You are on page 1of 27

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA


PEKERJAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN PERKOTAAN LAKBOK BESERTA PERATURAN ZONASINYA

I. LATAR BELAKANG

Ruang kota memiliki kemampuan, keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang


tidak sama. Sementara itu desakan permintaan akan lahan sebagai akibat pesatnya
pertumbuhan fisik dan transformasi sosial ekonomi masyarakat seringkali tidak
sejalan dengan kesiapaan pemerintah kota dalam mewadahinya sehingga
mengakibatkan terjadinya tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan. Pemanfaatan
ruang kota kerena itu perlu dikendalikan. Pengendalian pemanfaatan ruang kota
pada umumnya dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ciamis Nomor 15 Tahun 2012,
akan tetapi sesuai dengan tingkatan hierarki, skala dan kedalaman materi yang
diatur dalam RTRW Kabupaten pada umumnya hanya mengatur struktur dan pola
pemanfaatan lahan dalam skala makro kabupaten, dan tidak cukup rinci untuk
dijadikan landasan operasional pengendalian Pemanfaatan ruang untuk
pembangunan sarana dan prasarana lingkungan kota.

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan
antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis
antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional
tersebut.

Pada dasarnya RDTR Kawasan Perkotaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
kebijakan makro keruangan sebagaimana diatur dalam RTRW Kabupaten, agar
dapat lebih operasional dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kota, baik yang dilaksanakan oleh instansi vertikal di daerah,
pemerintah daerah, maupun oleh swasta dan masyarakat. Dalam kedudukan ini
maka RDTR Kawasan Perkotaan setidaknya memuat kebijakan teknis mengenai
penetapan fungsi wilayah kota yang pada hakekatnya menjadi arahan lokasi dari
kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi atau karakteristik tertentu. Kerangka
pemahaman ini menempatkan RDTR Kawasan Perkotaan sebagai salah satu simpul
penting di dalam hierarkhi konsep penataan ruang, yakni sebagai jembatan yang
menghubungkan kebijakan RTRW Kabupaten dengan rekayasa dan rancang
bangun lingkungan binaan, maka menjadi penting dan mendesak bagi Pemerintah
Kabupaten Ciamis untuk menyusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
khususnya Kawasan Perkotaan Lakbok.

Seiring dengan ditetapkannya Kawasan Perkotaan Lakbok sebagai Pusat Kegiatan


Lokal (PKL), serta guna mengimbangi dan mengantisipasi laju perkembangan

1
KERANGKA ACUAN KERJA

kawasan perkotaan maka perlu disiapkan suatu perencanaan ruang kota yang
dinamis dan efektif serta efisien sebagai pedoman dalam pelaksaan perkembangan
kotanya. Penataan Kawasan Perkotaan Lakbok perlu didasarkan pada pemahaman
potensi dan keterbatasan alam, perkembangan kegiatan sosial ekonomi yang ada,
serta tuntutan kebutuhan peri kehidupan saat ini dan kelestarian lingkungan hidup
dimasa yang akan datang.

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Lakbok dibuat sebagai produk
kebijakan yang memiliki kedalaman bahasan yang diharapkan dapat menjadi
panduan, pedoman kebijakan pemanfaatan ruang, bahkan produk yang dapat
mewakili perundangan dalam perencanaan ruang kota.

Adapun yang melatarbelakangi kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


Perkotaan Lakbok, berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut:
Q Meningkatnya daya tarik pelayanan kawasan perkotaan yang memiliki
potensi untuk tumbuh dan berkembang sebagai pusat pelayanan kawasan
perkotaan Lakbok, bahkan wilayah yang lebih luas, yaitu kecamatan-
kecamatan di koridor tengah Kabupaten Ciamis.
Q Antisipasi peningkatan permasalahan terutama di bagian wilayah kota yang
memiliki daya tarik tinggi. Demikian pula dengan upaya optimalisasi potensi
dari daya tarik yang ada dimana jika tidak dikelola secara baik dapat
menimbulkan menurunnya kualitas lingkungan baik ditinjau dari sudut
pandang fisik-buatan, sosial, dan ekonomi.
Q Peran dan fungsi rencana tata ruang sebagai perangkat pengendali
pertumbuhan kota bernilai strategis akan mampu mengintervensi
pengelolaan kota sehingga mampu mempertahankan dan meningkatkan
eksistensi kota yang memiliki potensi ekonomis dan ekologis.

II. MAKSUD, TUJUAN & SASARAN


A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang ini untuk melakukan
telaah terhadap kondisi eksisting, perencanaan yang telah ada, identifikasi potensi
dan masalah dalam rangka memberikan arahan pengembangan dan penataan
kawasan, mengarahkan serta mengakomodasikan kegiatan yang akan
tumbuh/ditumbuhkan dan menetapkan syarat-syarat ruang bagi kegiatan tersebut
sehingga terciptanya kawasan perkotaan yang aman, produktif dan berkelanjutan.
Sedangkan tujuan kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang ini adalah:
1) Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan
program pembangunan kawasan pusat pertumbuhan dan Pengembangan
kawasan Perkotaan Lakbok sebagai Pusat Kegiatan Lokal berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan sekaligus
sebagai kawasan strategis perkotaan dan merupakan kawasan prioritas.
2) Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan
kawasan strategis dengan RTRW Kabupaten;
3) Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien;
0) Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan melalui pengendalian
program- program pembangunan kawasan;

2
KERANGKA ACUAN KERJA

5) Mewujudkan ruang kawasan yang indah, berwawasan lingkungan, efisien dalam


alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan
program pembangunan;
6) Menentukan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan berdasarkan
kondisi fisik, aspek administrasi pemerintahan, aspek ekonomi, aspek
sosial kependudukan dan aspek pengurangan resiko bencana;
7) Menyusun rencana peruntukan jenis dan besaran fasilitas (perumahan dan
permukiman, perdagangan, pemerintahan dan sebagainya) dan utilitas (jalan,
drainase, kelistrikan, telekomunikasi, limbah dan persampahan);
8) Menyusun pedoman bagi instansi dalam penyusunan zonasi sebagai
pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang/rencana teknik ruang
kawasan perkotaan atau rencana tata bangunan dan lingkungan, dan
pemberian perizinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dan peruntukan
lahan;
9) Menyusun arahan, strategis dan skala prioritas program pembangunan serta
waktu dan tahapan pelaksanaan pengembangan kawasan.

B. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah:
1) Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan actual;
2) Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan sebagai masukan dalam
proses penentuan arah struktur dan pola ruang kawasan;
3) Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar sub-kawasan dalam
kawasan perkotaan maupun antar kawasan dalam wilayah kabupaten;
4) Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan;
5) Tersusunnya pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan
zonasi, pemberian advice planning, pengaturan bangunan setempat dan
lingkungannya (RTBL) serta pemberian perizinan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang;
6) Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan
permukiman dalam kawasan;
7) Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional kabupaten,
baik yang dilaku kan pemerintah maupun masyarakat/swasta;
8) Terciptanya percepatan investasi masyarakat dan swasta di dalam kawasan;
9) Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara
pemerintah dan
masya rakat/swasta.

III. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN


Secara administratif, Kecamatan Lakbok terdiri dari 10 (sepuluh) desa, yaitu Desa
Lakbok, Su kanagara, Kalapasawit, Ba reg beg, Cintaratu, Cintajaya, Tam bakreja,
Sidaharja, Sindangangin, Puloerang, dan Kertajaya. Luas wilayah Kecamatan
Lakbok adalah 59,86 Km2 atau 5.986 Ha. Berdasarkan RTRW Kabupaten Ciamis,
Lakbok ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang merupakan
bagian dari Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Banjarsari yang berfungsi sebagai pusat
pelayanan wilayah tengah kabupaten yang melayani Kecamatan Banjarsari, Lakbok
dan Purwadadi. Selain itu, Lakbok juga ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) Lumbung Padi. Ruang lingkup wilayah perencanaan mencakup
seluruh Kecamatan Lakbok.

0. SUMBER DANA

3
KERANGKA ACUAN KERJA
Kegiatan ini bersumber dari APBD Bantuan Provinsi TA. 2018 dengan jumlah pagu
Rp. 600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah).

4
KERANGKA ACUAN KERJA

V. RUANG LINGKUP SUBSTANSI


Muatan kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Lakbok terdiri
atas:
a. Tujuan penataan ruang;
b. Perumusan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan;
c. Rencana struktur ruang;
d. Rencana pola ruang;
e. Penetapan bagian wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya;
f. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang;
g. Peraturan zonasi;
h. Ketentuan tambahan dan ketentuan khusus peraturan zonasi; dan
i. Kelembagaan dan peran aktif masyarakat.

VI. MASA BERLAKU


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Lakbok berlaku dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan
kembali dapat dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun jika:
a. terjadi perubahan RTRW yang mempengaruhi wilayah perencanaan; atau
b. terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.

VII. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Lingkup kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Lakbok, terdiri
dari beberapa tahapan proses, yaitu:
a. Menentukan dan menetapkan kawasan perencanaan Perkotaan Kecamatan
Lakbok;
b. Pengumpulan dan pengolahan data:
1) Persiapan survey lapangan;
2) Persiapan peralatan dan perlengkapan survei lapangan;
3) Metode dan program survei lapangan terdiri atas pengambilan
data sekunder, pengambilan data primer, dan identifikasi lapangan.
Adapun muatan data dan informasi yang harus didapatkan di lapangan
adalah sebagai berikut:
a) Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data: topografi,
hidrologi, geologi, klimatologi, dan tata guna lahan;
b) Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk
menurut ukuran keluarga, umur, agama, pendidikan, dan mata
pencaharian;
c) Perekonomian meliputi data investasi, perdagangan, jasa,
industri, pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan
daerah, dan lain-lain;
d) Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan
yang diataranya meliputi permukiman, perdagangan dan jasa,
industri, pariwisata, pertambangan, pertanian dan kehutanan,
perkebunan dan lain-lain;
0)Tata bangunan dan lingkungan meliputi intensitas bangunan (KDB, KLB,
KDH), bentuk bangunan, arsitektur bangunan, pemanfaatan bangunan,

5
KERANGKA ACUAN KERJA
bangunan khusus, wajah lingkungan, daya tarik lingkungan (node,

6
KERANGKA ACUAN
KERJA

landmark, dll), garis sempadan (bangunan, jalan, sungai, danau, SUTT,


dll);
f) Prasarana dan utilitas umum:
· Jaringan transportasi meliputi jaringan jalan, pola pergerakan
dan fasilitas umum lainnya;
· Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran)
mencakup kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi
bangunan dan hidran, kondisi air tanah dan sungai, debit terpasang,
dll;
· Sewarage meliputi air limbah rumah tangga;
· Sanitasi (sistem jaringan, bak kontral, bangunan pengolah)
meliputi jaringan terpasang, prasarana penunjang dan kapasitas;
· Drainase meliputi sistem jaringan makro dan mikro, dan
kolam penampung;
· Jaringan listrik meliputi sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR),
gardu (induk, distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domistik,
non domistik);
· Jaringan komunikasi meliputi jaringan seluler, jaringan kabel,
jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum);
· Pengolahan sampah meliputi sistem penanganan (skala
individual, skala lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan
(masyarakat, pemerintah daerah, swasta).
g)Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber bencana,
besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada,
fasilitas dan jalur kendali yang telah ada serta jalur evakuasi.
h)Data yang diperlukan:

· Peta: Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi dll),


Peta RBI, Peta citra satelit, Peta potensi SDA, Peta potensi
kebencanaan;
· Data dan informasi:
Kebijakan penataan ruang terkait

7
KERANGKA ACUAN
KERJA
Kualitas kawasan maupun kualitas bangunan

-undangan terkait

c. Analisa kawasan perencanaan, meliputi:


1) Analisa struktur kawasan perencanaan, yang meliputi analisis
penduduk, analisis fungsi ruang, analisis sistem jaringan pergerakan;
2) Analisa peruntukan blok rencana, yang meliputi analisis pembagian
blok, analisis peruntukan lahan, analisis fasilitas lingkungan, analisis
mitigasi bencana;
3) Analisa prasarana transportasi, meliputi analisis angkutan jalan
raya, angkutan air, angkutan udara;
0) Analisa utilitas umum, meliputi analisis air minum, drainase, air
limbah, persampahan, kelistrikan, telekomunikasi dan gas;

8
KERANGKA ACUAN
KERJA

5) Analisa amplop ruang, meliputi analisis:


· Intensitas pemanfaatan ruang terdiri atas (i) Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), (ii) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), (iii) Koefisein
Dasar Hijau (KDH), (iv) Koefisien Tapak Basement (KTB), (v) Koefisien
Wilayah Terbangun (KWT), (vi) Kepadatan Bangunan dan Penduduk;
· Tata Massa Bangunan, meliputi (i) pertimbangn garis
sempadan bangunan (GSB), (ii) garis sempadan sungai (GSS) dan
jarak bebas bangunan, (iii) pertimbangan garis sempadan danau dan
waduk, (iv) pertimbangan tinggi bangunan, (v) pertimbangan selubung
bangunan, (vi) pertimbangan tampilan bangunan.
6) Analisa kelembagaan dan peran masyarakat, meliputi (i) identifikasi
aspirasi dan analisis permasalahan aspirasi masyarakat, (ii) analisis
perilaku lingkungan, (iii) analisis perilaku kelembagaan, (iv) analisis
metoda dan sistem;
7) Analisis Karakteristik Wilayah:
· Kedudukan dan peran kawasan perkotaan/perdesaan dalam wilayah
yang lebih luas (kabupaten/kota);
· Keterkaitan antarwilayah dan antara kawasan perkotaan/perdesaan;
· keterkaitan antarkomponen ruang kawasan;
· Karakteristik fisik kawasan perkotaan/perdesaan;
· Karakteristik sosial kependudukan;
· Karakteristik perekonomian;
· Kemampuan keuangan daerah.
8) Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan perkotaan/perdesaan:
· Analisis pusat-pusat pelayanan;
· Analisis kebutuhan ruang;
· Analisis daya dukung;
· Analisis daya tampung;
· Analisis perubahan pemanfaatan ruang.
9) Analisis daya dukung dan daya tampung
Termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas, dan daya tampung lingkungan
hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup strategis kawasan
perkotaan/perdesaan/blok, meliputi :
· karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah,
dan sebagainya);
· potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, dan bencana
alam geologi);
· potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi dan
air tanah); dan kesesuaian penggunaan lahan;
· kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung fisik
dan daya dukung prasarana/infrastruktur dan utilitas pada
Blok/kawasan perkotaan/perdesaan.
d. Perumusan Konsep Rencana dan ketentuan teknis rencana detail:
1) Konsep rencana, pengembangan struktur ruang kawasan, peruntukan
lahan blok-blok serta indikasi hirarki pelayanan;
2) Perumusan konsep pengembangan wilayah:
· Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi;
· Konsep pengembangan bagian dari wilayah kabupaten/kota.
3) Perumusan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dan perdesaan:
· Tujuan, kebijakan dan strategi;
· Rencana Detail Struktur Ruang;
9
KERANGKA ACUAN KERJA

2) Rencana peruntukan blok, meliputi perumahan, perdagangan dan


jasa, industry dan perdagangan, pertambangan, pariwisata,
agropolitan/pertanian, ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau;
3) Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang), meliputi
tata kualitas lingkungan, tata bangunan, arah garis sempadan,
4) Indikasi program pembangunan, meliputi lokasi, jumlah, waktu
dan pembiayaan terhadap (i) bangunan/jaringan/lingkungan baru yang
akan dibangun, (ii) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan ditingkatkan,
(iii) bangunan /jaringan /lingkungan yang akan diperbaiki, (iv)
bangunan /jaringan/lingkungan diperbaharui, (v)
bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dipugar, (vi)
bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dilindungi.
f.Proses Pendampingan Legalisasi rencana detail tata ruang;
g. Pengendalian rencana detail, meliputi aturan zonasi, aturan insentif
dan disinsentif, perijinan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

VIII. KELUARAN RDTR PERKOTAAN LAKBOK


Keluaran dari kegiatan ini adalah Dokumen Akademik Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Lakbok terdiri dari :
1. Tujuan Pengembangan Kawasan
2. Rencana Struktur Ruang
a. Rencana Persebaran Penduduk;
b. Rencana Ruang;
c. Rencana Blok;
d. Rencana Skala Pelayanan Kegiatan;
e. Rencana Sistem Jaringan:
a) Rencana Sistem Jaringan Pergerakan;
b) Rencana Sistem Jaringan Utilitas.
3. Rencana Fasilitas Umum
4. Rencanan Peruntukan Blok
5. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. Tata Kualitas Lingkungan
a) Keseimbangan kawasan dengan daya dukung dan lingkungan sekitar;
b) Pelestarian ekologis.
b. Tata bangunan
a) Pengaturan kavling dalam blok peruntukan;
b) Pengaturan bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa
bangunan dalam blok, pengaturan ini terdiri atas :
· Pengelompokan bangunan;
· Ekspresi arsitektur bangunan.
c) Penetapan kepadatan kelompok bangunan dalam kawasan
perencanaan melu l u i pengatu ran besaran berbagai elemen intensitas
pemanfaatan lahan yang ada (seperti KDB, KLB dan KDH) yang mendukung
terciptanya berbagai karakter khas dari berbagai blok atau sub blok;
d) Pengaturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yaitu
perencanaan pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan, baik pada
skala bangunan tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan
yang lebih makro (blok/kawasan).

11
KERANGKA ACUAN KERJA
0) A r a h a n G a r i s
S e m p a d a n

12
KERANGKA ACUAN KERJA

6. Indikasi Program Pembangunan


a. Program yang dikelola Pemerintah;
b. Program yang dikerjasamakan;
c. Program yang dipihak ketigakan/swasta;
d. Sistem Pembiayaan.
7. Pengendalian Rencana Tata Ruang, terdiri dari:
a. Peraturan Zonasi, berfungsi sebagai:
· kelengkapan RDTR;
· perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
· acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
· acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang;
· acuan dalam pengenaan sanksi; dan
· rujukan teknis dalam pengembangan/pemanfaatan lahan dan
penetapan lokasi investasi.
b. Aturan Insentif dan Disinsentif;
c. Perijinan.

IX. JENIS DAN SUBSTANSI LAPORAN


Jenis dan substansi laporan yang dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat
dipahami dan sesuai dengan pekerjaan penataan ruang umumnya. Laporan dan
hasil pekerjaan yang harus diserahkan adalah:
a. Laporan Pendahuluan
Menguraikan tujuan dan sasaran studi, gambaran umum wilayah perencanaan,
tinjauan awal berupa kesesuaian produk RDTR kawasan perencanaan
sebelumnya (jika ada) dengan kondisi dan kebijakan saat ini, kebijakan terkait
wilayah perencanaan, isu strategis, potensi dan permasalahan, serta gagasan
awal pengembangan wilayah perencanaan, pendekatan dan metodologi yang
akan digunakan, jadwal pelaksanaan, rencana kerja, manajemen tenaga ahli.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 2 setelah
dikeluarkannya SPMK, sebanyak 10 (sepuluh) buku berwarna dengan ukuran
kertas A4 dan peta ukuran A3.
b. Laporan Fakta dan Analisa
Berisi realisasi dari rencana kerja, antara lain hasil pengumpulan data dan
informasi hasil survey, identifikasi permasalahan dan arahan kebijakan
pengembangan wilayah rencana serta hasil analisis. Pada tahap ini Tim
Konsultan melakukan pengkajian terhadap kebijakan mengenai peran dan fungsi
kawasan wilayah rencana, rencana pembangunan, indikator kecenderungan
perkembangan wilayah rencana, kajian terhadap potensi bencana alam,
pengembangan infrastruktur dan permasalahannya.
Pengumpulan data dilakukan untuk mengenali karakteristik kawasan
perencanaan, terdiri atas:
1) Tinjauan kebijakan tata ruang wilayah lebih luas terhadap
kawasan perencanaan;
0) Kedudukan kawasan perencanaan di dalam wilayah lebih luas;

13
KERANGKA ACUAN
KERJA

· kedudukan kawasan perencanaan di dalam struktur ruang yang


lebih luas; dan
· pengaruh kawasan perencanaan terhadap wilayah yang lebih luas
dan kondisi sebaliknya.
3) Karakteristik fisik dasar kawasan perencanaan, sekurang-kurangnya
meliputi:
· karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, ketinggian
tanah, kelerengan tanah, morfologi, geologi, jenis tanah, hidrologi, iklim
dan sebagainya);
· potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, dan bencana alam
geologi), termasuk bangunan yang ada di kawasan rawan bencana,
fasilitas dan jalur kendali yang telah ada;
· kesesuaian lahan (daya dukung, kendala, limitasi dan lain sebagainya).
4) karakteristik penggunaan lahan, sekurang-kurangnya meliputi:
· sebaran dan luasan lahan terbangun;
· jenis/rincian penggunaan lahan (permukiman, perdagangan dan
jasa, industri, pariwisata, pertambangan, pertanian dan lain-lain);
· perubahan dan pergeseran penggunaan lahan;
· arah kecenderungan perkembangan.
5) karakteristik sosial kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi:
· jumlah dan perkembangan;
· sebaran dan kepadatan;
· struktur penduduk (umur, agama, pendidikan, mata pencaharian);
· adat istiadat, budaya dan lain sebagainya.
6) karakteristik ekonomi, sekurang-kurangnya meliputi:
· basis ekonomi kawasan perencanaan;
· prospek pertumbuhan ekonomi kawasan perencanaan di masa yang
akan datang; dan
· prasarana dan sarana penunjang pertumbuhan ekonomi .
7) karakteristik transportasi, sekurang-kurangnya meliputi:
· status, kondisi, fungsi, dimensi jaringan jalan;
· fasilitas (terminal, stasiun);
· kelengkapan jalan: jalur pedestrian, halte, parkir, dan
jembatan penyeberangan (jika ada);
· Pola pergerakan (angkutan penumpang dan barang);
· Meneliti tingkat bangkitan lalu lintas penumpang dan barang;
· Meneliti titik-titik kemacetan dan trouble spot lainnya;
· Meneliti kemungkinan dimensi jalan dengan mempertimbangkan
volume lalu lintas dan sirkulasinya.
8) karakteristik fasilitas pelayanan, sekurang meliputi:
· jenis, jumlah dan sebaran fasilitas pelayanan yang ada
(perdagangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, olah raga,
pemerintahan, dan lain sebagainya);
· pemusatan pusat-pusat kegiatan berdasarkan sebaran fasilitas
pelayanan.

14
KERANGKA ACUAN
KERJA

9) karakteristik utilitas kawasan perencanaan, sekurang-kurangnya meliputi:


· Air Bersih (sistem jaringan, sumber air baku, debit tersedia,
debit terpakai, dan lain sebagainya);
· Listrik (jaringan, SUTT, SUTM, SUTR, gardu, daya tersedia, daya
terpakai dan lain sebagainya);
· Telepon (telepon kabel dan non kabel),
tower seluler, jaringan
terpasang, dan lain sebagainya;
· Drainase (saluran primer dan sekunder), kolam penampung,
daerah genangan/ potensi banjir;
· Sampah (sumber timbulan, TPS, TPA, armada pengangkut sampah)
dan lain sebagainya;
· Air Limbah (sistem dipakai, bak kontral, bangunan pengolah,
tempat pengolahan, dan lain sebagainya);
· Gas.
10) karakteristik intensitas pemanfaaan ruang, seku rang-kurangnya meliputi:
· Kondisi kepadatan bangunan;
· Kondisi ketinggian bangunan;
· Kondisi garis sempadan (bangunan, sungai, danau, SUTT, kereta api,
dan lain-lain).
1 1) karakteristik lingkungan, seperti kawasan ku muh.
12) Kajian peraturan terkait, diantaranya:
· standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari
peraturanperundangan nasional maupun daerah;
· peraturan-peraturan pemerintah dan pemerintah daerah yang
sudah diterbitkan mengenai pemanfaatan lahan dan bangunan, serta
prasarana lingkungan di daerah yang bersangkutan; dan
· peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan
lahan yang ada.
13) Kemampuan keuangan daerah;
14) Analisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, meliputi:
· Potensi/kekuatan; kekuatan yang dimiliki oleh indikator
perkembangan kawasan perencanaan untuk tumbuh dan
berkembang, sehingga diperlukan suatu kebijakan dan strategi
peningkatan/penambahan nilai (value added) dari indikator tersebut.
· Kelemahan/Permasalahan; kelemahan atau kekurangan yang dimiliki
oleh kawasan perencanaan sehingga menghambat kawasan
perencanaan untuk tumbuh dan berkembang.
· Kesempatan/peluang yang lebih luas yang memberikan dampak
tumbuh dan berkem bang nya kawasan perencanaan seperti men ing
katnya ekonomi makro, investasi yang tumbuh cepat, terbuka akses
kawasan dengan luar, sehingga diperlukan kebijakan dan strategi
penguatan akses dan kemudahan-kemudahan bagi pengembangan
kawasan.
· Ancaman; indikator eksternal yang dapat menghambat tumbuh
dan berkembangnya kawasan perencanaan, sehingga diperlukan

15
KERANGKA ACUAN
KERJA
kebijakan dan strategi penguatan koordinasi, kerjasama, dan
sikronisasi pembangunan.

15) Analisis kebutuhan pengembangan sampai dengan 20 tahun mendatang


Tujuannya untuk mengatur kebutuhan distribusi, luas lahan dan ukuran
fasilitas sosial ekonomi, yang diatur dalam struktur zona dan blok dan sub
blok peruntukan sehingga tercipta ruang yang aman, nyaman, mudah,
produktif dan berkelanjutan. Untuk pengembangan fasilitas pelayanan,
komponen yang dianalisis meliputi:
a) Fasilitas sosial dan umum, meliputi:
· Sosial: pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, lapangan olah
raga, dan lain-lain
· Umum: pos keamanan, kantor pos, kantor polisi, taman pemakaman,
rumah kebakaran, dan lain-lain.
b) Fasilitas ekonomi, pengembangan kebutuhan fasilitas ekonomi
· Pusat niaga; supermall, mall, grosir, pertokoan, toko, pasar, warung.
· Pusat perkantoran.
c) Fasilitas budaya, pengembangan kebutuhan fasilitas budaya dikaitkan
dengan seni budaya masyarakat dan cagar budaya, dan peninggalan
bersejarah.
· Bangunan bersejarah.
· Kampung budaya.
· Ruang dan bangunan pertujukan.
d) Ruang terbuka hijau, yaitu meneliti kebutuhan ruang terbuka hijau
dengan memperhatikan daya dukung penduduk, potensi lahan, tingkat
polusi kawasan dan gangguan lingkungan, tingkat kepadatan bangunan,
serta kemungkinan cara pengadaan, pemanfaatan dan pengelolaannya.
Kebutuhan ruang terbuka hijau menurut tingkat dan fungsi pelayanan:
· Ruang terbuka hijau dengan fasilitas (pemakaman, lapangan olah raga,
perkebunan, pertanian, dan lain-lain.
· Ruang terbuka hijau non fasilitas (sempadan sungai, hutan
lindung, dan lain-lain).
e) Ruang terbuka non hijau, yaitu meneliti kebutuhan ruang terbuka non
hijau dengan memperhatikan daya dukung penduduk, potensi lahan,
penggunaan lahan sekitar, tingkat kepadatan bangunan, serta
kemungkinan cara pengadaan, pemanfaatan dan pengelolaannya.
Kebutuhan ruang terbuka non hijau menurut tingkat dan fungsi
pelayanan:
· Skala; Lingkungan, kelurahan, kecamatan, kabupaten (sesui zona
rencana).
· Jenis fasilitas; Plasa, parkir, lapangan olah raga (out door), taman
bermain, trotoar, median.
f) Kawasan Mitigasi Bencana,
Tujuan meniliti dan mengkaji sumber bencana, lingkup atau luasan
dampak, dan kebutuhan pengendalian bencana, agar tercipta lingkungan
permukiman yang aman, nyaman, dan produktif. Komponen yang
dianalisis:

16
KERANGKA ACUAN
KERJA
v' Sumber dan jenis bencana;
v' Frekuensi bencana;

17
KERANGKA ACUAN
KERJA

v' Fasilitas dan jaringan penanggulangan bencana;


v' Cakupan wilayah terkena dampak;
v' Daya dukung dan daya hambat alam.

Data dan informasi analisis disusun dan disajikan dalam bentuk peta, diagram,
tabel statistik, termasuk gambar visual kondisi lingkungan kawasan yang
menunjang perencanaan detail tata ruang. Khusus penyajian dalam bentuk peta,
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dibuat dalam peta kerja berskala 1: 5000.
Identifikasi tersebut harus pula tampak secara jelas dalam peta dilengkapi
dengan wilayah administrasi hingga ke batas wilayah Desa, baik diterapkan
dalam peta maupun visualisasi digital (kamera, handycam). Tingkat akurasi
data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia data,
tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang
mungkin ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam bentuk
data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa data tahunan
(time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman data setingkat
kelurahan/desa.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 1 bulan ke 4 setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar berwarna dengan
ukuran kertas A4 dan peta ukuran A3.

c. Penyusunan Rancangan Rencana


Draft Laporan Akhir berisi seluruh proses penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Lakbok sebagaimana yang diminta dalam KAK,
setelah dilaksanakan pembahasan dengan pihak-pihak terkait. Setelah dilakukan
beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan rencana
tata ruang, terdiri atas:
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi penataan ruang wilayah perencanaan,
2. Rencana struktur ruang wilayah perencanaan, juga meliputi:
· pembagian blok
· fungsi blok
· distribusi penduduk
· dan lain sebagainya.
3. Rencana pola ruang;
4. Penetapan dari bagian wilayah RDTR yang diprioritaskan penanganannya;
5. peraturan zonasi.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 1 bulan ke 6 setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar berwarna dengan
ukuran kertas A4 dan peta ukuran A3.

d. Laporan Rencana
Laporan rencana merupakan hasil penyempurnaan draft rencana setelah selesai
didiskusikan. Selain itu, laporan tersebut dilengkapi pula dengan Album Peta
yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala 1:5.000 dalam format A1 yang
dilengkapi dengan peta digital yang mengikuti ketentuan sistem informasi
geografis (GIS). Album peta minimum terdiri atas:

18
KERANGKA ACUAN
KERJA
· peta wilayah administrasi;

19
KERANGKA ACUAN
KERJA

· peta penggunaan lahan eksisting;


· peta rencana struktur ruang;
· peta rencana pola ruang;
· peta rencana transportasi;
· Peta kepadatan penduduk;
· peta rawan bencana;
· peta rencana kawasan strategis;
· peta rencana infrastruktur lainnya;
· peta peraturan zonasi.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 6 setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 15 (lima belas) eksemplar berwarna dengan
ukuran kertas A4 dengan peta ukuran A3.

e. Laporan Executive summary


Berisi ringkasan Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Lakbok, Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 6 setelah
SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 15 (lima belas) eksemplar berwarna
dengan ukuran kertas A4 dengan peta ukuran A3.

f. Album Peta
Berisi peta Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Lakbok dengan
Zoning Regulation berwarna dengan skala peta 1 : 5.000 dengan ukuran peta A1
dan A3, diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 6 setelah SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

g. Naskah Akademik
Naskah Akademik berisi landasan ilmiah bagi penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan, yang memberikan arah, dan menetapkan ruang lingkup
bagi penyusunan peraturan perundang-undangan. Kegunaannya sebagai bahan
masukan bagi pembuat Rancangan Peraturan Perundang-undangan juga dapat
berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Naskah Akademik Menjadi
dokumen resmi yang menyatu dengan konsep Rancangan Undang-Undang yang
akan dibahas bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 6 setelah SPMK diterbitkan
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

h.Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), terdiri atas:


v' Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana di atas dan
disajikan dalam format A4; dan
v' lampiran yang terdiri atas peta yang disajikan dalam format A3 dan tabel
indikasi program utama.
Diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 6 setelah SPMK diterbitkan
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.

i. Soft Copy File dalam CD dan Hardisk Eksternal berisi Data Laporan
dan Peta, berisi dokumentasi seluruh kegiatan berupa: laporan kegiatan dalam

20
KERANGKA ACUAN
KERJA
format pdf, peta dasar, peta citra, album peta, peta hasil digitasi (peta-peta

21
KERANGKA ACUAN KERJA

yang terkait dalam format shape file), bahan-bahan presentasi Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Perkotaan Lakbok dalam format ppt, dan diserahkan paling
lambat minggu ke 3 bulan ke 6 setelah SPMK diterbitkan sebanyak 3 buah Hard
disk eksternal dan 10 buah untuk CD.
File (soft copy) keseluruhan hasil pekerjaan menjadi hak pemberi pekerjaan
dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Ciamis.

j. Banner Peta RDTR


Berisi peta administrasi, tutupan lahan, kepadatan penduduk, struktur ruang,
pola ruang, rawan bencana, dan kawasan strategis dan diserahkan paling lambat
minggu ke 3 bulan ke 6 setelah SPMK diterbitkan sebanyak 14 buah (2 x 7 peta = 14
banner).

X. TENAGA AHLI
Pekerjaan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Lakbok Kabupaten Ciamis ini
membutuhkan team leader, tenaga ahli berpengalaman, dan asisten dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1. Team Leader 1 (satu orang)
· Memiliki ijazah S2 Teknik Planologi dan berpengalaman
bidang perencanaan wilayah dan kota 6 tahun dengan kualifikasi
minimal Ahli Muda;
· Bersedia dan mampu terlibat secara penuh dalam kegiatan
penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Lakbok.
2. Tenaga Ahli
· Memiliki ijazah S1 sesuai dengan bidang keahliannya dan
berpengalaman minimal 4 (empat) tahun di bidang pekerjaan sejenis
(untuk Ahli Prasarana, Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi, Ahli Arsitektur
Landscape dan dan Ahli Teknik Lingkungan) sedangkan untuk tenaga
ahli yang lain minimal memiliki ijazah S1 serta sesuai dengan kualifikasi
keahlian yang diperlukan dan berpengalaman minimal 2 (dua) tahun
di bidang pekerjaan sejenis;
· Bersedia dan mampu terlibat secara penuh (sesuai waktu
keikutsertaan dalam kegiatan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan
)

Lakbok.

3. Asisten dan Tenaga Pendukung


· Memiliki ijazah S1 dibidang pekerjaan sejenis serta sesuai
dengan kualifikasi keahlian yang diperlukan (khusus untuk Asisten
Perencana Wilayah, Asisten Prasarana Wilayah dan Asisten
Pemetaan/Teknik Geodesi);
· Bersedia dan mampu terlibat secara penuh untuk membantu tenaga
ahli yang menjalankan tanggung jawabnya dalam kegiatan penyusunan
RDTR Kawasan Perkotaan Lakbok;
· Tenaga pendukung lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
ini adalah Operator Komputer, Juru Gambar/Drafter, Surveyor, Tenaga
Administrasi, dan supir jika diperlukan dengan pengalaman serta keahlian
yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan.

22
KERANGKA ACUAN KERJA

Team Ahli:
Ahli Perencanaan Wilayah (Team Leader) 1 (satu) orang
Ahli Prasarana Wilayah/Teknik Sipil 1 (satu) orang
Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi 1 (satu) orang
Ahli Arsitektur 1 (satu) orang
Ahli Teknik Lingkungan 1 (satu) orang
Ahli Hukum 1 (satu) orang
Ahli Ekonomi Wilayah 1 (satu) orang
Ahli Pertanian 1 (satu) orang

Tenaga Pendukung:
Asisten Perencanaan Wilayah 1 (satu) or
Asisten Prasarana Wilayah 1 (satu) or
Asisten Pemetaan/Teknik Geodesi 1 (satu) or
Operator Komputer 2 (dua) or
Juru Gambar/Drafter 2 (dua) or
Surveyor 3 (tiga) or
Tenaga Administrasi 1 (satu) or
Sopir 1 (satu) ora

XI. KEWAJIBAN PENYEDIA JASA


KONSULTASI
a. Penyedia Jasa
Konsultansi
berkewajiban dan
bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap
pelaksanaan
pekerjaan, dengan
berdasarkan ketentuan
perjanjian kerjasama yang
telah ditetapkan dan atau
dalam hal ini adalah
Team Leader, Tenaga
Ahli, serta Asisten
Tenaga Ahli berkewajiban
sepenuhnya untuk
terlibat dalam pekerjaan
sejak dari tahap awal
hingga tahap akhir
pekerjaan;
b. Penyedia Jasa
Konsultansi berkewajiban
mengerjakan seluruh
pekerjaan berdasarkan
ketentuan teknis yang
23
KERANGKA ACUAN KERJA

telah ditetapkan dalam


kerangka acuan kerja
kegiatan ini;
c. Penyedia Jasa
Konsultansi
berkewajiban
mengadakan asistensi
setiap rancangan hasil
produk perencanaannya
dalam forum rapat teknis
dengan Tim Teknis
Penyusunan RDTR dan
wajib dihadiri oleh Team
Leader serta seluruh
Tenaga Ahli sesuai waktu
keikutsertaannya;
d. Penyedia Jasa
Konsultansi
berkewajiban
mengadakan diskusi
rancangan awal maupun
hasil produk
perencanaannya dalam
forum diskusi terbuka
dengan aparat dan
masyarakat di
Kabupaten Ciamis.
Diskusi dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali
yaitu untuk membahas:
· Laporan
Pendahuluan;
· Laporan Data dan
Analisa;
· Rancangan
Rencana;
Materi
diskusi/pembahasan
harus sudah
disampaikan 1 (satu)
minggu sebelum
diskusi dilakukan dan
wajib dihadiri oleh
Team Leader serta
seluruh Tenaga Ahli
sesuai waktu
keikutsertaannya;
24
KERANGKA ACUAN KERJA

e. Penyedia Jasa Konsultansi dinyatakan berakhir atau selesai


melaksanakan pekerjaan apabila seluruh tahapan pekerjaan telah dilalui
dan dinyatakan telah memenuhi syarat berdasarkan penilaian Tim Teknis
yang dituangkan dalam berita acara hasil pekerjaan;
f. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa Konsultansi
dapat meminta bantuan kepada Tim Teknis untuk memperoleh petunjuk
dan pengarahan agar mencapai hasil yang optimal. Tim Teknis dapat
pula diminta bantuannya untuk memberikan data dan fasilitas lainnya
guna mendukung kelancaran pekerjaan;
g. Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan wajib melakukan
alih pengetahuan tentang rencana tata ruang wilayah kepada aparat
pelaksana daerah dengan cara yang disepakati antara Pemda dengan
konsultan.

XII. WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksanaan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Lakbok ini harus
diselesaikan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak
ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Jadwal dan Tahapan Pekerjaan


Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan

No Uraian Pekerjaaan 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan
-Survei awal
- Penyusunan Laporan
Pendahuluan
2. Pelaksanaan

- Pengumpulan data,
informasi dan
observasi
- Identifikasi
permasalahan
- Analisa dan sintesa
- Perumusan RDTR
Kawasan Perkotaan
Lakbok
- Diskusi dan Seminar
3. Pelaporan

- Laporan Pendahuluan
- Fakta dan Analisis
- Rancangan Rencana
- Rencana
- Eksekutif Summary
- Album Peta
- Naskah Akademis
- Rancangan Peraturan
Daerah
- Soft Copy File CD
- Soft Copy File Hard
Disk Eksternal
- Banner Peta RDTR

25
KERANGKA ACUAN KERJA

XIII. ARAHAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Arahan awal yang dapat diberikan kepada rekanan jasa Konsultan terpilih untuk
melaksanakan kegiatan ini, antara lain:
a. Selalu mengupayakan keterlibatan peran serta masyarakat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (antara lain : PP no.69/1996, tentang
Pelaksanaan hak dan kewajiban serta bentuk dan Tata cara peran serta
masyarakat dalam Penataan Ruang);
b. Menyiapkan peta kerja awal berupa peta dasar yang dapat dijamin
tingkat akurasinya, bersumber antara lain dari : Bakosurtanal, Citra landsat
(dengan skala minimal 1 : 5.000), dan studi-studi terdahulu yang pernah
dilakukan berkaitan dengan wilayah perencanaan;
c. Untuk melaksanakan survey dan koordinasi lapangan, personil
konsultan harus selalu didampingi aparat yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna
Anggaran disertai surat pengantar dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Ciamis sebagai legalitas
pelaksana.

Pejabat Pembuat Komitmen


Bidang Tata Ruang & Pertanahan
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang
dan Pertanahan Kab.Ciamis

DRS. BANGBANG MSG


NIP. 19660305 199202 1 001

26

You might also like