Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
Sebagai infrastruktur dari jaringan jalan, jembatan merupakan bagian dari alat
peningkatan aktifitas perekonomian baik dalam skala daerah maupun nasional. Pembangunan
jembatan sangat membutuhkan pertimbangan ekonomis, teknis termasuk metode
konstruksinya. Di sisi lain kebutuhan untuk membangun infrastruktur jembatan selalu
meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan tingkat perekonomian
bangsa. Variasi infrastruktur jembatan sangat luas, baik ditinjau dari fungsi maupun skala
atau dimensinya. Dengan kompleksitas tersebut seorang profesional di bidang pembangunan
jembatan harus mampu mengetahui dan memahami secara komprehensif proses dan
komponennya agar jembatan yang dirancang dan kemudian dibangun dapat berfungsi
optimal, relatif mudah dikerjakan dan tidak memerlukan perawatan yang rumit. Salah satu
jenis jembatan yang sering digunakan yaitu jenis jembatan rangka baja atau lebih dikenal
dengan Steel Truss Bridge. Yaitu yang terdiri dari batang- batang baja yang terangkai
menjadi elemen- elemen rangka.
Tidak dapat dipungkiri pemakaian rangka baja dan pondasi tiang pancang baja pada
jembatan, yang dimulai sejak 1976, juga cenderung meningkat.Hal ini dikarenakan
dibandingkan dengan jembatan beton, pembangunan jembatan rangka baja lebih cepat, dan
sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Hingga saat ini Ditjen Bina Marga, Departemen PU. Telah
membangun lebih dari 40.000 m jembatan rangka baja.
Salah satu kelemahan dari jembatan rangka baja adalah perawataannya yang relatif
lebih sulit daripada jembatan beton.Jembatan rangka baja memerlukan suatu perlindungan
ekstra terhadap korosi ,hal ini dikarenakan hampir seluruh komponen jembatan rangka baja
terbuat dari metal atau logam.
Page1
Dalam reaksi (2): ion klorida tidak ambil bagian dalam proses korosi seng. Sehingga
reaksinya adalah sebagai berikut:
Zn + 2H+ Zn ++ + H2 .....................................................................................(3)
Dari reaksi (3) kita dapat melihat bahwa dalam proses korosi terjadi dua jenis reaksi yang
berlangsung bersamaan, yaitu reaksi (4) atau (5) sebagai berikut:
Zn Zn ++ + 2e , reaksi oksidasi ........................................................... (4)
2 H + + 2e H2 , reaksi reduksi ............................................................. (5)
Zn + 2H+ Zn ++ + H2 ..................................................................................... (3)
Reaksi (4) adalah oksidasi dari proses terkorosi logam seng yang terjadi di daerah yang
bersifat anodik atau anoda oleh karena yang terjadi didaerah yang bersifat anodik. Reaksi (5)
yang berlangsung serempak, adalah reaksi reduksi yang disebut juga reaksi katodik yang
terjadi di daerah yang bersifat katodik atau katoda.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan proses korosi di lingkungan basah dapat terjadi bila tiga
syarat dipenuhi yaitu:
1. ada anoda dimana reaksi anodik terjadi
2. ada katoda dimana reaksi katodik terjadi
3. ada lingkungan yang bersifat elektrolit
Kondisi lingkungan atmosfir di Indonesia pada umumnya basah, dimana kelembaban ratarata
sekitar 85%, pada nilai ini bila udara mengandung debu atau polusi akan terjadi
pengembunan sehingga praktis kondisi lingkungan basah terdapat air hujan pada umumnya
bersifat asam dengan pH 5. Didaerah - daerah industri keasaman semakin tinggi atau pH nya
lebih rendah dari 5. Reaksi kimia pada lingkungan air sekitar elemen baja akan memberikan
pengaruh kerusakan korosi bila terdapat beberapa faktor pendukungnya, yaitu keasaman air,
resistivity, dan potensial, sebagaimana terlihat dalam gambar 1 berikut
Page1
b. Air Payau
Air payau sangat korosif karena merupakan suatu campuran dari air tawar dan air laut.
Berdasarkan efisiensi dan ekonomis, umur proteksi cat untuk struktur baja jembatan
ditetapkan sebagai berikut:
- Untuk jembatan bentang < 30 meter, umur proteksi cat 5 tahun (medium-term protection)
- Untuk jembatan bentang > 30 meter, umur proteksi cat 10 tahun (long-term protection)
Persiapan permukaan, mutu cat, pelaksanaan pengecatan, jumlah lapisan cat / tebal lapisan cat
dan kondisi lingkungan / iklim menyebabkan umur proteksi cat bervariasi dari 1 sampai 10
tahun. Apabila struktur baja jembatan berada dalam lingkungan yang sangat korosif dan
pengecatan dilaksanakan dengan menggunakan mutu cat yang kurang baik serta persiapan
permukaan juga kurang baik/bersih maka cat akan rusak jauh sebelum umur proteksi cat yang
diinginkan tercapai.
III.2 Galvanisasi
Galvanisasi merupakan suatu proses pelapisan besi atau baja dengan logam lain atau
platting tergantung dari bahan logam yang dipakai sebagai bahan pelapis, misalnya vernekel
apabila nikel yang digunakan sebagai pelapis, verkrom apabila krom yang digunakan sebagai
pelapis dan lain-lain. Proses galvanisasi dilakukan dengan cara mengalirkan arus listrik
searah pada permukaan besi yang akan dilapisi kedalam larutan yang mengandung logam
Page1
pelapis yang disebut proses elektrolitik, di Indonesia proses ini secara umum disebut elektro
platting. Saat ini telah dikenal suatu metoda baru galvanisasi yaitu dengan cara Hot Dip
Galvanize dimana bahan pelapis yang dipakai hanya seng yang dilelehkan pada suhu 445 °C
– 462 °C. Prinsip dari metoda ini adalah memisahkan komponen baja dari lingkungannya
dengan lapisan seng sehingga komponen baja menjadi katodik (tidak terkorosi) dan lapisan
seng menjadi anodik (terkorosi). Standar bahan baku seng yang dipakai pada industri Hot Dip
Galvanize paling tidak harus pada kemurnian 98,5 % . Standar ketebalan lapisan menurut
ASTMA 123, AS 153, BS 729 maupun JIS H 0401, JIS H 8641 yang berlaku untuk Hot Dip
Galvanize mempunyai spesifikasi sama.
III.3 Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah suatu teknik penanggulangan korosi komponen baja
jembatan, khususnya pada bagian tiang pancang pipa baja yang berada dalam lingkungan air
dan atau tanah karena pada bagian tersebut relatif sulit dilakukan teknik penanggulangan
korosi dengan teknik yang lebih murah yaitu pengecatan. Pada prinsipnya, korosi terjadi
karena adanya aliran elektron dari bagian tiang pancang pipa baja (anoda) yang diikuti
dengan perubahan logam menjadi ion logam (karat) ke bagian tiang pancang pipa baja lain
yang karena kualitas baja atau kondisi lingkungannya menjadi katoda. Pada proteksi katodik,
terjadinya kerusakan baja akibat aliran elektron dari anoda ke katoda ditanggulangi dengan
memberikan pasokan elektron secukupnya pada seluruh struktur baja yang dilindungi atau
dengan kata lain menjadikan seluruh struktur baja tersebut menjadi katoda yang kaya akan
elektron. Dilihat dari cara memasok elektron, proteksi katodik terbagi dalam dua cara, yaitu:
a) Metoda arus terpasang (impressed current) yaitu pasokan elektron dilakukan
dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan katoda pada suatu sumber
listrik. Metoda ini menggunakan sumber arus searah dari luar, misalnya Transformer
Rectifier, DC Generator, dan lain-lain. Arus listrik pada sistem ini dialirkan ke permukaan
logam yang diproteksi melalui anoda pembantu, misalnya Anoda Graphite, Baja, Platina, dan
Besi Tuang. Keuntungan besar dari metoda arus terpasang adalah bahwa sistem ini dapat
menggunakan anoda inert atau anoda yang tahan karat seperti platina dan karbon.
b) Metoda anoda korban (sucricifial anoda) yaitu pasokan elektron dilakukan
dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan logam lain sebagai anoda
korban yang memiliki potensial lebih rendah. Pada cara ini terjadi aliran elektron dari logam
dengan potensial yang lebih rendah ke tiang pancang pipa baja yang potensialnya lebih tinggi.
Dengan demikian maka tiang pancang pipa baja akan terlindung dari korosi namun sebagai
konsekwensinya logam anoda dalam waktu tertentu akan rusak/habis dan selanjutnya dapat
Page1
diganti atau diperbaharui. Mengganti anoda lebih ringan secara teknik maupun ekonomis
dibanding mengganti tiang pancang pipa baja.
IV. KESIMPULAN
1. Komponen baja terutama pada jembatan merupakan salah satu elemen yang mudah rusak
akibat pengaruh korosi.
2. Kondisi Indonesia yang beriklim tropis dengan curah hujan dan intensitas sinar matahari
yang tinggi serta polusi udara dari air laut, sungai dan industri mempercepat terjadinya proses
korosi pada komponen baja.
3. Penanggulangan korosi komponen baja yang berada di lingkungan korosif dapat dilakukan
dengan cara pengecatan, galvanisasi dan proteksi katodik.
4. Jembatan yang pernah diproteksi katodik anoda korban untuk umur rencana 5 tahun
ternyata menunjukkan pada umur masing-masing 15 tahun dan 9 tahun memiliki tingkat
korosi yang lebih baik dibanding jembatan lainnya untuk umur yang sama.
Page1
DAFTAR PUSTAKA
Page1