You are on page 1of 32

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

KASUS DEMAM

Dr. Devi Triyadi.,M.Kes


dokdev09@gmail.com
Gejala: Menurut Kriteria WHO

1. Panas dengan onset (waktu kejadian) yang akut,


tinggi, dan menetap 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan, termasuk uji torniquet
positif
3. Hepatomegali
4. Syok dengan manifestasi nadi yang cepat dan
lemah dengan tekanan nadi yang sempit (20
mmhg atau kurang), atau adanya hipotensi, akral
dingin (gelisah)
5. Kriteria LAB
Trombosit ≤ 100.000
Hemokonsentrasi : terdapat kenaikan hct/pcv ≥
20% pada masa akut dengan masa penyembuhan
Apakah digigit nyamuk yang membawa Virus
Dengue selalu menjadi demam berdarah?

Apabila kita terinfeksi oleh Virus Dengue akan


mengakibatkan:
1. Asimptomatis/tidak ada gejala apa-apa
2. Demam tidak spesifik
3. Demam Dengue
4. Demam Berdarah Dengue
-Demam Dengue: Infeksi Primer
Infeksi Virus -Demam Berdarah Dengue:
Dengue Infeksi Sekunder

Asimtomatik Simtomatik

Demam berdarah
Demam tidak Demam dengue
spesifik Dengue
Kebocoran
Perdarahan (-) Perdarahan plasma
(+)

Syok (-) Syok (+)


(SSD)

Demam Demam
Dengue berdarah
Dengue
Pemeriksaan Lab yang dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosa Penyakit Demam Berdarah

1. Hematology Lengkap/DL
2. SGOT/SGPT
3. Ig G dan Ig M Dengue
4. NS1 Antigen
1. Pemeriksaan Hematology Lengkap

Hematologi Lengkap: • Nilai Thrombosit


• Hemoglobin Menurun/
• Eritrosit Thrombositopenia
• MCV,MCH,MCHC • Hemokonsentrasi
(Hct/Pcv) meningkat
• Leukosit (4.400-
11.300) • Nilai Lekosit
menurun/Lekopeni
• PCV (L: 42-50) (P:36-
45)
• Thrombosit (150.000-
450.000)
• LED (Laju Endap
darah)
HEMATOLOGI LENGKAP
Meliputi 4 kelompok parameter pemeriksaan:

• Eritrosit (Sel darah merah): Sel darah yang berfungsi


mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.

• Leukosit (Sel darah putih): Sel darah yang berfungsi sebagai


pertahanan tubuh terhadap benda asing dan mikroorganisme.
Peningkatan jumlah lekosit disebut leukositosis, sedang
penurunan disebut dengan leukopenia.

• Trombosit: Sel darah yang berperan dalam proses pembekuan


darah. Apabila jumlahnya menurun disebut trombositopenia,
sedangkan bila meningkat disebut trombositosis.

• Laju Endap Darah (LED): nilai LED dapat disebabkan karena


anemia, infeksi, keradangan, rematik maupun keganasan.
Parameter Eritrosit

• Hemoglobin (Hb): Senyawa protein dan besi dalam sel darah


merah yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Apabila kadar Hb di dalam tubuh menurun secara signifikan disebut
Anemia.

• Hematokrit (PCV): Persentase volume sel darah merah


dibandingkan dengan volume darah utuh (whole blood).

• Mean Corpuscular Volume (MCV): Ukuran / volume eritrosit rata-


rata.

• Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH): Berat kandungan


hemoglobin rata-rata dalam satu eritrosit.

• Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC): Kadar


hemoglobin rata-rata dalam satu eritrosit.
Parameter Leukosit

• Hitung jenis sel darah putih (Diff. count): merupakan proporsi


jumlah masing-masing jenis leukosit (Eosinofil, Basofil, Stab,
Segmen, Limfosit, dan Monosit). Hal ini memberi petunjuk akan
kemungkinan terjadi reaksi apa ataukah penyakit tertentu.
Misal eosinofil yang meningkat menunjukkan kemungkinan reaksi
alergi atau adanya parasit/cacing.

•Eosinofil•Basofil •Stab •Segmen•Limfosit•Monosit


2. Pemeriksaan Fungsi Liver

• SGOT/AST
L: <40 • SGOT meningkat
P: <32 • SGPT meningkat

• SGPT/ALT
L: <41
P: <31
Pemeriksaan Ig G dan Ig M Dengue

• Menentukan infeksi primer atau sekunder


• Ada 2 metode pengujian Ig G dan Ig M DHF
1. Uji Elisa
2. Uji Immunokromatography (Rapid)
Uji Elisa Ig G dan Ig M DHF

Infeksi Primer:
• IgM DHF Rasio IgM/IgG >
• IgG DHF 1,09

Infeksi Sekunder:
IgM/IgG  1,09
Uji Immunokhromatography/ Rapid Ig G dan Ig M DHF

• IgM DHF Dengue rapid tes

• IgG DHF
- Infeksi Primer
IgM + , IgG -

- Infeksi Sekunder
IgG + dengan IgM +/-
NS1 Antigen
• Untuk melihat apakah ada
infeksi virus dengue
• Tidak bisa membedakan
infeksi primer or sekunder
• Positive pada hari 1-9
• Sensitivitasnya pada
Infeksi primer 93%
• pada Infeksi sekunder
73%,
• Tes NS1 Ag yang
negative tidak
menyingkirkan diagnosa
Demam Berdarah
Penyakit Tifus/Typhoid
• Penyebab : bakteri Salmonella typhi,
Paratyphi A,B,C
• Penularan : Fecal-oral, yaitu melalui
makanan/minuman yang terkontaminasi
oleh Bakteri Salmonella Typhi
Gejala Penyakit Tifus
• Minggu I :
demam, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun,
sakit perut, diare pada anak-anak atau sulit buang air pada
orang dewasa, suhu tubuh meningkat terutama sore dan
malam hari.

• Minggu II:
demam yang tinggi terus-menerus, nafas berbau tak sedap,
bibir kering pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor,
pembesaran hati dan limpa dan timbul rasa nyeri bila diraba,
perut kembung. Penderita nampak sakit berat, disertai
gangguan kesadaran dari yang ringan, acuh tak acuh (apatis),
sampai berat (koma).

• Komplikasi:
perdarahan, kebocoran usus, infeksi selaput usus, renjatan
bronkopnemonia (peradangan paru) dan kelainan di otak.
Pemeriksaan Lab untuk mendiagnosa
penyakit Tifus

1. Hematology Lengkap
2. SGOT/SGPT
3. Widal
4. Gall Kultur
5. Ig M Salmonella /Tubex/IMBI
6. PCR
1. Hematology Lengkap
Hematologi Lengkap: • Kadar hemoglobin dapat
normal atau menurun bila
• Hemoglobin terjadi penyulit perdarahan
usus atau perforasi.
• Eritrosit
• Hitung leukosit sering rendah
• MCV,MCH,MCHC (leukopenia), tetapi dapat
• Leukosit (4.400-11.300) pula normal atau tinggi.
• PCV (L: 42-50) (P:36-45) • Hitung jenis leukosit: sering
• Thrombosit (150.000- neutropenia dengan
450.000) limfositosis relatif.
• LED (Laju Endap darah • LED ( Laju Endap Darah ) :
Meningkat
• Jumlah trombosit normal
atau menurun
(trombositopenia).
2. Fungsi Liver: SGOT dan SGPT

• SGOT/AST
L: <40 • SGOT dan SGPT
P: <32 sering meningkat
dengan gambaran
peradangan sampai
• SGPT/ALT hepatitis Akut.
L: <41
P: <33
3. Widal
• Memberikan hasil negatif sampai 30% dari
sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga
hasil tes Widal negatif bukan berarti dapat
dipastikan tidak terjadi infeksi.

• Interpretasi Tes Widal dipengaruhi oleh :


 Stadium penyakit
 Antibiotika
 Immunologis berbeda antara daerah endemis
dan non endemis
 Reaksi silang dengan antibodi kuman gram
negative lainnya
Hasil Tes Widal yang negatif tidak dapat
menyingkirkan diagnosa Demam Tifoid
* Tes Widal tidak dapat dipakai untuk
menentukan kesembuhan penderita
* Agl O : hilang dalam 6-12 bulan
* Agl H : hilang dalam 2 tahun
4. Kultur Gall
• Perbenihan ( biakan )
 Darah (Kultur Gall)
» Minggu I : Positif 90%
» Minggu II-III Positif 50-60%

 Kelemahannya waktu yang dibutuhkan cukup


lama tergantung:
» Teknik pembiakannya
» Perjalanan penyakit
» Antibiotika
5. Pemeriksaan Anti Salmonella typhi IgM
Dengan Metode IMBI/Tubex

• Paling baik untuk


mendeteksi Demam
Typhoid
• Dilakukan pada hari
ke 3
• Sensitivitas 95%
• Spesifitas 93%
Interpretasi Tes IMBI/Tubex

• Nilai ≤ 2 Negative,Tidak menunjukkan infeksi


demam tyfoid aktif
• Nilai 3 Borderline, Tidak dpt disimpulkan.
Ulangi pengujian , jika meragukan lakukan
sampling ulang bbrp hari kmd
• Nilai 4-5 Positive Infeksi demam tifoid aktif
• Nilai ≥ 6 Indikasi kuat infeksi
demam tyfoid aktif
6. PCR Salmonella
• Pada cara ini dilakukan perbanyakan DNA
kuman yang kemudian diindentifikasi
dengan DNA probe yang spesifik.
• Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman
yang terdapat dalam jumlah sedikit
(sensitifitas tinggi) serta kekhasan
(spesifitas) yang tinggi pula.
• Spesimen yang digunakan dapat berupa
darah, urin, cairan tubuh lainnya serta
jaringan biopsi.
MALARIA
• Penyebab : parasit plasmodium
• Penularan : melalui gigitan nyamuk
Anopheles yang membawa parasit
• Gejala Malaria :
menggigil, demam > 37,5 - 40 C (pola demam
periodik berhubungan dengan tipe malaria),
berkeringat, sering disertai sakit kepala, mual,
muntah, kadang-kadang diare dan nyeri otot
atau pegal-pegal pada orang dewasa,
terdapat pembesaran limpa dan hati, dll
Pemeriksaan Lab untuk
menegakkan diagnosis Malaria

• ICT Malaria
• Hapusan darah dan Tetes Tebal
ICT MALARIA

ICT Malaria ( ICT= tes imunokromatografi)


dapat dipakai untuk:
Membedakan jenis Plasmodium dari
penyakit malaria yang menginfeksi seperti
Plasmodium falciparum yang dapat menjadi
berat yaitu malaria serebral/otak hingga
meninggal dunia atau jenis Plasmodium
yang lain seperti Plasmodium vivax, ovale,
malariae.
HAPUSAN MALARIA
• Pemeriksaan ini untuk melihat jenis
morfologi dari Plasmodiumnya,
apakah bentuk cincin, trofosoit, sizont,
gametosit yang penting untuk pengobatan
pasien maupun untuk memperkirakan
menular/tidak
TERIMA KASIH

Jl. Letjend Suprapto No. 72 Kebonsari Jember


0331- 332497

You might also like