You are on page 1of 4

Nama : Ardian Enggar Haryo Dwi Pangestu

NIM : 17201241057
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen Penguji : Esti Swatika Sari, M.Hum.

1. Kurikulum di Indonesia
a. Alasan dan tujuan dari berbagai perubahan kurikulum di Indonesia:
1) Mengikuti perkembangan zaman
Di era yang semakin maju (digital) atau modern ini merupakan salah
satu faktor utama yang menyebabkan adanya perubahan kurikulum. Hal ini
dilihat dari proses belajar mengajar di dalam kelas. Peserta didik zaman
sekarang yang terus-menerus menerima efek dari perubahan zaman, baik
secara langsung maupun tidak langsung, tentunya akan menghadirkan teknik
baru dalam belajar. Begitu juga seorang pendidik dan/atau lembaga
pendidikan yang harus menemukan metode baru untuk membuat inovasi
dalam sebuah pendidikan dan pembelajaran di kelas agar pembelajaran
semakin efektif, menarik, dan mudah dipahami oleh peserta didik.
2) Meningkatnya kompetensi lulusan
Seiring dengan perkembangan zaman tentunya semua pihak, baik
negara, sekolah, maupun masyarakat sangat menginginkan adanya pendidikan
yang membantu mengembangkan kompetensi peserta didik. Indonesia
mengalami banyak perubahan kurikulum karena dilatarbelakangi oleh
perubahan sikap, perilaku, dan kemampuan peserta didik. Dengan begitu
adanya perubahan kurikulum bertujuan untuk mengembangkan keseimbangan
antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas,
kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotor dan
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat (Prastowo, 2018).
3) Demi mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia
Seperti yang dituliskan dalam Pembukaan UUD 1945, “Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Dari kutipan tersebut
dapat digarisbawahi bahwa satuan lembaga pendidikan berusaha membentuk
pendidikan yang ideal bagi Indonesia. Dari uraian di atas juga dapat diketahui
pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kompetensi
lulusan. Pendidik yang berinteraksi langsung dengan peserta didik harus
mampu melaksanakan kompetensi profesi, pendagogi, sosial, dan personal
dengan baik agar dapat membantu mewujudkan cita-cita Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa perubahan kurikulum di Indonesia
karena adanya perkembangan zaman yang semakin maju (globalisasi), adanya
kebutuhan atau harapan atas kompetensi lulusan, dan demi mewujudkan cita-cita
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga alasan pokok tersebut bertujuan
untuk mengantarkan pada pendidikan dan perubahan yang lebih baik.

b. Saran/usulan untuk kurikulum dan pembelajaran Bahasa Indonesia di pendidikan


menengah
Jika melihat proses pembelajaran di kelas, bentuk kompetensi dasar, dan buku-
buku sebagai pembantu siswa dalam belajar, saya rasa kurang efektif untuk
mengembangkan keterampilan peserta didik. Model pembelajaran yang terlalu
banyak menekankan pada teks, hanya mengarahkan peserta didik untuk terampil
membaca saja. Bahkan, peserta didik hanya membaca sebuah teks secara umum,
tidak membaca kritis. Sedangkan untuk keterampilan menulis sudah sesuai dengan
porsinya.
Pengembangan keterampilan lain pada kurikulum dan pembelajaran saat ini
juga kurang. Keterampilan berbicara yang diajarkan di sekolah harus ditingkatkan
lagi dengan sebuah praktik agar peserta didik dapat menerapkan hasil belajarnya
di masyarakat. Selain itu, keterampilan menyimak perlu ditingkatkan pada
menyimak serius agar peserta didik mampu memahami sesuatu yang didengar
dan/atau dilihat. Dengan demikian, perubahan kurikulum dan pembelajaran
Bahasa Indonesia harus memerhatikan empat keterampilan berbahasa dan jangan
menganggap sepele mengenai kemampuan berbahasa.

c. Referensi:
Muhammedi. 2016. “PERUBAHAN KURIKULUM DI INDONESIA: STUDI KRITIS
TENTANG UPAYA MENEMUKAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM YANG
IDEAL” dalam RAUDHAH Vol. 4 No. 1. Deli Serdang: STIT Ar-Raudhah
Prastowo, Andi. 2018. “TRANSFORMASI KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH DI INDONESIA” dalam JIP:Jurnal Ilmiah PGMI Vol. 4 No. 2.
Palembang: UIN Raden Fatah

2. Strategi/metode/model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran Bahasa dan


Sastra Indonesia
Dalam Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22
Tahun 2016 dapat dilihat bahwa model pembelajaran harus menonjolkan aktivitas dan
kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada siswa,
otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan peserta didik sehari-hari. Selain
itu, kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Model-model pembelajaran tersebut antara lain:
• Model Penyingkapan (Discovery learning)
• Model Penemuan (Inquiry learning)
• Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
• Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
• Model Pembelajaran lain yang telah lama dikenal dan digunakan oleh
guru seperti Jigsaw, TPS (Think Pair Share), GI (Group Investigation),
NHT (Number Head Together), Picture and Pigture, TSTS (Two Stay and
Two Stray), dan lain-lain yang bukan berbasis ceramah atau hafalan.
a. Jika saya saat ini menjadi seorang pendidik saya akan menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk KD Mengonstruksi informasi berupa
pernyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam teks prosedur. Saya
memilih Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada kompetensi dasar tersebut
karena di dalam proses pembelajarannya peserta didik dapat terjun langsung
secara mandiri pada proses pembelajarannya. Selain itu, metode pembelajaran ini
akan menambah dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta
didik.
b. Tahapan proses pembelajaran “mengonstruksi informasi berupa pernyataan-
pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam teks prosedur (membuat kerajinan
patung kayu, gerabah, dan anyaman bambu)” dengan model pembelajaran
berbasis masalah.
1) Orientasi peserta didik pada masalah
Guru memasuki kelas dan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan. Selain itu, guru menjelaskan
bagaimana evaluasi yang akan dilakukan untuk menambah semangat peserta
didik. Setelah itu, guru memberikan suatu permasalahan yang dialami
seseorang yang ingin membuat kerajinan patung kayu, gerabah, atau anyaman
bambu. Dan orang tersebut tidak mengetahui langkah yang tepat untuk
membuat kerajinan tersebut dan di internet juga tidak membantu memberikan
langkah-langkah yang benar. Kemudian guru memberikan pertanyaan
(seperti), “Bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk membuat kerajianan
patung kayu, gerabah, atau anyaman bambu?”. Dari pertanyaan tersebut,
peserta didik dapat termotivasi untuk membuat teks prosedur dalam membuat
kerajinan patung katu, gerabah, dan/atau anyaman bambu.
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Setelah guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan serta memberikan sebuah
pertanyaan, guru membentuk kelompok kecil untuk memecahkan masalah
yang diberikan (masing-masing kelompok akan memecahkan masalah tentang
membuat kerajinan patung kayu, gerabah, atau anyaman bambu). Hal ini
ditujukan agar setiap peserta didik memecahkan permasalahan yang diberikan
dengan keterampilan yang dimiliki setiap anggota kelompok. Selain itu, peserta
didik mampu mengembangkan keterampilan dan komunikasi.
3) Membantu dalam penyelidikan mandiri atau kelompok
Tahap ini guru memiliki kewajiban untuk membantu dan mendorong
peserta didik untuk menemukan informasi dan/atau melakukan eksperimen
(praktik) mengenai pemecahan masalah yang akan dilakukan. Hal yang dapat
dilakukan antara lain:
• saat di kelas, guru membimbing peserta didik untuk mengumpulkan
informasi dahulu melalui alat komunikasi (komputer)/googling.
• guru dapat memberikan video yang berisi prosedur pembuatan
kerajinan patung kayu, gerabah, dan anyaman bambu.
• di lain kesempatan, guru dapat mengadakan outing class ke sebuah
tempat pembuatan kerajinan patung kayu, gerabah, dan anyaman
bambu agar peserta didik dapat mengumpulkan informasi dan
melakukan eksperimen/praktik membuat suatu kerajinan.
Setelah peserta didik memperoleh informasi, kemudian peserta didik
menyusun sebuah hipotesis. Di sini guru bertugas untuk menanyakan kualitas
informasi yang diperoleh dan menanyakan kelayakan hipotesis yang diambil.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (proyek)
Setelah informasi yang diperoleh peserta didik relevan dan akurat serta
hipotesis sudah sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan, peserta
didik diminta untuk membuat sebuah hasil karya (proyek). Proyek tersebut
dapat berbentuk sebuah video atau teks prosedur pembuatan kerajinan patung
kayu, gerabah, dan/atau anyaman bambu. Dari proyek yang telah dibuat,
peserta didik diminta untuk mempresentasikan proyek tersebut dan peserta
didik atau kelompok lain dapat menilai dan memberikan komentar/tanggapan
terhadap proyek video atau teks prosedur pembuatan kerajinan patung kayu,
gerabah, dan/atau anyaman bambu yang dipresentasikan.
5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini (terakhir) guru bertugas melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap aktivitas dan hasil karya (proyek) peserta didik dalam memecahkan
masalah yang diberikan. Dalam hal merefleksi, guru akan bertanya “Mengapa
langkah/pemecahan masalah ini kalian pilih?”, “Apa saja ilmu yang kalian
dapatkan selama proses mengumpulkan informasi?”, “Bagaimana cara kalian
dalam menghadapi hambatan-hambatan yang dialami selama melakukan
proses mencari informasi dan menyusun proyek prosedur pembuatan kerajinan
patung kayu, gerabah, dan/atau anyaman?”, dan sebagainya. Setelah
melakukan refleksi, guru akan memberikan evaluasi tentang proyek yang telah
dipresentasikan apakah ada bagian yang kurang sesuai atau tidak tepat.

Referensi:

Dasna, I Wayan dan Sutrisno. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM-


BASED LEARNING). Malang: Universitas Negeri Malang dapat diakses di
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/1957040819840
31-DADANG_SUPARDAN/Pembelajaran_Berbasis_Masalah.pdf
https://www.sudutbaca.com/model-model-pembelajaran-kurikulum-2013/

You might also like