Professional Documents
Culture Documents
Sonny HB Harmadi
Plt. Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan
Kemenko PMK, Staf Pengajar Tetap Universitas Indonesia
Konsep Dasar Ekonomi
Dan Ekonomi Regional
“Regional
economics can not
ignore the
standard
economics
problem”
Apa itu ilmu ekonomi?
• Scarcity
• Choices
• Decision Making
Gaji / upah
Tenaga kerja
Tenaga kerja
(faktor produksi)
Konsumsi
9
Traditional Tools: Economic Base
• Economic base model: model sederhana
untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi
andalan dalam proses pertumbuhan
daerah.
• Di perekonomian terdapat dua sektor,
basis dan non-basis.
• Model ini berangkat dari anggapan
bahwa ekspor (ke luar daerah/negara)
sangat mempengaruhi tingkat
pembangunan daerah.
Traditional Tools: Economic Base
T BN
N nT
E ir
T B nT
Er
T 1 LQ ir
E in
B 1 n En
1
T B
1 n
T = total employment E = employment
B = basic employment i = industry
N = non-basic employment r/n= region r/ national
Traditional Tools:
Shift Share Analysis
• Digunakan untuk menganalisis kinerja daerah;
• Analisis shift-share digunakan untuk mengetahui
perubahan struktur perekonomian dan
pertumbuhannya. Ada 3 komponen:
(1) National Share. Jika daerah tumbuh seperti rata-rata
nasional, maka peranannya terhadap nasional akan
tetap.
(2) Proportional Shift/ Sectoral Mix Effect/ Composition
Shift. Daerah dapat tumbuh lebih cepat dari rata-rata
nasional jika mempunyai sektor yang tumbuh lebih
cepat dari nasional.
(3) Differential Shift/Regional Share/Competitive Effect
yaitu perbedaan antara pertumbuhan daerah secara
aktual dengan pertumbuhan daerah jika menggunakan
pertumbuhan sektoral untuk nasional.
SHIFT SHARE ANALYSIS --- ILUSTRATIVE EXAMPLE
II. Analysis
Growth: G
Find Actual growth (1980 total minus 1970 total for region).
in the nation
G = 258 - 200 = 58
Regional Share: R
Find what growth would have been if total employment in region grew as total
employment in the nation.
R = 200[1,35] - 200 = 270 - 200 = 70
Shift: S
Find change in region's share of national total employment.
S = G - R = 58 - 70 = -12
Proportional (Industry-Mix) Shift: S p
Find how growth would have differed if each industry grew as that industry nationally
rather than grew as total employment nationally.
Sp = 20[0,75 - 1,35] + 180[1,50 - 1,35] = -12 + 27 = +15
Positive value indicates that our region has higher proportion of employment in national
fast growth industries than the nation
Differential (Competitive) Shift: S d
Find how employment growth in region's industries differed from growth in those
industries at national level.
Sd = 20[1,20 - 0,75] + 180[1,30 - 1,50] = +9 + (-36) = -27
Negative value indicates that, in the aggregate, our region's industries failed to grow
as their national counterparts.
Summary:
G = R + Sp + Sd
58 = 70 + 15 - 27
We grew slower than the nation in total despite a strong industrial mix because
our industries failed to grow as their national counterparts.
Traditional Tools: Input-Output
Analysis
• Analisis Input Output (I-O) teknik untuk menelaah
hubungan antar industri dalam jangka waktu tertentu.
Menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor.
Tabel Input-Output
Sektor Total
Permintaan Akhir
Produksi Output
1 2 C I G E X
Sektor 1 z 11 z 12 C1 I2 G2 E2 X1
Produksi 2 z 21 z 22 C2 I2 G2 E2 X2
Nilai L L1 L2 LC LI LG LE L
Tambah N N1 N2 NC NI NG NE N
Impor M M1 M2 MC MN MG MN M
Total Input X X1 X2 C I G E X
Traditional Tools: Keynesian
Multiplier Effects
Aggregate
Demand (AD)
AD
b c
AD2 a
AD1
∆Y
0
4 45
5 In
Income (Y)
Traditional Tools: Keynesian
Multiplier Effects
Yr Cr I r Gr X r M r
C r C cYr
M r M mY r
Tr tYr
Yr C cYr 1 t I r Gr X r M mY r 1 t
Yr cYr 1 t mY r 1 t C I r Gr X r M
C I r Gr X r M
Yr
1 c m1 t
1
kr
1 c m 1 t
Traditional Tools: Keynesian
Multiplier Effects
I r I iYr 1 t
Gr G gYr 1 t
C I G Xr M
Yr
1 c m i g 1 t
Yr k r C I G X r M
1
kr
1 c m i g 1 t
Pendekatan Baru dalam
Ekonomi Regional
• Bagaimana region mereposisi dirinya
untuk merespon globalisasi?
• Pendekatan baru: konsep futures for
regions dan how futures might be
analyzed?
• Menggunakan multi sector analysis (MSA)
untuk mengetahui potensi dan resiko
sektoral di suatu region di masa depan.
Ketidakpastian Masa Depan
Sequential Futures
Planned Futures
Predictability of Futures
Probable Futures
Possible Futures
Possible Futures
Unpredictable Futures
Unknown Futures
0%
100% 0%
Control Over Futures
Perlunya Teknik Baru
• Quantitative techniques are certainly very
powerful analytic tools, but they do have
limitations in enabling us to confidently predict
regional futures (Mintzberg 1994).
Kenaikan
Perubahan Korupsi Kapasitas
skbunga
strategi dan & kualitas
The FED
pembangun- birokrasi SDM masih
mendo-rong
an Cina yang tidak harus
arus balik
(reposition) efisien dtingkatkn
modal
L-
Sumber: Bloomberg, IMF, WB, BI, Kemenkeu & 1
Bappenas
Pentingnya Pembangunan Regional
Bisnis
Manajemen
Agribisnis
Desain dan Seni
Pariwisata
Kesehatan
Teknik
• Program keahlian SMK masih didominasi oleh bidang teknik dan bisnis
manajemen. Namun, persebarannya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan
Pulau Sumatera.
Peta Sebaran Program Studi
Politeknik
Ekonomi
Manajemen
Pertanian
Pariwisata
Kesehatan
Teknik dan
Terapan
Lingkungan
Sosial Humaniora
• Program studi politeknik didominasi oleh bidang teknik dan terapan, namun masih
Ilmu Dasar&Alam
28
terkonsentrasi di kawasan barat Indonesia.
KETIMPANGAN SEBARAN
GALANGAN KAPAL NASIONAL
26% 25%
30 Galangan
Jawa:
92 Galangan 12%
37%
29
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG
KAWASAN EKONOMI KHUSUS
30
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENDUKUNG
14 KAWASAN INDUSTRI DI LUAR JAWA
Kebutuhan penanganan infrastruktur PROYEK STRATEGIS
Pelabuhan: Pembangunan Pel.Kualatanjung, Tanjung Perak, Pontianak,
untuk mendukung 13 Kawasan Industri Bitung, Makassar, Banjarmasin, Kupang dan Halmahera
sebesar Rp.55,444.8 Triliun Tol: Pembangunan Jalan Tol Manado Bitung
SEKTOR INVESTASI Jalan: Pembangunan Jalan Lingkar Batulicin, Palu-Parigi, Lingkar Kupang,
Jalan Susumuk-Bintuni
Bandara 8,200.00 Kereta Api: Pembangunan jalur KA antara Manado – Bitung, Sei Mangke –
Jalan 8,079.74 Bandar Tinggi - Kuala Tanjung, Pasoso – Tanjung Priok, DDT dan
Kereta Api 10,085,00 Elektrifikasi Manggarai–Bekasi -Cikarang, Lingkar Luar Kereta Api .
Ketenagalistrikan 10,477.06 Listrik: Pembangunan pembangkit listrik (PLTU Kualatanjung, Asahan 3,
Pangkalan Susu, PLTU Palu, PLTA Poso, PLTMG Morowali, PLTU NTT-2
Pelabuhan 17,664.00 Kupang, PLTU Ketapang (FTP2), PLTG/MG Pontianak Peaker, PLTU
Sumber Daya AIR 939.00 Bengkayang, Parit Baru, Pulau Pisau, PLTA Konawe, PLTA/MH Morowali,
Bantaeng dan PLTGU Tangguh.
Total 55,444,80
Bandara: Pengembangan Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang,
Pengembangan, Halu Oleo Kendari. Sam Ratulangi Manado dan Bandara
SUMATERA MALUKU Syamsuddin Noor-Banjarmasin
1. Kuala Tanjung - Sumut 12. Buli, Halmahera
2. Seimangke – Sumut Timur-MaluT
3. Tanggamus - Lampung
PAPUA
KALIMANTAN 13. Teluk Bintuni,
4. Batulicin – Kalsel Papua Barat
5. Ketapang - Kalbar
6. Landak - Kalbar;
7. Jorong - Kalsel
SULAWESI
7. Palu – Sulteng
8. Morowali - Sulteng
9. Bantaeng - Sulsel
10. Bitung – Sulut
11. Konawe – Sultra
31
Arah Pengembangan Kawasan
Ekonomi
• Mengembangkan kembali daerah yang
sudah mengalami depresi
• Mendorong dekonsentrasi regional
• Memodifikasi sistem perkotaan nasional
• Mendorong keseimbangan antar wilayah
Penduduk vs Ekonomi
• Apakah ada keterkaitan antara persebaran
penduduk dan persebaran aktivitas
ekonomi?
• Apa kaitan dinamika penduduk dengan
potensi pertumbuhan ekonomi?
• Bagaimana kaitan transformasi struktural
dengan perkembangan sumberdaya
manusia?
• Bagaimana konfigurasi penduduk
Indonesia di masa depan?
Prasyarat Pusat Pertumbuhan
• Kawasan ekonomi harus mampu menjadi engine
of growth
• Perlunya konfigurasi spasial dari perencanaan
pusat pertumbuhan,
• Identifikasi aktifitas ekonomi dalam lokasi pusat
pertumbuhan,
• Efek spillover yang diharapkan
• Posisi dari pusat pertumbuhan dalam sistem
perkotaan
• Apakah kawasan ekonomi dapat menurunkan
biaya yang ditanggung perusahaan?
Tren ke Depan
• Indonesia akan menjadi penyumbang
pertumbuhan ekonomi terbesar ke-6 di dunia
setelah China, AS, India, Brazil, dan Rusia
• Ukuran GDP Indonesia terbesar ke-16 di dunia
• Indonesia sedang menghadapi periode bonus
demografi sejak 2012 hingga 2042
• Konsentrasi aktivitas ekonomi masih didominasi
Jawa dan Sumatera, khususnya industri
manufaktur
• Indonesia masih akan fokus pada pengelolaan
pangan, energi dan sumber daya maritim dan
kelautan
Tren Aktifitas Produksi
• Semakin sedikit membutuhkan tenaga
kerja
• Integrasi data dan teknologi
• Struktur organisasi yang semakin efisien
• Membutuhkan tenaga kerja terampil yang
spesifik
• Outsourcing of business processes
Infrastruktur yang Dibutuhkan
• Stimulus infrastruktur berhubungan
dengan infrastructure mix yang dibangun
• Pengembangan kawasan ekonomi harus
jelas level of technology dari aktivitas yang
dominan
• Kawasan ekonomi merupakan
implementasi yang bersifat jangka
panjang, memungkinkan adanya
penyesuaian-penyesuaian
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Pangan)
INDIKATOR
2014
2019
ARAH KEBIJAKAN:
(baseline)
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan 1.Peningkatan ketersediaan pangan melalui
- Padi (Juta Ton) 70,6 82,0 penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)
penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan
- Jagung (Juta Ton) 19,13 24,1
(menahan konversi sawah) dan perluasan
- Kedelai (Juta Ton) 0,92 2,6 sawah baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii)
- Gula (Juta Ton) 2,6 3,8 revitalisasi penyuluhan dan sistem perbenihan-
- Daging Sapi (Ribu Ton) 452,7 755,1 1.000 desa berdaulat benih dan 1.000 desa
pertanian organik; (iv) bank untuk pertanian-
- Produksi perikanan (juta ton) 12,4 18,8
UKM-Koperasi; Produk perikanan: 40 juta ton
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:
(ikan dll)**
2.Peningkatan aksesibilitas masyarakat
- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi
terhadap pangan: (i) pembangunan gudang dg
8,9 9,89 fasilitas pasca panen; pengendalian impor
air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha)
melalui pemberantasan mafia impor; (ii)
- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air penguatan cadangan pangan dan stabilisasi
2,71 3,01 harga pangan; (iii) pengembangan sistem logistik
tanah dan rawa (juta ha)
ikan.
- Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak
189,75 304,75 3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi
(ribu ha)
pangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsi
- Pembangunan waduk)* 21 49 protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah;
(ii) penggunaan pangan lokal non beras .
CACATAN: 4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan
Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk pangan: (i) benih adaptif perubahan iklim,
kedele fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; sekolah iklim dan asuransi pertanian.
Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi
rumah tangga. * Kumulatif 5 tahun Slide - 38
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Energi)
Slide - 44
45
Terima Kasih