You are on page 1of 10

JL PASTEUR HASIL ANALISIS

Tabel.1. Penilaian terhadap potensi dan permasalahan berdasarkan kriteria elemens of urban design
HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. PASTEUR
POTENSI PERMASALAHAN
1. Tata guna lahan ▪ Pertumbuhan aktivitas komersil mendorong ▪ Perubahan tata guna bangunan yang semula
(Land use) berbagai magnet baru di segmen 3, dekat dengan rumah tinggal menjadi komersial dan jasa
pintu tol Pasteur ▪ Trotoar dimanfaatkan oleh pedagang informal, juga
▪ Terdapat sebuah taman di sekitar pertemuan angkutan umum yang menunggu penumpang,
dengan Jl. Otten, memiliki potensi cukup baik karena belum tersedianya fasilitas halte
sebagai peralihan ruang diantara daerah komersil ▪ Ruang di bawah jalan layang masih kosong dan
yang padat. Dapat dioptimalkan lagi dengan desain tak termanfaatkan secara positif, hanya dihias
yang lebih baik taman seadanya, lebih banyak digunakan
masyarakat untuk berjualan, tidur, atau menunggu
angkutan

2. Intensitas ▪ Kawasan ini memiliki sejumlah wajah bangunan ▪ Hampir tidak ada bangunan dengan GSB=0,
(Intensity) lama yang masih dalam kondisi baik, seperti padahal didominasi oleh fasilitas komersial yang
bangunan Biofarma, RSU Hasan Sadikin, Panti mahal.
Asuhan, dan beberapa rumah tinggal. Mungkin ▪ GSB juga tidak luput dari para pedagang informal
sejak dahulu kawasan ini memang diplot sebagai yang memanfaatkannya sebagai lahan berjualan.
daerah hunian dan perkantoran, karena masih ▪ Muncul tipologi bangunan modern berlantai banyak,
jarang dijumpai bangunan dengan KDB >80%, dan seperti Giant, BTC, hotel, gereja, rumah sakit dan
rata-rata ketinggian bangunan hanya 2-3 lantai, layanan jasa yang lain. Keberagaman ini tidak
terutama di daerah sekitar pertemuan dengan Jalan diimbangi dengan ruang-ruang pengikat agar tetap
Cipaganti dan Jalan Cihampelas memiliki karakter dan irama bangunan yang
harmonis
JL PASTEUR HASIL ANALISIS

HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. PASTEUR
POTENSI PERMASALAHAN
3. Bangunan ▪ Keseragaman tampilan bangunan pada segmen ▪ Pagar membuat batasan yang jelas antara bagian
(Building) memberikan visual kawasan yang tenang, terlihat depan (public) dan bagian belakang (private) yang
pada segmen 1 dan 2. memberikan rasa aman, tetapi dapat
▪ Bagian muka bangunan yang menghadap jalan menghilangkan interaksi bangunan dengan open
menghadirkan wajah publiknya dan dapat space di sekitarnya, sehingga frontage bangunan
menghidupkan suasana pedestrian dan jalan (ruang tidak aktif. Umumnya pada segmen 1 dan 2.
publik) di depan bangunan tersebut. ▪ Ketinggian dan penatan bangunan yang baik dapat
▪ Setback bangunan yang sejajar/sama dapat menciptakan skyline bangunan, sehingga dapat
memperjelas keberadaan ruang perantara di tercipta focal point yang dapat menjadi penanda
depannya dan ruang publik (pedestrian dan jalan), suatu kawasan (penanda aktivitas kota). Pada
sehingga memberikan visual koridor jalan yang koridor jalan Pasteur kurang tercipta skyline
tegas dan menarik. Terlihat pada segmen 1 dan 2. bangunan, sehingga visual kawasan tidak aktif,
▪ Setback bangunan yang tak teratur memperlihatkan skyline bangunan hanya terlihat pada segmen 3.
kesan kedalaman, tetapi jika tidak tertata dengan
baik dapat merusak visual kawasan, seperti pada
segmen 3.
4. Ruang terbuka ▪ Terdapat sebuah taman yang sudah dilengkapi ▪ Terdapat beberapa open space tetapi berada di
(Open space) tempat duduk taman dan tempat sampah. Pohonnya ruang privat bangunan dan diberikan pagar sebagai
juga rindang, sehingga memberika kenyamanan pembatas. Jika pagar tersebut ditiadakan, maka
bagi pengguna taman ini. ruang tersebut dapat menjadi open space untuk
▪ Taman di samping pedestrian merupakan open ruang kota, seperti halaman depan Biofarma.
space yang minim dan tidak terawat bahkan ▪ Jalan sebagai open space belum mengakomodasi
semakin rusak oleh ulah masyarakat. untuk aktivitas pengguna sepeda, hanya untuk
▪ Ruang median di bawah jalan layang memiliki kendaraan bermotor.
potensi yang sangat besar untuk open space jika ▪ Pedestrian sebagai ruang terbuka minim sekali
direncanakan dengan baik untuk menciptakan pada koridor Jl. Pasteur, kalau pun ada, ukurannya
aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan kualitas sangat kecil dan tidak dilengkapi dengan elemen-
koridor Jalan Pasteur ini. elemen yang memberikan kenyamanan bagi
▪ Jalan sebagai open space yang paling besar. penggunanya, seperti tempat duduk.
JL PASTEUR HASIL ANALISIS

HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. PASTEUR
POTENSI PERMASALAHAN
5. Penghubung ▪ Sirkulasi kendaraan relatif lancar karena jalan yang ▪ Penyalahgunaan pedestrian oleh PKL, Pemilik
(Linkage) lebar. bangunan dan kendaraan.
▪ Pada beberapa bangunan telah disediakan parkir. ▪ Perilaku masyarakat
▪ Pedestrian yang aksesibel. ▪ Pedagang Kaki Lima (PKL)
▪ Adanya bangunan-bangunan yang dapat
meningkatkan ”bangkitan”, misal: RS Hasan Sadikin,
Pusat perbelanjaan Giant, Bandung Trade Centre,
Hotel Grand Aquila, Kantor Depkes, Gereja Kristen
Immanuel, dan Taman.
6. Tata Informasi ▪ Secara garis besar ada 3 cara penempatan signage di ▪ Window sign dan atau menempel pada dinding
(Signage) koridor Jl. Pasteur yakni projecting sign, free standing bangunan:didominasi oleh penanda yang
sign, window sign dan atau menempel pada dinding menunjukkan identitas bangunan bersangkutan,
bangunan. jarang dijumpai di bagian utara, semakin ke selatan
▪ Projecting sign:didominasi oleh penanda lalu lintas, semakin banyak, secara mencolok [ukuran dan
jumlahnya reltif jarang dibandingkan free standing sign. warna] terdapat pada pusat belanja Giant dan BTC.
▪ Free standing sign: paling banyak dijumpai, jarang ▪ Secara garis besar, penempatan, bentuk, ukuran
terdapat di bagian utara tetapi semakin bergerak ke dan proporsi penanda yang ada cenderung kurang
selatan mengalami peningkatan dalam hal bentuk, terkoordinasi dengan baik sehingga sulit terbaca
warna & jumlah, didominasi oleh penanda dan dipahami oleh pengguna jalan termasuk bagi
iklan.Window sign dan atau menempel pada dinding kendaraan yang sedang bergerak
bangunan:didominasi oleh penanda yang menunjukkan
identitas bangunan bersangkutan, jarang dijumpai di
bagian utara, semakin ke selatan semakin banyak,
secara mencolok [ukuran dan warna] terdapat pada
pusat belanja Giant dan BTC. Secara garis besar,
penempatan, bentuk, ukuran dan proporsi penanda
yang ada cenderung kurang terkoordinasi dengan baik
sehingga sulit terbaca dan dipahami oleh pengguna
jalan termasuk bagi kendaraan yang sedang bergerak
JL PASTEUR HASIL ANALISIS

HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. PASTEUR
POTENSI PERMASALAHAN
7. Preservasi/Konservasi ▪ Secara garis besar ada dua tipe preservasi ▪ Preservasi bangunan bersejarah hanya pada
(Preservation/Conservation) bangunan yang ada di JL. Pasteur yakni daerah utara saja, semakin ke selatan, suasana
bangunan dengan tetap mempertahankan bentuk komersil yang ada merubah tipologi bangunan yang
dan fungsi aslinya dan bangunan dengan fungsi ada. Bangunan besar dan masif dengan bentuk dan
baru tetapi tetap mempertahankan bentuk warna mencolok berdiri dan menjadi sesuatu yang
lamanya. dominan pada koridor Jl. Pasteur.
▪ Konservasi lebih pada penghijauan yang
memperkuat keberadaan bangunan bersejarah
yang ada dan atau menciptakan kualitas
lingkungan yang lebih baik, antara lain melalui
penataan taman di Jl Otten dan pembuatan
‘taman kecil’ di bawah jembatan layang.
JL SURYA SUMANTRI HASIL ANALISIS

Tabel.1. Penilaian terhadap potensi dan permasalahan berdasarkan kriteria elemens of urban design
HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. SURYA SUMANTRI
POTENSI PERMASALAHAN
1. Tata guna lahan ▪ Pertumbuhan aktivitas jasa dan komersil sangat ▪ Tidak ada landmark ataupun penanda berupa
(Land use) baik, dapat berpotensi sebagai kawasan pendidikan bangunan atau area yang dapat menjadi identitas
masuk kawasan, padahal memiliki posisi strategis.
▪ Pedagang informal, angkutan umum, pejalan kaki
dan pengguna kenderaan berebut ruang pada
trotoar, padahal ruang yang ada sudah tidak
memadai, bahkan rusak dan disalahfungsikan.
▪ Bangunan sepanjang jalan dihiasi dengan fasad
berbagai corak dan gaya, tanpa ada ruang-ruang
pengikat. Ditambah pula dengan iklan dan spanduk
yang tidak tertata.
2. Intensitas ▪ Kawasan ini memiliki mayoritas bangunan yang ▪ Terdapat bangunan dengan ketinggian yang
(Intensity) berfungsi sebagai ruko mixed-use, dengan KDB melebihi rata-rata, massanya masif dan KDB>80%,
antara 70-80%. Fungsi mixed use semakin hidup menimbulkan skyline yang kontras dengan
dengan adanya aktivitas pelajar/mahasiswa dari lingkungan sekitarnya.
perguruan tinggi, sekolah internasional, dan ▪ Aktivitas ekonomi yang makin pesat menimbulkan
lembaga pendidikan swasta lain, yang mampu bertambahnya jumlah fasilitas komersil. Tidak
menjadi generator aktivitas di kawasan ini. hanya bangunan permanen, tapi juga PKL dan
pedagang informal lainnya. Hal ini menimbulkan
tidak terkendalinya jumlah bangunan. Akhirnya,
perbandingan antara luas lantai bangunan dengan
lahan yang tersedia juga semakin kecil.
JL SURYA SUMANTRI HASIL ANALISIS

HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. SURYA SUMANTRI
POTENSI PERMASALAHAN
3. Bangunan ▪ Ketidakseragaman bentuk, fungsi, tipologi dan ▪ Fasade, bentuk dan tipe bangunan yang beragam
(Building) fasade bangunan dapat menghadirkan kesan yang dan tercipta banyak kekontrasan dapat merusak
aktif dan atraktif pada suatu kawasan. citra dan visual koridor Jl. Surya Sumantri.
▪ Setback bangunan komersial/pertokoan secara ▪ Terdapat beberapa wajah bangunan yang tertutup
umum terlihat baik yang menciptakan kedalaman oleh bangunan lain di depannya, sehingga tampilan
dan ruang-ruang publik yang tanpa dibatasi dengan kebersamaan bangunan-bangunan ini menjadi tak
pagar sehingga frontage bangunan aktif dan menarik.
mengundang pengunjung koridor jalan ini ▪ Keberadaan pembatas pagar pada bangunan
▪ Bagian muka bangunan yang menghadap jalan dengan fungsi pendidikan, perkantoran dan hunian
menghadirkan wajah publiknya dan dapat memberikan rasa aman, tetapi dalam lingkup kota
menghidupkan suasana pedestrian dan jalan menimbulkan pemisahan yang tegas antara ruang
(ruang publik) di depan bangunan tersebut. privat dan ruang publik, kondisi ini tidak
▪ Pada koridor Jl. Surya Sumantri terlihat adanya menimbulkan frontage bangunan yang aktif dan
skyline bangunan yang variatif dan atraktif tetapi mengundang.
karena penataan bangunan secara kawasan yang ▪ Bangunan dengan langgam arsitektur tradisional
tidak baik menyebabkan skyline bangunan tidak dan kios-kios kecil yang tak tertata dengan baik
menarik. Ada beberapa bangunan yang dapat dalam lingkup kawasan menyebabkan rusaknya
menjadi focal point seperti Univ.Maranata. visual kawasan.
4. Ruang terbuka ▪ Terdapat open space berupa jalan, pedestrian, ▪ Tidak adanya taman untuk aktivitas publik yang
(Open space) taman kecil yang bersebelahan dengan pedestrian dapat menyeimbangi aktivitas yang sangat padat
dan plaza dari bangunan dalam dimensi yang kecil, pada koridor jalan ini.
tetapi jika dapat dimanfaatkan dan ditata dengan ▪ Plaza (hardscape) sebagai open space, tidak
baik dapat memberikan visual koridor jalan yang dilengkapi dengan vegetasi, sehingga menjadi
nyaman. ruang yang tidak manusiawi dan ini tidak sesuai
▪ Aktivitas yang padat dapat menghidupkan koridor dengan iklim tropis.
Jl. Surya Sumantri. ▪ Taman di sisi pedestrian tidak terawat dengan baik
sehingga kehadirannya tidak dapat memberikan
citra visual dan suasana yang nyaman, khususnya
bagi pejalan kaki yang menggunakan pedestrian.
JL SURYA SUMANTRI HASIL ANALISIS

HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. SURYA SUMANTRI
POTENSI PERMASALAHAN
5. Penghubung ▪ Generator kawasan sebagai daerah komersil dan ▪ Tidak ada ruang parkir
(Linkage) pendidikan ▪ Tidak ada ruang pejalan kaki (pedestrian)
▪ Adanya bangunan yang dapat meningkatkan ▪ Tumpukan sampah
bangkitan, misal: Kampus Maranatha dll. ▪ Pedagang Kaki Lima (PKL)
▪ Tidak terlihat adanya public space, misal: taman
6. Tata Informasi ▪ Secara garis besar ada 3 cara penempatan signage ▪ Window sign dan atau penanda yang menempel
(Signage) di koridor Jl. Surya Sumantri yakni projecting sign, pada dinding bangunan:didominasi oleh penanda
free standing sign, window sign dan atau yang menunjukkan identitas bangunan komersial
menempel pada dinding bangunan. berskala besar/ruko; bangunan perkantoran dan
▪ Projecting sign:biasanya dipakai untuk penanda kampus. Dalam satu deret toko biasanya
identitas bangunan komersial skala kecil,ukurannya menggunakan warna yang berbeda sehingga
cenderung tidak besar dan peletakannnya tidak memberi warna pada ruang jalan.
mengurangi ruang pedestrian. ▪ Penempatan, bentuk, ukuran dan proporsi penanda
▪ Free standing sign: jenis penanda yang paling di Jl. Surya Sumantri cenderung kurang
banyak dijumpai sekaligus paling banyak variasinya terkoordinasi dengan baik sehingga terkadang sulit
[bentuk,warna,ukuran dan tinggi]. Peletakan terbaca dan dipahami oleh pejalan dan pengguna
penanda ini yang paling banyak mempengaruhi kendaraan.
kualitas ruang koridor Jl. Surya Sumantri karena
tidak ada pengaturan tentang variasi penanda
dengan jarak antar penanda.
JL SURYA SUMANTRI HASIL ANALISIS

HASIL ANALISIS
GREAT STREET JL. SURYA SUMANTRI
POTENSI PERMASALAHAN
7. Preservasi/Konservasi ▪ Konservasi di Jl. Surya Sumantri lebih pada ▪ Pepohonan yang mulai menghilang dikhawatirkan
(Preservation/Conservation) pemeliharaan unsur hijau yang ada [pepohonan] akan merembet ke sekitarnya. Menghilangnya
sebagai elemen pendukung kualitas ruang jalan pepohonan ini dimungkinkan karena perkembangan
sekaligus sebagai elemen pembentuk daerah komersil yang ada, sehingga memerlukan
streetscape. penanda dan keberadaan pohon dirasa
▪ Konservasi terhadap pepohonan yang ada mengganggu keefektifan dari penanda yang akan
cenderung belum disadari, pepohonan yang ada diletakkan.
terkesan hanya sebagai elemen pengisi ruang
bukan sebagai pemberi ‘kesan’ pada koridor
jalan.
JL SURYA SUMANTRI KESIMPULAN

Tabel.2. Kesimpulan terhadap potensi dan permasalahan berdasarkan kriteria elemens of urban design
KESIMPULAN
GREAT STREET
JL PASTEUR JL SURYA SUMANTRI
1. Tata guna lahan ▪ Cukup baik, karena posisinya sangat strategis, ▪ Kurang baik, karena aktivitas yang tumbuh dan
Land use) merupakan salah satu gerbang masuk menuju berkembang di sebuah kawasan pendidikan ini tidak
Kota Bandung, namun pertumbuhan pesat didukung oleh peraturan dan infrastruktur yang baik.
aktivitas ekonomi yang terjadi belum diimbangi Terjadi penyalahgunaan tata guna lahan di hampir
dengan konsep penataan tata guna lahan yang semua tempat. Situasi ini memberikan nilai negatif
baik, sehingga menjadi kurang terkendali bagi kualitas kawasan.
dengan munculnya perubahan-perubahan fungsi
bangunan, dan mengurangi kualitas dan
karakter kawasan secara umum.
2. Intensitas ▪ Cukup baik, karena Jalan Pasteur memiliki ▪ Kurang baik, karena aktivitas ekonomi yang sudah
(Intensity) keunikan dan potensi tersendiri . Kepadatan berkembang dengan baik kurang diimbangi dengan
bangunan yang relatif masih rendah di sisi ketersediaan infrastruktur yang memadai. Kapasitas
kanan dan kiri jalan memberikan kesempatan jalan sudah tidak dapat mendukung sirkulasi
yang baik untuk membuat perencanaan yang kendaraan dan pejalan kaki. Belum lagi masalah
lebih matang. Tumbuhnya magnet aktivitas PKL dan pedagang informal. Trotoar menjadi
ekonomi di kawasan yang dekat dengan tergradasi fugsinya karena sudah tidak berfungsi
gerbang tol Pasteur memiliki sisi yang baik, dengan semestinya, bahkan di beberapa bagian
namun dapat juga menjadi kelemahan apabila dihilangkan sama sekali secara sengaja atau tidak
tidak direncanakan dan dikendalikan dengan disengaja.
hati-hati dan berkelanjutan.
3. Bangunan ▪ Baik, karena setback bangunan dapat ▪ Kurang baik, karena setback bangunan kurang
Building) mempertegas koridor jalan, orientasi bangunan dapat mempertegas koridor jalan, fasade dan
dapat menghidupkan suasana ruang publik di rangkaian visualisasi bangunan merusak visual
depannya dan tampilan fasade bangunan yang kawasan serta penataan dan desain bangunan yang
memvberikan kesan tenang dan atraktif. menghadirkan kesembrawutan ruang kota.
JL SURYA SUMANTRI KESIMPULAN

KESIMPULAN
GREAT STREET
JL PASTEUR JL SURYA SUMANTRI
4. Ruang terbuka ▪ Kurang baik, karena masih kurang ruang ▪ Tidak baik, karena hampir tidak ada bentuk-bentuk
(Open space) terbuka berupa taman kota, pedestrian, dan ruang terbuka berupa taman kota, pedestrian dan
plaza yang dapat mendukung kepadatan plaza. Jalan sebagai salah satu ruang terbuka
aktivitas pada koridor jalan ini. sangat padat dan tidak nyaman.

5. Penghubung ▪ Baik, karena koridor jalan ini memiliki elemen ▪ Tidak baik, karena jalan macet, hampir tidak ada
(Linkage) penghubung (sirkulasi dan parkir, jalur pedestrian, kalaupun ada pedestrian, kondisinya
pedestrian, dukungan aktivitas) yang berfungsi rusak dan tidak nyaman serta tidak adanya ruang
dengan baik. parkir.
6. Tata Informasi ▪ Kurang baik, karena penempatan, bentuk, ▪ Kurang baik, karena penempatan, bentuk, ukuran
(Signage) ukuran dan proporsi penanda yang ada dan proporsi penanda di Jl. Surya Sumantri
cenderung kurang terkoordinasi dengan baik cenderung kurang terkoordinasi dengan baik
sehingga sulit terbaca dan dipahami oleh sehingga terkadang sulit terbaca dan dipahami oleh
pengguna jalan termasuk bagi kendaraan yang pejalan dan pengguna kendaraan.
sedang bergerak.
7. Preservasi/Konservasi ▪ Kurang baik, karena hanya dibeberapa ▪ Tidak baik, karena bangunan-bangunan lama tidak
(Preservation/Conservation) tempat saja masih adanya bangunan- terlihat lagi dan sudah terganti dengan bangunan
bangunan lama yang masih dipertahankan baru serta minimnya konservasi terhadap
bentuk aslinya serta adanya konservasi pepohonan sebagai elemen pendukung kualitas
penghijauan yang mendukung bangunan- ruang jalan sekaligus sebagai elemen pembentuk
bangunan lama tersebut, tetapi tidak terlihat streetscape.
secara keseluruhan pada koridor jalan Pasteur.

You might also like