Professional Documents
Culture Documents
7
GEMPA BUMI,
GUNUNG MELETUS,
BANJIR
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi
dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan
oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan
ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi
untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi
nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude.
Ketika sebuah lempeng ditarik berlawanan oleh sebuah gaya, maka akan terbentuk
sesar normal seperti pada Gambar 5.30a. Pada sesar normal, struktur batuan lempeng yang
ada di atas sesar akan bergeser turun dibandingkan struktur batuan lempeng yang ada di
bawah sesar.
Sebuah gaya yang mendorong lempeng saling mendekat akan menekan lempeng
tersebut dari arah yang berlawanan. Gaya dorong ini menyebabkan struktur batuan lempeng
di bagian atas sesar bergerak naik. Fenomena ini disebut (sesar terbalik) seperti pada Gambar
5.30b.
Sebuah gaya geser yang bekerja pada lempeng akan membentuk (sesar geser). Gaya
geser mengakibatkan lempeng di kedua sisi sesar geser bergerak berlawanan pada permukaan
Bumi. Fenomena tersebut diilustrasikan pada Gambar 5.30c.
B. Berdasarkan kedalaman
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300
km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya
tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60
km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60
km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Kekuatan gempa pada sebuah daerah dinyatakan dengan Skala Richter. Pengukuran
kekuatan gempa didasarkan pada amplitudo atau grafik gelombang seismik di seismogram. Skala
Richter menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan. Berdasarkan gempa yang terjadi
sampai saat ini, rentang Skala Richter antara 1,0 – 10,0. Setiap kenaikan 1,0 skala, energi gempa
yang dihasilkan 32 kali lebih besar. Misalnya, sebuah gempa dengan kekuatan 6,8 Skala Richter
melepaskan energi 32 kali lebih besar dibandingkan energi yang dilepaskan gempa dengan kekuatan
5,8 Skala Richter. Pencatatan di seismogram juga akan menunjukkan gelombang gempa 6,8 Skala
Richter lebih tinggi dibandingkan gelombang gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter.
Besarnya sebuah gempa akan memengaruhi besarnya energi yang dilepaskan. Semakin besar
sebuah gempa, maka energi yang dilepaskan juga semakin besar. Akibatnya, kerusakan yang terjadi
juga semakin besar. Berdasarkan besar dan kerusakan yang ditimbulkan, gempa dikategorikan
seperti pada Tabel 5.1.