You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Sistem Manajemen Basis Data Spasial yang
berjudul “Koneksi PostgreSQL pada PostGIS, OpenJump, dan QuantumGIS beserta Query
Spasial” dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penulisan laporan Sistem Manajemen Basis Data Spasial ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan praktikum ini, khususnya kepada :

1. Bapak Yanto Budisusanto, S.T.,M.Eng. selaku dosen mata kuliah Sistem


Manajemen Basis Data Spasial
2. Orang tua penulis yang selalu memberi semangat dan motivasi
3. Semua pihak yang telah membantu dan member dukungan sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan berikutnya. Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi
pembaca, terutama bagi mahasiswa Departemen Teknik Geomatika ITS.

Surabaya, November 2018

Penulis
Daftar isi
Daftar gambar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan populasi mencapai
265 juta jiwa yang menghuni pada seluruh wilayah seluas 1.990.250 km² (BPS, 2013).
Dengan populasi dan wilayah yang sangat besar, dibutuhkan suatu sistem basis data yang
menghimpun seluruh data mengenai kependudukan maupun kewilayahan. Hal ini menjadi
penting karena akan mempermudah proses administrasi dalam suatu Negara. Salah satu
aplikasi sistem basis data spasial yang dapat digunakan adalah PostgreSQL.

PostgreSQL merupakan sebuah sistem basis data yang disebarluaskan secara bebas
menurut Perjanjian lisensi BSD. Piranti lunak ini merupakan salah satu basis data yang
paling banyak digunakan saat ini, selain MySQL dan Oracle. PostgreSQL menyediakan
fitur yang berguna untuk replikasi basis data. PostgreSQL adalah sistem database yang
kuat untuk urusan relasi, open source. PostgreSQL dapat pula dikembangkan untuk
memproses data spasial dengan cara mengkoneksikannya ke PostGIS. Dengan adanya fitur
basis data spasial, aplikasi ini dapat di implementasikan pada kasus-kasus yang melibatkan
basis data dengan data lokasi.

Dalam laporan ini akan dipaparkan bagaimana cara koneksi PostgreSQL pada
PostGIS untuk membuat kolom geometri dan mengisi data spasial, koneksi PostgreSQL
pada software GIS (OpenJump, QuantumGIS), komunikasi update 2 arah, serta query
spasial.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Sistem Manajemen Basis Data Spasial ini
adalah sebagai berikut :

1. Mengkoneksikan PostgreeSQL pada PostGIS untuk membuat kolom geometri dann


mengisi data spasial
2. Mengkoneksikan PostgreSQL pada software GIS (OpenJump, QuantumGIS) untuk
menampilkan plot data spasial yang telah dibuat
3. Melakukan komunikasi update dua arah antara software database dan software GIS
4. Mengaplikasikan query spasial pada basis data spasial yang telah dibuat

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan laporan Sistem Manajemen Basis Data Spasial ini
adalah mampu menggunakan aplikasi PostgreSQL dalam membuat basis data spasial
dengan cara mengkoneksikan pada PostGIS untuk membuat kolom geometri, mengisi data
spasial dan melakukan query spasial serta koneksi pada Software GIS untuk menampilkan
plot data spasial.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Data Spasial
Data spasial adalah sebuah data yang berorientasi geografis dan memiliki sistem
koordinat tertentu sebagai dasar referensinya. Sebagian besar data yang akan ditangani
dalam SIG merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki
sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian penting
yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi (spasial) dan informasi
deskriptif (atribut) yang dijelaskan berikut ini:

1. Informasi lokasi (spasial) merupakan informasi yang berkaitan dengan suatu


koordinat baik koordinat geografi (lintang dan bujur) maupun koordinat Cartesian
XYZ (absis, ordinat dan ketinggian), termasuk diantaranya sistem proyeksi.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non-spasial merupakan informasi suatu
lokasi yang memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengan lokasi tersebut,
contohnya jenis vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya. Informasi
atribut seringkali digunakan pula untuk menyatakan kualitas dari lokasi.

Secara sederhana format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam SIG, data spasial
dapat direpresentasikan dalam dua format yaitu data vector dan data raster.

2.2 Data Atribut


Data atribut memberikan gambaran atau menjelaskan informasi berkaitan dengan
fitur peta atau cara kerja SIG. Data atribut dapat disimpan dalam format angka maupun
karakter. Pada Sistem Informasi Geografis, utamanya di ArcView dan ARC/INFO data
atribut dihubungkan dengan data spasial melalui identifier (ID) yang terkait di fitur. Pada
ArcView file dikenal dengan nama shapefile (*.SHP) yang terdiri dari serangkaian file,
atribut yang disimpan pada file berekstensi *.dbf.

2.3 Penentuan Atribut


Analisis kebutuhan atribut berganda sangat bergantung pada proses penentuan
atribut oleh pembuat keputusan karena dengan atribut tersebut pembuat keputusan akan
mengevaluasi pencapaian tujuan keputusan. Dalam melakukan pengambilan ide atribut ada
dua cara yang dapat ditempuh pembuat keputusan yaitu menggunakan panel ahli dan
melakukan survey literatur. Atribut yang digunakan harus mewakili tujuan yang ingin
dicapai. Proses pencarian hingga sub-sub atribut yang lebih kecil terus dilakukan hingga
diperoleh atribut yang nyata. Hal-hal yang harus dimilik oleh atribut sebagai berikut:

A. Atribut harus lengkap, atribut telah mewakili semua hal yang relevan terhadap
keputusan akhir.
B. Atribut saling terpisah satu dengan yang lain, atribut tidak harus tergantung pada
atribut lain sehingga dapat dilakukan proses trade off pada langkah selanjutnya dan
menghindari double-counting.
C. Atribut dibatasi pada hal penting (signifikan) bagi kinerja, atribut diawali oleh
tujuan utama yang abstrak dan ditingkat paling bawah.

2.4 Pembobotan Atribut


Atribut tidak selalu memilliki tingkat kepentingan yang sama. Dengan pemberian
pembobotan yang berbeda, pembuat keputusan dapat menuangkan pertimbangan nilai
kepentingan yang berbeda diantara atribut keputusan. Bobot juga akan membimbing
seorang manajer proyek atau program untuk mengupayakan hal terbaik dalam pencapaian
target yang memilliki bobot terbesar karena besarnya bobot juga menggambarkan tingkat
tanggung jawab yang lebih besar terhadap atribut tersebut.

Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu
pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif &
obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan
subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan,
sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas.
Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga
mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan.

2.5 Bahasa Query Spasial

1. Tipe Queri Spasial


 Nearess queries : Meminta objek yg berada dekat lokasi tertentu. Cth, queri utk
mencari semua restoran yg berada dlm jarak ttt dari suatu titik ttt.
 Region queries : Meminta objek yg berada sebagian atau keseluruhan pada area
ttt. Cth, queri utk mencari semua toko eceran di dalam suatu kota
 Queries that request intersections and unions of regions : Meminta objek yg
berada pada area yg beririsan atau gabungan dari beberapa area. Cth, dari
informasi tahunan mengenai curah hujan & kepadatan penduduk, diajukan queri
utk mendapatkan semua area dengan curah hujan rendah & kepadatan penduduk
tinggi. Perhitungan queri ini dgn melakukan join dari 2 relasi spasial.
2. Bahasa Query Spasial :
 Tipe data spasial, mis poin, linestring, poligon
 Operasi spasial, cth. overlap, distance, nearest neighbor.
Dapat dipanggil dari bahasa queri,
cth. SQL3
SELECT Sname
FROM Senator S
WHERE S.district.Area() > 300
3. Standar bahasa Query Spasial
 Bahasa queri standar : SQL3
 OGIS (Open Geodata Interchange Standar) : standar utk tipe data spasial &
operator

2.6 Software GIS


Software GIS adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk mengolah sistem
informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).
Dalam hal ini, software yang dipakai adalah OpenJump dan QuantumGIS.

OpenJump adalah Sistem Informasi Geografis open source (GIS) yang ditulis
dalam bahasa pemrograman Java. Ini dikembangkan dan dipelihara oleh sekelompok
sukarelawan dari seluruh dunia OpenJump dimulai dengan JumpGIS yang dirancang oleh
Vivid Solutions.

Sedangkan QGIS adalah perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG) Open Source
yang user friendly dengan lisensi di bawah GNU General Public License. QGIS
merupakan proyek tidak resmi dari Open Source Geospatial Foundation (OSGeo). QGIS
dapat dijalankan pada Linux, Unix, Mac OSX, Windows dan Android, serta mendukung
banyak format dan fungsionalitas data vektor, raster, dan basisdata.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
a) Waktu : 29 November – 2 Desember 2018
b) Tempat : Asrama ITS

3.2 Alat dan Bahan


a) Software : PostgreeSQL, PostGIS, OpenJump, QuantumGIS,
Microsoft Word 2007
b) Hardware : Laptop dan alat tulis

3.3 Diagram Alir Pembuatan Basis Data Spasial

Mulai

Membuat database
di PostgreSQL

Input data

Koneksi ke software
PostGIS

Query Input kolom geometri


Spasial dan data spasial

Koneksi software GIS Komunikasi


(OpenJump, QGIS) Update 2 arah

Selesai

You might also like