You are on page 1of 11

PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM KEMUDI OTOMATIS PADA

MOBIL

BAB I

1.1 Latar belakang masalah

Kendaraan merupakan sarana transportasi penting yang dibutuhkan


oleh manusia dalam membantu menjalankan aktifitasnya sehari-hari.
Dengan semakin majunya dunia teknologi dan informatika maka muncullah
berbagai macam jenis kendaraan yang dapat digunakan oleh manusia, baik
kendaraan yang hanya dapat digunakan sendiri(kendaraan pribadi) atau
kendaraan yang dapat digunakan secara bersama-sama (kendaraan umum).
Dengan munculnya berbagai jenis kendaraan itulah timbul suatu masalah
dimana pada kota-kota besar sering terjadi kemacetan. padatnya
kendaraan pada kota-kota besar sering menjadi penghambat seseorang
dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Dalam kemacetan itu pun
membuat pengemudi menjadi tambah lelah sebelum beraktifitas bahkan
bisa berakibat stress.

Berawal dari masalah-masalah tersebut maka produsen otomotif terus


mengembangkan sistem teknologi kemudi otomatis atau “autopilot”.
Awalnya sistem ini hanya ada pada pesawat terbang dimana sebuah sistem
mekanikal, elektrikal, atau hidrolik yang digunakan untuk memandu sebuah
kendaraan tanpa campur tangan dari manusia. Dengan adanya teknologi ini
manusia semakin dimanjakan dalam mengemudi kendaraan pribadinya.
Lelah dalam mengemudi akan tergantikan dengan adanya teknologi ini. Dan
teknologi ini juga bisa mengurangi kecelakaan akibat kelalaian pengemudi.

Saat ini teknologi auto pilot telah dikembangkan untuk pengendalian


alat transportasi bukan hanya di industri tetapi juga secara umum.
Automatic Guided Vehicle (AGV) merupakan suatu pengembangan teknologi
di bidang mobile robot. AGV dapat berfungsi sebagai alat transportasi yang
dapat dikendalikan secara otomatis. Seperti pada pesawat terbang yang
menggunakan sistem autopilot untuk mengendalikan arah penerbangan.

Terdapat dua hal pengendalian kendaraan yaitu kecepatan dan arah.


Sedang untuk mengendalikan kendaraan di jalan, hal yang perlu di
kendalikan adalah, mengendalikan agar kendaraan berada di jalur yang
benar di badan jalan dan mengendalikan kendaraan agar berjalan menuju
kesuatu tempat yang telah ditentukan. Permasalah yang ada pada AGV
tentunya lebih kompleks dibandingkan dengan mobile robot yang digunakan
di industri. Hal ini karena AGV dipergunakan di jalan raya dengan rintangan
yang lebih banyak dan lebih dinamis, juga dengan medan yang lebih
bervariasi. Untuk itu sebelum metode navigasi digunakan pada kendaraan
nyata, perlu simulasi dari metode yang sudah dirancang guna mengetahui
sejauh mana hasil pengendalian yang sudah dirancang apakah sudah sesuai
atau masih perlu diperbaiki guna menghindari terjadinya resiko yang lebih
buruk.

Para produsen mobil pun berlomba – lomba untuk mengembangkan


teknologi ini dan menerapkan pada kendaraan yang akan mereka jual
kepada masyarakat. Tentu saja teknologi ini harus mengacu pada peraturan
lalulintas yang berlaku dinegara dan wilayah masing-masing. Seperti batas
kecepatan dan perpindahan jalur. Sensor –sensor adalah piranti utama
dalam penerpan teknologi ini, dimana sensor akan ditempatkan disekeliling
kendaraan agar kendaraan tersebut dapat mengetahui keadaaan
disekitarnya. Untuk pengembangnya para produsen otomotif tersebut
melakukan kerja sama dengan perusahaan IT untuk dapat menjadikan
teknologi ini sempurna dan aman digunakan.

1.2 Identifikasi masalah


Berdasarkan pendahuluan diatas dapat di identifikasi beberapa
permasalahan :

1. Apa manfaat dari penerapan teknologi “auto pilot” pada kendaraan


mobil ?
2. Bagaimana sistem “auto pilot” bekerja pada sebuah mobil ?
3. Perusahaan apa saja yang sudah mengembangan sistem tersebut ?

1.3 Tujuan dari penulisan

1. Untuk mengetahui sistem kerja dari perangkat kemudi otomatis


2. Mengetahui manfaat yang didapatkan dari pengemudi daris sistem ini
3. mengetahui apakah diIndonesia dapat mengadaptasi sistem tersebut.

1.4 Manfaat penulisan

Dengan adanya sistem baru ini yang akan diterapkan pada mobil-mobil
yang akan dijual untuk umum maka diharapkan dapat menekan jumlah
kecelakaan akibat “human error”. Disamping kesadaraan dari masyarakat
akan pentingnya tertib berlalulintas serta pemanfaat teknologi yang ada
dengan maksimal maka tujuan dari pengembang teknologi tersebut akan
tercapai.

BAB II

2.1 Prinsip kerja dari sistem auto pilot

Prinsip kerja Mobil Auto Pilot car ini adalah : sensor laser yang
dipasang di mobil akan mendeteksi garis putih di tepi jalan dan tengah jalan
sebagai pemandu mobil agar berada di jalur yang benar. Selain itu, sensor
laser tersebut juga mendeteksi penghalang dan kendaraan lain di depan
mobil, sehingga akan melakukan pengereman perlahan berdasarkan jarak
dan kecepatan mobil terhadap object didepan, sehingga kemungkinan
terjadinya tabrakan sangat kecil. Teknologi ini juga mampu melakukan
parkir otomatis dan gerakan mundur dengan sempurna berdasarkan sensor-
sensor yang dipasang, dan sepenuhnya auto pilot atau otomatis tanpa perlu
campur tangan sang pengemudi.

Teknologi ini masih terus dikembangan dan di uji coba agar menjadi
layak dan aman saat digunakan dalam situasi lalu lintas yang sebenarnya.
Perusahaan yang bekerja dalam dunia komputer atau informatika pun turut
ambil bagian dalam pengembangan teknologi ini. Google sedang
mengembangakan teknologi tersebut dan menjelaskan beberapa sistem
kerja yang dipakai dalam teknologi ini. Alat utama dari teknologi yang
dikeluarkan google adalah finder laser yang dipasang pada atap mobil.
Perangkatnya, sebuah VELODYNE 64-sinar laser, menghasilkan peta 3D
rinci pada lingkungan tersebut. Mobil itu kemudian menggabungkan
pengukuran laser dengan resolusi tinggi peta dunia, memproduksi berbagai
jenis model data yang memungkinkan untuk drive itu sendiri sambil
menghindari rintangan dan menghormati undang-undang lalu lintas.

Kendaraan tersebut juga membawa sensor lain, yang meliputi: empat


radar dipasang di bumper depan dan belakang yang memungkinkan mobil
untuk "melihat" cukup jauh untuk dapat berurusan dengan lalu lintas cepat
pada jalan raya, kamera diposisikan dekat bagian rear-view cermin yang
mendeteksi lampu lalu lintas, dan GPS, inertial measurement unit dan
encoder roda yang menentukan lokasi kendaraan dan melacak gerakannya.
Dua hal tampakyang sangat menarik tentang pendekatan Google. Pertama,
hal itu bergantung pada peta yang sangat rinci dari jalan dan daerah,
Urmson mengatakan bahwa sangat penting untuk menentukan secara
akurat di mana mobil. Menggunakan teknik berbasis GPS saja.
Hal kedua, sebelum mengirim self-driving car mengemudi di tes pada jalan,
Teknisi Google mengemudikannya terlebih dahulu di sepanjang rute satu
atau lebih dari sekali untuk mengumpulkan data tentang lingkungan
tersebut. Ketika giliran kendaraan otonom untuk mengemudi sendiri, ia
akan membandingkan data yang diperoleh ke data yang sebelumnya
dicatat, suatu pendekatan yang sangat berguna untuk membedakan pejalan
kaki dari benda-benda diam seperti tiang dan kotak surat. Itulah beberapa
sistem kerja yang akan terus dikembangkan oleh beberapa perusahan
otomotif dan informatika.

2.2 Pabrikan otomotif yang sudah menerapkan teknologi serupa

Teknologi self driving yang utuh masih dalam tahap pengembangan


dan belum siap untuk dipasarkan kepada umum. Namun dilain sisi adaptasi
dari teknologi tersebut sudah dapat dirasakan oleh masyarakat umum
dengan fitur self parking atau parkir secara otomatis. Sistem ini tidak jauh
berbeda dari self driving atau auto pilot, tetapi penerapanya lebih simple
dan sederhana. Hanya digunakan saat tertentu dengan syarat dan kondisi
yang harus dipenuhi oleh sistem yang telah ditanam.

Berikut beberapa contoh pabrikan otomotif yang telah mengeluarkan sistem


pintar tersbut kepada masyarakat umum :

Ford
Perusahaan ford sudah menerapakan dan memasarkan sistem ini pada
mobil all new ford focus. Tetapi fitur yang diterapkan pada mobil ini hanya
bisa digunakan saat parkir dengan posisi parallel. Fitur parkir otomatis
yang diberi nama Active Park Assist tersebut mengandalkan sensor
ultrasonik berbasis sistem penginderaan. Mobil akan membelok kanan-kiri
sesuai kebutuhannya dengan bantuan electric power-assisted steering
(EPAS) atau motor elektrik pada setir dengan panduan komputer dalam
mobil.
Bagi wanita pun, fitur ini mudah digunakan. Pasalnya, memang parkir
paralel-lah masalah mereka kala berkendara. Perhitungan untuk bisa parkir
secara pararel dengan menggunakan fitur ini adalah panjang spot yang
tersedia minimal 120 % dari panjang mobil. Hal ini adalah jarak aman yang
telah diperhitungkan oleh tim pengembang dari ford. Selain itu mobil pintar
ini memiliki fitur active city spot yang memliki fungsi mencegah secara
otomatis terjadinya tabrakan di bagian depan pada kecepatan rendah.

Lexus :
Toyota mengeluarkan fitur ini jauh sebelum ford memasarkanya, yaitu
sekitar pertengahan 2009. Akan tetapi fitur ini hanya dapat dinikmati pada
kelas mewah dibawah brand dari Lexus. NEW LEXUS LS460L adalah
pilihan dari Toyota untuk menanamkan fitur canggih tersebut. Mobil dengan
harga 2, 12 Miliar Rupiah tersebut mampu untuk melakukan parkir secara
parallel dengan otomatis. Pengemudi hanya menginjak pedal rem dan gas.
Sedangkan untuk setir akan dikendalikan oleh sistem komputer yang ada
dalam mobil berkapasitas 4600 cc tersebut. Teknlogi ini bernama
Intelligent Parking Assist (IPA).

Mungkin hanya kalangan tertentu saja yang dapat merasakan fitur


canggih tersebut karena fitur ini terdapat dikelas mobil mewah. Mungkin
kedepan nya pihak dari Toyota akan mengembangkan fitur tersebut pada
kelas – kelas mobil yang lain.

Mercedes Benz

Active Park Assist (APA). Fitur ini hanya tersedia untuk parkir pararel
dimana ada ruang kosong diantara dua mobil lain yang terparkir. Fitur ini
selalu aktif, tidak tersedia tombol on/off seperti pada All New Ford Focus.
Sensor akan mulai mendeteksi ruang parkir dengan syarat, lampu sein
diaktifkan dan jarak mobil dengan mobil yang terpakir tidak lebih dari satu
meter.
Dalam simulasi kondisi sedang mencari spot parkir, pengendaralah
yang terlebih dahulu menentukan apakah ruang parkir yang tersedia terasa
cukup dengan dimensi mobil atau tidak. Sekedar informasi, A-Class punya
bodi berukuran (4.292 x 1.552 x 1.433)mm. Nyalakan sein sesuai dengan
arah ruang parkir, atur jarak mobil kita dengan mobil lain yang terparkir
kurang lebih satu meter. Melaju perlahan sampai sensor setuju bahwa
ruang parkir tersebut bisa untuk dimasuki. Lambang 'P' dengan panah ke
kiri atau ke kanan di panel instrumen akan aktif, tandanya APA bisa
dilakukan. Jika sudah aktif, pindahkan transmisi ke posisi mundur dan
biarkan APA bekerja dengan sendirinya. Kemudi akan memutar otomatis
sambil menyesuaikan sudut sampai akhirnya masuk ke ruang parkir dengan
posisi yang benar-benar sejajar diantara mobil depan dan belakang.

"Saat mundur lihat ke spion tengah, di situ ada tampilan sensor jika
sudah warna merah dan bunyi sinyal maka langsung injak rem," jelas
instruktur wanita di samping Okezone. Setelah itu transmisi masuk ke 'D'
untuk maju dan menuntaskan metode APA. Secara otomatis juga APA akan
non-aktif. Lain halnya dengan bantuan APA untuk masuk parkir, giliran
keluar tetap harus manual. Informasi yang perlu dicatat adalah pengawasan
pengemudi tetap harus terus memantau kerja APA dengan mengendalikan
pedal rem dan gas, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Fitur
ini tersedia pada mobil tipe ML350, ML250 CDI, ML63 AMG, B200 Urban
dan Sport, A200 Urban, A250 Sport dan Urban, A45 AMG.

Pada awalnya Mercedes mengeluarkan fitur ini dengan nama Parking


Guidance di C class, fitur ini hanya memberikan instruksi parkir tetapi tidak
dapat menggerakan kemudi secara otomatis. Lalu ditanamkan lah fitur APA
pada B class dan sekarang hadir pada semua tipe varian A class

2.3 Beberapa perusahan yang masih terus mengembangkan sistem


self driving
Tujuan utama dari pengembangan teknologi ini adalah dimana
nantinya pengemudi ( manusia ) dapat sepenuhnya digantikan oleh sistem
yang sudah terkomputerisasi yang mampu mengendalikan mobil tersebut
dalam kondisi yang nyata. Sejalan dengan berjalanya waktu beberapa
perusahaan terus bekerja keras dalam proses pengembangan teknologi
tersebut. dan beberapa perusahaan sudah mulai memamerkan teknlogi
yang akan ditanam dalam mobil buatan mereka dalam tes uji coba dan
dipublikasikan kepada masyarakat. Tetapi mungkin masih butuh waktu
untuk menggunakan teknologi tersebut secara utuh (self driving) karena
masih butuh banyak pembenahan dibeberapa sektor, akan tetapi beberapa
perusahaan ini berani mempublikasiskan hasil pengembangan mereka
kepada masyarakat umum, berikut beberpa teknologi yang akan datang :

Volvo :
Volvo akan meluncurkan autonomous parking concept, teknologi baru
yang memungkinkan pengemudi tidak perlu mencari parkir sendiri, bak
vallet parking di mal atau hotel. Untuk tahap pertama, teknologi ini
dipasangkan pada Volvo V40. Jadi, saat pengemudi masuk halaman parkir
dan kedapatan penuh, tak perlu harus mencari lahan kosong. Turun dari
kendaraan, melalui aplikasi ponsel, mobil akan jalan sendiri menuju tempat
parkir. Berbagai sensor yang ada, akan memerintahkan mobil berjalan
sendiri mencari ruang kosong dan sampai terpakir.

Sebaliknya, kala kembali ke mobil tinggal mengoperasikan ponsel. Jangan


khawatir, karena teknologi ini akan menjaga agar tak menabrak pejalan
kaki atau bahkan mobil lain.

Konsep parkir sendiri hanyalah satu dari sekian banyak proyek Volvo
yang akan dikenalkan. Perusahaan telah mendeklarasikan untuk menjadi
yang terdepan dalam teknologi mobil tanpa pengemudi. Sebagai langkah
inisiatif, Volvo juga mengonfirmasi akan menwarkan teknologi tanpa
pengemudi di XC90 saat diluncurkan tahun depan.

Audi :
Audi mungkin akan menjadi pabrikan mobil pertama yang melakukan
tes di negara bagian AS Meskipun baru mendapat izin untuk melakukan tes,
Audi sudah tidak asing dengan teknologi tersebut. Pada tahun 2010, Audi
menggunakan jalanan di perbukitan Pikes Peak Hill Climb untuk mengetes
Audi TTS. Sejak saat itu, pabrikan ternama asal Jerman tersebut telah
melakukan beberapa tes lain di sirkuit.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di malam perhelatan


Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, AS, Selasa (8/1/2013), Audi
mengatakan bahwa mereka ingin pengendara untuk dapat menikmati
kenyamanan dengan mobil yang memungkinkan berjalan dengan sendirinya
lewat teknologi stop and go, yang membuat mereka juga dapat
mengendalikan mobil bila diperlukan.Teknologi ini mirip dengan fitur auto-
pilot yang ada di sejumlah pesawat. Teknologi ini juga dapat memungkinkan
mobil besutan Audi untuk parkir secara otomatis dengan mudah di lahan
parkir yang sempit.

2.4 Penerapan dalam kondisi lalu lintas di Indonesia

Dari penjelasan tentang sitem kerja dari teknologi auto pilot atau self
driving tersebut memang belum ada yang dijual untuk umum karena
masalah keamanan yang belum sepenuhnya bisa diterapkan pada lalulintas.
Tetapi apakah Indonesia bisa menerima kehadiran teknologi canggih
tersebut dengan kondisi lalu lintas seperti sekarang ini? Mungkin butuh
waktu untuk menerima sepenuhnya kehadiran teknologi tersebut dinegara
kita, seperti contohnya dalam teknologi tersebut memerlukan garis putih
yang biasa digunakan sebagai marka jalan atau pembatas jalan sebagai
acuan dalam sensor untuk membaca situasi tersebut. Dan pada kenyataanya
diindonesia sendiri masih banyak jalan yang tidak dilengkapi dengan marka-
marka yang jelas, sehingga teknologi tersebut masih perlu banyak
beradaptasi dinegara ini.
Selain itu faktor kebiasaan dari pengemudi itu sendiri, di Indonesia
masih belum sepenuhnya diterapakan sangsi bagi pelanggar batas
kecepatan. Sedangkan teknlogi ini sangat mengutamakan kecepataan pada
kendaraan dan jarak aman yang sesuai agar sistem ini dapat bekerja
dengan aman.Serta masih banyak pengendara di Indonesia khusunya
Jakarta yang sering menyerobot antrian atau memotong lajur dengan tidak
aman. Hal ini akan membuat sensor –sensor tersebut menjadi sulit
mendeteksi jarak aman dan berakibat pengeraman mendadak yang dapat
menyebabkan tabrakan beruntun.

Akan tetapi dari kemungkinan gagalnya penerapan sistem tersebut


pada budaya lalu lintas dinegara Indonesia yang masih buruk. Masih bisa
dilakukan pembenahan dalam sektor lalu lintasnya. Karena rencana
peluncuran teknlogi tersebut masih dalam jangka 5 tahun lagi. Dan Negara
– Negara maju seperti Amerika dan Inggris berencana untuk membuat SIM
khusus bagi pengguna fitur ini.

BAB III

3.1 Kesimpulan
Teknologi kemudi otomatis yang sesungguhnya masih dalam tahap
pengembangan, akan tetapi adaptasi terhadap teknologi tersebut mulai bisa
diaplikasikan pada beberapa tipe mobil yang sudah beredar. Dengan adanya
teknologi ini diharapkan tingkat kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian
pengemudi akan jauh berkurang. Akan tetepai dengan melihat sistem kerja
yang telah dipaparkan oleh beberapa media ke masyarakat luas sepertinya
fasilitas umum yang ada perlu mendapat perhatian khusus. Sebab sistem
sensor yang bekerja dengan deprogram dan sangat rentan terhadap
beberapa kasus yang sensitive. Seperti contoh marka jalan / garis putih
yang sudah memudar warnanya.
3.2 Saran
Perlu kita ketahui juga sebagus apapun sistem yang sudah dibuat
tidak akan dapat berjalan dengan sempurna jika kita tidak dapat mematuhi
semua peraturan yang ada, dan sesempurna apapun sebuah sistem tetap
saja memiliki kekurangan karena itu kita sebagai pengguna sistem tersebut
harus selalu hati-hati dan mengurangi segala resiko terhadap kecelakaan .
dan kita sebagai Negara yang termasuk akan menikmati teknologi tersebut
seharusnya sudah memulai untuk mepersiapkan kondisi lalu lintas yang
sebaik mungkin. Seperti pembenahan terhadap marka – marka jalan yang
sudah tidak berfungsi. Perbaikan jalan berlubang. Dan yang paling penting
adalah membiasakan diri untuk tertib berlalu lintas.

You might also like