You are on page 1of 9

DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.

2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
UNDANG - UNDANG
1 UU NO. 1 TAHUN 1970 Keselamatan Kerja Pasal 1 Definisi Tempat Kerja , Pengurus, Pengusaha, Direktur, Pegawai Pengawas, Ahli K3.
Pengurus adalah orang yang memimpin langsung suatu tempat kerja.
Pasal 2 Ruang Lingkup Dari Peraturan Ini
Pasal 3 Syarat-syarat Keselatamatan Kerja
Pasal 9 Pembinaan Dari Pengurus Ketenagakerjaan Baru:
1) Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan kondisi & bahaya yang dapat
timbul dari tempat kerjanya.
2) Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan semua pengaman dan alat
perlindungan yang diharuskan
3) APD bagi tenaga yang bersangkutan
4) 4) Cara & sikap yang aman dalam melakukan pekerjaan
Pasal 10 P2K3
Pasal 11 Pengurus wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi
Pasal 12 Kewajiban dan hak tenaga kerja:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan
ahli K3
b. Memakai APD yang diwajibkan
c. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3 yang diwajibkan.
d. Menyatakan keberatan pada pekerjaan bila syarat K3 serta APD yang diwajibkan
tidak dipenuhi
Pasal 13 Kewajiban bila memasuki tempat kerja, wajib memakasi APD yang dipersyaratkan
Pasal 14 Kewajiban Pengurus:
a. Menempatkan semua syarat K3 yang diwajibkan, menempelkan UU ini.
b. Memasang semua gambar K3 yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya
Menyediakan secara cuma-cuma, semua APD yang dibutuhkan
2 UU No.40 Tahun 2004 Sistem Jaminan Sosial Pasal 13 Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta
Nasional kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, sesuai dengan program jaminan sosial yang
diikuti
3 UU. No 36 Tahun 2009 Kesehatan Pasal 164 Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan menjamin lingkungan
kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja.
Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pasal 165 Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
Majikan atau pengusaha menanggung biaya atas gangguan kesehatan akibat kerja yang
diderita oleh pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4 UU. No.24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Pasal 15 Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta
Jaminan Sosial kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
PERATURAN PEMERINTAH
1 Peraturan Pemerintah Penerapan SMK3 Wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3

PERATURAN MENTERI
1 Peraturan Menteri Kewajiban latihan Pasal 1 Setiap perusahaan diwajibkan untuk mengirimkan setiap dokter perusahaannya untuk
Tenaga Kerja, Hiperkes Bagi Dokter mendapatkan pelatihan dalam bidang Hygiene Perusahaan. Kesehatan dan Keselamatan
Transmigrasi dan Perusahaan kerja
Koperasi No. Per-01/
Men/ 1976
Pasal 2 Yang dimaksud dengan dokter perusahaan adalah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja
di perusahaan yang bertugas dan atau bertanggung jawab atas hygiene perusahaan
keselamatan dan kesehatan kerja
2 PERMENAKER NO. PER- Syarat-syarat Pasal 1 Alat Pemadam Api Ringan adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang
04/MEN/1980 Pemasangan dan untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
Pasal 2 (1) Kebakaran dapat digolongkan :
A. Kebakaran bahan padat kecuali logam (golongan A)
B. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (golongan B)
C. Kebakaran Instalasi Listrik bertegangan (golongan C)
D. Kebakaran Logam (golongan D)
(2) Jenis Alat Pemadam Api Ringan Terdiri :
A. Jenis Cairan (air)
B. Jenis Busa
C. Jenis Tepung Kering
D. Jenis Gas (Hidro Carbon Berhalogen dan Sebagainya)
Pasal 4 Setiap satu atau kelompok apar harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat serta
jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan
Tinggi Pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125 Cm dari dasar lantai tepat diatas
1 / kelompok APAR bersangkutan
Penempatan APAR satu dengan yang lainnya tidak boleh melebihi 15 meter , kecuali
ditetapkan lain
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
Semua tabung APAR sebaiknya berwarna merah
Pasal 6 Setiap APAR harus dipasang (ditempatkan ) menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti
(box ) yang tidak dikunci
Lemari atau peti box seperti tersebut dapat dikunci dengan syarat bagian depannya harus
diberi kaca aman (safety glas) dengan tebal maksimum 2 mm
3 Peraturan Menteri Pemeriksaan Pasal 2 Semua perusahaan harus mengadakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi
Tenaga Kerja, Kesehatan kerja pemeriksaan fisik lengkap, kesehatan jasmani, rontgen paru paru dan laboratorium rutin
Transmigrasi No. 02/ dalam
Men/ 1980 penyelenggaraan
keselamatan kerja
Pasal 3 Pedoman pemeriksaan kesehatan berkala dikembangkan mengikuti kemampuan
perusahaan dan kemajuan kedokteran dalam keselamatan kerja.
4 Peraturan Menteri Kewajiban Melapor Pasal 2 Apabila dalam pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusu
Tenaga Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja ditemukan PAK(Penyakit Akibat Kerja )yang ditemukan pekerja, maka pengurus wajib
Transmisgrasi, melaporkan secara tertulis
No.03/MEN/1981
Pasal 3 Laporan harus dilakukan dalam waktu 2 x 24 jam setelah penyakit tersebut terdiagnosa
Pasal 4 Pengurus wajib dengan segera melakukan tindakan preventif agar PAK yang sama tidak
terulang diderita pekerja lain
5 Peraturan Menteri Kualifikasi Juru Las Pasal 2 Juru las dianggap trampil apabila telah menempuh ujian las dengan hasil memuaskan dan
Tenaga kerja dan memiliki sertifikat juru las.
Trasmigrasi,
No.02/MEN/1982
6 Peraturan Menteri Pesawat Angkat dan Pasal 1 Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
Tenaga kerja dan Angkut. memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau barang atau orang secara vertikal dan
Trasmigrasi, atau horizontal dalam jarak tertentu.
No.05/MEN/1985
Pasal 2 Bahan kontruksi serta kelengkapan dari pesawat angkat dan angkut harus cukup kuat, tidak
cacat dan memenuhi syarat.
7 Peraturan Menteri Panitia Pembina Pasal 2 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk
Tenaga Kerja Dan Keselamatan Kerja P2K3
Transmigrasi, No Serta Tata Cara
04/MEN/1987 Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja
Pasal 3 Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari
ketua, sekertari dan anggota. Sekertaris P2K3 ialah ahli keselamatan kerja dari perusahaan
yang bersangkutan
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
8 Peraturan Menteri Pengawasan Instalasi Pasal 2 (1) Instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara
Tenaga kerja dan Penyalur Petir sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan atau standard yang
Trasmigrasi, diakui.
No.02/MEN/1989 (4) Bagian –bagian instalasi penyalur petir harus memiliki tanda hasil pengujian dan
atau sertifikat yang diakui.

9 Peraturan Menteri Tata Cara Pelaporan Pasal 2 Pengurus atau pengusaha wajib melaporan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
Tenaga Kerja dan dan Pemeriksaan pimpinanya.
Transmigrasi No. Kecelakaan
03/Men/1998
Pasal 4 Dengan dikeluarkanya Peraturan Mentri ini, maka formulir bentuk 3 KK2 dalam Peraturan
mentri No. PER.05/MEN/1993 dinyatakan tidak berlaku.
10 Keputusan Menteri Pencegahan dan Pengurus / pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
Tenaga Kerja No. Penanggulangan di tempat kerja melalui:
68/MEN/IV2004 HIV/AIDS di tempat 1. Pengembangan kebijakan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
kerja ditempat kerja yang dapat dituangkan dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian
Kerja Bersama
2. Pengkomunikasian kebijakan dengan cara menyebarluaskan informasi dan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
3. Pemberian perlindungan kepada pekerja/buruh dengan HIV/AIDS dari tindak dan
perlakuan diskriminatif
4. Penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja khusus untuk pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang
berlaku
11 PER 11/MEN/VI/2005 Pencegahan dan Pasal 2 Pengusaha wajib melakukan upaya aktif pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
Penanggulangan dan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
Peredaran Gelap
Narkotika,
Psikotropika dan Zat
adiktif lainnya
Pasal 8 Pengusaha atau pekerja/buruh harus segera melaporkan kepada Kepolisian Negara
Republik Indonesia apabila ditemukan seseorang atau lebih memiliki atau mengedarkan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
12 PER 15/MEN/VIII/2008 Pertolongan Pertama Pasal 1 1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja adalah upaya memberikan
Pada Kecelakaan Di pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan atau
Tempat Kerja orang lain yang berada ditempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di
tempat kerja
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
2. Petugas P3K ditempat kerja adalah pekerja/ buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk melaksanakan P3K
ditempat kerja.
Pasal 2 1. Pengurus P3K wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K ditempat kerja
2. Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja
Pasal 3 1. Petugas P3K ditempat kerja harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari
kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat
Pasal 6 Petugas di tempat kerja mempunyai tugas:
a. Melaksanakan tindakan P3K di tempat Kerja
b. Merawat fasilitas P3K di tempat kerja
c. Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan
d. Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus
13 Peraturan Menteri Alat Pelindung Diri Pasal 1 Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
Tenaga Kerja Dan kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
Transmigrasi, No.08 seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja
/MEN/VII/2010
Pasal 2 1. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja / buruh di tempat kerja.
2. APD harus sesuai dengan SNI atau sesuai dengan standar yang berlaku
3. APD wajib diberikan secara Cuma Cuma oleh pengusaha

14 Peraturan Menteri Operator dan Petugas Pasal 1 Operator adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki keterampilan
Tenaga Kerja Dan Pesawat Angkat Dan khusus dalam pengoperasian pesawat angkat dan angkut
Transmigrasi, angkut
No.09/MEN/VII/2010
Pasal 2 Mengatur kualifikasi syarat wewenang kewajiban operator dan petugas pesawat angkat
dan angkut
Pasal 3 Pengusaha dilarang memperkejakan operator dan atau petugas pesawat angkat dan angkut
yang tidak memiliki lisensi K3 dan Buku K3
Pasal 5 Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat dan angkut
yang mempunya ijin (lisensi) K3 dan buku kerja sesuai dengan jenis dan kualifikasinya
15 Permenakertrans No.26 Penyelenggaraan Pasal 1 1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang selanjutnya disingkat SMK3,
Tahun 2014 Penilaian Penerapan adalah bagian sistem manajemen secara menyeluruh termasuk struktur organisasi,
SMK3 aktivitas perencanaan , tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
pengembangan sumber daya untuk untuk membangun, menerapkan, mencapai,
mengkaji dan mengembangkan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
disingkat dengan K3, dalam upaya mengendalikan risiko K3 di tempat kerja.
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
2. Penyelenggaraan audit SMK3 adalah badan hukum yang ditunjuk oleh Menteri untuk
melakukan audit eksternal SMK3.
Pasal 2 Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
16 Permenaker No. 12 K3 Listrik 1. Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada
Tahun 2015 didalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik,
2. Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan keselamatan bangunan
beserta isi
17 Permenaker No. 9 Tahun Pekerjaan Bekerja pada ketinggian wajib memenuhi persyaratan K3 yang meliputi:
2016 diketinggian a. Perencanaan
b. Prosedur kerja
c. Teknik bekerja aman
d. APD, perangkat pelindung jatuh,
e. Tenaga kerja
18 Permenaker No. 37 Bejana Tekan Bejana tekan meliputi:
Tahun 2016 1. Bejana penyimpanan gas, campuran gas
2. Bejana penyimpanan bahan bakar gas
3. Bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau pengangkutan
19 Permenaker No. 38 Pesawat Tenaga dan Yang termasuk dalam pesawat tenaga kerja dan produksi diantaranya :
Tahun 2016 Produksi 1. Penggerak pemula
2. Mesin perkakas
3. Transmisi tenaga mekanik
4. Tanur
20 Permenaker No. 48 Standar kerja 1. Membentuk dan mengembangkan SMK3 Perkantoran
Tahun 2016 perkantoran 2. Menerapkan standar K3 perkantoran
3. Perencanaan K3 perkantoran
4. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 perkantoran
21 Permenaker Nomor 5 K3 Lingkungan Kerja Pasal 1 8. Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor bahaya di
Tahun 2018 tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted
average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
sehari atau 40 jam seminggu
9. Faktor Kimia adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat kimia yang dalam
keputusan ini meliputi bentuk padatan(partikel) , Cair, gas, kabut, aerosol, dan uap yang
berasal dari bahan-bahan kimia.
Pasal 2 1. Pengurus dan atau pengusaha wajib melakukan pengendalian faktor fisika dan faktor
kimia di tempat kerja sehingga di bawah NAB
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
2. Jika Faktor fisika dan faktor kimia pada suatu tempat kerja melampaui NAB, pengurus dan
atau pengusaha wajib melakukan upaya-upaya teknis-tekonologi untuk menurunkan
sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku

Pasal 13 Pengukuran dan penilaian faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja dilaksanakan oleh
Pusat Keselamatan dan Kesehatan kerja, Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Serta
Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk Menteri
KEPUTUSAN MENTERI
1 Keputusan Menteri Pemanfaatan Pasal 3 Perusahan yang mengikutin program pemeliharaan kesehatan jaminan sosial tenaga kerja,
Tenaga kerja No. Pelayanan Kesehatan harus tetap melaksanakan pelayanan kesehatan kerja kepada pekerjanya.
147/MEN/1989 Kerja Bagi Program
jaminan Pemeliharan
Kesehatan jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
Pasal 5 Jenis pelayanan Kesehatan kerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
2 Keputusan Menteri Diagnosis dan Pasal 2 PAK dapat diketemukan atau diagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan
Tenaga kerja No. KEPTS pelaporan Penyakit tenaga kerja
333/MEN/1989 Akibat kerja.
Pasal 4 PAK yang ditemukan sebagaimana dimaksud pasal 2 harus dilaporkan oleh pengurus
tempat kerja yang bersangkutan bekerja selambat lambatnya 2 X 24
Jam.
3 Keputusan Menteri Unit Penanggulangan Pasal 2 Pengurus atau pengusaha wajib menjegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
Tenaga Kerja No. Kebakaran di tempat latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
Kep.186/MEN/1999 Kerja
Pasal 3 Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) dengan memperhatikan tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi bahaya
kebakaran

4 Keputusan Menteri Pengendalian Bahan Pasal 2 Pengurus wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya, untuk mencegah kecelakaan kerja,
Tenaga kerja No. Kimia Berbahaya di dan penyakit akibat kerja
187/MEN/1999 Tempat Kerja

Pasal 3 Pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi Penyediaan lembar data keselamatan bahan
, dan label dan penunjukkan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
5 Keputusan Menteri Pemberlakuan SNI 04- Pasal 2 1. Perencanaa, pemasangan, penggunaan dan pengujian instalasi listrik ditempat kerja
Tenaga Kerja No. 75 0225-2000 harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.
/MEN/2002 Persyaratan umum 2. Pengurus bertanggungjawab terhadap ditaatinya dan wajib melaksanakan ketentuan
yang diatur.
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status
instalasi listrik di
tempat kerja
Pasal 3 Pengawasan terhadap pelaksanaan SNI-04-0225-2000 ditempat kerja dilakukan oleh
pegawai pengawas atau ahli K3 specialis bidang listrik
INSTRUKSI MENTERI & SURAT EDARAN
1 Instruksi Mentri Tenaga Peningkatan Menginstruksikan kepada kepala kanwil depnaker diseluruh indonesia, untuk mengawasi
Kerja No. Ins, 01 pengawasan dan pemberlakukan UU no.3 Tahun 1951 , UU no 14 1969
/Men/1988 penertiban terhadap
pengadaan kantin dan
toilet di perusahaan
2 Instruksi Mentri Tenaga Pengawasan Instruksi kepada kepala Kanwil Depnaker, Untuk mengawasi pelaksanaan Permenaker No 3
Kerja No. Ins, 03 Terhadap pengelola /Men/1982, Instruksi Menaker No.Ins . 01 /Men/1998, SE Dirjen Binawas No.86 tahun 1989
/M/BW/1999 makanan di tempat
kerja
3 Surat Edaran Menteri Pengadaan Kantin Anjuran kepada perusahaan yang memperkerjakan buruh antara 50-250/200 orang supaya
Tenaga Kerja Dan Dan ruang Makan menyediakan ruang tempat makan diperusahaan yang bersangkutan, dan untuk yang
transmigrasi No. memperkerjakan 200 orang lebih supaya menyediakan kantin perusahaan
SE.01/Men/1979
4 Surat Edaran Menteri Nilai Ambang Batas Dengan Keluarnya SE No.1 /MEN/1997, Maka mencabut SE No.2/Men/1978
Tenaga Kerja Dan Faktor Kimia Di Udara
transmigrasi No. Lingkungan Kerja
SE.01/Men/1979
5 Surat Edaran Direktur Perusahaan Catering Perusahaan catering yang mengelola makanan pada perusahaan2 harus lebih dahulu
Jendral Bina Hubungan yang mengelola mendapatkan rekomendasi dari depnaker. Rekomendasi diberikan berdasarkan
Ketenagakerjaan dan makanan bagi tenaga persyaratan persyaratan kesehatan, hygine dan sanitasi.
Pengawasan Norma kerja
Kerja No.SE.86/BW.1989
6 Surat Keputusan Direktur Cara Pengisian
Jendral Pembinaan Formulir dan Analisis
Hubungan Industrial dan Statistik Kecelakaan
Pengawasan
Ketenagakerjaan
Departemen Tenaga
Kerja RI No.
:Kep.84/BW/1998
DAFTAR PERATURAN PERUNDANGAN Lampiran 9.2
No.Dok : WIK–PO–PM–Q10.10
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) No. Rev : 02

No. Nomor Dan Tahun Nama Peraturan Isi Peraturan Nasional Daerah Status

Tanggal Verifikator

You might also like