You are on page 1of 12

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (1), 2017, 1357-1368

Published every April, August and December

JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN


ISSN:2541-061X (Online). ISSN:2338-1507(Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/JRAK

Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Akuntabilitas


Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan (DPPK) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

Welly Surjono1, Nova Roslina Firdaus2


Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sangga Buana-YPKP1 , Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung Barat2, Bandung, Indonesia

Abstract. The purpose of this paper is to know the implementation of regional financial accounting system, the
implementation of accountability of regional financial statements, and the influence of regional financial
accounting system to accountability of local financial statements. The research used descriptive method with
quantitative approach. Data analysis techniques used simple regression correlation, coefficient of determination
analysis and t-student test. The result of the research shows that the correlation coefficient is 0.738, which means
there is positive direction and strong influence level between the regional financial accounting system to the
accountability of the regional financial report. The coefficient of determination (Kd) is 0.5446 or 54.46%, it can
be interpreted that the local financial accounting system affects the accountability of local financial statements of
54.46%, and the rest of 45.54% influenced by other factors . Significant test obtained is t count equal to 8,885,
with dk = 66 at 5% obtained t table equal to 1,998, because> (8,885> 1,998), meaning Ho rejected and Ha
accepted, so there is influence between financial accounting system of area to accountability report Regional
finance.
Keywords: financial accounting system; financial statements.

Abstrak. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah,
pelaksanaan akuntabilitas laporan keuangan daerah, dan pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
akuntabilitas laporan keuangan daerah. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan korelasi regresi sederhana, analisis koefisien determinasi dan uji
t-student. Hasil penelitian menggambarkan bahwa koefisien korelasi adalah sebesar 0,738, yang berarti terdapat
arah positif dan tingkat pengaruh yang kuat antara sistem akuntansi keuangan daerah terhadap akuntabilitas
laporan keuangan daerah. Koefisien determinasi (Kd) adalah sebesar 0,5446 atau 54,46%, hal ini dapat diartikan
bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan keuangan daerah sebesar
54,46%, dan sisanya sebesar 45,54% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Uji signifikasi yang didapat adalah t
hitung sebesar 8,885, dengan dk=66 pada  5% diperoleh t tabel sebesar 1,998 , karena t hitung > ttabel (8,885>
1,998), berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh antara sistem akuntansi keuangan daerah
terhadap akuntabilitas laporan keuangan daerah.
Kata Kunci: sistem akuntansi keuangan; akuntabilitas laporan keuangan

Corresponding author. Email: wellykoe_66@yahoo.com1, Email:nova_roslina@yahoo.com2


How to cite this article. Surjono, W., & Firdaus, N. R. (2017). Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
(DPPK) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan Program Studi
Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 5(1), 1357–1368.
https://doi.org/10.17509/jrak.v5i1.6737
History of article. Received: February 2017, Revision: March 2017, Published: April 2017
Online ISSN: 2541-061X. Print ISSN: 2338-1507. DOI :10.17509/jrak.v5i1.6737
Copyright©2017. Published by Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI

1357 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


WELLY SURJONO & NOVA ROSLINA FIRDAUS/ Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan...

PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah ini juga merupakan
Pasal 18A ayat (2) UUD RI Tahun
pelaksanaan Pasal 184 ayat (1) dan (3) UU
1945 mengamanatkan agar hubungan
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
keuangan, pelayanan umum, serta
Daerah, yang menyatakan bahwa laporan
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
keuangan pemerintah daerah disusun dan
daya lainnya antara Pemerintah Pusat dan
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan
Pemerintahan yang ditetapkan dengan
secara adil dan selaras berdasarkan Undang-
Peraturan Pemerintah.
Undang.
Standar Akuntansi Pemerintahan
Penerbitan UU No.33 tahun 2004
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
tentang Perimbangan Keuangan antara
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
laporan keuangan pemerintah. Sedangkan
dimaksudkan untuk mendukung pendanaan
Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah
atas penyerahan urusan kepada Pemerintah
rangkaian sistematik dari prosedur,
Daerah yang diatur dalam Undang-Undang
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain
tentang Pemerintahan Daerah. Dana
untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak
Perimbangan merupakan pendanaan Daerah
analisis transaksi sampai dengan pelaporan
yang bersumber dari APBN yang terdiri atas
keuangan di lingkungan organisasi
Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi
pemerintah.
Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
Penyusunan Standar Akuntansi
(DAK). Ketiga komponen Dana
Pemerintahan Berbasis Akrual dilakukan
Perimbangan ini merupakan sistem transfer
oleh KSAP melalui proses baku penyusunan
dana dari Pemerintah serta merupakan satu
(due process). Proses baku penyusunan SAP
kesatuan yang utuh.
tersebut merupakan pertanggungjawaban
Dalam rangka meminimalisir
profesional KSAP. Penyusunan PSAP
penyimpangan dalam pengelolaan keuangan
dilandasi oleh Kerangka Konseptual
negara diperlukan suatu standar akuntansi
Akuntansi Pemerintahan, yang merupakan
pemerintahan yang diatur oleh PP No. 24
konsep dasar penyusunan dan
Tahun 2005 tentang standar akuntansi
pengembangan Standar Akuntansi
pemerintahan. Penerapan PP No. 24 Tahun
Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi
2005 masih bersifat sementara sebagaimana
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan,
diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) UU
penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan
No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
pengguna laporan keuangan dalam mencari
Negara yang menyatakan bahwa selama
pemecahan atas sesuatu masalah yang belum
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
belanja berbasis akrual belum dilaksanakan,
Pemerintahan.
digunakan pengakuan dan pengukuran
Lingkup pengaturan Peraturan
berbasis kas dilaksanakan paling lambat 5
Pemerintah ini meliputi SAP Berbasis
(lima) tahun. Oleh karena itu, PP No. 24
Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju
Tahun 2005 telah dirubah dengan PP No.71
Akrual. Selain mengubah basis SAP dari kas
tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
menuju akrual, Peraturan Pemerintah ini
Pemerintahan sebagai pelaksanaan UU No.
mendelegasikan perubahan terhadap PSAP
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Dalam pasal 32 ayat (2) yang menyatakan
Permendagri No. 13 Tahun 2006
bahwa standar akuntansi pemerintahan di
sebagaimana yang telah diubah dengan
susun oleh suatu komite standar yang
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang
independen dan ditetapkan dengan Peraturan
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pemerintah setelah terlebih dahulu
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
mendapat pertimbangan dari Badan
keseluruhan kegiatan yang meliputi
Pemeriksa Keuangan.

1358 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (1), 2017, 1357-1368

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, antara lain SE No. 900/ 316/BAKD tanggal


pelaporan, pertanggungjawaban, dan 5 April 2007 hal Pedoman Sistem dan
pengawasan keuangan daerah. Pengelolaan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi
keuangan daerah yang diatur dalam Keuangan Daerah, dan SE No.
peraturan menteri ini meliputi kekuasaan 900/743/BAKD tanggal 4 September 2007
pengelolaan keuangan daerah, azas umum tentang Modul Akuntansi Keuangan
dan struktur APBD, penyusunan rancangan Pemerintah Daerah sebagai salah satu
APBD, penetapan APBD, penyusunan dan pedoman dan petunjuk teknis dalam
penetapan APBD bagi daerah yang belum menyusun Peraturan Kepala Daerah tentang
memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
perubahan APBD, pengelolaan kas, Daerah.
penatausahaan keuangan daerah, akuntansi Dengan adanya reformasi atau
keuangan daerah, pertanggungjawaban pembaharuan di dalam sistem
pelaksanaan APBD, pembinaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah,
pengawasan pengelolaan keuangan daerah, sistem lama yang selama ini digunakan oleh
kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah baik pemerintah propinsi
BLUD. maupun pemerintah kabupaten/kota yaitu
Lebih lanjut diterbitkan SE Manual Administrasi Keuangan Daerah
Mendagri No.900/079/BAKD tahun 2008 (MAKUDA) yang diterapkan sejak 1981
tentang pedoman penyusunan kebijakan sudah tidak dapat lagi mendukung
akuntansi pemerintah daerah. Dalam rangka kebutuhan Pemerintah Daerah untuk
penyusunan dan penyajian Laporan menghasilkan laporan keuangan dalam
Keuangan Pemerintah Daerah yang bentuk neraca dan laporan arus kas sesuai
mengacu pada PP No. 24 Tahun 2005 PP 105/2000 pasal 38. Untuk dapat
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menghasilkan laporan keuangan tersebut
(SAP), Pasal 97 PP No. 58 tentang diperlukan suatu Sistem Akuntansi
Pengelolaan Keuangan Daerah dan dalam Keuangan Daerah agar transparansi dan
Pasal 239 Permendagri Nomor 13 Tahun akuntabilitas publik terjamin.
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah, bahwa untuk tertib merupakan sarana utama akuntabilitas
administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah, publik yang diharapkan dapat
Kepala Daerah menetapkan Peraturan mengungkapkan keberhasilan atau
Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi kegagalan pelaksanaan visi dan misi suatu
Pemerintah Daerah dengan berpedoman organisasi secara transparan, akuntabel dan
pada Standar Akuntansi Pemerintahan. Pasal melibatkan partisipasi masyarakat (good
308 dan Pasal 309 Permendagri No. 13 governance).
Tahun 2006, sebagaimana telah diubah Menurut Fera Tresnawati & R.Nelly
dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007 Nur Apandi (2016) bahwa tingkat
tentang Perubahan atas Permendagri No. 13 pengungkapan laporan keuangan tidak
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan mampu memoderasi hubungan antara tindak
Keuangan Daerah mengamanatkan bahwa lanjut hasil penerimaan dan kualitas laporan
Pemerintah melakukan pembinaan dan keuangan, dan lebih lanjut lagi bahwa
pengawasan pengelolaan keuangan daerah tingkat pengungkapan bukan pertimbangan
kepada Pemerintah Daerah, antara lain utama auditor dalam menentukan kewajaran
berupa pemberian Pedoman. Pemberian laporan keuangan.
pedoman dimaksud mencakup antara lain Kepmendagri No. 29 Tahun 2002,
pedoman mengenai penatausahaan dan tentang Pengurusan Pertanggungjawaban
akuntansi keuangan daerah. Keuangan Daerah serta tata cara
Selanjutnya perlu disampaikan pengawasan, penyusunan dan perhitungan
bahwa setelah diterbitkan berbagai pedoman APBD. Ketentuan tersebut pada intinya

1359 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


WELLY SURJONO & NOVA ROSLINA FIRDAUS/ Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan...

mengetengahkan agar pemerintah daerah mengingat banyaknya peraturan perundang-


segera menerapkan sistem akuntansi dalam undangan yang harus dilaksanakan oleh
melaksanakan pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah.
daerah. Identifikasi masalah dalam
Penerapan Sistem Akuntansi penelitian ini adalah : 1) Bagaimana
Keuangan Daerah (SAKD) merupakan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
keharusan bagi pemerintah daerah dengan DPPK Pemerintah Daerah Kabupaten
harapan diterapkannya sistem tersebut dapat Bandung; 2) Bagaimana pelaksanaan
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas akuntabili tas laporan keuangan di DPPK
laporan keuangan daerah yang mencakup Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung; 3)
antara lain: Laporan Perhitungan Anggaran, Bagaimana pengaruh sistem akuntan si
Nota Perhitungan, Laporan Arus Kas dan keuangan daerah terhadap akuntabilitas
Neraca Daerah laporan keuangan di DPPK Pemerintah
Transparansi dan akuntabilitas Daerah Kabupaten Bandung.
publik harus menjadi unsur pertimbangan Pengertian sistem akuntansi pemerintah
utama penerapan Sistem Akuntansi daerah menurut Peraturan Pemerintah
Keuangan Daerah. Sebagaimana PP No 11 Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010,
Tahun 2001 tentang informasi keuangan tentang standar akuntansi pemerintahan
daerah, bukan bertujuan menahan hak (sebagai pengganti PP No.24 Tahun 2005),
pemerintah daerah, akan tetapi sebagai yaitu sistem akuntansi pemerintah adalah
cambuk bagi pemerintah daerah agar rangkaian sistematik dari prosedur,
pertanggungjawaban keuangan daerah penyelenggara, peralatan, dan elemen lain
kepada masyarakat lebih transparan. untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak
Perubahan praktik akuntansi analisis transaksi sampai dengan pelaporan
sederhana single entry berbasis kas yang keuangan di lingkungan organisasi
selama ini hanya menyajikan Laporan pemerintah.
Realisasi Anggaran dan Nota Perhitungan Menurut Rima Rachmawati (2016)
dan sistem yang digunakan untuk bahwa kualitas sistem informasi akuntansi
menghasilkan laporan tersebut adalah manajemen akan membentuk variabilitas
Makuda (manual administrasi keuangan kualitas informasi akuntansi manajemen.
daerah) menjadi praktik akuntansi double Prosedur Sistem Akuntansi Keuangan
entry berbasis akrual yang menyajikan Daerah (SAKD) menurut Kepmendagri No.
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus 29 Tahun 2002, meliputi: 1) Pencatatan,
Kas, Neraca Daerah dan Catatan atas bagian keuangan melaku kan pencatatan
Laporan Keuangan dan menggunakan dengan menggunakan sistem pencatatan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah double entry dan menggunakan cash basis
(SAKD) dinilainya relatif lebih rumit. selama tahun anggaran dan melakukan
SAKD yang digunakan oleh penyesuaian pada akhir tahun anggaran
Pemerintah Kabupaten Bandung berdasarkan accrual basis untuk pengakuan
menggunakan aplikasi SIMDA. Aplikasi asset, kewajiban dan ekuitas pemerintah; 2)
SIMDA yang dibangun oleh BPKP dalam Penggolongan dan Pengikhtisaran, adanya
hal ini Deputi Pengawasan Bidang penjurnalan dan melakukan posting ke buku
Penyelenggaraan Keuangan Daerah yang besar sesuai dengan nomor perkiraan; 3)
telah diperkenalkan tanggal 29 Agustus Pelaporan, setelah semua proses di atas
2006 mulai dari penyusunan anggaran, selesai maka akan didapat laporan
penatausahaan dan pertanggung jawaban keuangan. Laporan keuangan tersebut
APBD dengan harapan Pemerintah Daerah berupa laporan realisasi anggaran, necara,
(Pemda) dapat melaksanakan pengelolaan laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan daerah dengan baik dan keuangan. Laporan keuangan disusun untuk
menyajikan laporan keuangan dengan wajar menyediakan informasi yang relevan

1360 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (1), 2017, 1357-1368

mengenai posisi keuangan dan seluruh Sistem Pencatatan


transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas Menurut Abdul Halim (2004:34)
selama satu periode pelaporan. Laporan mengatakan bahwa ada beberapa macam
keuangan tersebut oleh bagian keuangan sistem pencatatan yang digunakan, yaitu:
akan dilaporkan kepada pihak-pihak yang
memerlukannya. Single Entry
Agar akuntabilitas publik terjamin, Sistem pencatatan single entry sering
diperlukan sistem akuntansi yang baik yang disebut juga dengan sistem tata buku
transparansi, adil, efektif dan efisien. tunggal atau tata buku saja. Dalam sistem
Pengembangan sebuah sistem yang karena ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan
sistem akuntansi merupakan pendukung dengan mencatatnya satu kali. Transaksi
terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang berakibat bertambahnya kas akan
dianggap tepat untuk dapat dicatat pada sisi Penerimaan dan transaksi
diimplementasikan di daerah, sehingga yang berakibat berkurangnya kas akan
dapat menghasilkan sistem akuntansi dicatat pada sisi Pengeluaran.
keuangan daerah (SAKD) yang diharapkan
dapat mengganti sistem akuntansi yang Double Entry
selama ini diterapkan di pemerintah daerah. Sistem pencatatan double entry
Indikator akuntabilitas keuangan sering disebut juga dengan sistem tata buku
daerah yaitu : 1) Integritas Keuangan, berpasangan. Menurut sistem ini, pada
menyajikan informasi secara terbuka dasarnya suatu transaksi ekonomi akan
mengenai laporan keuangan daerah; 2) dicatat dua kali (double =
Pengungkapan, menyajikan secara lengkap berpasangan/ganda, entry = pencatatan).
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan
laporan keuangan; 3) Ketaatan terhadap istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut
Peraturan Perundang-undangan, penyajian ada sisi Debit dan Kredit. Sisi Debit ada
lapor an keuangan harus menunjukkan disebelah Kiri sedangkan sisi Kredit ada di
ketaatan terhadap peraturan perundang- sebelah Kanan. Dalam melakukan
undangan pencatatan tersebut, setiap pencatatan harus
menjaga keseimbangan persamaan dasar
KAJIAN LITERATUR akuntansi. Persamaan dasar akuntansi
merupakan alat bantu untuk memahami
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
sistem pencatatan ini. Persamaan dasar
Keputusan Mendagri No. 29 Tahun
akuntansi tersebut berbentuk sebagai
2002, tentang pedoman pengurusan,
berikut: Aktiva + Belanja = Utang + Ekuitas
pertanggungjawaban dan pengawasan
Dana + Pendapatan.
keuangan daerah serta tata cara penyusunan
Suatu transaksi yang berakibat
Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah,
bertambahnya aktiva akan dicatat pada sisi
pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan
Debit sedangkan yang berakibat
penyusunan perhitungan Anggaran
berkurangnya aktiva akan dicatat pada sisi
Pendapatan Belanja Daerah yang
Kredit. Hal yang sama dilakukan untuk
berbunyi:”Sistem akuntansi keuangan
belanja.
daerah (SAKD) adalah suatu sistem
Hal yang sebaliknya dilakukan untuk
akuntansi yang meliputi proses pencatatan,
utang, ekuitas dana, dan pendapatan.
penggolongan, penafsiran, peringkasan
Apabila suatu transaksi mengakibatkan
transaksi atas kejadian keuangan serta
bertambahnya utang, maka pencatatan akan
pelaporan keuangannya dalam rangka
dilakukan pada sisi Kredit, sedangkan jika
pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai
mengakibatkan berkurangnya utang, maka
dengan prinsip-prinsip akuntansi”.(Pasal 70:
pencatatan dilakukan pada sisi Debit. Hal
ayat 1)

1361 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


WELLY SURJONO & NOVA ROSLINA FIRDAUS/ Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan...

serupa ini dilakukan untuk ekuitas dana dan cukup informasi. Hal ini sesuai dengan PP
pendapatan. No. 24 Tahun 2005 pada lampiran II
paragraf 50, mengatakan: ”Laporan
Triple Entry keuangan menyajikan secara lengkap
Sistem pencatatan triple entry adalah informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
pelaksanaan pencatatan dengan Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna
menggunakan sistem pencatatan double laporan keuangan dapat ditempatkan pada
entry, ditambah dengan pencatatan pada lembar muka laporan keuangan atau catatan
buku anggaran. Jadi, sementara sistem atas laporan keuangan”; c) Ketaatan
pencatatan double entry dijalankan, satuan terhadap Peraturan Perundang-
pemegang kas pada satuan kerja maupun undangan: Akuntansi dan pelaporan
pada bagian keuangan atau badan/biro keuangan pemerintah harus menunjuk kan
pengelola kekayaan daerah juga mencatat ketaatan terhadap peraturan perundang-
transaksi tersebut pada buku anggaran, undangan, antara lain UUD RI, UU
sehingga pencatatan tersebut akan berefek Perbendaharaan Indonesia, UU APBN,
pada sisa anggaran. Peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang pemerintah
Akuntabilitas daerah,Peraturan perundang-undangan yang
Menurut Tim Studi Akuntabilitas mengatur tentang perimbangan keuangan
Kinerja Instansi Pemerintah-BPKP, seperti pusat dan daerah, Ketentuan perundang-
yang dikutip oleh Ihyaul Ulum MD adalah: undangan yang mengatur tentang
”Akuntabilitas adalah perwujudan pelaksanaan APBN/APBD, Peraturan
kewajiban untuk mempertanggung perundang-undangan lainnya yang mengatur
jawabkan keberhasilan atau kegagalan atas tentang keuangan pusat dan daerah.
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah Akuntabilitas Kinerja
ditetapkan melalui suatu media PP 105 tahun 2000 dan PP 108 tahun
pertanggungjawaban secara 2000 telah menyatakan mengenai
periodik”.(2004:40) penyusunan APBD berdasarkan kinerja dan
Menurut Ihyaul Ulum (2004:41) pertanggungjawaban APBD untuk penilaian
mengemukakan dua jenis akuntabilitas kinerja berdasarkan tolak ukur renstra.
yaitu: Demikian pula Inpres No. 7 tahun 1999
tentang akuntabilitas kinerja instansi
Akuntabilitas Keuangan pemerintah, yang mencerminkan adanya
Akuntabilitas keuangan merupakan kemauan politik pemerintah untuk segera
pertanggungjawaban mengenai: a) memperbaiki infra struktur sehingga dapat
Integritas Keuangan : Integritas keuangan diciptakan pemerintah yang baik.
mencermin kan kejujuran penyajian.
Kejujuran penyajian adalah bahwa harus ada
METODOLOGI PENELITIAN
hubungan atau kecocokan antara angka dan
deskripsi akuntansi dan sumber-sumbernya. Penulis menggunakan metode
Integritas keuangan pun harus dapat pendekatan deskriptif serta penulis
menyajikan informasi secara terbuka memperoleh data dengan menggunakan
mengenai laporan keuangan daerah; b) kuesioner tertutup yang telah diberi skor,
Pengungkapan : Konsep full disclosure dimana data tersebut nantinya akan dihitung
(pengungkapan lengkap) mewajibkan agar secara statistik.
laporan keuangan didesain dan disajikan
sebagai kumpulan potret dari kejadian Populasi dan Sampel
ekonomi yang mempengaruhi instansi Populasi yang diambil adalah pegawai
pemerintah untuk suatu periode dan berisi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

1362 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (1), 2017, 1357-1368

Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung Penetapan Hipotesis


dengan jumlah 212 orang. Penetapan hipotesis yang akan diuji
Dengan tingkat kesalahan sebesar 10 % dalam kaitan dengan ada atau tidaknya
dari jumlah populasi pegawai Dinas hubungan antara variabel X dan variabel Y,
Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan yaitu Hipotesis Nol (H0) dan Hipotesis
Pemerintah Kabupaten Bandung. alternatif (H1).
Perhitungan besaran sampel menggunakan
rumus Slovin dengan hasil sebanyak 67,95 Hipotesis Penelitian
Orang dibulatkan menjadi 68 orang H0 Artinya Sistem Akuntansi Keuangan
responden. Daerah tidak berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan
Teknik Pengumpulan Data Daerah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan H1 Artinya Sistem Akuntansi Keuangan
dalam penelitian ini adalah: Daerah berpengaruh terhadap
1. Penelitian Lapangan (Field Research) Akuntabilitas Laporan Keuangan
Data primer ini didapatkan melalui teknik- Daerah.
teknik sebagai berikut:
a. Metode pengamatan atau Observasi Hipotesis Statistik
b. Metode wawancara atau Interview Ho : ρ = 0, artinya tidak terdapat hubungan
Kuesioner antara Sistem Akuntansi
2. Studi Kepustakaan (Library Research) Keuangan Daerah (variabel X)
Dan Akuntabilitas Laporan
Teknis Analisis Data Keuangan Daerah (variabel Y).
Analisis data adalah proses penyederhanaan
data kedalam bentuk yang lebih mudah H1 : ρ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara
diinterpretasikan. Langkah-langkah yang Sistem Akuntansi Keuangan
dilakukan adalah : Daerah (variabel X) Dan
1. Penulis melakukan pengumpulan data Akuntabilitas Laporan
dengan cara sampling; 2. Setelah metode Keuangan Daerah (variabel Y).
pengumpulan data ditentukan kemudian
ditentukan alat untuk memperoleh data dari Pengujian Hipotesis
elemen-elemen yang akan diteliti yaitu a. Analisis Koefisien Korelasi
daftar pernyataan atau kuesioner; 3. Setelah b. Analisis Koefisien Determinasi
data terkumpul kemudian dilakukan c. Uji statistik
pengelolaan data, disajikan dan dianalisis
dengan menggunakan uji statistic; 4. Dalam Tingkat signifikan (level of significance)
melakukan analisis terhadap data yang yang digunakan adalah 0,05 (5%) dengan
berhasil dikumpulkan untuk mencapai suatu derajat kebebasan dk = n - 2. Tingkat ini
kesimpulan penelitian yang peneliti lakukan dipilih karena dinilai cukup ketat untuk
menggunakan proses analisis uji validitas mewakili dalam pengujian kedua variabel
dan uji reliabilitas tersebut dan merupakan tingkat signifikan
yang sering digunakan terutama dalam ilmu-
Rancangan Pengujian Hipotesis ilmu sosial.
Pengujian hipotesis ini dimulai
dengan menetapkan hipotesis nol dan Kriteria-kriteria yang digunakan untuk
hipotesis alternatif, pemilihan tes statistik menentukan apakah H0 ditolak atau diterima
dan perhitungan nilai statistik, penetapan adalah :
tingkat signifikansi dan penetapan kriteria Jika thitung < ttabel, berarti H1 ditolak, H0
pengujian. diterima

1363 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


WELLY SURJONO & NOVA ROSLINA FIRDAUS/ Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan...

Jika thitung > ttabel, berarti H1 diterima, H0 karena ke tiga sub variabel yang membentuk
ditolak akuntabilitas laporan keuangan daerah yaitu
(1) integritas keuangan,(2) pengungkapan
HASIL DAN PEMBAHASAN memperoleh kategori sangat baik dan (3)
ketaatan memperoleh kategori baik.
Hasil Penelitian
Analisis Pengaruh Sistem Akuntansi
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
Keuangan Daerah Terhadap
Daerah Pada DPPK Pemerintah
Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah
Kabupaten Bandung
Hasil scoring menunjukkan bahwa
Pengujian hipotesis ini adalah sebagai
secara total pelaksanaan sistem akuntansi
berikut:
keuangan daerah pada DPPK Kabupaten
1. Uji Korelasi Korelasi
Bandung berada dalam skor 5288 termasuk
Koefisien korelasi diperoleh hasil sebesar
kedalam kategori baik, ini berada pada
0,738 yang berarti terdapat arah positif dan
rentang kriteria klasifikasi antara 4392,80 –
tingkat pengaruh yang kuat antara sistem
5426,39 atau dengan tingkat persentase
akuntansi keuangan daerah terhadap
sebesar 81,86%, karena ke dua sub variabel
akuntabilitas laporan keuangan daerah
yang membentuk sistem akuntansi keuangan
daerah yaitu (1) sistem akuntansi 2. Koefisien Determinan ( k d )
memperoleh kategori sangat baik dengan Dari Hasil koefisien determinasi
memperoleh skor 2575, skor ini berada pada menunjukkan bahwa pengaruh variabel
rentang kriteria klasifikasi antara 2570,40 – sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
3060 atau dengan tingkat persentase sebesar variabel akuntabilitas laporan keuangan
84,15%, karena ke tiga sub variabel yang daerah sebesar 54,46 % dan sisanya sebesar
membentuk sistem akuntansi yaitu (a) 45,54 % dipengaruhi faktor lain seperti
pencatatan memperoleh kategori baik, (b) mentalitas pejabat berwenang, prosedur
penggolongan & pengikhitasaran,(c) yang ditetapkan oleh pihak manajerial,
pelaporan memperoleh kategori sangat baik tujuan awal dari sistem itu sendiri,
dan (2) sistem informasi memperoleh pertanggungjawaban kualitas laporan
kategori baik dengan memperoleh hasil keuangan, serta kebijakan lainnya yang
scoring secara total pelaksanaan sistem diambil pemerintah selain kebijakan sistem
informasi pada DPPK Kabupaten Bandung itu sendiri.
berada dalam skor 2713 termasuk kedalam 3. Uji Hipotesis
kategori baik, ini berada pada rentang Berdasarkan perhitungan di peroleh hasil
kriteria klasifikasi antara 2176 – 2720 atau thitung 8,885 > ttabel 1,998, maka Ho ditolak
dengan tingkat persentase sebesar 79,79%, atau Ha diterima., artinya bahwa terdapat
karena ke tiga sub variabel yang membentuk pengaruh antara sistem akuntansi keuangan
sistem informasi yaitu (1) software, (2) daerah terhadap akuntabilitas laporan
hardware dan (3) brainware memperoleh keuangan daerah, dengan demikian bahwa
kategori baik. hipotesis yang dikemukakan yaitu terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara sistem
Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah akuntansi keuangan daerah terhadap
Hasil scoring menunjukkan bahwa akuntabilitas laporan keuangan daerah
secara total pelaksanaan akuntabilitas adalah terbukti.
laporan keuangan daerah pada DPPK
Kabupaten Bandung berada dalam skor Pembahasan
2333 termasuk kedalam kategori sangat Penerapan Sistem Akuntansi
baik, ini berada pada rentang kriteria Keuangan Daerah (SAKD) merupakan
klasifikasi antara 2284,80 – 2720 atau keharusan bagi pemerintah daerah, apalagi
dengan tingkat persentase sebesar 85,77%, setelah pemerintah pusat sudah

1364 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (1), 2017, 1357-1368

mengeluarkan Kepmendagri No. 29 Tahun APBD, dan pencapaian target Undang-


2002, tentang Sistem Akuntansi Keuangan Undang APBN oleh DPPK Pemerintah
Daerah (SAKD). Kabupaten Bandung telah baik.
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
disini dilihat dari : Sistem informasi
a. Software
Sistem Akuntansi Perangkat lunak yang dimiliki
Sistem akuntansi yang diteliti adalah: a.) DPPK Kabupaten Bandung, dapat diketahui
Pencatatan: Pencatatan diperoleh hasil, bahwa mayoritas dari responden
bahwa mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju apabila software
menyatakan setuju apabila metode SIMDA saat membaca database prosesnya
pencatatan yang digunakan oleh Pemerintah lambat dan mengalami gangguan serta
Kabupaten Bandung menggunakan sistem setuju jika ketersediaan software SIMDA
double entry, sedangkan pelaksanaan dalam menyelesaikan pekerjaan sudah
administrasi keuangan melakukan mencukupi
pencatatan akuntansi dengan cash basis b. Hardware
untuk pengakuan belanja dan pembiayaan, Perangkat keras yang dimiliki DPPK
dan dalam pelaksanaan administrasi Kabupaten Bandung dapat diketahui bahwa
keuangan untuk pengakuan asset, kewajiban mayoritas dari responden menyatakan setuju
dan ekuitas melakukan pencatatan akuntansi bahwa jumlah komputer yang ada di Kantor
dengan menggunakan accrual basis. b.) DPPK Pemerintah Kabupaten Bandung
Penggolongan dan pengikhtisaran sudah mencukupi, komputer yang
Penggolongan dan pengihtisaran dapat digunakan dalam menggunakan SIMDA
diketahui bahwa mayoritas dari responden sesuai dengan kebutuhan, Output yang
menyatakan setuju jika penjurnalan yang dihasilkan monitor dapat terbaca dengan
dilakukan oleh DPPK Pemerintah baik, output yang dihasilkan printer dapat
Kabupaten Bandung dilakukan secara terbaca dengan baik dan kecepatan CPU
teratur, dan sangat setuju jika dilakukan sudah memadai
posting ke buku besar yang sesuai dengan c. Brainware
nomor perkiraan yang telah ditetapkan; c) Brainware yang dimiliki DPPK
.Pelaporan: Pelaporan dapat diketahui Kabupaten Bandung dapat diketahui bahwa
bahwa mayoritas dari responden mayoritas dari responden menyatakan setuju
menyatakan setuju jika informasi yang bahwa pegawai operator yang
terdapat dalam laporan realisasi anggaran bertanggungjawab terhadap komputer
DPPK Pemerintah Kabupaten Bandung memiliki latarbelakang pengetahuan yang
menggambarkan perbandingan antara sesuai dan bertanggungjawab dalam
anggaran dengan realisasinya dalam satu pengentrian dan pelaporan keuangan
periode pelaporan dan sangat setuju jika memperoleh pelatihan akuntansi dan
laporan arus kas yang disajikan DPPK keuangan.
Pemerintah Kabupaten Bandung telah Akuntabilitas dapat diartikan sebagai
memenuhi standar akuntansi pemerintah, bentuk kewajiban memper
yaitu yang menyajikan informasi kas yang tanggungjawabkan keberhasilan atau
mencakup aktivitas operasional, kegagalan pelaksanaan misi organisasi
pembiayaan, saldo awal, penerimaan, dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
pengeluaran, dan saldo akhir kas DPPK telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu
Pemerintah Kabupaten Bandung. Sedangkan media pertanggung jawaban yang
pembuatan catatan atas laporan keuangan dilaksanakan secara periodik.
berdasarkan standar akuntansi pemerintahan Pada dasarnya, akuntabilitas adalah
yang diantaranya menyajikan informasi pemberian informasi dan pengungkapan
tentang kebijakan fiskal/keuangan, Pemda (disclosure) atas aktivitas dan kinerja

1365 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


WELLY SURJONO & NOVA ROSLINA FIRDAUS/ Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan...

finansial kepada pihak-pihak yang pengguna laporan keuangan sudah lengkap


berkepentingan. Pemerintah, baik pusat dan sudah membuat pemakai laporan
maupun daerah, harus dapat menjadi subyek keuangan paham dan tidak salah tafsir
pemberi informasi dalam rangka pemenuhan terhadap laporan keuangan tersebut. c.
hak-hak publik yaitu hak untuk tahu, hak Ketaatan terhadap peraturan perundang-
untuk diberi informasi, dan hak untuk undangan
didengar aspirasinya. Laporan keuangan DPPK Pemerintah
Akuntabilitas laporan keuangan Kabupaten Bandung telah mentaati
daerah mengacu pada Permendagri N0. 13 peraturan perundang-undangan yang
Tahun 2006 yang telah diubah dengan berlaku. Hal ini terlihat dari laporan
Permendagri No.59 /2007. Komponen- keuangan yang berpedoman pada
komponen akuntabilitas laporan keuangan Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang telah
daerah meliputi : integritas keuangan, diubah dengan Permendagri No.59 /2007
pengungkapan laporan keuangan, ketaatan Dari hasil penelitian dan pembahasan
terhadap peraturan perundang-undangan. tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat
a. Integritas : Integritas dapat pengaruh positif dan signifikan antara
diartikan sebagai kejujuran, keterpaduan, sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
kebulatan dan keutuhan. Dari hasil akuntabilitas laporan keuangan daerah. Hal
penelitian, dapat disimpulkan bahwa ini sesuai dengan pendapat dari Nurmalia
integritas keuangan DPPK Pemerintah Hasanah (2016:195) yang menyatakan
Kabupaten Bandung sangat baik. Hal ini bahwa sistem akuntansi keuangan
dilihat dari informasi yang diberikan DPPK pemerintah daerah merupakan sistem
Pemerintah Kabupaten Bandung mengenai akuntansi baik secara manual maupun
laporan keuangannya sudah terbuka kepada komputerisasi, yang mencatat transaksi
masyarakat melalui media elektronik dan keuangan daerah sebagai akuntabilitas
sangat setuju jika laporan keuangan DPPK pelaksanaan anggaran pendapatan belanja
Pemerintah Kabupaten Bandung sudah daerah dan anggaran lain terkait dengan
menggambarkan dengan kebenaran transaksi keuangan daerah.
serta peristiwa lainnya sehingga laporan
keuangan tersebut dapat disajikan secara SIMPULAN DAN SARAN
wajar serta setuju jika laporan keuangan
Simpulan
DPPK Pemerintah Kabupaten Bandung
Berdasarkan hasil penelitian pada
menyajikan secara benar laporan realisasi
DPPK Pemerintah Kabupaten Bandung,
anggaran, neraca, dan laporan arus kas . b
maka penulis mengambil simpulan sebagai
Pengungkapan : Konsep full disclosure
berikut:
(pengungkapan lengkap) mewajibkan agar
1. Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
laporan keuangan didesain dan disajikan
Daerah pada DPPK Pemerintah Kabupaten
sebagai kumpulan potret dari kejadian
Bandung secara keseluruhan adalah baik.
ekonomi yang mempengaruhi instansi
2. Pelaksanaan Akuntabilitas Laporan
pemerintah untuk suatu periode dan berisi
Keuangan Daerah pada DPPK Pemerintah
cukup informasi. Yang menyajikan secara
Kabupaten Bandung sudah berjalan dengan
lengkap informasi yang dibutuhkan oleh
sangat baik.
pengguna laporan keuangan sehingga
3. Sistem akuntansi keuangan daerah pada
membuat pemakai laporan keuangan paham
DPPK Pemerintah Kabupaten Bandung
dan tidak salah tafsir terhadap laporan
mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas
keuangan tersebut.
laporan keuangan daerah.
Pengungkapan laporan keuangan
DPPK Pemerintah Kabupaten Bandung
Saran
dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dilihat
Penulis merasa perlu untuk
dari informasi yang disajikan untuk
menambahkan beberapa saran , yaitu :

1366 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 5 (1), 2017, 1357-1368

DAFTAR PUSTAKA
1. Untuk pelaksanaan Sistem Akuntansi
Bastian, I. (2007). Akuntansi sektor Publik.
Keuangan Daerah yang baik dan benar,
Jakarta: Salemba Empat.
perlu kiranya dipertahankan dalam
Halim, A. (2004). Akuntansi Sektor Publik:
pencatatan yang dilakukan oleh DPPK
Akuntansi Keuangan Daerah.
Pemerintah Kabupaten Bandung dengan
Jakarta: Salemba Empat.
menggunakan sistem pencatatan double
Hasanah, N. (2016). Akuntansi
entry dan menggunakan cash basis selama
Pemerintahan. Bogor: In Media.
tahun anggaran dan melakukan penyesuaian
Kadir, A. (2003). Pengenalan Sistem
pada akhir tahun anggaran berdasarkan
Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
accrual basis untuk pengakuan asset,
Krismiaji. (2005). Sistem Informasi
kewajiban dan ekuitas pemerintah,
Akuntansi. Yogyakarta: Akademi
komponen-komponen penggolongan dan
Manajemen Perusahaan YPKN.
pengikhtisaran meliputi: adanya penjurnalan
Midjan, L. (2001). Sistem Informasi
dan posting ke buku besar sesuai dengan
Akuntansi 1. Bandung: Lingga Jaya.
nomor perkiraan yang telah ditetapkan dan
Mahmudi. (2005). Manajemen Sektor Publik
untuk sistem informasi perlu kiranya kinerja
(Revisi). Yogyakarta: UPP STIE
Sistem SIMDA ditingkatkan lagi sehingga
YKPN.
dapat meminimalisir ganguan sistem
Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor
informasi sehingga proses pekerjaan akan
Publik. Yogyakarta: Andi.
lebih cepat, tepat dan baik, serta perlunya
Rasul, S. (2003). Pengintegrasian Sistem
tambahan unit komputer. Peneliti juga
Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran
menyarankan agar pemahaman pegawai
dalam Perspektif UU NO. 17/2003
terhadap sistem akuntansi keuangan daerah
Tentang Keuangan Negara. Jakarta:
ditingkatkan, salah satunya dengan cara
PNRI.
adanya pengarahan dari kepala bagian
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis.
kepada pegawai pelaksana sistem akuntansi
Bandung: CV. Alfabeta.
keuangan daerah agar pelaksanaan sistem
Susanto, A. (2004). Sistem Akuntansi dan
akuntansi keuangan daerah pada DPPK
Konsep Pengembangan Berbasis
Pemerintah Kabupaten Bandung yang sudah
Komputer. Bandung: Lingga Jaya.
berjalan dengan baik dapat dipertahankan
Sutabri, T. (2004). Sistem Informasi
dan ditingkatkan; 2. Untuk pelaksanaan
Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah
Ulum, I. (2004). Sebuah Pengantar
pada DPPK Pemerintah Kabupaten
Akuntansi Sektor Publik. Malang:
Bandung, hendaknya keterbukaan laporan
UMM Press.
keuangan DPPK Pemerintahan Kabupaten
Keputusan Mendagri Nomor. 29 Tahun
Bandung ke masyarakat perlu ditingkatkan
2002 tentang Pengurusan Per
dengan menggunakan media elektronik
tanggungjawaban Keuangan Daerah
maupun media massa, kebenaran transaksi
Serta Tata Cara Pengawasan,
serta peristiwa lainnya sehingga laporan
Penyusunan dan Perhitungan APBD.
keuangan tersebut dapat disajikan secara
Keputusan Presiden RI No. 103 Tahun 2001
wajar. Adanya pengawasan yang lebih ketat
Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
lagi dalam pelaksanaan akuntabilitas laporan
Kewenangan, Susunan Organisasi,
keuangan daerah agar dalam pengungkapan
Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah
laporan keuangan dapat membuat pemakai
Non Departemen.
laporan keuangan paham dan tidak salah
Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 59
tafsir terhadap laporan keuangan yang
Tahun 2007 tentang Pedoman
disajikan oleh Pemerintah Kabupaten
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Bandung.

1367 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017


WELLY SURJONO & NOVA ROSLINA FIRDAUS/ Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap
Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan...

Peraturan Mendagri Nomor 13 Tahun 2006 Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pedoman Pengelolaan tentang Pemerintahan Daerah.
Keuangan Daerah. Undang-Undang RI Nomor 33 tahun 2004
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun tentang Perimbangan Keuangan
2005 tentang Pengelolaan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah. Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun Rachmawati, R. (2016). Sistem Informasi
2001 tentang Informasi Keuangan dilihat dari Aspek Kualitas Informasi
Daerah. Akuntansi Manajemen. Jurnal Riset
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun Akuntansi Dan Keuangan. Program
2010 tentang Standar Akuntansi Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan
Pemerintahan. Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun Pendidikan Indonesia, 4(2 Agustus
2005. tentang Standar Akuntansi 2016), 22–31.
Pemerintahan. Tresnawati, Fera, R. N. N. A. (2016).
Surat Edaran Nomor 900/316/BAKD Pengaruh Tindak lanjut Hasil
tanggal 5 April 2007 tentang Pemeriksaan Terhadap Kualitas
Pedoman Sistem dan Prosedur Laporan Keuangan Dengan Tingkat
Penatausahaan dan Akuntansi Pengungkapan Laporan Keuangan
Keuangan Daerah. Sebagai Variabel Moderating (Studi
Surat Edaran Nomor 900/743/BAKD Empiris Pada Kemntrian/Lembaga
tanggal 4 September 2007 tentang Republik Indonesia. Jurnal Riset
Modul Akuntansi Keuangan Akuntansi Dan Keuangan. Program
Pemerintah Daerah. Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan
Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Tentang Keuangan Negara. Pendidikan Indonesia, 5(2 Juli-
Desember 2016), 01–12.

1368 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.5 | No.1 | 2017

You might also like