AKUNTANSI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada SKPD Kab. Kuantan Singingi)
Oleh : Yully Novikasari Pembimbing : Desmiyawati dan Alfiati Silfi
Faculty of economics, Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : yullynovika@gmail.com
Effect of pressure individual morality, internal control, and
accounting rules on the accounting fraud tendencies (Study Empiris At Local Goverment City On Kuantan Singingi)
ABSTRACT
This research aims to test the influence of individual morality, internal
control, and accounting rules on the accounting fraud tendencies on performance of local government city on Kuantan Singingi. This research was carried out on the units of works devices of Kuantan Singingi. The population in this research is the employees who work in a work unit of the devices area, the technique used is the sample of purposive sampling. The respondents in this study is the head of a work ujit the device area, the secretary of the working units of the device area, head of sub-division of finance and financial business unit of dresser’s official work of the device area. The sample used in this study as much as 58 respondents. Statistical methods are used to test the hyphothesis of the research is the analysis of multiple linear regression using the software spss version 21.0. The results of this study indicate that the variable are individual morality variables affect the performance of local government with a regression coefficient of 0,001 and 0,000 significant value (alpha<0,05) this is shown by the result of tcount>ttable that is 2,108>1,682. Internal control affect the performance of the local government, with a regression coefficient of 0,008 and 0,000 significant value (alpha 0,05) this shown by the result of tcount>ttable that is 2,338>1,682. And accounting rules affect the performance of the local government, with a regression coefficient of 0,026 and 0,000 significant value (alpha<0,05) this shown by the result of t count>tteble that is 2,3533>1,682.
Keywords : Individual Morality, Internal Control, Rule, Tendencies, and Fraud
PENDAHULUAN tindakan kecurangan yang dilakukan
oleh Aparatur Negara maupun Di dalam dunia Perangkat Daerah . Association of pemerintahan, sering kita Certified Fraud Examiners (ACFE) mendengar tentang banyaknya dalam Puspasari dan Suwardi (2011) JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1516 Kecurangan (Fraud) diklasifikasikan 1.403.545.000,-(diakses 21/12/2015, menjadi tiga kelompok berdasarkan 15:31:09 WIB). perbuatan diantaranya 1). Bukan hanya itu tindak Penyimpangan atas asset, 2). kecurangan seperti korupsi telah Pernyataan palsu atau salah menyebar luas di Indonesia tak pernyataan, dan 3). Korupsi. terkecuali di wilayah Riau. Seperti Kecurangan adalah setiap upaya yang dikutip dari RIAUPOS.CO penipuan yang disengaja, yang menyatakan bahwa Jaksa Penuntut dimaksudkan untuk mengambil harta Umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri atau hak orang atau pihak lain (Arens (Kejari) Teluk Kuantan menuntut et all ,2012:337). terdakwa korupsi alat kesehatan Kecurangan yang sering (Alkes) di RSUD Kuansing M dilakukan yaitu seperti Basrana dengan hukuman penjara 18 kecenderungan kecurangan bulan penjara, dalam sidang di akuntansi. Kecenderungan Pengadilan Tipikor pada Pengadilan kecurangan akuntansi terungkap Negeri (PN) Pekanbaru, Senin karena seringnya menjadi sorotan (26/1). Ia dinilai bersalah merugikan berbagai media massa. Menurut negara sebesar Rp 992 Juta serta Wilopo (2006), Umumnya, merekayasa pengadaan Alkes . kecurangan akuntansi berkaitan Proyek pengadaan peralatan medis dengan korupsi. . Dalam korupsi, instalasi mata dan penunjang medis tindakan yang lazim dilakukan di water treatment di RSUD Teluk antaranya adalah memanipulasi Kuantan Kuansing pada tahun 2008 pencatatan, penghilangan dokumen, ini diusulkan pada Anggaran dan mark-up yang merugikan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) keuangan negara atau perekonomian Kuansing tahun 2008 dan disetujui negara. sebesar Rp3.152.677.000, di mana Gelagat Sumsel (20/04/2015), pengusulan tersebut tidak ada usulan Kinerja Kejaksaan Negeri Muara (Kejari) Enim patut diapresiasi, dari bidang terkait, semua atas pasalnya baru beberapa minggu perintah dari Direktur RSUD dr menahan tersangka kasus korupsi Djasmudin Djalan MKes untuk dana bantuan sosial (Bansos) memasukkan kegiatan tanpa Teknologi Informasi dan Komputer dilengkapi dokumen perencanaan (TIK) untuk E-Learning dari dan item pengadaan (Diakses pada Kementerian Pendidikan dan tanggal 21/12/2015, 15:34 WIB). Kebudayaan pusat di Satuan Secara faktual, Indonesia Perangkat Kerja Daerah Dinas termasuk negara dengan peringkat Pendidikan Kabupaten Muara Enim, korupsi yang tinggi di dunia, yaitu Kejaksaan Negeri Muara Enim Senin berada pada posisi 107 dari 174 (20/4/2015) kembali menetapkan negara terkorup dengan indeks satu orang tersangka di instansi korupsi 3,4 (Transparency Badan Penaggulangan Bencana International, 2014). Angka ini Daerah (BPBD) atas dugaan tindak memang lebih kecil dibanding tahun pidana korupsi pengadaan mobil 2012 yang menempati urutan 118 pemadam kebakaran (Damkar) yang dari 174 negara terkorup dengan mengunakan dana APBD Tahun indeks korupsi 3,2 . Anggaran 2014 sebesar Rp. JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1517 Salah satu cara yang sedang kesesuaian prosedur pengelolaan aset diupayakan dalam meminimalisir organisasi, pelaksanaan prosedur tingkat Kecurangan di lembaga akuntansi dan penyajian laporan pemerintahan adalah dengan keuangan beserta semua bukti mengedepankan dan menanamkan pendukungnya. Aturan akuntansi mindset moralitas individu. Menurut khususnya di Pemerintahan diatur di Bertens (1993) dalam Eliza (2015) dalam Standar Akuntansi Moralitas mempunyai arti yang pada Pemerintahan (SAP). dasarnya sama dengan “moral”. Penulis mengangkat penelitian Moralitas adalah sifat ini karena cukup banyak penelitian moral/keseluruhan asas dan Nilai yang membahas mengenai yang berkenaan dengan baik dan kecenderungan kecurangan buruk. Orang yang memiliki akuntansi, dan penulis ingin moralitas individu yang rendah akan mengetahui lebih dalam faktor- berperilaku berbeda dengan orang faktor yang dapat mempengaruhi yang memiliki moralitas individu kecenderungan kecurangan yang tinggi. Dengan memiliki akuntansi, khususnya pada sampel di moralitas individu yang tinggi maka SKPD Kab. Kuantan Singigi. dimungkinkan kecenderungan terjadi Oleh karena itu, penulis tertarik kecurangan bisa diminimalisir. untuk melakukan penelitian yang Untuk menunjang agar berjudul “Pengaruh Moralitas moralitas individu masing masing Individu, Sistem Pengendalian individu dalam suatu instansi dapat Intern Permerintah, dan Ketaatan diterapkan dengan baik,diperlukan aturan akuntansi Terhadap suatu sistem pengendalian internal. Kecenderungan Kecurangan Didalam sektor pemerintah Akuntansi (Studi Empiris Pada diterapkan sistem pengendalian SKPD Kab. Kuantan Singigi) ” intern pemerintah (SPIP). Sistem yang merupakan adaptasi dari pengendalian intern adalah proses penelitian yang dilakukan oleh Eliza yang integral pada tindakan dan (2015). kegiatan yang dilakukan secara terus Berdasarkan uraian diatas maka menerus oleh pimpinan dan seluruh dapat ditarik perumusan masalah pegawai untuk memberikan yaitu : 1) apakah moralitas individu keyakinan memadai atas tercapainya berpengaruh terhadap kecenderungan tujuan organisasi melalui kegiatan kecurangan akuntansi? 2) apakah yang efektif dan efisien, keandalan sistem pengendalian intern pelaporan keuangan, pengamanan pemerintah berpengaruh terhadap aset negara, dan ketaatan terhadap kecenderungan kecurangan peraturan perundang-undangan (PP akuntansi? 3) apakah ketaatan aturan No 60 Tahun 2008). akuntansi berpengaruh terhadap Peraturan Pemerintah RI kecenderungan kecurangan Nomor 24/2005 dalam Thoyibatun akuntansi? (2012) menyebutkan bahwa aturan Berdasarkan permasalahan yang digunakan dalam kegiatan yang dirumuskan diatas maka tujuan akuntansi adalah standar akuntansi penelitian ini adalah : 1) untuk keuangan, sedangkan ketaatan aturan menguji pengaruh moralitas individu akuntansi dipandang sebagai tingkat terhadap kecenderungan kecurangan
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1518
akuntansi. 2) untuk menguji moralitas individu merupakan pengaruh sistem pengendalian intern kemampuan individu dalam pemerintah terhadap kecenderungan menyelesaikan dilema etika. Hasil kecurangan akuntansi. 3) untuk dari beberapa studi yang dipaparkan menguji pengaruh ketaatan aturan menunjukkan bahwa moralitas akuntansi terhadap kecenderungan individu akan mempengaruhi kecurangan akuntansi. perilaku etis mereka. Orang yang memiliki moralitas individu yang TELAAH PUSTAKA DAN rendah akan berperilaku berbeda PENGEMBANGAN HIPOTESIS dengan orang yang memiliki moralitas individu yang tinggi. Kecurangan adalah setiap upaya penipuan yang disengaja, yang Menurut Wilopo (2006) moralitas dimaksudkan untuk mengambil harta manajemen juga berkaitan dengan atau hak orang atau pihak lain (Arens kecenderungan kecurangan et all ,2012:337). Dalam kaitannya akuntansi. Semakin manajemen dengan konteks audit atas laporan memperhatikan kepentingan yang keuangan, kecurangan didefinisikan lebih luas dan universal daripada sebagai salah saji laporan keuangan kepentingan perusahaan atau instansi yang disengaja. Kecurangan tersebut semata, terlebih kepentingan dapat berbentuk korupsi, pribadinya maka semakin tinggi penyalahgunaan aset, serta moralitas manajemen sehingga pernyataan palsu atau salah manajemen berusaha menghindarkan pernyataan. diri dari kecenderungan kecurangan kecenderungan kecurangan akuntansi. akuntansi di artikan sebagai adanya PP No 60 Tahun 2008 tindakan, kebijakan dan cara, menyatakan bahwa Sistem kelicikan, penyembunyian, dan Pengendalian Intern adalah proses penyamaran yang tidak semestinya yang integral pada tindakan dan secara sengaja, yaitu dalam kegiatan yang dilakukan secara terus menyajikan laporan keuangan dan menerus oleh pimpinan dan seluruh pengelolaan aset suatu instansi yang pegawai untuk memberikan mengarah pada tujuan mencapai keyakinan memadai atas tercapainya keuntungan bagi dirinya sendiri dan tujuan organisasi melalui kegiatan menjadikan yang lain sebagai pihak yang efektif dan efisien, keandalan yang dirugikan. Maka pelaporan keuangan, pengamanan kecenderungan kecurangan akuntansi aset negara, dan ketaatan terhadap dipengaruhi oleh korupsi suatu peraturan perundang-undangan. Negara. Menurut Mulyadi (2008:163), Arens et all (2012 : 337), “sistem pengendalian intern meliputi menyebutkan bahwa terdapat tiga struktur organisasi, metode dan faktor penyebab kecurangan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan akuntansi yaitu rasionalisasi untuk menjaga kekayaan organisasi, (rationalization), tekanan (pressure), mengecek ketelitian dan keandalan dan kesempatan (opportunity). data akuntansi, mendorong efisiensi Ketiga faktor tersebut sering disebut dan mendorong dipatuhinya fraud triangle. kebijakan manajamen.”
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1519
Secara teoritis, ketaatan rendah berperilaku akan berbeda akuntansi juga merupakan dengan orang yang memiliki kewajiban. Sebab, jika laporan moralitas individu yang tinggi. keuangan dibuat tanpa mengikuti Penelitian itu juga dalam Hal aturan akuntansi yang berlaku, ini berarti semakin tinggi moralitas keadaan tersebut dinyatakan sebagai individu maka semakin kecil suatu bentuk kegagalan dan akan kemungkinan akan terjadi menimbulkan kecenderungan kecenderungan kecurangan kecurangan atau perilaku tidak etis akuntansi. yang tidak dapat atau sulit ditelusuri H1: Moralitas individu berpengaruh auditor (Thoyyibatun,2012). terhadap kecenderungan Ketaatan aturan akuntansi dipandang kecurangan akuntansi. sebagai tingkat kesesuaian prosedur pengelolaan aset organisasi, Pengaruh Sistem Pengendalian pelaksanaan prosedur akuntansi, dan Intern Pemerintah Terhadap penyajian laporan keuangan beserta Kecenderungan Kecurangan semua bukti pendukungnya. Akuntansi Dengan demikian Ketaatan Suatu instansi harus memiliki Aturan Akuntansi merupakan suatu sistem pengendalian internal yang kewajiban dalam instansi untuk efektif di mana setiap aktivitas- mematuhi segala ketentuan atau aktivitas yang dilakukan karyawan aturan akuntansi dalam dalam instansi atau lembaga tersebut melaksanakan pengelolaan keuangan mendapatkan pengawasan yang dan pembuatan laporan keuangan ketat. Dengan adanya pengendalian agar tercipta transparansi dan internal yang efektif diharapkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dapat meminimalisasikan perilaku dan laporan keuangan yang tidak etis yang merujuk pada dihasilkan efektif , handal serta tindakan kecurangan akuntansi akurat informasinya.. dalam instansi atau lembaga yang Ketaatan aturan akuntansi juga dapat merugikan instansi atau mencakup karakteristik kualitatif lembaga itu sendiri (shintadevi, laporan keuangan diantaranya 1). 2015). Maka semakin mengacu pada relevan, 2). andal, 3). dapat sistem pengendalian intern dibandingkan dan 4). dapat dipahami pemerintah maka akan memperkecil (PP No. 71 Th 2010). kecenderungan kecurangan akuntansi. Pengaruh Moralitas Individu H2: Sistem pengendalian intern Terhadap Kecenderungan pemerintah berpengaruh Kecurangan Akuntansi terhadap kecenderungan Moralitas individu merupakan kecurangan akuntansi kemampuan individu dalam menyelesaikan dilema etika. Hasil Pengaruh ketaatan aturan dari beberapa studi yang dipaparkan akuntansi Informasi terhadap menunjukkan bahwa moralitas Kecenderungan Kecurangan individu akan mempengaruhi Akuntansi perilaku etis mereka. Orang yang Ketaatan aturan akuntansi memiliki moralitas individu yang dipandang sebagai tingkat kesesuaian JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1520 prosedur pengelolaan aset intansi, sampel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan prosedur akuntansi, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah penyajian laporan keuangan beserta (SKPD) di daerah Kab. Kuantan semua bukti pendukungnya. suatu Singingi yang berjumlah 29 instansi. instansi pemerintahan akan Responden dalam penelitian ini melakukan tindakan kecurangan adalah Kepala bagian keuangan, dan karena mereka tidak berpedoman staf bagian keuangan , sehingga pada aturan akuntansi yang berlaku. responden berjumlah 58 orang. Begitu sebaliknya jika suatu instansi taat terhadap aturan akuntansi yang Metode Analisis Data berlaku maka Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dapat Untuk menguji hipotesis berkurang. digunakan model regresi linier H3: Ketaatan aturan akuntansi berganda yang menggunakan berpengaruh terhadap program komputer Statistical kecenderungan kecurangan Product and Service for windows akuntansi version 21.00 (SPSS versi 21). Pada penelitian ini METODE PENELITIAN menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui Populasi adalah wilayah pengaruh variabel independen generalisasi yang terdiri atas objek (moralitas individu, sistem atau subjek yang mempunyai pengendalian intern dan ketaatan kualitas dan karakteristik tertentu aturan akuntansi) terhadap yang ditetapkan oleh peneliti untuk kecenderungan kecurangan dipelajari dan kemudian ditarik akuntansi. Analisis regresi berganda kesimpulannya (Sugiyono, digunakan oleh peneliti, bila peneliti 2012:115). Populasi dalam penelitian bermaksud meramalkan bagaimana ini adalah Satuan Kerja Perangkat keadaan (naik turunnya) variabel Daerah (SKPD) di daerah Kab. dependen (kriterium), bila dua atau Kuantan Singingi. lebih variabel independen sebagai Sampel adalah bagian dari faktor prediktor dimanipulasi (dinaik jumlah dan karakteristik yang turunkan nilainya) (Sugiyono, dimiliki oleh populasi tersebut 2012:277). (Sugiyono, 2012:116). Teknik pengumpulan Sampel Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik ini berdasarkan Keterangan : pada ciri-ciri atau sifat tertentu yang Y = Kecenderungan Kecurangan diperkirakan mempunyai sangkut Akuntansi paut era dengan ciri-ciri atau sifat a = Konstanta yang terdapat pada populasi yang b1,2, 3 = Koefisien regresi sudah diketahui sebelumnya. Jadi X1 = Moralitas Individu ciri-ciri atau sifat yang spesifik yang X2 = Sistem Pengendalian Intern ada atau dilihat dalam populasi Pemerintah dijadikan kunci untuk pengambilan X3 = Ketaatan aturan akuntansi sampel. Dimana yang menjadi e = Disturbance error JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1521 Definisi Operasional Variabel efektif dan efisien, keandalan Variabel Dependen (Y) pelaporan keuangan, pengamanan Variabel dependen adalah aset negara, dan ketaatan terhadap tipe variabel yang dijelaskan atau peraturan perundang-undangan. dipengaruhi atau menjadi akibat Pengukuran variabel ini karena adanya variabel independen menggunakan kuesioner yang (Sugiyono, 2012: 59). Variabel digunakan oleh Shintadevi (2015) dependen dalam penelitian ini adalah yang terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) kecenderungan kecurangan akuntansi pertanyaan dengan menggunakan (Y). Skala Likert 1-5, semakin rendah Dalam penelitian ini, untuk nilai yang ditunjukkan maka mengukur variabel kecenderungan pengendalian internal semakin tidak kecurangan akuntansi menggunakan efektif. instrumen yag digunakan oleh Variable diukur dengan shintadevi (2015)yang terdiri dari 15 indicator :1. Lingkungan (lima belas ) pertanyaan dengan pengendalian, 2. Penilaian Resiko, 3. menggunakan Skala Likert 1 sangat Kegiatan Pengendalian, 4. Informasi tidak setuju sampai 5 sangat setuju dan Komunikasi, dan 5. Pemantauan semakin tinggi nilai yang ditujukan pengendalian intern. maka semakin tinggi frekuensi kecurangan yang terjadi. c. Ketaatan Aturan Akuntansi (X3) Variabel Independen Ketaatan aturan akuntansi dipandang sebagai tingkat kesesuaian a. Moralitas Individu (X1) prosedur pengelolaan aset intansi, Moralitas individu merupakan pelaksanaan prosedur akuntansi, dan kemampuan individu dalam penyajian laporan keuangan beserta menyelesaikan dilema etika. semua bukti pendukungnya. Menurut Pengukuran variabel ini Adelin dan Fauzihandani (2013) menggunakan kuesioner yang terdiri Meningkatkan ketaatan pada aturan dari 6 (enam ) pertanyaan dengan akuntansi pada sebuah perusahaan menggunakan Skala Likert 1- 5. atau instansi dapat mencegah semakin tinggi nilai yang terjadinya kecenderungan ditunjukkan maka moralitas individu kecurangan akuntansi, yang nantinya semakin tidak efektif. akan membantu perusahaan atau instansi untuk menyediakan b. Sistem Pengendalian Intern informasi laporan keuangan Pemerintah (X2) perusahaan secara objektif kepada PP No 60 Tahun 2008 pihak yang berkepentingan.Dalam menyatakan bahwa Sistem instrumen tersebut terdapat 13 (tiga Pengendalian Intern adalah proses belas) pertanyaan yang digunakan yang integral pada tindakan dan oleh Shintadevi (2015) pada kegiatan yang dilakukan secara terus penelitiannya. Persepsi responden menerus oleh pimpinan dan seluruh terhadap indikator tersebut diukur pegawai untuk memberikan dengan lima poin Skala Likert 1-5, keyakinan memadai atas tercapainya semakin tinggi nilai yang tujuan instansi melalui kegiatan yang ditunjukkan maka semakin tinggi JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1522 ketaatan aturan akuntansi berkaitan kepala bagian keuangan dan staff dengan entitas tersebut. keuangan. Kondisi demikian menunjukkan bahwa rata-rata HASIL PENELITIAN DAN responden sudah cukup memiliki PEMBAHASAN pengalaman dalam menjalankan tugas. Kuesioner dan Demografi Analisis Statistik Descriptif Penelitian ini menggunakan Statistik Deskriptif dalam kuisioner untuk pengumpulan data. penelitian ini dapat dilihat pada tabel Kuesioner disebarkan pada 29 1. Berdasarkan tabel 1, semua instansi pada Satuan Kerja Perangkat instrument penelitian mempunyai Daerah (SKPD) di daerah Kab. nilai mean lebih besar dari pada Kuantan Singingi secara langsung. standar deviasi. Sehingga,dapat Dari 58 kuisioner yang disimpulkan bahwa data yang akan disebarkan, kuesioner yang kembali digunakan adalah layak dan valid. sebanyak 48 kuesioner (82.8%). Kuesioner yang tidak mendapatkan Tabel 1 respon sebanyak 10 kuesioner Descriptive Statistics (17.2%). Kuesioner yang dapat N Mean Std. Deviation diolah sebanyak 44 kuesioner KKA 44 24.16 7.499 MI 44 15.20 3.819 (75.9%). Berikut ini tabel rincian SPI 44 108.5 10.848 pengembalian kuesioner oleh para KAA 44 53.05 3.953 responden. Valid N 44 Jumlah responden laki-laki (listwise) lebih banyak dibanding responden Sumber : Data Olahan, (2016) perempuan. Jumlah responden laki- laki sebanyak 24 orang (54.6%) dan Pengujian Kualitas Data perempuan sebanyak 20 orang (45,4%). Sebagian besar responden Uji Validitas Data atau 33 (75%) responden Dalam penelitian ini untuk berpendidikan S1. mengukur atau menentukan valid Hal ini mengindikasikan atau tidaknya pertanyaan ini adalah bahwa bekerja di SKPD sebagai apabila korelasi antara masing- kepala bagian keuangan dan staff masing indikator terhadap total skor keuangan merupakan pekerjaan konstruk menunjukkan hasil yang profesional dan membutuhkan signifikan dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Sedangkan signifikansinya 5% df = n-2 (44-2) = lama bekerja responden, sebagian 42 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.2907. besar bekerja selama > 7 tahun yaitu sebanyak 26 orang (59.1%). Kondisi Uji Reliabilitas Data ini memberi gambaran bahwa rata- Uji reliabilitas digunakan rata responden sudah lama bekerja di untuk mengukur suatu kuesioner SKPD. yang merupakan indikator dari Berdasarkan jabatan di variabel. Uji reliabilitas hanya SKPD, diketahui bahwa sebagian dilakukan atas data yang telah diuji besar responden adalah sebagai validitasnya dan dinyatakan valid.
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1523
Suatu pengukur dapat dikatakan dilakukan dalam penelitian ini untuk dapat diandalkan apabila memiliki menguji hipotesis. koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,6. Gambar 1 Tabel 2 Hasil pengujian reliabilitas Nilai Cronbach’ Kesimpula Variabel Kriti s Alpha n s
Kecenderunga 0,887 0,6 Reliabel
n Kecurangan Akuntansi Moralitas 0,705 0,6 Reliabel Individu Sistem 0,882 0,6 Reliabel Pengendalian Intern Ketaatan 0,738 0,6 Reliabel Aturan Akuntansi Sumber : Data Olahan, (2016) Sumber : Data Olahan, (2016) Uji Multikolinearitas Dari semua nilai kelima Uji multikolinearitas variabel tersebut menunjukkan bertujuan untuk menguji apakah bahwa koefisien Cronbach Alpha dalam suatu model regresi ditemukan lebih besar dari 0,6 sehingga dapat adanya korelasi antar variabel bebas disimpulkan bahwa semua instrumen penelitian. Model regresi yang baik dalam penelitian ini adalah reliabel seharusnya tidak terjadi korelasi di atau dapat dipercaya. antara variabel bebas. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat Uji Asumsi Klasik dideteksi dengan melihat nilai Uji Normalitas Data Variance Inflation Factor (VIF). Untuk mengolah data digunakan Uji Normalitas, yang Tabel 3 menguji apakah dalam sebuah model Hasil Uji Multikolineritas regresi, variabel independen dan Collinearity variabel dependen atau keduanya Statistics mempunyai distribusi normal atau Model Tolerance VIF tidak. Dengan menggunakan normal 1 Moralitas .983 1.017 Individu P-P Plot data yang ditunjukkan menyebar di sekitar garis diagonal, Sistem .481 2.081 Pengendalian maka model regresi dapat dikatakan Intern memenuhi asumsi normalitas. Ketaatan Aturan .475 2.104 Gambar 1 dapat dilihat bahwa Akuntansi data tersebar di sekitar garis diagonal Sumber : Data Olahan, (2016) (tidak terpencar dari garis diagonal). Dari Tabel di atas, dapat Dapat disimpulkan bahwa dilihat bahwa nilai VIF < 10 untuk persyaratan uji normalitas dapat semua variabel bebas, begitu juga terpenuhi untuk pengujian statistik dengan nilai tolerance > 0,10. berupa Uji T dan Uji 𝑅2 dapat JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1524 Uji Heterokedastisitas Umumnya untuk mengetahui adanya Untuk mendeteksi ada autokorekasi dilakuakan uji Durbin- tidaknya heterokedastisitas dilakukan Watson. Besaran Durbin-Watson dengan melihat ada tidaknya pola secara umum bisa diambil patokan 4- tertentu pada pola scatterplot antar dU (batas atas) 4-dL (batas bawah). SPRESID dan ZPRED di mana Berikut tabel keputusan pada uji sumbu Y adalah Y yang telah Durbin-Watson (D-W) test menurut diprediksi, dan sumbu X adalah Ghozali (2009). Hasil pengujian residual (Y prediksi – Y autokorelasi dari penelitian ini dapat sesunggguhnya) yang telah di- dilihat dari tabel berikut: studentized. Tabel 4 Gambar 2 Hasil uji Autokorelasi Std. Error Hasil uji Heterokedastisitas R Adjusted of the Durbin- Model R Square R Square Estimate Watson 1 .454a .206 .147 6.927 1.771 Sumber : Data Olahan, (2016)
Dari tabel diatas diperoleh
nilai Durbin Watson terletak antara dU dan 4-dU = 1.374 < 1.771 <1.664. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi.
Analisis Regresi Berganda
Dalam penelitian ini, Sumber : Data Olahan, (2016) hipotesis diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda untuk Melalui pengamatan grafik memperoleh gambaran menyeluruh di atas dapat dilihat bahwa titik-titik mengenai pengaruh tekanan menyebar secara acak dan tidak ketaatan, pengalaman auditor, menunjukkan pola tertentu. Titik- kompleksitas tugas, gender, titik tersebut tersebar di atas dan di pengetahuan, dan persepsi etis bawah angka 0 pada sumbu Y. Dari terhadap audit judgment. hasil tersebut dapat disimpulkan Dari pengolahan data bahwa kedua model regresi tidak computer program SPSS versi 21, mengandung gejala 2016, maka persamaan regresi heteroskedastisitas. berganda akan terliahat sebagai berikut : Uji Autokorelasi Tabel 5 Uji autokorelasi bertujuan Hasil uji t untuk menguji apakah dalam model Standardize regresi linear ada korelasi antara Unstandardized Coefficients d Coefficients kesalahan pengganggu (error) pada Std. periode t dengan kesalahan Model B Error Beta T Sig.
pengganngu pada periode 1 (Constant) 42.52
5 15.65 8 2.71 6 .01 0 sebelumnya (Ghozali, 2013:110). JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1525 Moralitas -.674 .320 -.300 - .00 nilai Beta sebesar – 0.300 , hal ini Individu 2.10 1 8 menunjukkan bahwa arah pengaruh Sistem -.197 .147 -.272 - .00 adalah negatif yaitu semakin tinggi Pengendalia n Intern -.337 .388 -.720 2.33 8 8 .02 moralitas individu yang dimiliki Ketaatan - 6 individu maka akan semakin kecil Aturan 2.35 Akuntansi 3 intensi melakukan kecenderungan Sumber : Data Olahan, (2016) kecurangan akuntansi. Moralitas individu merupakan Y = 42,525 – 0,674 MI - 0,197 SPI – 0,137 e kemampuan individu dalam menyelesaikan dilema etika. Hasil Hasil Uji Hipotesis dari beberapa studi yang dipaparkan Pada tingkat keyakinan 95% dan menunjukkan bahwa moralitas pengujian dua arah (two tail test), individu akan mempengaruhi tingkat signifikansi ditetapkan perilaku etis mereka.. Dalam sebesar 5%, dengan degree of fredom tindakannya, orang yang memiliki (df) = n - k. Dengan membandingkan level penalaran moral rendah nilai thitung dengan tTabel atau melihat cenderung akan melakukan hal-hal p value masing-masing variabel yang menguntungkan dirinya sendiri dilakukan untuk tujuan pengujian dan menghindari hal-hal yang dapat hipotesis secara parsial (uji t). menimbulkan sanksi hukum. Apabila nilai thitung > tTabel Hasil ini mendukung penelitian atau p value < α maka Ha diterima Puspasari dan Suwardi (2012) ,dan dan Ho ditolak, dengan kata lain Eliza (2015) yang mengatakan variabel independen secara bahwa moralitas individu individual memiliki pengaruh yang berpengaruh negatif terhadap intensi signifikan terhadap variabel melakukan kecenderungan dependen. Sebaliknya, apabila t hitung kecurangan akuntansi. < tTabel atau p value > α maka Ha ditolak dan Ho diterima, dengan kata Sistem pengendalian intern lain variabel independen secara berpengaruh terhadap individual tidak memiliki pengaruh kecenderungan kecurangan yang signifikan terhadap variabel akuntansi dependen. Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa t hitung (2.338) > t tabel Moralitas individu berpengaruh (1,682) dengan tingkat signifikansi terhadap kecenderungan 0.008 dengan tingkat kesalahan kecurangan akuntansi (alpha) 0,05. Dari hasil pengujian Dari tabel 5 dapat dilihat dapat disimpulkan bahwa H2 diterima bahwa t hitung (2.108) > t tabel yaitu terdapat pengaruh sistem (1,682) dengan nilai signifikan pengendalian intern terhadap sebesar 0.001 dengan tingkat kecenderungan kecurangan kesalahan (alpha) 0,05. Dari hasil akuntansi. Selain itu hasil pengujian pengujian dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa nilai Beta H1 diterima yaitu terdapat pengaruh sebesar -0,272 , hal ini menunjukkan moralitas individu terhadap intensi bahwa arah pengaruh adalah negatif melakukan kecenderungan yaitu semakin tinggi sistem kecurangan akuntansi. Selain itu pengendalian intern yang dimiliki hasil pengujian menunjukkan bahwa
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1526
instansi maka akan semakin Ketaatan aturan akuntansi menurunkan kecenderungan berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi. kecenderungan kecurangan , serta efektif dan efisien. akuntansi Untuk mewujudkannya dibutuhkan Dari tabel 5 diketahui t hitung suatu sistem yang dapat memberi (0.2353) > t tabel (1,682) dan nilai keyakinan memadai bahwa signifikan sebesar (0,026) < 0,05 penyelenggaraan kegiatan telah nilai alpha dari hasil pengujian ini dilaksanakan sesuai dengan rencana dapat disimpulkan bahwa H3 dan dapat mencapai tujuan diterima. Artinya ketaatan aturan (Wiliyanti dkk, 2014). Sistem inilah akuntansi berpengaruh negatif yang dikenal sebagai Sistem terhadap kecenderungan kecurangan Pengendalian Internal Pemerintah akuntansi. (SPIP). PP No 60 Tahun 2008 Ketaatan aturan akuntansi menyatakan bahwa Sistem dipandang sebagai tingkat kesesuaian Pengendalian Intern Pemerintah prosedur pengelolaan aset intansi, (SPIP) adalah proses yang integral pelaksanaan prosedur akuntansi, dan pada tindakan dan kegiatan yang penyajian laporan keuangan beserta dilakukan secara terus menerus oleh semua bukti pendukungnya. pimpinan dan seluruh pegawai untuk Taatnya manajemen terhadap memberikan keyakinan memadai aturan akuntansi juga akan atas tercapainya tujuan organisasi berpengaruh terhadap pelaksanaan melalui kegiatan yang efektif dan kegiatan-kegiatan dalam instansi efisien, keandalan pelaporan pemerintahan yang berhubungan keuangan, pengamanan aset negara, dengan akuntansi dengan baik dan dan ketaatan terhadap peraturan benar sehingga nantinya perundang-undangan. menghasilkan laporan keuangan Dengan adanya pengendalian yang efektif dan mampu memberikan internal yang efektif dapat informasi yang handal dan akurat meminimalisasikan perilaku tidak untuk pihak-pihak yang etis yang merujuk pada tindakan berkepentingan. Hal ini menunjukan kecurangan akuntansi dalam instansi bahwa semakin taat instansi pada atau lembaga yang dapat merugikan aturan akuntansi maka semakin instansi atau lembaga itu sendiri rendahnya kecenderungan .Maka semakin mengacu pada sistem kecurangan akuntansinya. Penelitian pengendalian intern pemerintah ini sejalan dengan penelitian Adelin maka akan memperkecil dan Fauzihandani (2013) bahwa kecenderungan kecurangan ketaatan aturan akuntansi akuntansi. Penelitian ini sejalan berpengaruh negatif terhadap dengan penelitian Thoyyibatun kecenderungan kecurangan (2009), Wiliyanti dkk (2014) dan akuntansi. Eliza (2015) bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh Hasil Koefisien Determinasi negatif terhadap intensi melakukan Nilai koefisien determinasi kecenderungan kecurangan (R2) merupakan ukuran yang akuntansi. digunakan untuk menilai seberapa baik suatu model yang telah JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1527 ditetapkan untuk dapat menjelaskan 0,05. Artinya hipotesis kedua variabel dependen. R2 bernilai antara dalam penelitian ini diterima. nol (0) dan satu (1). 3) Hasil pengujian hipotesis ketiga ketaatan aturan akuntansi Tabel 6 berpengaruh terhadap Koefisien Determinasi kecenderungan kecurangan Model R R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate akuntansi. Dengan t hitung 1 .454a .206 .147 6.927 (2,353) < t tabel (1,682) dan nilai Sumber : Data Olahan, (2016) signifikan sebesar 0,026 < 0,05. Artinya hipotesis ketiga dalam Berdasarkan hasil pengolahan penelitian ini diterima. seperti yang tampak pada tabel 6 4) Hasil uji statistik R2 didapat R2 diketahui nilai R Square sebesar hitung sebesar nilai R Square sebesar 0,206. Artinya adalah 0,206. Artinya adalah bahwa bahwa sumbangan pengaruh sumbangan pengaruh moralitas moralitas individu, sistem individu, sistem pengendalian intern pengendalian intern dan ketaatan dan ketaatan aturan akuntansi aturan akuntansi sebesar 20,6 %. sebesar 20.6 %, . Sedangkan sisanya Sedangkan sisanya 79,4 % 79.4% dipengaruhi oleh variabel lain dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model yang tidak dimasukkan dalam regresi ini. model regresi ini. SIMPULAN DAN SARAN Saran Saran-saran yang dapat Simpulan diberikan oleh peneliti bagi Dari hasil evaluasi model kesempurnaan penelitian selanjutnya penelitian dan pengujian hipotesis yaitu : yang dilakukan dalam penelitian ini, 1) Peneliti selanjutnya sebaiknya maka menghasilkan beberapa mengirim kuesioner disaat masa kesimpulan, yaitu sebagai berikut: senggang sehingga SKPD dapat 1) Hasil pengujian hipotesis menerima dan mengembalikan pertama menunjukkan bahwa hasil kuesioner secara lengkap. moralitas individu berpengaruh 2) Peneliti selanjutnya dapat terhadap kecenderungan variabel variabel lain diluar 3 kecurangan akuntansi. Dengan t variabel yang telah diteliti, hitung (2,108) > t tabel (1,682) sehingga lebih mudah dalam dan signifikansi (0,001) < (0,05). memahami kompleksitas Artinya hipotesis pertama dalam masalah dan menjelaskan penelitian ini diterima. maksud penelitian kepada 2) Hasil pengujian hipotesis kedua responden. sistem pengendalian intern DAFTAR PUSTAKA berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan Agoes, sukrisno. 2004. Auditing ( akuntansi. Dengan t hitung pemeriksaan Akuntan) oleh (2,338) > t tabel (1,682) dengan kantor akuntan publik. Edisi nilai signifikan sebesar 0,008 <
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1528
ketiga. Penerbit fakultas Universitas Negeri Semarang. ekonomi universitas trisakti. Skripsi.
Arens, Alvin ,et.all. 2011. Auditing Prawira, Dkk. 2014. Pengaruh
dan Jasa Assurance. Moralitas Individu, Asimetri Jakarta:Erlangga Informasi Dan Efektivitas pengendalian Internal -----------------------------. 2012. Auditing Terhadap Kecenderungan dan Jasa Assurance. Library Kecurangan (Fraud) Akuntansi of Congress Cataloging-in- (Studi Empiris Pada Badan Publication Information is Usaha Milik Daerah available. Kabupaten Buleleng). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Eliza, Yulina. 2015. Pengaruh Ganesha Jurusan Akuntansi Moralitas Individu Dan Program S1 (Volume 2 No: 1 Pengendalian Internal Tahun 2014). Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Puspasari dan Suwardi. 2012. Empiris Pada Skpd Di Kota Pengaruh Moralitas Individu Padang). Jurnal Akuntansi, Dan Pengendalian Internal Vol. 4, No. 1, Oktober 2015. Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Eksperimen Pada Konteks Analisis Multivariate dan Pemerintahan Daerah. Program SPSS. Semarang : Universitas Gajah Mada. Badan Penerbit Universutas Diponegoro Sanuari, Nilam. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Kusumastuti dan Meiranto. 2012. Kesesuaian Kompensasi, Dan Analisis Faktor-Faktor Yang Moralitas Manajemen Berpengaruh Terhadap Terhadap Kecenderungan Kecenderungan Kecurangan Kecurangan Akuntansi (Studi Akuntansi Dengan Perilaku Empiris Pada Kantor Bumn Tidak Etis Sebagai Variabel Kota Padang). Universitas Intervening. Diponegoro Negeri Padang. Skripsi. Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Shintadevi, Prekanida Farizqa. 2015. Halaman 1-15. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Mulyadi. 2008. Auditing. Jakarta : Ketaatan Aturan Akuntansi dan Salemba Empat. Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecenderungan Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Kecurangan Akuntansi dengan Faktor-Faktor Yang perilaku tidak etis sebagai Mempengaruhi Kecenderungan variabel intervening . Kecurangan (Fraud): Persepsi Universitas Negeri Yogyakarta. Pegawai Dinas Provinsi Diy. Skripsi. JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1529 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kabupaten-Kuantan- Bisnis. Bandung: Alfabeta. Singingi.html.
Thoyibatun,Siti. 2012. Faktor-Faktor Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
Yang Berpengaruh Terhadap (2011). Standar Profesional Perilaku Tidak Etis Dan Akuntan Kecenderungan Kecurangan Publik. Salemba Empat, Akuntansi Serta Akibatnya Jakarta. Terhadap Kinerja Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Peraturan Pemerintah Republik . Volume 16, Nomor 2, Juni Indonesia Nomor 60 Tahun 2012. 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Wiliyanti, dkk. 2014. Pengaruh Tata Pemerintah. Kelola Pemerintahan, Efektivitas Pengendalian Peraturan Pemerintah Republik Internal, Dan Peran Auditor Indonesia Nomor 71 Tahun Internal Terhadap Tingkat 2010 Tentang Standar Kecurangan (Studi Pada Akuntansi Pemerintahan. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kuantan Kasus Korupsi Singingi). Universitas Riau. http://Gelagatsumsel.com/lagi- kejari-Muara-Enim-Tetapkan- Wilopo. 2006. Analisis Faktor- Tersangka-Kasus-Korupsi-di- Faktor Yang Berpengaruh SKPD-Kabupaten-Muara- Terhadap Kecenderungan Enim.html (diakses pada kecurangan Akuntansi: Studi 21/12/15, 15:31 WIB). Pada Perusahaan Publik Dan Badan Usaha Milik Negara Di Korupsi Alkes RSUD Indonesia. Simposium http://Riaupos.co/REad- Nasional Akuntansi 9. Padang. Terdakwa- tersangka- Korupsi- Alkes-RSUD-Kuansing- Zilmy, Rian Putra. 2013. Pengaruh Dituntut-18-Bulan.html Kesesuaian Kompensasi, (diakses pada 21/12/15, 15.34 Asimetri Informasi, Dan WIB). Moralitas Terhadap Kecenderungan Kecurangan Transparency International. 2015. Akuntansi (Studi Empiris Pada Corruption perceptions index. Satuan Kerja Perangkat http://cpi.transparency.org/cpi2 Daerah Kota Padang). 014/ (diunduh tanggal ARTIKEL ILMIAH. 21/12/15). Universitas Negeri Padang. www.kamusbahasaindonesia.org Badan Kepegawaian Daerah Kab. diakses (21 Desember 2015). Kuantan Singingi. http//Aparatur-Pemerintah-