebijakan publik umumnya,
pelayanan MUI kepada para produsen
khususnya dalam pelaksanaan SOP
yang berkeinginan menerbitkan sertifikasi
sertifikasi halal pada usaha catering
halal. Bahwasanya sertifikasi halal ini
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 4
b. Kegunaan Praktis pemberian fasilitas kerja kepada orang yang
Diharapkan dapat bermanfaat diorganisasikan dalam kelompok formal
sebagai bahan masukan bagi untuk mencapai tujuan. Manajemen menurut
pihak-pihak terkait untuk Siswanto (2013:2) adalah seni dan ilmu
pertimbangan dan sumbanga dalam perencanaan, pengorganisasian,
pemikiran yang bermanfaat pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian
mengenai masalah pelaksanaan terhadap orang dan mekanisme kerja untuk
SOP sertifikasi halal pada usaha mencapai tujuan.
katering oleh MUI Riau. Dari beberapa definisi yang tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
KONSEP TEORI merupakan usaha yang dilakukan secara
1. Manajemen bersama-sama untuk menentukan dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
Dikutip dari Samsudin (2006:15)
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
secara etimologis, kata manajemen berasal
(planning), pengorganisasian (organizing),
dari Bahasa Inggris, yakni management,
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
yang dikembangkan dari kata to manage,
(controlling).
yang artinya mengatur atau mengelola. Kata
manage itu sendiri berasal dari Bahasa 2. Pelaksanaan
Italia, maneggio, yang diadopsi dari Bahasa Dari seluruh rangkaian proses
Latin managiare, yang berasal dari kata manajemen, pelaksanaan (actuating)
manus, yang artinya tangan. merupakan fungsi manajemen yang paling
Manajemen dalam bahasa Arab menurut utama. Dalam fungsi perencanaan dan
Al-Wajiiz dalam kitab Majmaul-Lughoh Al- pengorganisasian lebih banyak berhubungan
'Arabiyyah yang dikutip oleh Munir dan dengan aspek-aspek abstrak proses
wahyu (2006: 10) diartikan sebagai manajemen, sedangkan fungsi actuating
munazzamun yang merupakan segala justru lebih menekankan pada kegiatan yang
sessuatu dan menempatkan segala sesuatu berhubungan langsung dengan orang-orang
pada tempatnya. Kata manajemen di atas dalam organisasi.
mengartikan adanya pengelolaan. Actuating adalah bagian yang penting
Robbin dalam Tunggal ( 2002: 31) dari proses manajemen, berbeda dengan
mendefinisikan manajemen adalah proses ketiga fungsi fundamental yang lain
menyelesaikan aktifitas secara efisien (planning, organizing, dan controlling),
dengsn dan melalui orang lain. Manajemen actuating khususnya berhubungan dengan
menurut Terry dalam Hasibuan (2001:3) orang-orang, bahkan banyak manajer praktis
adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri beranggapan bahwa actuating merupakan
dari tindakan-tindakan perencanaan, intisari dari manajemen, karena banyak
pengorganisasian, penggerakan dan hubungannya dengan unsur manusia.
pengendalian yang dilakukan untuk Terdapat pula pendapat bahwa actuating
mencapai sasaran-sasaran yang telah merupakan suatu seni dan penerapannya
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber secara berhasil tergantung dari pemikiran
daya manusia dan sumber-sumber lainnya. yang intensif.
Sedangkan Millet dalam Siswanto Dalam hal ini, Terry dalam Hajar
(2013:1) mendefinisikan manajemen (2016: 17) mengemukakan bahwa actuating
sebagai suatu proses pengarahan dan merupakan usaha menggerakkan anggota-

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 5


anggota kelompok sedemikian rupa hingga efektif dan efisien, konsisten, standar, dan
mereka berkeinginan dan berusaha untuk sistematis.
mencapai sasaran perusahaan dan sasaran Menurut Purnamasari (2015:7) SOP
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh merupakan hal yang terpenting dalam
karena para anggota itu juga ingin mencapai perusahaan , lembaga, atau organisasi, baik
sasaran-sasaran tersebut. itu perusahaan kecil. Menengah , atau
Actuating (Pelaksanaan) menurut perusahaan besar.
Winardi (2000:197) berasal dari kata kerja Implementasi SOP dalam organisasi
„to actuate‟. Yang dimaksud dengan „to dimaksudkan agar organisasi dapat
actuate‟ adalah berhubungan dengan menghadapi tantangan – tantangan sebagai
aktivitas mempengaruhi orang – orang agar berikut :
mereka suka melaksanakan usaha – usaha ke
1. Tingkat kesulitan kegiatan
arah pencapaian sasaran – sasaran tertentu. operasional semakin tinggi sehingga
Tindakan perencanaan serta risiko terjadinya kesalahan atau
pengorganisasian belumlah akan penyimpangan juga semakin tinggi
memberikan hasil nyata sebelum kita 2. Semakin banyak persyaratan dan
melaksanakan aktivitas – aktivitas yang peraturan perundangan yang harus
berhubungan dengannya. dipatuhi organisasi
Dari pengertian di atas, pelaksanaan 3. Pelanggan yang semakin kritis
(actuating) tidak lain merupakan upaya dengan tuntutan mutu produk
untuk menjadikan perencanaan menjadi organisasi yang konsisten atau
kenyataan, dengan melalui berbagai semakin baik
pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan Dari teori-teori diatas, dapat
secara optimal sesuai dengan peran, tugas disimpulkan bahwa SOP adalah sebagai
dan tanggung jawabnya. landasan atau pedoman dalam menjalankan
tugas, alat ukur kinerja, dan juga dapat
3. SOP memberikan rasa percaya diri karyawan
Ada beberapa istilah acuan dalam dalam melakukan setiap langkah kerja.
pekerjaan, antara lain Work Instruction Purnamasari (2015:13) mengatakan
(Instruksi Kerja) dan Standard Operating bahwa hal-hal yang perlu ada di dalam SOP
Procedure (SOP) . Kedua istilah tersebut yaituseperti tertera di bawah ini.
memiliki fungsi dan makna yang sama yaitu 1. Konsistensi
sebagai acuan kerja perbedaannya hanya
dari pemakaian istilah / bahasa dalam tiap- Karena SOP sebagai suatu ketetapan
tiap organisasi. atau prosedur kerja maka harus
konsisten.Oleh karena itu, semua yang
Menurut Tambunan (2008:79) SOP terlibat di dalamnya harus mempunyai
pada dasarnya adalah pedoman yang berisi kedisiplinan yang tinggi. Tanpa
prosedur – prosedur operasional standar kedisiplinan konsistensi tidak akan
yang ada di dalam suatu organisasi yang pernah tercapai.
digunakan untuk memastikan bahwa semua 2. Efisiensi
keputusan dan tindakan, serta penggunaan
fasilitas – fasilitas proses yang dilakukan Di dalam SOP harus ada unsur
oleh orang orang di dalam organisasi yang efisiensi.Karena semua aktivitas kerja
adalah anggota organisasi berjalan secara diharapkan dapat melaksanakan secara

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 6


cepat, cermat, dan tepat sesuai dengan 4. Halal
tujuan atau hasil yang ingin Halal atau haram suatu produk pangan
diraih.Ketika terjadi kerugian, yang telah termaktub dalam Alquran dan
langsung bisa di cek dari efisiensi Sunnah adalah salah satu ketentuan yang
sumber daya yang dimaksudkan. harus dipatuhi oleh pemeluknya. Secara
3. Meminimalkan Kesalahan subtsansi produk yang dihasilkan yang
SOP menjadi panduan pasti atau diharam-halalkan pada dasarnya memiliki
prosedur kerja yang membimbing para kadungan hikmah dan manfaat. Kehalalan
karyawan agar bekerja secara dan keharaman produk pangan menurut
sistematis. Oleh karena sistematika ajaran islam merupakan otoritas mutlak
yang jelas ini, karyawan diharapkan yang dimiliki oleh Allah
tidak membuat kesalahan yang Subhanahuwata‟ala Manusia tidak bisa
berakibat fatal bagi instansi atau mengubah apapun ketetapan yang
perusahaan yang terkait.Melalui SOP diberikan-Nya, karena keterbatasan daya
diharapkan para karyawan dapat jangkau akal yang dimiliki oleh manusia.
meminimalkan kesalahan. Kata “halal” berasal dari bahasa Arab
4. Penyelesaian Masalah yang berarti melepaskan dan tidak terikat.
Kadangkala konflik bisa saja terjadi, Secara etimologi halal berarti hal-hal yang
misalnya dengan sesama karyawan, dapat dilakukan karena bebas dan tidak
karyawan dengan supervisor, terikat dengan sesuatu yang bebas dari
karyawan dengan pimpinan dan bahaya duniawi dan ukhrawi. Sedangkan
sebagainya.Konflik bisa menjadi thayyib berarti makanan yang tidak kotor
berkepanjangan dan seakan-akan tidak dan rusak dari segi zatnya atau bercampur
ada yang menjadi penengah untuk benda najis dengan pengertian baik.
menyelesaikan konflik tersebut.Jika Makanan dan minuman yang haram dan
dikembalikan ke SOP yang telah yang halal adalah merujuk pada zatnya
disusun secara tepat maka kedua belah (substansinya), dan bukan karena faktor
pihak yang sedang berkonflik harus eksternalnya seperti karena hasil rampasan,
tunduk terhadap SOP tersebut curian dan sebagainya.
sehingga konflik pun dapat segera Makanan halal secara dzatiyah (subtansi
diatasi dengan mudah dan dicari jalan barangnya), menurut Thobieb (2003)
keluarnya. dibagi dalam dua kategori, yaitu jamad
5. Peta kerja (benda mati) dan hayawan (binatang). Yang
SOP yang dibuat bisa sebagai pola termasuk makanan dan minuman yang halal
dimana semua aktivitas yang adalah:
dilakukan sudah tertata secara a. Bukan terdiri dari atau mengandung
rapihdan dijalankan didalam pikiran bagian atau benda dari binatang yang
masing-masing sebagai suatu dilarang oleh ajaran Islam untuk
kebiasaan yang pasti. Melalui SOP, memakannya atau yang tidak
pola kerja menjadi lebih fokus dan disembelih menurut ajaran Islam
tidak melebar kemana-mana. Hal ini b. Tidak mengandung sesuatu yang
akan sangat membantu dalam digolongkan sebagai najis menurut
kemajuan perusahaan. Selain itu peta ajaran Islam.
kerja yang jelas akan mendukung c. Dalam proses, menyimpan dan
aktivitas lebih disiplin. menghidangkan tidak bersentuhan atau

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 7


berdekatan dengan makanan yang tidak bangkai, darah, babi dan hewan yang
memenuhi persyaratan. disembelih dengan nama selain Allah.
Sedangkan minuman yang diharamkan
Allah adalah semua bentuk khamar
METODE
(minuman beralkohol) . Hewan yang
Analisis data yang penulis gunakan adalah dihalalkan akan berubah statusnya menjadi
metode deskriptif kualitatif, dengan haram apabila mati karena tercekik,
pengambilan data primer dan data sekunder terbentur, jatuh ditanduk, diterkam binatang
melalui wawancara, observasi dan buas dan yang disembelih untuk berhala.
dokumentasi. informan ditentukan dengan
“Sertifiksi halal untuk katering
teknik purposive sampling. data – data yang
penting sekali yaitu untuk menjaga
diperoleh akan dibahas secara menyeluruh
keamanan bahan makanan dalam
dengan dibandingkan konsep teori yang
katering tersebut, pemeriksaannya
mendukung pembahasan penelitian ini.
terhadap bahan – bahan makanan
yang digunakan untuk katering ini ,
HASIL PENELITIAN DAN pertama kita lihat dari jenis
PEMBAHASAN bahannya apa saja yang digunakan
kemudian jenis menunya. menu pada
Masalah halal dan haram bukan katering sangat banyak mulai dari
hanya merupakan isu yang sensitif di sayuran sampai dengan dessert yang
Indonesia, tetapi juga selalu mengusik banyak pula terdapat titik kritisnya.
keyakinan umat Islam di seluruh dunia. penting karena menjaga keamanan
Umat Islam di seluruh dunia amat pangan” ”(wawancara dengan Ibu
berkepentingan atas jaminan halal. Amelia , Auditor Halal LPPOM MUI
Indonesia dalam menghadapi perdagangan Riau)
bebas tingkat regional, internasional dan
global, dikhawatirkan sedang dibanjiri Selain untuk menjaga dan
pangan dan produk lainnya yang memberikan kenyamanan, menyediakan
mengandung atau terkontaminasi unsur pangan yang halal juga menjadi bisnis yang
haram. Dalam teknik pemrosesan, sangat prospektif. Karena, dengan logo halal
penyimpanan, penanganan, dan pengepakan itu dapat mengundang pelanggan yang loyal.
acapkali digunakan bahan pengawet yang Dan ini ternyata bukan hanya diminati oleh
membahayakan kesehatan atau bahan kalangan muslim, tetapi juga oleh banyak
tambahan yang mengandung unsur haram pelanggan yang non-muslim.
yang dilarang dalam agama Islam. “Kami melakukan sertifikasi untuk
Prinsipnya, halal atau tidak halal usaha kami agar pelanggan lebih
tidak hanya berkutat pada masalah yakin terhadap kami , supaya orang
penggunaan bahan, namun juga proses percaya dan mendapat nilai tambah
produksi, sarana distribusi, transportasi dan di mata masyarakat. Apalagi jika
penyimpanannya. Hal yang sangat ingin masuk suatu proyek atau tender
dikhawatirkan adalah adanya kontaminasi , perusahaan akan menanyakan
antara produk haram dan halal. Pada sertifikasi halal jika katering belum
prinsipnya semua bahan makanan dan punya sertifikasi halal maka otomatis
minuman adalah halal, kecuali yang tidak lolos. Namun yang lebih penting
diharamkan oleh Allah dan Rosul-Nya. dari itu agar konsumen yakin dan
Bahan yang diharamkan Allah adalah kamipun menjadi yakin bahwa yang

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 8


kami oleh ini sudah sesuai dengan hingga pendistribusiannya. Sedangkan
tuntunan agama” ”(wawancara pemeriksaan dari aspek syariah dilakukan
dengan Ibu Yus, Produsen Katering) oleh Komisi Fatwa MUI.
Hasil pemeriksaan/audit dan hasil
Sertifikasi Halal harus menempuh
laboratorium dievaluasi dalam Rapat Tenaga
langkah – langkah yang telag ditetapkan
Ahli LPPOM MUI.
LPPOM MUI yaitu sebagai berikut :
Jika telah memenuhi persyaratan,
maka dibuat laporan hasil audit untuk
1. Pendaftaran diajukan kepada Sidang Komisi Fatwa MUI
Setiap produsen yang mengajukan untuk diputuskan status kehalalannya.
sertifikat halal bagi produknya harus
5. Evaluasi Pasca Audit
mengajukan surat permohonan serta mengisi
formulir yang telah disediakan. Formulir a. Rapat Auditor
pendaftaran harus diisi lengkap, disertai dengan
dokumen pendukungnya. b. Rapat Komisi Fatwa
2. Pembiayaan Sertifikasi Sertifikat halal akan diterbitkan jika
produk sudah dinyatakan halal dalam Rapat
Pembiayaan sertifikasi dilakukan Komisi Fatwa. Jika Rapat Komisi Fatwa
setelah pendaftaran melalui akad sertifikasi. memutuskan bahwa masih terdapat
Biaya Sertifikat Halal ditentukan atas dasar kekurangan persyaratan sehingga status
besar kecil perusahaan dengan halal produk belum dapat diputuskan, maka
mempertimbangkan : Bidang Auditing mengirimkan kembali audit
(1) Golongan usaha / kapasitas produksi memorandum yang berisi informasi tentang
/ omzet semua kekurangan yang harus segera
(2) Kerumitan Pemeriksaan ditindaklanjuti perusahaan. Bila semua
(3) Teknologi yang digunakan kekurangan telah dilengkapi, maka laporan
3. Pemeriksaan Kecukupan Dokumen akan dibahas kembali dalam Rapat Komisi
Fatwa berikutnya.
Jika dokumen pendaftaran dinilai cukup,
maka audit dapat dilakukan. Pemeriksaan 6. Penerbitan Sertifikat Halal
kecukupan dokumen dilakukan terhadap Sertifikat halal produk diterbitkan setelah
formulir pendaftaran beserta seluruh produk tersebut dinyatakan halal dalam
dokumen pendaftaran yang dipersyaratkan. rapat komisi fatwa MUI.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan belum 1. Masa berlaku Sertifikasi halal
terpenuhinya persyaratan pendaftaran, maka a. Sertifikat Halal hanya berlaku
Bidang Auditing mengirimkan surat (Pre selama dua tahun.
Audit Memorandum) yang berisi informasi b. Tiga bulan sebelum berakhir masa
tentang semua kekurangan yang harus berlakunya sertifikat, LPPOM MUI
segera ditindaklanjuti perusahaan. akan mengirimkan surat
4. Pelaksanaan Audit pemberitahuan kepada produsen
yang bersangkutan.
Untuk menjalankan tugas melakukan
c. Dua bulan sebelum berakhir masa
pemeriksaan produk yang hendak
berlakunya sertifikat, produsen harus
disertifikasi halal, LPPOM MUI didukung
daftar kembali untuk Sertifikat Halal
oleh para auditor halal yang bertugas
yang baru.
melakukan pemeriksaan produk dari sisi
d. Produsen yang tidak memperbaharui
kandungan, proses produksi, penyimpanan,
Sertifikat Halalnya, tidak diizinkan

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 9


lagi menggunakan Sertifikat Halal katering khususnya dilihat dari beberapa
tersebut dan dihapus dari daftar yang indikator.
terdapat dalam majalah resmi LP
A. Konsistensi
POM MUI, Jurnal Halal. Indikator pertama dari teori
e. Jika Sertifikat Halal hilang, Purnamasari adalah tentang Konsistensi.
pemegang harus segera Konsistensi merupakan suatu ketetapan
melaporkannya ke LPPOM MUI. dalam menjalankan kegiatan terutama pada
f. Sertifikat Halal yang dikeluarkan pelaksanaan sertifikasi halal suatu produk
oleh MUI adalah milik MUI. Oleh makanan termasuk adalah usaha katering.
sebab itu, jika karena sesuatu hal Dengan diberlakukannya SOP oleh LPPOM
diminta kembali oleh MUI, maka MUI Riau yang mengacu pada LPPOM
pemegang sertifikat wajib MUI Pusat dimaksudkan agar alur
menyerahkannya. pelaksanaan pemberian sertifikasi berjalan
g. Keputusan MUI yang didasarkan dengan konsisten dan terarah. Kegiatan
atas fatwa MUI tidak dapat diganggu pelaksanaan sertifikasi halal khususnya pada
gugat. pengusaha katering dapat dilihat dari
Gambar logo halal resmi MUI adalah konsesitensi LPPOM MUI Riau yang tetap
sebagai berikut : berpedoman pada petunjuk teknis sesuai
SOP yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Selanjutnya, dengan mengetahui
ketetapan administrasi prosedur, produsen
katering dapat pula membantu para audior
halal untuk dapat terus memperbaiki dan
meningkatkan kualitas dan prosedur
pelaksanaan sertifikasi halal yang sudah
ditetapkan.
Untuk menjaga konsistensi dari
proses sertifikasi halal kegiatan di LPPOM
juga harus bisa membagi waktu pelayanan
2. Sistem Pengawasan terhadap produk – produk yang akan
disertifikasi serta kegiatan – kegiatan
Yaitu Perusahaan wajib LPPOM lainnya.
menandatangani perjanjian untuk menerima Banyaknya produk yang disertifikasi
Tim Sidak LPPOM MUI, Perusahaan dan kegiatan lainnya tidak membuat
berkewajiban menyerahkan laporan audit LPPOM mengambil jalan pintas dalam
internal setiap 6 (enam) bulan setelah prosesnya, semua kegiatan dilakukan sesuai
terbitnya Sertifikat Halal, Jika terjadi p dengan alur yang telah adaLPPOM
erubahan bahan baku, bahan tambahan dan Konsistensi dalam pelaksanaan sertifikasi
penolong, serta jenis pengelompokkan untuk semua produk yang mendaftar bahkan
produk harus diinformasikan kepada LP setelah produk tersebut telah mendapatkan
POM MUI serta produsen berkewajiban sertifikat halal. LPPOM Konsisten dalam
melengkapi dokumen terbaru tentang mengawasi produk dengan cara melakukan
spesifikasi, sertifikat halal dan bagan alir inspeksi mendadak. Dengan adanya azas
proses. konsistensi dalam pelaksanaan sertifikasi
Pelaksanaan SOP sertifikasi halal akan membuat masyarakat semakin yakin
produk makanan pada umumnya dan usaha

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 10


dengan produk yang beredar yang telah C. Minimalisasi Kesalahan
mendapat sertifikat halal. Minimalisasi kesalahan merupakan
kemampuan yang dimiliki seorang petugas
B. Efisiensi dapat memberikan pelayanan yang bebas
1. Segi biaya dari kesalahan. Kesalahan disini
Biaya sangat dibutuhkan untuk dimaksudkan yaitu menjauhkan segala
kelangsungan suatu kegiatan termasuk juga macam errors disetiap proses pelaksanaan
pelaksanaan sertifikasi halal. Berdasarkan sertifikasi halal khususnya sertifikasi halal
observasi dan pengumpulan data yang untuk katering serta harus adanya
dilakukan oleh peneliti biaya yang sistematika yang jelas bagi karyawan dalam
dihabiskan dalam pelaksanaan sertifikasi menjalankan tugas dan kewajibannya.
halal cukup besar baik itu dari segi Prosedur yang jelas dan mudah difahami
pengeluaran produsen katering untuk dapat meminimalisir kesalahan baik itu di
mendapatkan sertifikat halal ataupun dari pihak LPPOM maupun produsen katering.
segi LPPOM MUI Riau sebagai Selanjutnya, kesalahan yang terjadi
pelaksananya. Dari segi produsen katering, bisa diminimalisir dengan adanya koordinasi
di Pekanbaru usaha katering bisa yang baik antar karyawan maupun
diklasifikasikan dari golongan A2 sampai komunikasi dari LPPOM dengan produsen
A3 yaitu dengan biaya berkisar antara katering itu sendiri.
Rp.3.500.000 sampai dengan Rp. 800.000. a. Koordinasi Antar Auditor
Golongan A2 untuk usaha menengah dengan
cakupan PT, CV, dan UD. sedangkan Koordinasi antar auditor perlu
golongan A3 mencakup usaha kecil seperti dilakukan untuk keteraturan aktivitas di
PIRT. LPPOM dan keteraturan proses pelaksanaan
sertifikasi produk khususnya. Kelancaran
2. Segi Waktu koordinasi dan komunikasi antar audior ini
disebabkan karena kesamaan latar belakang
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh salah satunya latar belakang pendidikan
peneliti waktu yang digunakan untuk sehingga bisa saling memahami satu sama
mendapatkan sertifikat halal oleh usaha lain. Latar belakang yang sama merupakan
katering yaitu berkisar antara 3 minggu salah satu faktor penentu dari proses daya
sampai 1 bulan, Namun bisa mencapai 3 tarik individu untuk berinteraksi satu sama
bulan apabila ditemukan banyak lain.
permasalahan. b. Koordinasi LPPOM dengan Komisi
Fatwa
3. Segi Tenaga
Selain LPPOM MUI pihak yang
karyawan LPPOM MUI Riau ditempatkan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
sesuai dengan keahlian masing – masing, sertifikasi halal ini yaitu Komisi Fatwa MUI
untuk auditor halal diharuskan dari sarjana c. Koordinasi LPPOM dengan
berlatar belakang saintis. Serta adanya Produsen Katering
keterlibatan komisi fatwa MUI dalam proses
Seperti yang dijelaskan sebelumnya
pelaksanaan sertifikasi halal menunjukkan
bahwa setelah perusahaan mendapatkan
bahwa setiap kegiatan dipegang oleh
setifikat halal koordinasi tetap berjalan
ahlinya.
Kesalahan dlm sertifikasi halal
diminimalisir dengan kejelasan prosedur ,

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 11


koordinasi yang baik oleh semua pihak serta kegaitan dapat berjalan. Memetakan suatu
sistem yang canggih. LPPOM MUI Riau pekerjaan harus sesuai dengan kemampuan
telah berusaha sekuat tenaga untuk yang dimiliki oelh pegawai agar pelayanan
meminimalisir kesalahan – kesalahan dan yang diberikan dapat berjalan efektif dan
melakukan berbagai cara untuk efisien.
mengantisipasi hal tersebut. Kendatipun Dari hasil wawancara diatas dapat
demikian kesalahan pasti akan muncul diketahui bahwa pembagian tugas ( job
karena mustahil untuk berjalan lancar 100%. description) atau peta kerja sudah sesuai
D. Penyelesaian Masalah dengan apa yang diharapkan dengan arti
kata right man to the right place .
Tidak dipungkiri jika di dalam sebuah
organisasi pasti akan terjadi permasalahan
antara pemberi ataupun penerima layanan
PENUTUP
yang timbul dalam aktivitas sehari – hari.
Peran semua anggota LPPOM terlebih A. Kesimpulan
adalah auditor yang langsung bersentuhan Dari hasil penelitian yang dilakukan
dengan pengusaha katering dalam tentang pelaksanaan Standard Operating
menyelesaikan masalah jika terjadi tuntutan Procedure (SOP) sertifikasi halal oleh
dari pengusaha untuk melaksanakan proses Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau pada
pemberian sertifikasi dalam waktu singkat usaha katering di Kota Pekanbaru berjalan
sementar karyawan bekerja berdasarkan dengan cukup baik. Berdasarkan hasil
SOP yang waktu penyelesaiannya sudah penelitian dan pembahasan sebelumnya
ditetapkan dan ditentukan. Prosedur tersebut dapat dibuat kesimpulan berikut:
tidak bisa dilanggar oleh siapapun. 1. SOP sertifikasi halal LPPOM MUI
Masalah yang kerap muncul yaitu ketika Riau yang berupa flowchart sudah
terjadi kelengahan baik itu dari pihak bagus berupa tahapan – tahapan yang
LPPOM maupun produsen yaitu tentang terarah dan bisa meminimalisir
pergantian bahan dasar seperti gula. Hal keasalahan. Prosedurnyapun rapi
seperti ini merupakan pelanggaran SOP dimulai dari proses pendaftaran ,
karena apabila terjadi pergantian bahan pembayaran, pemeriksaan kecukupan
dasar produsen harus terlebih dahulu dokumen, audit, evaluasi pasca audit
mmelapor kepada LPPOM dan LPPOM berupa rapat tim ahli dan rapat
akan memberikan solusi serta rekomendasi dengan komisi fatwa MUI Riau yang
apabila bahan dasar awal habis ataupun hasil akhirnya berupa sertifikat halal
langka di pasaran. oleh MUI yang bisa ditempel pada
papan nama serta brosur usaha
E. Peta Kerja katering. Prosedur sertifikasi halal
Peta kerja merupakan pola aktivitas yang yang konsisten akan meyakinkan
sudah tertata rapi agar pelayanan menjadi konsumen dan juga menguntungkan
lebih fokus dan tidak melebar kemana – produser dan menjadi nilai tambah
mana. Dengan memetakan suatu pekerjaan dalam persaingan. Namun, pada
diharapkan pelayanan yang diberikan dapat pelaksaannya di Provinsi Riau belum
terarah, disiplin dan dapat membantu sepenuhnya menerapkan sistem SJH
kemajuan suatu organisasi. SOP Sertifikasi , hanya berupa sertifikasi produk.
Halal sangat penting bagi kelangsungan Sehingga setelah perusahaan
LPPOM karena dengan adanya SOP mendapat sertifikat ada beberapa

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 12


masalah yang timbul seperti Jasmani dan Rohani. Jakarta : Al
pergantian bahan baku yang langka Mawardi Prima
di pasaran. Hal ini disebabkan karena Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk
tidak adanya auditor internal Halal Direktorat Jenderal Bimbingan
perusahaan secara khusus untuk
menangani problem ini. Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji, 2003, Modul
B. Saran Pelatihan
Dari kesimpulan yang telah Auditor Internal Halal, Jakarta:
dikemukakan diatas,penulis memberikan Departemen Agama RI.
saran atau masuka
n-masukan sebagai berikut:
1. Sebaiknya diterapkan SJH secara _______, 2003, Panduan Sertifikasi Halal,
menyeluruh untuk setiap perusahaan Jakarta: Departemen Agama RI.
yang mendapatkan sertifikat.
2. Sebaiknya LPPOM melakukan
Budiharto, M. 2014. Panduan Praktis
sosialisi seperti menyelenggarakan
Menyusun SOP. Jakarta : Raih Asa
seminar, talkshow tentang prosedur
Sukses (Penebar Swadaya Grup)
sertifikasi halal khusus katering,
seperti yang telah dilakukan di pusat. Bungin, Burhan. 2012. Metodologi
Sehingga produsen tidak memandang Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo
negatif prosedur seperti menganggap Ekotama, Suryono. 2013. Cara Mudah
prosedur yang lama, berbelit – belit Menyusun SOP. Yogyakarta : Media
dan mahal. Pressindo
3. Sebaiknya LPPOM MUI Riau
mengembalikan website yang telah Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Pintar
lama mati sehingga bisa menambah Memahami SOP (Standar
wawasan masyarakat tentang produk Operasional Prosedur). Yogyakarta :
halal dan menjadi sarana komunikasi Flashbook
dua arah baik itu oleh LPPOM Hasibuan, Malayu, 2001. Manajemen
kepada perusahaan ataupun dari Sumber Daya Manusia. Jakarta :
LPPOM kepada masyarakat. Bumi Aksara
4. Harus ada kepedulian dari
Pemerintah Provinsi Riau kepada Munir, Wahyu Illahi. 2006. Manajemen
LPPOM MUI Riau, khususnya Dakwah. Jakarta : Prenada Media
dalam hal anggaran. Karena tidak Purnamasari, Evita P. 2015. Panduan
bisa dipungkiri tanpa dana kegiatan Menyusun SOP.Yogyakarta : Kobis
apapun tidak akan bisa berjalan.
Qardhawi, Yusuf, Al Halal wal Haram fil
Selama ini LPPOM mencari pundi –
Islam terj. Wahid Ahmadi, et al., Halal
pundi sendiri.
Haram dalam Islam, Solo: Era
Intermedia, 2000.
DAFTAR PUSTAKA
Sadili, Samsudin. 2006. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Bandung : Pustaka
Al- Asyhar , Thobieb . 2003. Bahaya Setia
Makanan Haram bagi Kesehatan

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 13


Sailendra, Annie. 2015. Langkah – Langkah Dokumen - Dokumen
Praktis Membuat SOP. Yogyakarta : Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996
Trans Idea Publishing Tentang Pangan
Santoso, Dwi Joko. 2014. Lebih Memahami
SOP (Standard Operating Procedure).
Surabaya : Kata Pena Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen
Siswanto. 2013. Pengantar Manajemen.
Jakarta : Bumi Aksara
Soemohawidjojo, Arini T. 2014. Mudah Undang – Undang No 32 Tahun 2014
Menyusun SOP. Jakarta : Penerbar tentang Jaminan Produk Halal
Plus (Penebar Swadaya Grup)
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Sumber Internet
Administrasi. Bandung: Alfabeta
Bestari, Indra Ceppy. Urgensi Masyarakat
Suharto. Edi. 2003. Metode Penelitian Halal. http://pusathalal.com, dikutip pada
Administrasi. Bandung: Alfabeta tanggal ebruari , pukul 21:44
Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Proses Sertifikasi Halal,
Administrasi Publik. Jakarta : Erlangga http://www.halalmui.org/mui14/index.php/
Tambunan, Rudi M. 2008. Pedoman main/go_to_section/58/1366/page/1, dikutip
Penyusunan Standard Operating 23 Februari 2016, pukul 20:45
Procedures (SOP). Jakarta : Maiestas
Publishing
Tunggal, Widjaja Amin. 2002. Manajemen
Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka
Cipta
Wiludjeng, Sri SP. 2007. Pengantar
Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu
Karya Ilmiah
Rosi Rosmawati, dkk. 2011.
“Existence and Responsibility of Majelis
Ulama Indonesia (MUI) in Application and
Certification Labeling Halal Food Product
in Indonesia. Fakultas Hukum. Universitas
Padjajaran, Bandung
Siti Hajar. 2016. Pelaksanaan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelayanan Surat Taanah di Kantor Camat
Sukajadi Kota Pekanbaru . Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Riau,
Pekanbaru

JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari - 2017 Page 14

You might also like