You are on page 1of 9

SIKAP DAN STIGMA PERAWATAN JIWA

PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ PROF. HB SAANIN


Nehru Nugroho1, Khatijah Bin Abdullah2, Feri Fernandes1
1
Universitas Andalas Padang Program Studi Magister Keperawatan Peminatan Jiwa
2
Malaka university, Malaysia
e-mail : jmkbengkulu@gmail.com

Abstract: Schizophrenic patients experience limitations to perform their role as normal


humans. This limitation makes the beliefs of nurses form perceived attributes deviate as
people with mental disorders that are difficult to cure, unpredictable and discriminatory
occurrence known as stigmatization. The aim of this research was to identify the relation-
ship between attitudes with the stigma of mental nurses in schizophrenic patients. De-
scriptive analytic research design, cross sectional approach. A sample of 140 nurses, mak-
ing the entire population a subject of research. The result of the research was the attitude
of the nurse's authority to show the negative attitude, the attitude of the virtue, the social
restriction and the ideology of mental health community showed positive nurse attitude.
Most stigma of nurses in schizophrenic patients was high. There was a relationship be-
tween social restriction and nurse stigma in schizophrenic patients. While there is no cor-
relation between attitude of authority, virtue, and ideology of mental health community
with stigma of nurse in schizophrenic patient at RSJ Prof.HB Saanin Padang 2015. Sug-
gestion for institution especially in nursing field conducting education and training on
nurse about stigma of nurse in schizophrenia patient so nurse able to reduce the occur-
rence of stigma especially discrimination by nurse and patient get more optimal nursing
service.
Keywords : Nurse Attitude, Nurse Stigma and Schizophrenia Patient

Abstrak: Pasien skizofrenia mengalami keterbatasan untuk melakukan perannya


sebagaimana manusia yang normal. Keterbatasan ini menjadikan keyakinan dari perawat
membentuk atribut yang dipersepsikan menyimpang sebagai orang dengan kelainan
mental yang sulit untuk disembuhkan, sulit diprediksi dan terjadinya diskriminatif yang
dikenal dengan stigmatisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan
antara sikap dengan stigma perawat jiwa pada pasien skizofrenia. Desain penelitian
deskriptif analitik, pendekatan cross sectional. Sampel 140 perawat, dengan menjadikan
seluruh populasi sebagai subjek penelitian. Hasil penelitian adalah sikap kewenangan
perawat menunjukkan sikap negatif, sikap kebajikan, batasan sosial dan ideologi
masyarakat kesehatan jiwa menunjukkan sikap perawat yang positif. Sebagian besar
stigma perawat pada pasien skizofrenia adalah tinggi. Ada hubungan antara sikap
pembatasan sosial dengan stigma perawat pada pasien skizofrenia. Sedangkan tidak
terdapat hubungan antara sikap kewenangan, kebajikan, dan ideology masyarakat
kesehatan jiwa dengan stigma perawat pada pasien skizofrenia di RSJ Prof.HB Saanin
Padang 2015. Saran untuk institusi khususnya bidang keperawatan melaksanakan
pendidikan dan pelatihan pada perawat tentang stigma perawat pada pasien skizofrenia
sehingga perawat mampu menurunkan terjadinya stigma khususnya diskriminasi oleh
perawat dan pasien mendapatkan layanan keperawatan yang lebih optimal.
Kata Kunci : Sikap Perawat, Stigma Perawat dan Pasien Skizofrenia

mempengaruhi berbagai area fungsi pada


Skizofrenia merupakan suatu penyakit
pasien skizofrenia, termasuk fungsi berpikir
jiwa berat dan sering kali berlangsung kro-
dan berkomunikasi, menerima dan
nis dengan gejala utama berupa gangguan
menginterpretasikan realitas, merasakan dan
proses pikir. Reaksi psikotik yang

007
008 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 1, April 2017, hlm. 001-101

menunjukkan emosi dan berprilaku yang Prasangka yang dialami oleh individu
dapat diterima secara rasional (Stuart, dengan skizofrenia dapat menyebabkan
2007). stigmatisasi. Disability Rights California
(DRC) menjelaskan bahwa stigma gangguan
Resiko menderita skizofrenia di seluruh jiwa adalah sebuah fenomena sosial tentang
dunia muncul 2000 kasus setiap tahun. Di sikap masyarakat terhadap individu yang
Amerika Serikat >2000 orang menderita mengalami gangguan jiwa serta
skizofrenia (Sadock dan Sadock, 2010). Ti- menunjukkan abnormalitas pada pola
ga dari empat kasus skizofrenia terjadi pada perilakunya, serta dipandang memiliki
usia antara 17-25 tahun. Sembilan puluh identitas sosial yang menyimpang, sehingga
lima persen orang-orang dengan skizofrenia membuat masyarakat tidak dapat menerima
akan menderita skizofrenia seumur hidup. sepenuhnya. Akibatnya masyarakat
Skizofrenia menempati rangking keempat cenderung diskriminatif.
dari bagian beban penyakit di seluruh dunia Studi di Turkis menunjukkan adanya
(Stuart dan Laraia, 2009). Secara Nasional stigmatisasi perawat pada pasien
terdapat 0,17% penduduk Indonesia yang skizofrenia, didapatkan 51% dari 543
mengalami Gangguan Mental Berat (Skizof- perawat kesehatan mental menyatakan
renia) atau secara absolute terdapat 400 ribu bahwa skizofrenia yang disebabkan oleh
jiwa lebih penduduk Indonesia. Prevalensi adanya masalah sosial, 32% menyatakan
gangguan jiwa berat untuk Provinsi Su- bahwa orang skizofrenia seharusnya tidak
matera Barat dengan prevalensi gangguan diperbolehkan untuk bebas bersosialisasi di
jiwa berat sebesar 1,9 per mil (Riskesdes, masyarakat dan 92% tidak akan mau
2013). Angka ini menunjukkan bahwa ang- menikah dengan orang dengan skizofrenia
gota masyarakat yang mengalami gangguan (Kukulu &Ergun 2007). Serafini (2010)
jiwa berat cukup besar atau dapat dikatakan menjelasan bahwa perawat meyakini bahwa
cukup banyak. penyebab genetik dari skizofrenia yang
Orang dengan Skizofrenia yang serius lebih sering dikaitkan dengan terjadinya
dan menetap memiliki penurunan kemam- stigma. Ada tingkat yang lebih tinggi dari
puan untuk mengembangkan emosional, persepsi stigmatisasi oleh perawat daripada
sosial dan intelektual yang dibutuhkan da- kelompok lain berdasarkan latar belakang
lam kehidupan, belajar dan bekerja dalam atau pengalaman sosial mereka.
masyarakat. Penurunan kemampuan terse- Dampak stigmatisasi yang dilakukan
but menurut WHO dapat berarti beberapa perawat terjadi pada banyak sisi diantaranya
kehilangan atau ketidaknormalan dari adalah mengucilkan orang dari mencari
psikologis, fisiologis, atau struktur dan bantuan, pemberian label dan/atau
fungsi anatomis. Keti-dakmampuan berarti mempermalukan, yang menyebabkan
keterbatasan atau kurang mampu yang penurunan harga diri, penghentian
dihasilkan dari penurunan kemampuan. pengobatan belum pada waktunya dan
Ketidaknormalan dapat diartikan kerugian terjadinya isolasi sosial (Loftus 2004).
dari seseorang individu yang dihasilkan dari Stigmatisasi yang dilakukan perawat selain
gangguan atau cacat yang membatasi atau berdampak pada kondisi psikologis pasien
mencegah melakukan peran sebagaimana juga berdampak pada efektivitas pelayanan.
manusia yang normal (Tyas, 2008). Kondisi Telah ditemukan bahwa sikap negatif
orang dengan skizofrenia ini cenderung sebagian besar ditampilkan oleh perawat
dianggap masyarakat sebagai orang dengan kesehatan mental terhadap orang dengan
kelainan mental yang tidak bisa gangguan jiwa. Sikap ini termasuk persepsi
disembuhkan, diasingkan dan sebagai bahwa "pasien mental" yang berbahaya, an-
sampah masyarakat. tisosial, dan tak terduga, dan keengganan
Nugroho, dkk, Sikap Dan Stigma Perawatan Jiwa … 009

untuk terlibat lebih dekat dengan mereka menyatakan setuju orang dengan skizofrenia
(Read & Harre, 2001 dalam Stier, 2007). perilakunya tidak dapat diprediksi, dan 7
Vibha et al. (2008) memanfaatkan skala orang perawat menyatakan tidak setuju
CAMI untuk mengeksplorasi sikap menikah dengan anggota keluarga dengan
kesehatan mental dan petugas bangsal skizofrenia
umum, menunjukkan hubungan negatif Tujuan penelitian adalah untuk menga-
antara umur dan sikap, dengan peserta yang tahui hubungan antara sikap dengan stigma
lebih muda mengungkapkan sikap lebih perawat kesehatan jiwa pada pasien skizo-
positif. Efek ini juga jelas bagi peserta frenia di RSJ Prof HB Saanin Padang.
dengan tingkat pendidikan yang lebih ting-
gi. Dalam sebuah penelitian lintas budaya, BAHAN DAN CARA KERJA
Chambers et al. (2009) menelusuri sikap Penelitian ini menggunakan desain
perawat kesehatan mental untuk penyakit deskriptif korelasi untuk menjelaskan hu-
jiwa dalam pengaturan masyarakat di bungan antara karakteristik perawat dan si-
Finlandia, Lithuania, Irlandia, Italia dan kap perawat dengan stigma pada pasien
Portugal. Eksplorasi sikap perawat skhizoprenia. Penelitian ini menggunakan
kesehatan mental di Yordania memiliki pendekatan cross sectional study. Teknik
sikap negatif terhadap penyakit mental. pengambilan sampel yang digunakan adalah
Sekitar 60% dari perawat kesehatan mental total sampling, yaitu seluruh perawat di RSJ
merasakan bahwa pasien dengan penyakit Prof. HB. Saanin Padang tahun 2015
mental adalah berbahaya, kotor, dingin hati, sebanyak 140 orang. Peneliti menggunakan
dan pesimis (Hamdan et al. 2009). Perawat alat pengumpul data berupa kuesioner yang
dalam penelitian ini cenderung memiliki terdiri dari kuesioner Amenggunakan Skala
sikap yang otoriter, mendukung pengucilan CAMI (Community Attitude Mental Illnes)
dan diskriminasi dalam lingkungan. Vibha et al. (2008), kuesioner B
Hasil studi pendahuluan peneliti di menggunakan pengukuran stigma pada
Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang gangguan jiwa dengan Measured Mental
didapatkan data bahwa jumlah pasien rawat Illness Stigma (Angermeyer, 2013).
inap rata-rata perbulan adalah 178 Orang,
94 Orang (55 %) pasien diantaranya HASIL
mengalami skizofrenia. Jumlah tenaga
perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof HB 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Saanin Padang sebanyak 140 orang terdiri perawat kesehatan jiwa di RSJ Prof.HB
dari, S2 Spesialis Keperawatan Jiwa 1 Saanin Padang 2015 sebagian besar
orang, S1/Ners 54 orang, D3 Keperawatan berusia dewasa tengah (73,6%), berjenis
78 orang, SPK 7 orang. (Data Rekam Medik kelamin perempuan (73,6%), tingkat
Rumah Sakit Jiwa Prof HB Saanin Padang pendidikan D III (55,7%), status
tahun 2014). kepegawaian PNS/CPNS (70,0%),
Studi awal yang dilakukan peneliti pada jabatan perawat adalah perawat
10 perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof HB pelaksana (71,4%) dan lama bekerja >5
Saanin Padang berkaitan dengan sikap dan tahun (66,4%).
stigma perawat terhadap pasien skizofrenia 2. Sebagian besar sikap kewenangan
yang sedang berdinas pagi pada awal Juni perawat adalah negatif pada pasien
2015, didapatkan dari 10 perawat 7 orang skizofrenia (72,9%), hampir seluruh
perawat menyatakan merasa tidak nyaman sikap kebajikan adalah positif pada
pada orang dengan skizofrenia, 8 orang pasien skizofrenia (85,7%), sebagian
perawat menyatakantidak setuju wanita besar sikap batasan sosial adalah positif
yang dulunya pasien dirumah sakit jiwa pada pasien skizofrenia (61,4%) dan
menjadi pengasuh anak, 6 orang perawat hampir seluruh sikap ideologi komunitas
010 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 1, April 2017, hlm. 001-101

kesehatan jiwa adalah positif pada POR 5,070 (95% CI :2,058-12.489),


pasien skizofrenia (90,0%). artinya perawat yang memiliki sikap
3. Stigma perawat kesehatan jiwa pada pembatasan sosial negatif 5,0 kali ber-
pasien skizofrenia didapatkan sebagian esiko melakukan stigma lebih tinggi dari
besar stigma perawat pada pasien ski- perawat yang memiliki sikap pembata-
zofrenia adalah tinggi pada pasien ski- san sosial positif pada pasien skizofrenia
zofrenia di RSJ Prof.HB Saanin Padang di RSJ Prof.HB Saanin Padang 2015.
Tahun 2015 (68,6%). 7. Perawat yang memiliki sikap ideologi
4. Perawat yang memiliki sikap otoritas masyarakat kesehatan jiwa positif, seba-
negatif, sebagian besar perawat gian besar perawat melakukan stigma
melakukan stigma yang tinggi pada yang tinggi pada pasien skizofrenia
pasien skizofrenia (70,6%). Berdasarkan (69,0%). Berdasarkan uji statistik di-
uji statistik diperoleh p value >0,05 peroleh p value >0,05 (p=0,716),
(p=0,524), artinya tidak terdapat hub- artinya tidak terdapat hubungan antara
ungan antara otoritas dengan stigma ideologi masyarakat kesehatan jiwa
perawat pada pasien skizofrenia di RSJ dengan stigma perawat pada pasien ski-
Prof.HB Saanin Padang 2015. Hasil zofrenia di RSJ Prof.HB Saanin Padang
POR 1,4(95% CI : 0,639-3,069), artinya 2015. Hasil POR 0,8(95% CI : 0,254-
perawat yang memiliki sikap otoritas 2,565), artinya perawat yang memiliki
negatif 1,4 kali beresiko melakukan sikap ideologi masyarakat kesehatan ji-
stigma lebih tinggi dari perawat yang wa negatif 0,8 kali beresiko melakukan
memiliki sikap otoritas positif pada stigma lebih tinggi dari perawat yang
pasien skizofrenia di RSJ Prof.HB Saan- memiliki sikap ideologi masyarakat
in Padang 2015. kesehatan jiwa positif pada pasien ski-
5. Perawat yang memiliki sikap kebajikan zofrenia di RSJ Prof.HB Saanin Padang
negatif, hampir seluruh perawat 2015.
melakukan stigma yang tinggi pada
pasien skizofrenia (80,0%). Berdasarkan PEMBAHASAN
uji statistik diperoleh p value >0,05 Sikap Otoritas Perawat Jiwa pada Pasien
(p=0,353), artinya tidak terdapat hub- Skizofrenia di RSJ Prof. HB Saanin Padang
ungan antara kebajikan dengan stigma Tahun 2015
perawat pada pasien skizofrenia di RSJ Otoritas perawat kesehatan jiwa di RSJ
Prof.HB Saanin Padang 2015. Hasil Prof. HB Saanin Padang hampir
POR 2,0(95% CI : 0,627-6,377), artinya keseluruhan bersikap negatif. Perawat
perawat yang memiliki sikap kebajikan sebagian besar menyatakansetuju bahwa
negatif 2,0 kali beresiko melakukan salah satu penyebab utama gangguan jiwa
stigma lebih tinggi dari perawat yang adalah kurang disiplin diri dan kehendak
memiliki sikap kebajikan positif pada yang dipaksakan. Perawat mengartikan
pasien skizofrenia di RSJ Prof.HB Saan- bahwa seseorang yang tidak disiplin dan
in Padang 2015. memiliki keinginan yang dipaksakaan
6. Perawat yang memiliki sikap pembata- menjadi gangguan jiwa adalah persepsi
san sosial negatif, hampir seluruh yang kurang tepat. Gangguan jiwa adalah
perawat melakukan stigma yang tinggi dikarenakan adanya penyakit neorobiologi
pada pasien skizofrenia (87,0%). Ber- atau gangguan perkembangan syaraf yang
dasarkan uji statistik diperoleh p value disebabkan multi faktorial sedangkan tidak
<0,05 (p=0,000), artinya ada hubungan disiplin dan kehendak yang dipaksakan
antara pembatasan sosial dengan stigma merupakan akibat dari penyakit tersebut.
perawat pada pasien skizofrenia di RSJ
Prof.HB Saanin Padang 2015. Hasil
Nugroho, dkk, Sikap Dan Stigma Perawatan Jiwa … 011

Sikap Kebajikan Perawat Jiwa pada Pasien menggunakan pengaman besi menyerupai
Skizofrenia di RSJ Prof. HB Saanin Padang kondisi penjara.
Tahun 2015
Sikap Pembatasan Sosial Perawat Jiwa pada
Hampir seluruh sikap kebajikan Pasien Skizofrenia di RSJ Prof. HB Saanin
perawat adalah positif pada pasien Padang Tahun 2015
skizofrenia (85,7%). Perawat menyatakan Sebagian besar sikap batasan sosial
tidak setuju penderita gangguan jiwa yang adalah positif pada pasien skizofrenia
sudah terlalu lama menjadi bahan ejekan (61,4%) sebagian besar perawat
(47,9%), perawat menyatakan memiliki menyatakan tidak setuju pasien gangguan
kewajiban untuk menyediakan perawatan jiwa harusnya tidak diberikan tanggung
terbaik yang mungkin diberikan kepada jawab apapun (56,4%), perawat menyatakan
pasien gangguan jiwa (50,7) dan perawat tidak setuju jika perawat tidak ingin
tidak setuju menghindar adalah cara yang bertetangga dengan orang yang pernah
paling baik untuk menjauhi setiap orang menderita gangguan jiwa (69,3%) dan
yang memiliki gangguan jiwa (59,3%). sebagian besar perawat menyatakan setuju
Sejalan dengan penelitian Chamber penderita gangguan jiwa harus didorong
(2010) perawat di Itali, Irlandia, Portugal untuk bisa bertanggung jawab selayaknya
dan Finlandia ditemukan memiliki sikap kehidupan normal (44,3%).
kebajikan yang positif dan lebih signifikan Sejalan dengan penelitian Chamber
untuk perawat Irlandia. Menurut Taylor and (2010), perawat di Negara Itali, Irlandia,
Dear dalam Chambers et al, (2009) Portugal dan Finlandia ditemukan memiliki
benevolence (kebajikan) merupakan sikap positif untuk pembatasan sosial pada
pandangan simpatik pada pasien gangguan jiwa. Menurut Taylor and Dear
berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan dalam Chambers et al. (2009), social
prinsip-prinsip spiritual. Dalam konteks restrictveness (pembatasan sosial), melihat
penelitian, memiliki sikap positif berarti gangguan jiwa sebagai ancaman bagi
tidak setuju dengan pandangan bahwa masyarakat dan penyebabnya dari hubungan
orang-orang dengan gangguan jiwa yang interpersonal, mencerminkan keyakinan
lebih rendah atau beban bagi masyarakat bahwa penyakit mental muncul dari tekanan
dan yang harus diperlakukan dengan pengalaman antarpribadi.
memaksa atau dikeluarkan dari lingkungan Pada penelitian Chamber (2010),
(Kingdon et al., 2004). memiliki sikap positif berarti tidak setuju
Adanya sikap kebajikan perawat yang dengan pandangan menganggap lebih
ditemukan negatif (14,3%) pada pasien rendah pada orang-orang dengan gangguan
skizofrenia di RSJ Prof. HB Saanin Padang. jiwa atau ancaman bagi masyarakat dan
Sebagian kecil perawat menyatakan setuju yang harus dipaksa atau dikeluarkan.
rumah sakit jiwa kami tampak lebih seperti Kemudian penelitian Kingdon et al.(2004),
penjara yang tempat-tempatnya digunakan Lauberet al.(2004), sikap positif perawat
untuk orang gangguan jiwa dapat dirawat kepada masyarakat perawatan yang
(11,4%). sebanding dengan petugas kesehatan yang
Perawat yang sebagian besar (73,6%) disurvei menggunakan kuesioner yang
adalah perempuan menjadi salah satu faktor sama.
yang menguatkan sikap negatif tersebut.
Sifat perempuan cenderung merasa takut Sikap Ideologi Komunikasi Kesehatan Jiwa
dan tidak ingin mengambil resiko saat Perawat Jiwa pada Pasien Skizofrenia Di
berhadapan dengan pasien. Selain itu, RSJ Prof. HB Saanin Padang Tahun 2015
aktivitas pasien yang lebih banyak didalam Hampir seluruh sikap ideologi
ruangan dan setiap jendela dan pintunya komunitas kesehatan jiwa adalah positif
pada pasien skizofrenia (90,0%). Sebagian
012 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 1, April 2017, hlm. 001-101

besar perawat menyatakan setuju terapi orang dengan penyakit mental. Sekitar
terbaik bagi pasien gangguan jiwa adalah setengah dari mereka (48,8%) memiliki
dengan menjadikan bagian dari masyarakat kecenderungan besar melakukan isolasi
normal (61,4%) dan perawat menyatakan sosial pada pasien, (27,5%) memiliki
setuju sedapat mungkin pusat pelayanan pandangan labelling. Hasil penelitian
kesehatan jiwa disediakan melalui fasilitas Pankhurst (2009) diketahui bahwa
berbasis masyarakat (51,4%). mayoritas perawat percaya bahwa pasien
Sejalan dengan penelitian Chamber tidak bertanggung jawab atas kondisi
(2010), perawat di Itali, Irlandia, dan mereka saat ini. Mayoritas perawat ingin
Portugal ditemukan memiliki sikap ideologi menerapkan diskriminasi sosial terhadap
komunitas kesehatan jiwa yang positif dan pasien.
lebih signifikan untuk perawat Portugal. Diperkuat lagi dalam penelitian Kukulu
Community mental health ideology (Idiologi & Ergun (2007) yang menunjukkan adanya
kesehatan mental komunitas), pandangan stigmatisasi perawat pada pasien
model medis dari penyakit mental sebagai skizofrenia, didapatkan 51% dari 543
penyakit seperti yang lainnya (Taylor and perawat kesehatan jiwa menyatakan bahwa
Dear (Chambers et al, 2009). skizofrenia yang disebabkan oleh adanya
Asumsi peneliti pada sikap ideologi masalah sosial, 32% menyatakan bahwa
komunitas kesehatan jiwa perawat orang skizofrenia seharusnya tidak
kesehatan jiwa di RSJ Prof. HB Saanin diperbolehkan untuk bebas bersosialisasi di
Padang hampir keseluruhan bersikap positif. masyarakat dan 92% tidak akan mau
Perawat menginginkan pasien dapat menikah dengan orang dengan skizofrenia.
beradaptasi dan kembali pada kehidupan Diskriminasi adalah prilaku negatif
sosialnya di masyarakat umum dengan yang diarahkan kepada anggota-anggota
melibatkan masyarakat di lingkungansekitar suatu kelompok sosial berdasar pada
rumah pasien. keanggotaan mereka terhadap kelompok
Stigma Perawat Kesehatan Jiwa pada Pasien tersebut (Angermeyer, 2013). Diskriminasi
Skizofrenia di RSJ Prof. HB Saanin Padang yang dilakukan oleh masyarakat akan
Tahun 2015 mempengaruhi interaksi dan dukungan
sosial terhadap penderita, sehingga
Stigma perawat kesehatan jiwa pada penderita sering tidak mendapatkan
pasien skizofrenia didapatkan sebagian kesempatan untuk bekerja dan menjadi
besar perawat melakukan stigma yang pengangguran (Yanos PT et al, 2008).
tinggi pada pasien skizofrenia di RSJ
Prof.HB Saanin Padang Tahun 2015
sebanyak (68,6%). Perawat menyatakan Hubungan antara Sikap Otoritas dengan
Stigma Perawat Jiwa pada Pasien Skizofre-
setuju bahwa pada orang dengan skizofrenia
nia di RSJ Prof HB Saanin Padang
perilakunya tidak dapat diprediksi (68,6%)
dan hampir seluruh perawat menyatakan Perawat yang memiliki sikap otoritas
tidak setuju menikah dengan anggota negatif, sebagian besar perawat melakukan
keluarga dengan skizofrenia (63,6%) serta stigma yang tinggi pada pasien skizofrenia
sebagian besar perawat masih ragu untuk (70,6%). Perawat menyatakan salah satu
merekomendasikan pekerjaan pada orang penyebab utama gangguan jiwa adalah
dengan skizofrenia (50,0%) dan kerja kurang disiplin diri dan kurang kuatnya
bersama orang dengan skizofrenia (45,7%) motivasi (57,9%) dan perawat menyatakan
yang merupakan bagian diskriminasi dari tidak setuju bahwa gangguan jiwa adalah
stigma perawat pada pasien skizofrenia. penyakit, layaknya seperti penyakit lain
Sejalan dengan penelitian Ebrahimi H, (47,1%) dengan melakukan stigma perawat
et.al. (2012), mayoritas perawat(72,5%) yaitu menyatakan setuju bahwa pada orang
memiliki tingkat stigma menengah terhadap
Nugroho, dkk, Sikap Dan Stigma Perawatan Jiwa … 013

dengan skizofrenia perilakunya tidak dapat banyak uang dari pajak dipergunakan untuk
diprediksi (68,6%) perawatan pasien gangguan jiwa (25,7%),
Penelitian Struening et al (2001) perawat menyatakan setuju rumah sakit jiwa
menjelaskan sebagian besar penduduk kami tampak lebih seperti penjara yang
setuju bahwa banyak bentuk penyakit tempat-tempatnya digunakan untuk orang
mental akan membaik dengan pengobatan gangguan jiwa dapat dirawat (11,4%)
(dengan beberapa pengecualian, seperti sehingga terjadi stigma perawat yang setuju
dimensia), sikap otoritas menunjukkan orang dengan skizofrenia bertanggung
masih ada kepercayaan bahwa "kebanyakan jawab untuk dirinya sendiri dan perawat
orang memandang rendah seseorang yang menyatakan setuju orang dengan skizofrenia
pernah menjadi pasien rumah sakit jiwa" bahkan dengan pengobatan dari pemerintah
dan "kebanyakan orang merasa bahwa tidak akan mengalami perubahan yang
orang yang melakukan perawatan psikiatris signifikan (11,4%).
adalah tanda kegagalan pribadi". Pengaruh Sejalan dengan penelitian Kukulu &
stigma masih dapat memiliki efek Ergun (2007), Ho Gberg et al.(2005), sikap
berbahaya. kebajikan negatif dan adanya reaksi
Pankhurst (2009) menimbang bahwa penghindaran, keinginan untuk interaksi
mayoritas perawat di penelitian tersebut sosial yang berkurang antara perawat pada
tidak melihat kurangnya disiplin pribadi dan individu dengan skizofrenia, perawat
kemauan, dan perilaku berdosa sebagai menjadikan pasien diskriminatif dengan
penyebab mental penyakit, stigma yang tidak setuju jika menikah dengan pasien
terbentuk dengan adanya stigma dari skizofrenia.
mayoritas perawat yang percaya bahwa Hubungan antara Sikap Pembatasan Sosial
pasien tidak bertanggung jawab atas kondisi dengan Stigma Perawat Jiwa pada Pasien
mereka saat ini. Skizofrenia di RSJ Prof HB Saanin Padang
Hasil analisis menunjukkan tidak
terdapat hubungan antara sikap otoritas Perawat yang memiliki sikap
dengan stigma perawat pada pasien pembatasan sosial negatif, hampir seluruh
skizofrenia di RSJ Prof. HB Saanin Padang perawat melakukan stigma yang tinggi pada
2015. Perawat yang memiliki sikap otoritas pasien skizofrenia (87,0%). Sebagian kecil
negatif 1,4 kali beresiko melakukan stigma perawat tidak setuju penderita gangguan
lebih tinggi dari perawat yang memiliki jiwa harus didorong untuk bisa bertanggung
sikap otoritas positif pada pasien skizofrenia jawab selayaknya kehidupan normal
di RSJ Prof. HB Saanin Padang 2015. (27,1%) dan sebagian kecil perawat tidak
Studi Angermeyer, et al (2001) setuju menerima jika wanita yang dulunya
menyelidiki bagaimana sikap masyarakat pasien yang dirawat untuk dipercaya
terhadap penyakit mental mengalami sebagai pengasuh anak (26,4%) terjadinya
sebagian besar sikap otoritas yang negatif. stigma perawat pada pasien skizofrenia
Pasien melaporkan pengalaman adanya dengan adanya diskriminasi diantaranya
komentar stigma dan diperlakukan sebagai hampir seluruh perawat menyatakan tidak
kurang kompeten dan berbahaya. setuju menikah dengan anggota keluarga
dengan skizofrenia (63,6%) serta sebagian
Hubungan antara Sikap Kebajikan Dengan besar perawat masih ragu untuk
Stigma Perawat Jiwa pada Pasien merekomendasikan pekerjaan pada orang
Skizofrenia di RSJ Prof HB Saanin Padang
dengan skizofrenia (50,0%) dan kerja
Perawat yang memiliki sikap kebajikan bersama orang dengan skizofrenia (45,7%).
negatif, hampir seluruh perawat melakukan Hasil penelitian Ayman (2009)
stigma yang tinggi pada pasien skizofrenia mengenai sikap pembatasan sosial
(80,0%). Sebagian kecil perawat kesehatan perawat jiwa ditemukan bahwa
menyatakan tidak setuju harusnya lebih kebanyakan wanita yang dulunya pasien di
014 Jurnal Media Kesehatan, Volume 10 Nomor 1, April 2017, hlm. 001-101

rumah sakit jiwa tidak dapat dipercaya Prof HB Saanin Padang Tahun 2015;
menjadi pengasuh anak. Pasien gangguan Hampir seluruh sikap kebajikan adalah
jiwa yang dianggap perawat sebagai positif pada pasien skizofrenia pada pasien
berbahaya, dan tidak nyaman. Hal ini skizofrenia RSJ Prof HB Saanin Padang
menimbulkan masalah rasa aman perawat di Tahun 2015; Sebagian besar sikap batasan
tempat kerja. sosial adalah positif pada pasien skizofrenia
Hubungan antara Sikap Ideologi Masyarakat pada pasien skizofrenia RSJ Prof HB Saanin
Kesehatan Jiwa dengan Stigma Perawat Jiwa Padang Tahun 2015; Hampir seluruh sikap
pada Pasien Skizofrenia di RSJ Prof HB ideologi komunitas kesehatan jiwa adalah
Saanin Padang positif pada pasien skizofrenia pada pasien
skizofrenia RSJ Prof HB Saanin Padang
Perawat yang memiliki sikap ideologi
Tahun 2015; Sebagian besar stigma perawat
masyarakat kesehatan jiwa negatif, sebagian
pada pasien skizofrenia adalah tinggi pada
besar perawat melakukan stigma yang
pasien skizofrenia di RSJ Prof HB Saanin
tinggi pada pasien skizofrenia (64,5%).
Padang Tahun 2015; Tidak terdapat
Perawat menyatakan jika fasilitas kesehatan
hubungan antara sikap otoritas dengan
jiwa berada di lingkungan tempat tinggal
stigma perawat pada pasien skizofrenia di
akan menurunkan pamor dari lingkungan
RSJ Prof HB Saanin Padang 2015; Tidak
tersebut dan perawat menyetujui agar
terdapat hubungan antara sikap kebajikan
fasilitas pelayanan kesehatan jiwa untuk
dengan stigma perawat pada pasien
dijauhkan dari lingkungan tempat tinggal
skizofrenia di RSJ Prof.HB Saanin Padang
(15,0%). Stigma perawat pada pasien
2015; Ada hubungan antara sikap
skizofrenia yang muncul adalah orang
pembatasan sosial dengan stigma perawat
dengan penelitian skizofrenia tidak dapat
pada pasien skizofrenia di RSJ Prof.HB
diprediksi dan masih terdapat keraguan
Saanin Padang 2015; Dan tidak terdapat
memiliki tetangga dengan skizofrenia
hubungan antara sikap ideologi masyarakat
(44,3%). Hamdan et al. (2009) menjelaskan
kesehatan jiwa dengan stigma perawat pada
bahwa perawat tidak setuju menempatkan
pasien skizofrenia di RSJ Prof.HB Saanin
fasilitas kejiwaan dilingkungan tempat
Padang 2015.
tinggal mereka karena akan menurunkan
Diharapkan RSJ Prof.HB Saanin
pamor dari lingkungan tersebut, sekitar 60%
Padang dapat melaksanakan seminar atau
dari perawat kesehatan mental merasakan
workshop tentang stigma kepada perawat
bahwa pasien dengan penyakit mental
jiwa, mengaplikasikan asuhan keparawatan
adalah berbahaya, dan pesimis.
jiwa dengan meningkatkan martabat pasien,
KESIMPULAN menghilangkan stigma secara bertahap
dengan cara perawat dapat berkomunikasi
Dapat disimpulkan bahwa sebagian dengan pasien di luar kamar pada tempat
besar perawat berusia dewasa tengah, yang nyaman, membiasakan klien
berjenis kelamin perempuan, tingkat menggunakan pakaian pribadi, mengganti
pendidikan D III, status kepegawaian pakaian setiap pagi, dan menggunakan
PNS/CPNS, jabatan perawat adalah perawat peralatan mandi pribadi.
pelaksana dan lama bekerja >5 Tahun;
Sebagian besar sikap kewenangan perawat
adalah negatif pada pasien skizofrenia RSJ

DAFTAR RUJUKAN

Angermeyer, MC. Millier, A. Reuzat, C. Refai,T. The French Public about Schizophrenia and
Toumi, M, (2013). Attitudes and Beliefs o Major Depression: Results from A Vignette-
Nugroho, dkk, Sikap Dan Stigma Perawatan Jiwa … 015

Based Population Survey. BMC Journals, Lauber C., Anthony M., Ajdacio-Gross V. & Rossler
13:313. W. (2004). What about Psychiatrists’ Attitude
Ayman, R., Korabik, K., & Morris, S. B. (2009). Is to Mentally Ill People?. European Psychiatry,
Transformational Leadership Always Per- 19(7), 423–427.
ceived as Effective? Men Subordinates' De- Kukulu K. & Ergun G. (2007). Stigmatization by
valuation of Women Transformational Lead- Nurses Against Schizophrenia in Turkey:
ers. Journal of Applied Social Psychology, 39, Questionnaire Survey. Journal of Psychiatric
852-879. and Mental Health Nursing, 14, 302–309.
Chambers M., Guise V., Valimaki M., Antonia M., Linden, M., & Kavanagh, R. (2012). Attitudes of
Botelho R., Scott A., Staniuliene V. & Zanotti Qualified vs. Student Mental Health Nurses
R. (2009). Nurses’ Attitudes to Mental Ill- Towards an Individual Diagnosed with
ness: a Comparison of a Sample of Nurses Schizophrenia. Journal of Advanced Nursing,
from Five European Countries. International 68 (6), 1359-1368.
Journal of Nursing Studies, 47(3), 350–362. Loftus C. (2004). Mental Health Stigmatisation: a
Elmubarok, Zaim. (2009). Membumikan Pendidikan Report of the Neuroscience Initiative. Neuro-
Nilai. Bandung: Alfabeta. science Initiative, pp. 222–225.
Fontaine, Karen Lee. (2003). Mental Health Nursing Mubarak, W. I., Chayatin, N., Khoirul, I. R., & Su-
5 th ed. England: Pearson Education, inc. Bab pradi. (2007). Promosi Kesehatan sebuah
2. h. 54-67 Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam
Fulthoni, et, al. (2009). Memahami Diskriminasi. Pendidikan. Yogjakarta: Graha Ilmu
Jakarta: ILRC. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Goffman E. (1963). Stigma: Notes on the Manage- Jakarta: PT Rineka Cipta.
ment of Spoiled Identity. Englewood Cliffs, Nuechterlein, K.H., Barch, D.M., Gold, J.M., Gold-
NJ, USA: Prentice-Hall berg, T.E., Green, M.F., Heaton, R.K. (2004).
Hamdan-Mansour, A., & Wardam, L. (2009). Atti- Identification of Separable Cognitive Factors
tudes of Jordanian Mental Health Nurses To- in Schizophrenia. Schizophrenia Re-
ward Mental Illness and Patients With Mental search.72:29–39
Illness. Issues in Mental Health Nursing, 30 Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metod-
(11), 705–711. ologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Ho¨gberg T., Magnusson A. & Lu¨tze´n K. (2005). Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian. Ja-
To be a Nurse or a Neighbour? A Moral Con- karta: Salemba Medika
cern for Psychiatric Nurses Living Next Door Pankhurst M. (2009). Attitudes of Mental Health
to Individuals with a Mental Illness. Nursing Professionals Toward Persons with Chronic
Ethics, 12 (5), 468–478 Mental Illness. Doctor of psychology Thesis.
International Federation of Anti-Leprosy Associa- Adler School of Professional Psychology,
tions (ILEP). (2011). New Stigma Guidelines Chicago, USA, p. 19.
Published On-line. Hosted in October 2010 in Polit, D. F., & Beck, C. T. (2006). Nursing Research
Amsterdam Principles and Methods. Philadelphia: Lip-
Jones E, Farina A, Hastorf A, Markus H, Miller DT, pincott.
Scott R. (2004). Social Stigma: The Psychol- Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. (2009). Fun-
ogy of Marked Relationships. New York, NY: damental Keperawatan, Buku 1.Ed. 7. Jakar-
Freeman and Company ta: Salemba Medika.
Kaplan & Sadock. (2007). Synopsis of Psychiatry 10 Read, J., & Harre, N. (2001). The Role of Biological
th. Philladelphia: Lippincot Williams & Wil- and Genetic Causal Beliefs in the Stigmatiza-
kins.. P. 813-28 tion of 'Mental Patients’. Journal of Mental
Kingdon D., Vincent S., Vincent S., Kinoshita Y. & Health, 10, 223-235.
Turkington D. (2008) Destigmatising Schizo- Rekam Medik. (2014). Data Rumah Sakit Jiwa Prof
phrenia: Does Changing Terminology Reduce HB Saanin Padang Tahun 2014. Padang.
Negative Attitudes. Psychiatric Bulletin, 32,
419–422

You might also like