You are on page 1of 4

Nama : Widya Dwiyanti

NPM : 108612014
Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan

PERUBAHAN DAN INOVASI

Disadari atau tidak, perubahan dapat terjadi begitu saja pada diri kita maupun di
sekeliling kita. Perubahan itu erat kaitannya dengan dinamika lingkungan yang dinamis, yang
dapat berubah kapan saja, tanpa memandang waktu maupun tempat. Perubahan merupakan
fenomena global yang tidak bisa dibendung, sehingga terkadang mengejutkan kita semua, tidak
terkecuali organisasi besar sekalipun, baik nirlaba maupun laba. Itulah perubahan, betapa
dahsyatnya dia mengguling dan menggulung siapa saja yang tidak siap menghadapinya, tanpa
pengecualian. Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena perubahan akan
selalu ada dan bergulir terus menerus. Bahkan ada yang mengatakannya sebagai sesuatu yang
abadi.

Di antara para pakar memberikan terminologi yang berbeda-beda tentang perubahan.


Menurut Robbins (1998: 629), “Perubahan adalah membuat sesuatu menjadi lain”. Sedangkan
menurut Wibowo (2006: 1), “Perubahan adalah transformasi dari keadaan sekarang menuju
keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik”.
Berdasarkan pengertian ini terkandung makna bahwa perubahan yang diharapkan terjadi tentu
saja perubahan yang dapat menjadikan organisasi lebih baik dibanding waktu-waktu
sebelumnya. Hal ini seperti dinyatakan oleh Robbins (1998: 629) bahwa “Perubahan terencana
adalah perubahan yang disengaja dan berorientasi pada tujuan”.

Perubahan organisasi adalah “usaha yang direncanakan oleh manajemen untuk


menghasilkan prestasi keseluruhan individu, kelompok dan organisasi dengan mengubah
struktur, perilaku dan proses”(Gibson, et al., 1997: 18). Perubahan seperti itu bukanlah sekedar
berubah saja, tetapi perubahan yang disertai dengan pembaruan dalam berbagai hal berdasarkan
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan hal inilah yang sering dimaknai sebagai
pembaruan atau inovasi. Seperti dikatakan oleh White (1991: 211) bahwa, “Inovasi itu lebih dari
sekedar perubahan, walaupun semua inovasi melibatkan perubahan”.
Sementara itu, Nicholas (1993: 4) memberikan perbedaan antara inovasi dengan
perubahan: “Perubahan mengacu pada kelangsungan penilaian, penafsiran dan pengharapan
kembali dalam perbaikan pelaksanaan pendidikan yang ada, yang dianggap sebagai bagian
aktivitas yang biasa. Sedangkan inovasi adalah mengacu kepada ide, objek atau praktik sesuatu
yang baru oleh seseorang atau sekelompok orang yang bermaksud untuk memperbaiki tujuan
yang diharapkan”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud inovasi
adalah “pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat)” (Depdikbud, 1990:
333).

Lebih lanjut Rogers (1983 : 12-16) mengemukakan karakteristik yang dikandung oleh suatu
inovasi mencakup :

a.       Adanya keunggulan relatif ; sejauh mana inovasi dianggap lebih baik dari gagasan
sebelumnya. Biasanya tolok ukurnya adalah faktor ekonomi, sosial, kepuasan, dan
kenyamanan.
b.       Kesesuaian ; merujuk kepada bagaimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-
nilai yang ada, pengalaman yang lalu, dan sejauh mana dapat mengatasi kebutuhan calon
penerima (adopter)
c.       Kompleksitas ; hal kompleksitas ini berkenaan dengan tingkat kesulitan suatu inovasi
untuk dilaksanakan dibandingkan dengan kegunaannya. Apakah inovasi tersebut
gagasannya sederhana atau sulit untuk dipahami, dan apakah tingkat kesulitan tersebut
seimbang dengan kegunaannya.
d.       Trialabilitas ; aspek ini berkaitan dengan bagaimana tingkat ketercobaannya. Apakah
inovasi tersebut mudah untuk diujicobakan.
e.       Observabilitas ; merujuk kepada bagaimana manfaat (hasil) inovasi dapat dilihat oleh
masyarakat terutama masyarakat sasaran.

Berdasarkan batasan dan penjelasan Rogers tersebut, dapat dikatakan bahwa munculnya
inovasi karena ada permasalahan yang harus diatasi, dan upaya mengatasi permasalahan tersebut
melalui inovasi (seringkali disebut dengan istilah “pembaharuan” meskipun istilah ini tidak
identik dengan inovasi). Inovasi ini harus merupakan hasil pemikiran yang original, kreatif, dan
tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur
kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki
situasi / keadaan yang berhadapan dengan permasalahan.

Seperti telah dikemukakan bahwa munculnya suatu inovasi adalah sebagai alternatif
pemecahan masalah, maka langkah pertama pengembangan suatu inovasi didahului dengan
pengenalan terhadap masalah (Rogers, 1983 ; Lehman, 1981). Identifikasi terhadap masalah
inilah yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan (R&D) atau
evaluasi kurikulum, yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi.

Dalam hal ini perlu untuk diperhatikan bahwa inovasi akan mempunyai makna jika
inovasi tersebut diterapkan atau diadopsi, sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan/
diadopsi/disebarluaskan maka inovasi tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai.
Terhadap pengadopsian ini dikenal strategi sentralisasi dan strategi desentralisasi. (disebut
penyebaran/difusi inovasi jika ditinjau dari sisi pengembang inovasi, sedangkan adopsi inovasi
merupakan prosedur yang dilihat dari sisi calon pemakai/adopter). Baik strategi sentralisasi
maupun desentralisasi akan memunculkan permasalahan baru pada saat adopsi/difusinya.

Dari semua pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa di dalam inovasi ada kegiatan
menciptakan sesuatu hal baru yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja oganisasi. Menurut
Timpe (2002: 421), “Penciptaan sesuatu hal baru di sini erat kaitannya dengan teknologi baru,
produk-produk baru maupun metode yang baru, sehingga ketika menyebut istilah inovasi
membuat sebagian besar orang berpikir pertama-tama tentang teknologi, produk-produk baru,
dan metode-metode baru untuk membuatnya”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, agar setiap organisasi dapat sustainable
dalam lingkungan dinamis yang selalu berubah, maka perlu menumbuhkan dan melakukan
inovasi secara terus-menerus yang dikenal dengan inovasi tiada henti. Inovasi yang tiada henti
itu maksudnya adalah inovasi yang dilakukan secara terus menerus dalam berbagai hal dan selalu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Siapakah pihak yang berperan melakukan inovasi dalam suatu organisasi? Tidak lain
adalah setiap orang atau individu yang ada di dalam organisasi tersebut. Prestasi organisasi
tergantung dari prestasi individu. Sedangkan prestasi individu merupakan bagian dari prestasi
kelompok yang pada gilirannya merupakan prestasi organisasi.

Karena itu semua unsur di dalam organisasi, baik pimpinan maupun anggota harus
mempunyai niat dan perhatian serta konsistensi yang terintegrasi dan berkesinambungan. Hal ini
penting ditekankan agar semua pihak yang berperan serta dalam proses inovasi, mulai dari
pimpinan tertinggi hingga anggota terendah pun mengetahui tujuannya, sasarannya dan
perencanaan maupun strategi yang dipergunakan, sehingga hasilnya dapat memenuhi harapan
organisasi.

Kini, perkembangan zaman sudah menjadikan dunia ini menjadi suatu kesatuan
(borderless) yang tidak lagi mengenal batas-batas negara dan teritori. Inilah konsekuensi dari era
globalisasi dan revolusi informasi, di mana telah mengakibatkan terjadinya persaingan secara
bebas dalam berbagai hal, termasuk dalam bidang ketenagakerjaan. Tidak ada pengecualian
dalam persaingan ini, semua sektor sudah dirambah oleh globalisasi, semuanya bersaing dan
berlomba-lomba meraih kesempatan dalam sistem mekanisme pasar global. Maksudnya bahwa
dalam bidang ketenagakerjaan akan tunduk pada mekanisme pasar dengan persyaratan global
yang sepenuhnya ditentukan oleh kualitas tenaga kerja itu sendiri. Globalisasi menuntut
tersedianya sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global.

Inilah tantangan bagi organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. Bagaimana


organisasi pendidikan mengantisipasi perubahan tersebut? Apa langkah-langkah yang perlu
dilakukan sehingga penyelenggara pendidikan kita di Indonesia ini mampu menempatkan
kualitas sumber daya manusia kita pada level yang patut diperhitungkan di kancah global? Hal
ini merupakan tugas yang tidak ringan, terutama bagi penyelenggara kegiatan pendidikan. Di sini
dibutuhkan manajemen pendidikan yang baik (well manage) dan strategi pelaksanaan inovasi
agar organisasi pendidikan mampu menghasilkan SDM yang berkualitas.

You might also like