You are on page 1of 4

KELAS HANDOUT

7
GEMPA BUMI,
GUNUNG MELETUS,
BANJIR

Muhammad Rifqi N, S.Pd.


GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi
dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan
oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan
ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi
untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi
nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude.

Jenis gempa bumi


A. Berdasarkan penyebab
1. Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat
kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau
bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian
Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba.
Ketika lempeng patah menjadi 2 bagian, maka masing-masing bagian akan bergerak
menjauh. Daerah lempeng yang patah tersebut dinamakan (patahan/sesar). Sesar yang terjadi
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, bergantung pada bagaimana sebuah gaya bekerja
pada lempeng.

Ketika sebuah lempeng ditarik berlawanan oleh sebuah gaya, maka akan terbentuk
sesar normal seperti pada Gambar 5.30a. Pada sesar normal, struktur batuan lempeng yang
ada di atas sesar akan bergeser turun dibandingkan struktur batuan lempeng yang ada di
bawah sesar.
Sebuah gaya yang mendorong lempeng saling mendekat akan menekan lempeng
tersebut dari arah yang berlawanan. Gaya dorong ini menyebabkan struktur batuan lempeng
di bagian atas sesar bergerak naik. Fenomena ini disebut (sesar terbalik) seperti pada Gambar
5.30b.
Sebuah gaya geser yang bekerja pada lempeng akan membentuk (sesar geser). Gaya
geser mengakibatkan lempeng di kedua sisi sesar geser bergerak berlawanan pada permukaan
Bumi. Fenomena tersebut diilustrasikan pada Gambar 5.30c.

2. Gempa bumi vulkanik (gunung api)


Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi
tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

B. Berdasarkan kedalaman
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300
km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya
tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60
km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya
menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60
km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

C. Berdasarkan gelombang/getaran gempa


1. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari
hiposentrum.
2. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang
merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7
km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

Kekuatan gempa pada sebuah daerah dinyatakan dengan Skala Richter. Pengukuran
kekuatan gempa didasarkan pada amplitudo atau grafik gelombang seismik di seismogram. Skala
Richter menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan. Berdasarkan gempa yang terjadi
sampai saat ini, rentang Skala Richter antara 1,0 – 10,0. Setiap kenaikan 1,0 skala, energi gempa
yang dihasilkan 32 kali lebih besar. Misalnya, sebuah gempa dengan kekuatan 6,8 Skala Richter
melepaskan energi 32 kali lebih besar dibandingkan energi yang dilepaskan gempa dengan kekuatan
5,8 Skala Richter. Pencatatan di seismogram juga akan menunjukkan gelombang gempa 6,8 Skala
Richter lebih tinggi dibandingkan gelombang gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter.
Besarnya sebuah gempa akan memengaruhi besarnya energi yang dilepaskan. Semakin besar
sebuah gempa, maka energi yang dilepaskan juga semakin besar. Akibatnya, kerusakan yang terjadi
juga semakin besar. Berdasarkan besar dan kerusakan yang ditimbulkan, gempa dikategorikan
seperti pada Tabel 5.1.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi


A. Ketika berlangsung gempa
1. Yang pertama sekali adalah tidak panik, kuasai diri anda bahwa anda dapat lepas dari
bencana tersebut.
2. Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh menimpa
kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika tidak
memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau berlindunglah di
pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.
3. Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan terjadinya
rengkahan tanah.
4. Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda sedang berada
di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah
pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada kemungkinan longsor.
B. Setelah terjadi gempa
1. Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift,
gunakanlah tangga.
2. Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding
retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah evakuasi dan
pertolongan pertama.
3. Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh
4. Berkumpullah di tempat berkumpul atau tempat pengungsian

You might also like