Professional Documents
Culture Documents
Bermula dari sepulang sekolah tiga orang remaja yaitu Tomi, Ali, dan Joni sedang menunggu kendaraan
pulang tiba-tiba datang seorang pemuda yang menghampiri mereka.
Lalu Joni pun meninggalkan dua orang temannya langsung pulang ke rumah. Keesokan harinya Tomi dan
Ali tidak masuk sekolah, sepulang sekolah Joni pergi ke rumah Tomi ternyata di situ ada Ali.
Joni : “Eh, kenapa lu nggak masuk sekolah ?”
Joni : “Ah gue nggak mau ikut-ikutan, lebih baik gue pulang aja.”
Dan Joni pun pulang dan di tengah jalan ia berpas-pasan dengan si Budi dan satu orang lagi yang
bernama Jack.
Joni : “Gue dari rumah Ali, Awas lu ya kalau bikin teman gue ancur. Gue ancurin lu pade.”
Joni : “Ya !”
Dan terjadilah perkelahian antara Jack dan Joni. Tetapi perkelahian tersebut dapat terhenti karena Budi
mengingatkan bahwa mereka akan pergi ke rumah Tomi.
Budi : “Udah-udah Jack jangan berkelahi lagi, kita kan mau pergi ke tempat Tomi.”
Dan Budi pun langsung ke rumah Tomi bersama-sama Jack. Sesampainya di rumah Tomi, mereka berdua
langsung menemui Tomi dan kebetulan di situ ada Ali.
Tomi : “Oke gue minta dua paket satu untuk Ali dan satu lagi untuk gue.”
Ali : “Gila lu Tom gue mana punya duit, emangnya bayarnya pakai daun.”
Jack : “Nggak apa-apa kalian bisa ngutang, tapi awas kalau tidak bayar batasnya satu minggu.”
Tomi : “Lho, siapa ni orang main nyambung aja kayak kabel listrik.”
Budi : “Oh iya gue lupa kenalin ni orang namanya Jack. Eh ngomong-ngomong tadi si Joni ngapain kemari
?”
Ali : “Nggak apa-apa dia cuma mau nanya yang nggak ada gunanya.”
Budi dan Jack pun lalu pergi dari rumah Tomi. Hari demi hari telah berlalu tapi hutang Ali dan Tomi
belum juga lunas karena mereka selalu membeli barang haram tersebut.
Seperti biasa Tomi dan Ali pulang sekolah mereka menunggu Jack dan Budi tak lama kemudian
datanglah Budi dan Jack.
Jack : “Ah kalian ini hutang yang dulu saja belum lunas, cepat lunasi hutang-hutang kalian waktunya
udah telat nih.”
Kemudian terjadilah perkelahian antara mereka berempat dan dari kejauhan Joni melihat perkelahian
tersebut sebagai teman Joni juga ikut membantu kedua temannya yang sedang berkelahi. Tiba-tiba Jack
mengeluarkan clurit dari dalam bajunya, dengan segera ia membacok Tomi dan Ali, tetapi akhirnya
nyawa mereka selamat akibatnya yang terkena bacokan ialah Joni. Jack dan Budi melarikan diri.
Firma Y as Silvi
Nela NF as Bu Anis
Nisa N as Ica
Syifa SA as Cindy
Scenario
Prolog : Gladis, dia seorang anak yang beruntung karena mempunyai segalanya. Dia memiliki orang tua
yang baik, teman yang banyak, dan hidup serba mewah. Tetapi pada suatu ketika permasalahan datang
kepada kehidupannya.
Gladis :”Oh pastinya seneng banget. Udah hidup serba kecukupan, orang tua yang
selalu menyayangiku, pacar yang perhatian, dan punya temen-temen seperti kalian.”
Ica :”Beruntung banget hidup kamu dis. Aku bangga banget punya teman kaya kamu walaupun
serba punya tapi mau berteman dengan siapa saja.”
Silvi :”Udah deh gak usah berisik. Mending lanjutin aja nonton filmnya. Seru tau!”
Tiba-Tiba orang tua Gladis masuk ke ruang tamu dengan keadaan memanas.
Pa Guntoro :” Iya memang sibuk dan gak mungkin aku cari yang lain. Ini Semua aku lakukan untuk kalian.
Kamu dan Gladis. Sudahlah gak usah dibesar-besarin masalah seperti ini saja bikin rumah gempar.”
Gladis :”Mah, pah kalian ini apa-apaan??Tolong dong hargai teman-teman aku. Gak usah berantem
kaya gini. Ini bukan pertama aku liat kalian berantem. Kalo mamah sama papah gak mau damai aku akan
keluar dari rumah
Bu Anis :”Silahkan kalau kamu mau kelaur dari rumha ini mamah gak akan larang!”
Pa Guntoro : “Dan ingat papah gak akan biayain hidup kamu lagi.”
Ica :”Om, tante maaf bukan saya mau ikut campur dengan urusan kalian tapi tolonglah piker-pikir
dahulu keputusan kalian.”
Pa Guntoro:”Itu kemauan dia jadi aku sebagai ayahnya tak akan larang dia.Biar dia rasakan bagaimana
hidup di luaran sana.”
Bu Ani :”Lihat, ayahnya saja tidak peduli. Kenapa aku harus peduli. Toh selama ini aku juga bisa hidup
tanpa bantuan Gladis dan ayahnya. Aku bisa hidup sendiri.”
Cindy :”Astagfirullah tante, di dunia ini kita saling membutuhkan. Jangan sampai keluarga ini hancur
karena keegoisan.
Gladis :”Udah cukup!!Aku kira kalian sayang sama aku ternyata aku salah. Kalian gak pantas disebut
orang tua. Jangan harap aku akan kembali.”
*Akhirnya Gladis keluar dari rumah dengan perasaan yang begitu sakit.
Silvi :”Gladis,tunggu kami.Kami akan selalu menemanimu walapun orang tuamu tidak peduli.”
Cindy :”Dan yang harus Om dan tante ingat, Gladis itu sangat sayang sama kalian melebihi apapun.”
Ica :”Gladis, udahlah kamu gak usah mikirin mereka, mereka juga belum tentu mikirn kamu malah
mereka memertahankan keegoisan mereka.”
Cindy :”Tapi ca, yang namanya orang tua itu sangat menyayangi kita sebagai anaknya. Aku gak habis
piker orang tua Gladis kaya gitu. Kamu kan masih punya kita dan pacar yang kata kamu sayang sama
kamu.”
Gladis :”Oh iya, kenapa aku gak manfaatin keadaan ini untuk curhat sama dia.”
Gladis :”Teman, parah banget di saat kaya gini dia malah mutusin aku dan pergi dengan yang lain.Ini
semua kejam buat aku. Dunia terasa pedih buat aku. Tuhan gak sayang sama aku. Aku cape seperti ini.
Dan sekarang aku harus kemana dan bagaimana?
Ica :”Mending kamu ke rumah kita-kita aja tapi maaf kamu sendiri tau kan di rumah aku pengap
dengan anak-anak. Maklum 7 bersaudara.”
Cindy :”Iya aku juga sama. Kayaknya malam ini aku malah nginep di rumah paman soalnya kunci rumah
aku hilang dan kunci duplikatnya juga gak ada.”
Gladis :”Oh ya udahlah teman, aku mau nginep di rumah silvi aja.Bolehkan Silvi? Ya..ple..ase!”
Silvi :”Eu..gimana ya?izinin gak ya?boleh deh. Tapi di rumah aku juga berantakan banget.”
Gladis :”Gak apa-apa ko’ yang penting kan aku bisa tidur dalam rumah.”
Cindy :”Kalo begitu bagus deh. Titip Gladis ya vi, jangan ajarin dia yang macem-macem.”
*Mereka pun berpisah karena saat itu hari mulai sore tapi orang tua Gladis tak mencoba mencari
Gladis.Yang ada mereka saling memanaskan suasana. Pak Guntoro dan Bu Anis saling memiliki
kesibukan.
Pak Guntoro :”Hallo Pak, gimana meeting saya besok? Bisa dilaksanakan di Puncak kan? Oh iya terima
kasih.”
Pak Guntoro :”Lusy, besok kamu bisa temenin saya. Besok ada meeting di Puncak. Lumayan bisa sekalian
liburan.”
Bu Anis :”Kamu bisa kan temani aku belanja ke mall , jalan-jalan ke alun-alun. Nanti tante yang traktir
deh.”
*Kecurigaan Bu Anis berakhir tak baik. Dia malah menjadi tante-tante kesepian yang sering jalan dengan
pria remaja/brondong.
Sementara itu, di rumah Silvi,Gladis hanya murung dan tak banyak kata yang diucapkan.
Silvi :”Udahlah dis, tak usah kau pikirkan orang tua dan pacarmu itu. Mereka yang tak sayang sama
kamu walaupun kau sangat menyayangi mereka masih banyak hal lebih penting yang harus kamu
pikirkan. Aku juga menghadapai hidup ini serasa tak punya karena aku punya obat ini yang bisa
membuat terasa lepas dan bebas.”
Silvi :”Aduh kamu gak usah pura-pura deh. Nanti kamu juga pasti butuh dengan barang ini. Dulu juga
aku begitu gak mau make tapi ya begitu lah keadaan yang memaksaku untuk seperti ini. Jadi sekarang ya
nikmatin saja.”
Gladis :”OH gitu jadi menurut kamu obat-obat itu bisa ngelupain semua masalah. Tapi vi kesehatan
kamu jadi taruhannya. Nyawa kamu terancam. Berhenti dari sekarang sebelum kecanduan.”
Silvi :”Aku udah terbiasa dengan brang ini aku gak mau berhenti jadi jangan harap kamu bisa nyruh
saya untuk berhenti. Ngerti ? dan ingat satu hal jangan sampai Ica dan Cindy tahu aku suka pake obat-
obatan ini,Ok?”
Gladis :”Ya deh terserah kamu, yang penting aku sudah ngingetin kamu. Aku udah ngantuk, aku tidur
duluan aja makasih karena kamu udah izinin aku utnuk menginap disini.”
Silvi :” Ya lah.”
*Keesokan harinya kebetulan hari Minggu Gladis dan teman-temannya lebih memilih jalan-jalan ke mall.
Ica :”Teman, rencananya kita kemana nih? Makan ? nonton atau belanja ?”
Gladis :”Terus aku gimana?aku gak punya uang, kartu kredit semuanya di blokir. Papah memang benar-
benar tidak peduli dengan aku. Dasar Orang tua apa yang seperti itu.”
Silvi :”Udah gampang soal bayaran biar aku yang bayarin kamu.”
*Akhirnya mereka masuk bioskop. Disana di putar Film tentang anak yanga mengalami broken home
dan si pemeran utama melampiaskan masalah kepada narkoba. Gladis merasa tergiur dengan obat-
obatan yang ditawarkan Silvi. Karena dia juga berpikir mungkin masalah akan selesai jika dia mencoba
narkoba. Tanpa dia pikirkan akibatnya.
Ica :”Jangan-jangan!!kamu jangan coba-coba dengan hal-hal yang tidak berguna seperti apalah tadi
narkoba. Apa kamu tidak lihat akibatnya. Dian meninggal gara-gara overdosis narkoba. Apa kamu gak
takut?”
Silvi :”Kenapa harus takut? Dia nya aja yang gak bisa pake secara bener.”
Ica :”Pokonya dis, kota gak pengen kamu dekat-dekat dengan yang namanya narkoba. Say “NO” to
drugs. Kita tuh cuma sayang sama kamu. Kita gak mau kamu meninggal dengan cara seperti itu.”
*Mereka pun pulang dari Mall.Begitu pula dengan Gladis dan Silvi. Seperti kemarin Gladis pulang ke
rumah Silvi.
Silvi :”Ya digratisin aja. Kalo suruh bayar juga gak ada kan?”
Gladis :”Hehe.. emang gak ada. Makasih ya! Tapi cara ngegunainnya gimana?”
Silvi :”Aduh kamu deso banget sih. Ya tinggl di kunyah aja. Tapi sebelumnya kenapa kamu jadi
berubah pikiran?”
Gladis :”Aku cape dengan masalah yang aku hadapai. Orang tua gak peduali. Pacar malah nyelingkuhin,
aku cuma punya kalian teman-teman. Tapi itu gak cukup, aku butuh uang untuk menjalani kehidupan.
Aku gak mungkin terus bergantung sama kalian.”
Silvi :”Gladis, Gladis bangun!!”Apa yang harus aku lakuin? Nelpon rumah sakit? Aduh jangan dulu.
Orang tua Gladis? Gak mungkin gak mungkin. Ica , Cindy? Yayaya aku telpon mereka saja.
Ica :”Gladis!Gladis! Bangun! Kamu gak boleh tidur. Ayo kita main. Bangun cepat!!”
Cindy :”Bangun cepat! Gak lucu. Udahn main-mainnya kami semua khawatir.”
Cindy :”Jangan bilang dia nekat dan sekarang dia overdosis narkoba/”
SIlvi :”Sebenernya tadi dia minta obat terlarang. Aku kira dia tahu dosis penggunaannya. Dan maaf
aku pengguna narokoba tapi aku janji aku akan berhenti menggunakan barang haram itu.”
Ica :” OK untuk sekarang kita gak usah maaf-maafan dulu yang penting, apa yanga kita lakukan
untuk menyelamatkan Gladis?”
Cindy :”Udah deh kita hubungi aja mamah sama papahnya Gladis. Biarin aja mereka mau nanggapin
kaya gimana yang penting kita telah berusaha menghubungi mereka.”
Cindy :”Halo Om, tante. Gladis pingsan om. Mending om sama tante kesini ke rumah Silvi. Taukan
rumah Silvi ? Di Jalan R.E Martadinata nomor 37.
Bu Anis :”Ya, tante sama om kesana sekarang. Semoga Gladis masih bisa di selamatkan.”
*Setibanya di rumah Silvi, Bu Anis langsung memeriksa Gladis, karena Bu Anis juga seorang dokter.
Bu Anis :”Terlambat, Gladis sudah tidak bisa di selamatkan. Dia telah overdosis. Tante menyesal lakuin
semua ini.Karena tante Gladis berakhir seperti ini.”
Pak Guntoro :”Bukan mamah saja yang salah,papah juga salah maafkan kami Gladis. Dulu kami khilaf
membiarkanmu pergi dari rumah karena dulu kami sedang emosi.
Silvi :”Sudahlah Om tante biarkan Gladis bahagia disana walaupun cara dia wafat tidak dalam
keadaan terhormat.”
Pak Guntoro :”Padahal Om sama tante sudah berdamai lagi. Kita gak akan berselisih lagi. Tapi sayang
Gladis telah pergi. Selamat Jalan anakku.”
Ex : 3
PERGAULAN BEBAS
Dikota jakarta , banyak remaja yang memiliki komunitas. ada satu komunitas yang bernama
bandikz disana,komunitas itu sangatlah bersifat negativ didunia pergaulan masyarakat .
bandikz terdiri dari 4 orang anggota , 1 orang cewek dan 3 orang cowok .
1. bella
2. ari
3. deni,dan
4. erick
mereka bersahabat sejak lama , dan akhirnya terjerumus dalam pergaulan bebas. mereka selalu
menentang perkataan orang tuanya, terutama bella . dia selalu melawan ibunya yang bernma
Nita . suatu hari;
Nita(ibu bella) : (perasaan gelisah) bella kemana yah ? *mondar-mandir
Pergaulan Bebas
Ada sebuah panti asuhan bernama “Yayasan Peduli Anak”. Di yayasan tersebut banyak
terdapat anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya. Ada yang ditinggal mati dan ada yang dititipkan
di panti asuhan tersebut.
Perkenalan tokoh :
1. Anne Novia Duana sebagai Narator
2. Cut Siti Nisrina sebagai Ibu panti, Hj.Mekar Sari
3. Praesidi Caesar sebagai Uztad Al-Farabi
4. M.Zubir sebagai Ahmad, pengamen & pengedar narkoba
5. Hendrik sebagai Lee Chong Wei, pengamen & pengedar narkoba
6. Ireka Salsabila sebagai Ibu Nina, yang merawat panti
7. Risna Amalia sebagai Karina, anak panti yang kemudian menjadi pemakai narkoba
8. Lia Novita Putri sebagai Regina, anak panti yang kemudian menjadi pemakai narkoba
9. Nyak Mirza sebagai Polisi
10. Putri Mauliza sebagai Polwan
11. Siti Nisfiyanti sebagai Lili, anak panti
12. Nur Chadijah sebagai Lena, anak panti
13. Nana Oktafia sebagai Mela, anak panti
14. Diva Pratiwi sebagai Tiwi, anak panti
Pada sore hari di sebuah panti asuhan yang bernama “Yayasan Peduli Anak”, seorang uztad
sedang mengajari anak-anak mengaji di panti asuhan tersebut.
Uztad : …”Sadakallahul’azim..”
Untuk mengakhiri pengajian hari ini, mari kita tutup dengan berdoa bersama !
Anak panti : (mengikuti uztad)
Pengajian telah berakhir, dan waktu magrib telah tiba, uztad pun mengumandangkan azan.
Dan uztad pun mengajak anak-anak panti untuk shalat berjamaah.
Shalat pun telah berakhir dan anak-anak panti pun segera masuk keruang makan untuk makan
malam. Pada saat makan malam, Ibu Mekar Sari sedang menyiapkan makan malam.
Pak Uztad : Iya benar apa yang dikatakan Tiwi. Contohlah sifat Tiwi
yang selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah
Lili & Mela : Ehm, iya iya. Aku mau makan kok (sambil merengut)
Uztad : Ya sudah, mari kita makan anak-anak.
Jangan lupa membaca doa
Anak panti : Iya pak… !!
Ibu Mekar : Mereka anak baru di panti ini. Mereka tidak punya tempat
tinggal. Kalian tidak keberatan kan kalau mereka tinggal disini ?
Karina & Regina : Kami tidak setuju Buk !
Tiwi : Tidak boleh seperti itu, kasihan mereka.
Buk, saya senang kalau mereka tinggal disini
Dan keesokan harinya, Ibu Nina memperkenalkan kepada semua anak panti, bahwa mereka
kedatangan anak baru.
Saat Karina dan Regina menuju ke ruangan mereka, tiba-tiba Ahmad dan Lee menghampiri
mereka.
Setelah menerima permen dari mereka, lalu Regina dan Karina masuk ke ruangannya, mereka
merasa aneh dengan diri mereka sendiri.
Akhirnya mereka pun ketagihan dengan permen yang mereka tidak tahu sebenarnya itu
narkoba. Keesokan harinya Lena dan Tiwi melihat Regina, Karina, Ahmad, dan Lee sudah sangat akrab.
Dan hari demi hari, pergaulan Regina, Karina, Ahmad, dan Lee semakin tidak terkendali.
Mereka sering keluar panti asuhan tanpa pamit. Dan sering pulang pada saat malam hari.
Regina : Karina, aku merasa lebih baik diluar dari pada di panti
Karina : Hahaha, ya aku rasa begitu
Lee : Hei ! Ini dia barang yang kalian sukai
Ahmad : (memberi narkoba kepada Regina dan Karina)
Dan saat itu, Lili, Mela, Tiwi dan Lena mulai merasa curiga. Sudah malam mereka juga masih
belum pulang ke panti. Lalu Lili, Mela, Tiwi dan Lena mencari mereka.
Dan tiba-tiba Lili menemukan mereka berempat. Dan yang tidak bisa disangka, mereka sedang
berpesta pora. Lalu Lili dan Mela cepat-cepat memanggil uztad dan ibu-ibu panti.
Setiba di panti Lili & Mela hendak memanggil Ibu Mekar, tapi mereka bertemu dengan Ibu
Nina.
Mereka pun berlari mencari keempat orang anak itu. Lalu mereka ditemukan oleh Ibu Nina.
Mereka pun berlari mengikuti Lili dan Mela. Sesampainya disana Mela menunjukkan Karina
dan yang lainnya kepada Uztad dan Ibu panti.
Lalu Uztad memaksa untuk membuka tangan Lee, Lee melawan. kemudian Pak uztad merampas
barang yang ada di tangan Lee dengan paksa.
Uztad pun menampar Lee. Dan Mela langsung menghubungi polisi untuk menangkap teman
mereka itu.
Dan polisi pun segera datang untuk mengintrogasi mereka berempat. Setiba polisi disana
mereka langsung di introgasi.
Dan Polwan pun lalu memborgol tangan mereka, dan hendak membawa mereka ke kantor polisi.
Lalu polisi menanyakan segala pertanyaan menurut bukti dan polwan pun meringkus data yang
di perolehnya.
Setelah mengintrogasi mereka, polisi pun lalu memasukkan mereka ke dalam penjara.
Hari demi hari, tahun demi tahun telah berlalu. Saatnya Regina, Karina, Lee, dan Ahmad
keluar dari penjara, dan mereka kembali ke panti untuk menjumpai anak-anak dan pegurus panti.
Regina dan Karina pergi untuk menemui Ibu Mekar dan Ibu Nina untuk meminta maaf.
Regina dan Karina dimaafkan dengan Ibu panti dan mereka berpelukan. Lalu Lee dan Ahmad
pergi untuk menemui uztad Al-Faribi.
Pada akhirnya Ahmad, Lee, Regina, dan Karina diterima lagi di panti. Dan mereka menjadi
anak yang baik di panti tersebut.
5
Pada suatu hari di suatu sekolah yang berada di Bandung yaitu SMA SELALU CERIA yang terkenal
dengan siswanya yang kaya dan nakal. Tetapi, tidak semua seperti itu. Ingin tahu kelanjutan ceritanya?
Saksikan ya… drama dari anak-anak yang gokil-gokil ini….!!!
Pak Rendy : (Datang ke kelas dengan santai) “Selamat pagi anak-anak sebangsa dan setanah air
yang Bapak cintai, sayangi, dan rindui. Hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo masuk nak…!” (sambil
mempersilakan murid tersebut masuk ke kelas).
Gisel : “Ikh…ikh…ikh…!!! Kenapa sih harus ada murid baru segala?” (dengan raut wajah
yang kesal).
Putri : “Asyik, ada murid baru!! Berarti teman kita bertambah dong…!!!” (dengan raut
wajah yang senang).
Nino : “Uuuu…… yes anak baru! Jadi ada yang bisa kita kerjain nih..! ha..ha..” (bergaya
pahlawan bertopeng).
Ridho : “Halo teman-teman dari Sabang sampai Merauke, dari Sumatera sampai Papua
berjajar pulau-pulau!! Perkenalkan nama saya Ridho Lillahi Ta’ala, teman teman bisa panggil saya
dengan satu kata yaitu Ridho. Saya pindahan dari SMA SELALU SEDIH yang terkenal dengan
kesedihannya, maka dari itu saya pindah kesini karena saya ingin ceria. Rumah saya di….”
Berry : “Emang penting ya…??” (memotong pembicaraan).
Pak Rendy : “Sudah-sudah, jangan berteman..!! Baiklah Ridho, silakan kamu duduk di sebelah
Abel. Dan satu lagi yang Bapak sampaikan, berhubung sekarang guru- guru akan mengadakan rapat,
jadi…. kalian jangan ribut ya….!!!”
Semua : “Iya Pak…!”
Pak Rendy pun pergi meninggalkan kelas. Abel, Putrid an Nabila pun segera menghampiri
Ridho.
Nabila : “Hai Ridho…!! Kenalin aku Nabila anak terlucu di kelas, ini Putri dan sebelah
kamu itu Abel.”
Putri & Abel : “Salam kenal…!!!”
Ridho : “Salam kenal juga..! Aku Ridho. (Berfikir) Oh iya, kalian mau ga jadi teman aku?”
Putri : “Tenang aja kawan, kita mau kok temenan sama kamu.” (sambil melirik Nabila dan
Abel).
Abel : “Haah? Ga salah tuh? Kita mau temenan sama dia? Cape deh…!”
Nabila : “Abel, kamu nggak boleh ngomong gitu. Dia juga temen kita, kamu nggak boleh
ngelarang siapapun buat berteman sama kita”
Abel : “Tenang kawan, aku cuman bercanda kok”
Putri : “Dasar kamu ini.” (heran).
Saat di perjalanan menuju ke kantin, Putri mengejar-ngejar Gisel dan teman-temannya dengan
tergesa-gesa.
Cha-cha : “Ngapain lo ngejar-ngejar kita?”
Putri : “A…aku cuman pengen gabung sama kalian doang kok. Aku dari dulungefans sama
kalian. Jadi, boleh ga aku ikut gabung sama kalian?” (berharap).
Gisel : “Emh, lo boleh gabung sama kita-kita, tapi lo harus nurutin semua perintah kita.
Gimana?” (sambil merangkul pundak Putri).
Putri : “Ok, aku setuju! Apapun, asalkan aku bisa gabung sama kalian. Tapi…… apa yang
harus aku lakukan?” (menyanyi lagu seventeen).
Berry : “Gampang kok. Ntar pas pulang sekolah, lo ikut sama kita-kita ke tempat tongkrongan
kita. Oh iya, ngomong-ngomong nama lo siapa?”
Putri : “Nama aku Tiara Bunga Indah Noor Randani Harum Mekar Mewangi Sepanjang Hari dan
Tak Ada Seorang pun yang Bisa Menandingi!”
Rangga : “Busseeett…. Itu nama atau kereta api? Panjang bener…”
Nino : “Iya nih, aku jadi lupa nama kamu!!”
Gisel : “Ok, Putri pokoknya pulang sekolah nanti, lo pergi ke tempat tongkrongan kita!”
Putri : “Dimana???”
Rangga, Nino : “Rt 05, Rw 03, 10 tempat nonkrongnya, jalannya jalan cinta” (menyanyi).
Putri : “Ooh..! I… iya nanti aku kesana”
Bel pulangpun berbunyi, Putri pun segera meninggalkan kelasnya, dan pergi ke markas Gisel Cs.
Tetapi saat di jalan, Putri bertemu dengan Abel, Nabila, dan Ridho.
Nabila : (Menarik tangan Putri) “Put, kamu mau kemana? Ko tumben ga pulang bareng sama
kita?”
Abel : “Iya nih, biasanya kamu kan suka pulang bareng sama kita”
Putri : “Begini ya teman-teman, aku masih ada urusan sebentar. Jadi, kalian duluan aja ya…!
Daaahh…!” (pergi meninggalkan teman-temannya).
Nabila : “Kenapa sih tuh anak? Ga biasanya dia kayak gini… jangan-jangan, ada yang ga beres?”
(bingung dan curiga).
Ridho : “Kamu ga boleh bilang gitu. Kita harus yakin Putri ga akan kenapa-napa.
Abel : “Bil, perasaanku kok ga enak ya…?? Aku takut terjadi apa-apa sama Putri” (khawatir).
Nabila : “Udahlah, mungkin kamu cuman ga biasa aja ga pulang bareng sama dia”
Abel : “Mungkin juga sih. Iya udah, kita pulang aja, lagian aku juga udah laper nih”
Putri pun sampai di markas Gisel Cs. Mereka disana sedang menunggu Putri.
Cha-cha : “Duh, lama bener! Kita se-jam tau nungguin kamu”
Putri : “Maaf ya, tadi aku ada sedikit masalah” (berusaha meyakinkan).
Gisel : “Iya udah, sekarang Partydimulai…!! Eh, tolong dong musiknya!” (menyuruh).
Rangga : “Siap!! 1… 2… 3…” (lagu dangdut).
Gisel : (sambil menari) “Kok lagunya ini sih?”
Rangga : “Eh sorry-sorry, itu lagu punya nenek gue, tadi kebawa. Hehe…!!”
Cha-cha : “Iya udah, sekarang nyalain musiknya”
Rangga : “Siap!! 1… 2… 3…” (lagu goyang duyu).
Akhirnya mereka pun mencobanya. Dan mereka kini sedang berpesta narkoba. Setelah selesai
berpesta….
Putri : “Eh temen-temen, aku pulang dulu iya. Oh iya, aku bawa satu ke rumah iya”.
Rangga : “Iya, aku juga mau pulang dulu, ngantuk nih”.
Gisel : “Iya..iya.. Eits, hampir lupa. Put, besok tolong iya dandanan lo di ubah, jangan kaya
gini, NORA tahu…”.
Putri : “Okey…!!!”.
Keesokan harinya…
Pak Rendy : “Anak-anak!! Sekarang kan hari bersih-bersih, jadi Bapak harap kalian bisa
membersihkan ruangan ini ya…!!”.
Semua : “Siip pak..!”.
Pak Rendy : “Iya udah, Bapak tinggal dulu ya”.
Pak Rendy pun meninggalkan kelas dan Putri masuk ke dalam kelas dan semua orang yang
berada di dalam kelaspun kaget melihat Putri.
Putri : “Hai my friend!!” (sambil bergaya seperti artis).
Nabila : “Put, kamu kok jadi kayak gini?”
Putri : “Why?”.
Abel : “Rok, rok kamu pendek, kacamata ilang, kucir dua juga ilang”.
Putri : “Abel dan Nabila, sekarang aku udah berubah dan tolong sekarang panggil aku OLIVE
bukan Putri lagi. Oh iya, dan satu lagi, aku sekarang udah gabung sama Gisel Cs”.
Nabila : “Kita ga ngelarang kamu buat berteman sama siapa aja kok. Tapi…..” (melihat Putri).
Ridho : “Kalo itu yang terbaik buat kamu, ya sok aja, itu terserah kamu”.
Gisel : (tepuk tangan) “Wah..wah..wah.. bagus juga penampilan lo!”.
Nino : “Ga kalah sama Gisel nih..”.
Berry : (terbelalak) “Ini Putri???”.
Putri : “Iya, ini aku Putri. Emang kenapa? Ada yang salah?”.
Berry : “No… no… no… it’s Perfect”(meyakinkan).
Putri : (berbisik) “Aku mau barang itu lagi!”.
Berry : “Tapi, kemaren kan kamu udah banyak ngisep barang itu, aku ga mau ngasih”
(mengacuhkan).
Gisel : “Iya nih, gue juga mau barang itu lagi. Dari tadi malem gue udah ga kuat buat
nahannya”.
Berry : “Tapi, kalian termasuk Nino, Rangga dan Cha-cha udah banyak ngisep itu barang. Gue
takut, entar lo semua kenapa-napa lagi”.
Cha-cha : “Udahlah, sekarang kita lagi butuh barang itu dan kita semua mau minta 3x lipat lebih
banyak dari yang kemaren”.
Nino : “Iya bener, gue udah ga kuat nih”.
Berry : (bingung) “Iya udah, nanti di markas aja iya. Kalo disini ntar ketauan sama yang laen
lagi”.
Semua : “Ok”.
Bersih-bersih pun selesai dan seperti biasanya Gisel Cs pergi ke tempat tongkrongannya.
Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang dibuntuti oleh Abel Cs.
Abel : “Oh, jadi ini tempatnya”.
Nabila : “Bisa dibilang gitu sih. Tempatnya jelek amat iya…!”.
Ridho : “Nah, sekarang ayo kita pulang. Besok kita ke tempat ini lagi. Kalian udah hafalkan?
Jadi besok kita gampang kesini lagi deh”.
Abel & Nabila : “Siipp!!!”.
Abel Cs pun pulang. Sementara itu, di basecamp mereka berpesta narkoba lagi. Berry merasa
khawatir kepada teman-temannya yang saking tergila-gilanya dengan narkoba. Tak lama kemudian,
Gisel merasakan sesuatu.
Gisel : (menyanyi lagu asmara)
Nino : “Eh, bentar, liat Gisel tuh dia kenapa?” (kaget).
Gisel : “Gue mau narkoba lagi” (bingung).
Berry : “Tapi gue udah ga punya lagi” (berusaha meyakinkan).
Gisel : “Tapi gue mau lagi. Mana? Mana?”.
Putri : “Gisel, kamu udah banyak ngisep itu”.
Gisel : “Gue ga mau tau, pokoknya sekarang kasih barang itu lagi ke gue. Cepetan!!”
(memaksa).
Gisel pun dibawa ke rumah sakit terdekat. Sementara itu Berry dan Putri…
Berry : “Ehm.. Put, bye the way kamu udah punya pacar belum?”.
Putri : “Belum”.
Berry : “Oh, masa?”.
Putri : “Iya, beneran” (meyakinkan).
Berry : “Put, mau ga??” (suasana menjadi tegang).
Putri : “Mau apa?”.
Berry : “Mau ga kita nyusul mereka ke rumah sakit?”.
Putri : “Eh, kirain teh mau apa?! Enggak ah”.
Berry : “Iya udah, aku kesana dulu ya…!”.
Putri : “Iya. Hati-hati ya…!”.
Pada saat Berry meninggalkan Putri sendirian di basecamp, Putri menahan rasa kecanduannya
itu. Dan pada saat itu pula, basecamp Gisel pun dapat dimasuki oleh Abel Cs.
Ridho : “Ini tempatnya kan?”.
Nabila : “Iya bener kok, aku gak salah. Soalnya aku masih inget tempatnya”.
Abel : “Sekarang, ayo kita masuk!”.
Ketika di dalam….
Nabila : “Putri? Ngapain kamu disini?” (kaget).
Putri : “Justru aku yang harus nanya, ngapain kalian disini?”.
Ridho : “Kita kesini cuman mau bawa pulang kamu”.
Nabila : “Iya put, kita kesini cuman mau bawa pulang kamu kok”.
Putri : “Enggak mau, pergi kalian semuanya!” (mendorong Nabila).
Abel : “Udah syukur masih ada orang yang peduli sama kamu”.
Ridho : “Udah-udah! Kalo kamu ngerasa kayak gitu, it’s ok, kita pergi”.
Keesokan harinya, Putri masih tetap berada di basecamp. Dan ketika Berry Cs datang ke
basecamp, mereka melihat Putri yang sedang kesakitan dan berguling-guling di lantai.
Berry : (sambil berlari) “Put, kamu kenapa?”.
Ketika itu, Putri sedang kejang-kejang sambil mengeluarkan darah dari hidungnya.
Putri : “Mumpung kalian ada disini, aku mau minta maaf, aku sudah tidak kuat lagi. Berry
maafin aku, dan kamu harus sudahi semua ini. Teman-teman… aaaa…….” (muntah darah).
Semua : “Putri…..!! innalillahi wa inna illaihi roji’un”.
Abel : “Berry, kamu harus bertanggung jawab untuk semua ini”.
Berry : Baiklah, aku akan menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib”.
Semua menyanyikan lagu kerispatih.