Professional Documents
Culture Documents
Untuk memudahkan pemahaman tentang rukun iman, perlu diketahui terlebih dahulu
pengertian iman . menurut bahasa iman berarti pembenaran hati, sedangkan menurut
istilah, iman diartikan :
ِ عـَمٌل بِا اَلْركَا
ن َ ًو,ن
ِ سا
َ َو ِا ْقرَا ٌر بِا اّلل, ب
ِ ق بِا اْلقَْل
ٌ صِدْي
ْ َتـ
Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan
anggota badan. (jumhur ‘ulama’ )
Membenarkan dengan hati maksudnya menerima segala apa yang dibawa Rasul saw.
Mengikrarkan dengan lisan maksudnya , mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat “
la ila ha illallahu wa asyahadu anna muhammadan rasulullah “ ( tidak ada Tuhan selain
Allah dan sesuangguhnya Nabi mUhammad adalah utusan Allah ). Mengamalkan dengan
anggota badan, maksudnya hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota
badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
Di antara rukun iman yang enam itu ialah iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab
Allah, Nabi / Rasul Allah iman kepada qadla’ dan qadar Allah
”Apabila seseorang mengalami suatu penderitaan ia mengadu kepada Kami, baik dalam
berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah penderitaannya itu telah Kami hilangkan, ia
(kembali) melakukan jalan yang sesat, seolah-olah belum pernah mengadu kepada Kami,
tentang sesuatu yang telah dialaminya”
Al-Qur’an juga menempuh cara lain yang lebih singkat, yaitu dengan menggugah akal
pikiran manusia agar memikirkan kejadian dirinya dan alam sekitarnya yang menjadi
bukti nyata tentang eksistensi Tuhan. Sebagai contoh, dalam surat Al-Mukminun (40):
12-16, dikemukakan proses kejadian manusia
هو الذى خـلـكم من تـراب ثم مـن نطـفة ثم مـن عـلقة ثم يـخـر جكم
طـفل ثم لـتبـلغـوا أ شـد كم ثم لـتكونوا شـيو خا و منـكم من
يـتو فى مـن قـبل و لـتبـلغـوا أ جل مـسمى و لعـلكم تـعـقـلو ن.
“Dialah yang telah menjadikan kamu berasal dari tanah, kemudian dari setetes air mani,
kemudian dari gumpalan darah, kemudian kamu dikeluarkan sebagai bayi, untuk menjadi
dewasa, kemudian menjadi tua, di antara kamu ada yang meninggal sebelum tua,
akhirnya sampailah waktu ajal yang ditentukan agar kamu memahaminya”
Perintah memikirkan segenap ciptaan Allah yang berbagai ragam itu diharapkan agar
manusia dapat mengenal Penciptanya yang memiliki sifat kesempurnaan. Sebaliknya
manusia dilarang memikirkan hakikat dzat-Nya. Dalam suatu hadis Nabi besabda:
تـفـكروا فى خـلـق ال ول تـفـكروا فى ذا ته
”Pikirkan olehmu sifat-sifat Allah dan jangan sekali-kali kamu mencoba memikirkan
dzat-nya Yang Maha Suci”
Untuk memahami wujud dan eksistensi Allah adalah :
1.) Allah memperkenalkan Diri-Nya
Tuhan memperkenalkan diriNya bahwa Dia memang ada dengan cara yang pantas sesuai
dengan kesucianNya. (Hamzah Ya’kub;1984;126) menjelaskan bahwa cara Tuhan
memperkenalkan diriNya ditempuh melalui:
a. Wahyu, Tuhan mengirim utusan (rasul) yang membawa pesan dariNya untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia (ditulis dalam Al-Kitab)
b. Hikmah, Tuhan menganugerahkan kebijaksanaan dan kecerdasan berpikir kepada
manusia untuk mengenal adanya Tuhan dengan memperhatikan perbuatan Tuhan Yang
Maha Kuasa serba teratur, cermat dan berhati-hati sebagai bukti.
c. Fitrah, Sejak lahir, manusia telah membawa tabiat perasaan tentang adanya yang Maha
Kuasa karena terbatasnya kekuatan, kemampuan dan umurnya. Kesadaran akan
kelemahan ini menginformasikan adanya sesuatu yang membatasinya itu, yaitu Tuhan.
Al-Qur’an mengajarkan adanya Tuhan lewat akal pikiran dan memberi bimbingan
tentang metoda berpikir sistematis untuk mengenal Tuhan. Al-Qur’an menggunakan
sistem dengan menggunakan unsur-unsur dan dasar, antara lain cosmologi, astronomi,
antropologi dan psikologi.
2.) Dalil Cosmologi.
Bukti-bukti adanya Tuhan dapat diketahui dengan menggunakan dasar-dasar cosmologi,
sebagaimana diisayaratkan Al-Qur’an Al-Qur’an surat Al-Baqarah;164:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di lautan yang memberi manfaat bagi manusia, air hujan yang
Allah turunkan dari langit, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sudah mati dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi. Sungguh semua itu menjadi bukti (keesaan dan
kebenaran Allah) bagi orang yang memikirkan(nya)
Tuhan menyuruh manusia mempelajari cosmos dan kekuatannya yang merupakan
kumpulan alam semesta yang menggambarkan adanya kesatuan di balik penampilan yang
beragam sehingga dapat dipergunakan sebai-baiknya dalam menyimpulkan adanya Tuhan
Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Untuk memudahkan manusia menarik
kesimpulan, maka Al-Qur’an mengungkapkannya dengan cara yang komunikatif dan
dialogis. Perhatikan QS.Asy-syura;23-24 dan an-naml;60 berikut ini:
”Atau siapakah yang menciptakan langit dan bumi serta yang menurunkan air untukmu
dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan
indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di
samping Allah ada Tuhan lain? Bahkan sebenarnya...
Al-Qur’an memberikan dasar-dasar dan membimbing dasar-dasar dan membimbing
metode berpikir. Dalam usaha berpikir untuk mendapatkan kepastian kebenaran Tuhan,
khusunya di bidang cosmologi adalah menyelediki sebab (causa) terjadinya kosmos yang
mengharuskan akal kita mengambil keputusan, bahwa pasti ada penyebab yang
menyebabkan terjadinya cosmos itu.
” Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada
malam hari?, yaitu bintang yang cahanyanya menembus”
”Demi matahari dan cahaya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya”
Semua penegasan tersebut mendapat jawaban yang jelas dan selaras dengan teori-teori
ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip kebenaran yang berdasarkan pada logika yaitu
bahwa alam yang luas dan indah ini pasti ada pengaturnya yang memiliki kepandaian
agung, dan penjaganya mestilah Maha Kuat dan Maha Kuasa yang memiliki sifat-sifat
kesempurnaan.
”maka manusia hendaknya memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan
dari air yang terpancar”.
”Di antara tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-
tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”.
Manusia itu sebagai makhluk berkemauan, karena Allah menghendakinya. Inilah realisasi
dari makna la- haula walaa quwwata illa billah, atau, manusia itu mempunyai daya dan
kekuatan untuk mengambil manfaat dan menolak bahaya. Namun daya dan kekuatannya
itu bukan dari diri dan dengan dirinya sendiri, melainkan dengan dan dari Allah (Yusuf
Qardlawi, 1995;63)
5.)Dalil Psikologi
Dibandingkan makhluk lain , manusia memiliki dua keistimewaan. Pertama, bentuk
tubuh yang indah, sempurna dan praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua,
jiwa yang memiliki perasaan dan kepandaian, untuk menyelesaikan persoalan yang
dihadapkan kepadanya dengan berpikir dan memelihara ketahanan mental (sabar).
Perhatikan QS.Ar-Rum;21 berikut ini:
Sifat-sifat Allah
Sifat adalah kualitas yang melekat pada dzat. Sifat tidak memiliki arti tanpa adanya dzat.
Sifat Allah yang terkandung dalam asmaNya sebagimana tercantum dalam Al-Qur’an
atau yang disifatkan oleh RasulNya, secara keseluruhan menggambarkan kesempurnaan
mutlak bagi Allah dan tidak satu pun yang menyamaiNya. Karena itu, selain Allah, tidak
ada yang boleh dilekati sifat-sifat ke-Tuhanan. Firman Allah surat Asy-syura;11 : ...
Tidak ada sesuatupun menyamai Dia”
Penyebutan sifat Allah dalam Al-Qur’an erat kaitannya dengan kandungan ayat, sehingga
benar-benar dirasakan oleh yang membaca atau mendengarnya. Misalnya disebutkan
dalam surat Ibrahim;8 , bahwa andaikan seluruh umat manusia di atas bumi ini
mengingkari nikmat Allah, hal itu tidak akan mempengaruhi sedikitpun sifat Tuhan yang
Maha Kuasa dan Maha Terpuji
“Musa menyatakan : jika kamu dan semua orang di atas bumi ini mengingkari nikmat
Allah, sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji”
Beriman kepada Allah berarti manusia wajib beritikad dengan penuh yakin akan sifat-
sifat yang wajib, sifat-sifat yang mustahil serta sifat-sifat yang harus bagiNya. Adapun
sifat-sifat yang wajib bagi Allah (sifat-sifat yang merupakan kesempurnaan uluhiyyah
Nya dan kebesaran rububiyyahNya ada tiga belas. Demikian pula jumlah sifat-sifat yang
mustahil bagiNya. Sedangkan yang harus bagi Allah hanya satu sifat saja (Allah harus
atau boleh berbuat sesuatu yang mungkin menurut kehendak dan kuasaNya). Misalnya
Allah boleh menghidupkan, mematikan dst . Penjelasan masing-masing sifat tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Al-wujud (ada), lawannya tidak ada
2. Al-Qidam (tidak ada), lawannya baru
3. Al-Baqa’ (kekal) lawannya binasa
4. Qiyamuhu Binafsihi (berdiri sendiri) lawannya berdiri dengan lainnya
5. Mukhalafatul lilhawaditsi (berbeda dengan makhluk, lawannya serupa
6. Al-Wahdaniyyah (Esa) lawannya banyak
7. Al-’Ilmu ( mengetahui) lawannya tidak mengetahui
8. Al-Iradah (berkehendak), lawannya tidak berkehendak
9. Al-Qudrah(kuasa) lawannya lemah
10. Al-Hayah (hidup) lawannya mati
11. As-sama’ (mendengar) lawannya tuli
12. Al-Bashar (melihat) lawannya buta
13. Al-Kalam (berbicara) lawannya bisu
Dengan mengenal sifat Allah, seseorang akan dapat lebih mengerti Allah, Tuhan yang
Maha Esa dan hanya Dia yang boleh disembah.
Perbuatan Allah
Perbuatan Allah berdasarkan ilmu dan iradat (kehendak) Nya. Allah menciptakan alam
semesta mempunyai tujuan yang jelas dan tidak sia-sia. Adanya ketertiban, keteraturan
dan keserasian ciptaan itu dikehendaki oleh Allah.
Statemen kaum Mu’tazilah (aliran ilmu kalam) bahwa Tuhan mempunyai kewajiban
terhadap manusia adalah sebagai konsekuensi konsepnya tentang keadilan Tuhan, yang
bagi golongan Asy’ari menolaknya karena bertentangan dengan faham kekuasaan dan
kehendak Allah. Yang perlu digaris bawahi bahwa pro dan kontra pemikiran aliran kalam
mencakup kedudukan akal dan kemampuan akal. Sedangkan Allah mempunyai sifat
berkehendak apabila Allah mengatakan kun (terjadi) fayakuun (maka terjadilah).
... فـمن يكفر با الطا غو ت و يؤ من با ال فـقد استمسك با العر وة الو ثقى ل ا نفصا م لها...
”Barang siapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
putus”.
Ada tiga macam bentuk syirik
1. Penyembahan selain Allah (batu , berhala, pohon dll)
2. Menyekutukan sesuatu dengan Allah, yaitu meyakini bahwa benda-beda atau manusia
mempunyai sifat ke Tuhanan
3. Menjadikan orang lain sebagai tuhan-tuhan mereka
Syirik merupakan suatu jalan yang akan memerosotkan nilai kemanusiaan, sebab
manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah dan hanya dibenarkan menundukkan
dirinya dan ber-Tuhan kepada Allah saja.
(Judulnya Iman kepada Allah, jadi bisa di improvisasi dari artikel2 di google tentang
Iman kepada Allah. ini dirangkum/dicari inti2nya aja dan ditambah2in kata2 lo)