Professional Documents
Culture Documents
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
A. DATA PROYEK
1. LINGKUP PEKERJAAN
5. TENAGA KERJA
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang
ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan /petunjuk Direksi Lapangan.
6. SATUAN UKURAN
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan
di dakam pekerjaan adalah standart meter dan kilogram. Bila disebut satu ton,
yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram
7. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh
Kontraktor.
Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh
Direksi atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan
tersebut.
8. PEKERJAAN DAN BAHAN BAHAN YANG TERMASUK DIDALAM HARGA
SATUAN.
Pekerjaan dan bahan bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya
seperti yang disebutkan artikel artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana
petunjuk tambahan ataupun petunjuk petunjuk Direksi dilapangan harus tercakup
dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak
terduga, keuntungan, biaya biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada
pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja lain yang disebut dalam
spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja dimana tidak ada mata pembiayaan
khusus pengairan air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan
bahan peledak serta alat alatnya, penempatan bahan bahan sesuai dengan
cukup beserta alat Bantu dan pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian,
dasar pondasi dan permukaan tanah lainnya adalah beban Kontraktor.
Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini
pelaksanaan perkerjaan menuntut kemajuan perkerjaan yang cepat dan Direksi
dapat menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap
dalam keadaan kering.
Kelalaian kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung
Kontraktor.
Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan pondasi
yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko kontraktor.
Hujan lebat yang mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force
Majeure dan perbaikan atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor.
Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan
sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan
dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor
harus menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.
Untuk pembuatan pasangan talud (plengsengan) pada saluran-saluran yang sudah
ada. Kontraktor diharuskan membuat tanggul (kisdam) sepanjang talud dengan
ukuran dan Kontraktor yang disetujui oleh Direksi. Tanggul/kisdam harus dibuat
cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan
pembuatan tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud
beserta spesifikasi bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan
Direksi.
Persetujuan Direksi seperti tersebut pada butir (gambar) tidak mengurangi
tanggung jawab Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan.
Perbaikan talud serta akibat menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna
mengendalikan aliran air di saluran.
14. PEMBONGKARAN STRUKTUR YANG ADA
Setiap kerusakan atau kehilangan dari bagian yang diselamatkan yang sementara
dibongkar atau setiap kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan
yang disebabkan oleh keteledoran Kontraktor, harus dibuat baik kembali atas
biaya Kontraktor.
16. PENGATURAN PEMBUANGAN SISA-SISA
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan pembongkaran disini meliputi seluruh pekerjaan pembongkaran
terhadap bahan-bahan yang sudah tidak berfungsi maupun guna
melakukan rehabilitasi terhadap ruang yang bersangkutan.
2. Pembongkaran ini meliputi pembongkaran dinding bata, kusen yang lama
serta bagian-bagian lain yang ditujukan dalam gambar.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pembongkaran yang dilakukan harus memperhatikan kaidah-kaidah
structural dan arsitektur juga pengaruh suara, debu dll terhadap lingkungan
sekitarnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bahaya yang
ditimbulkan oleh adanya pembongkaran dan menghindari terjadinya
kerusakan pada bagian-bagian bangunan yang secara arsitektural masih
dipertahankan.
2. Sebelum melakukan pembongkaran, pihak Kontraktor harus menyampaikan
kepada Konsultan Pengawas mengenai metode/ cara pembongkaran yang
akan dilakukan.
3. Jenis peralatan yang digunakan.
4. Pembongkaran diusahakan seminimal mungkin timbulnya suara dan debu
yang dapat mengganggu lengkungan sekitarnya.
5. Jaringan-jaringan listrik, pipa-pipa air harus diamankan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pembongkaran, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya gangguan-gangguan pada jaringan secara keseluruhan.
6. Material hasil bongkaran harus ditempatkan pada tempat yang aman,
dalam arti tidak menggangu aktifitas serta aman terhadap pencurian,
karena material pembongkaran ini merupakan asset negara.
7. Untuk pembongkaran pasangan dinding bata, bahan bongkaran harus
segera dikeluarkan dari ruang dan ditempatkan diluar pada tempat yang
sesuai.
18. PEMINDAHAN DARI MATERIAL BONGKARAN
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersih Lapangan
a. Kegiatan Mobilisasi
Kegiatan Mobilisasi meliputi hal sebagai berikut :
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan
kegiatan-kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang
didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu
lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang
digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
2. Pembanguan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk Kontraktor, tempat
tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini
akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan
proyek selesai.
3. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum
spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi milik kontraktor setelah
pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula
pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak
Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh
instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan
penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan
keadaan sebelum pekerjaan dimulai.
b. Waktu Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan diatas harus diselesaikan dalam
jangka waktu pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak
menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan atau
m. Kontraktor harus membuat bangunan Direksi keet serta gudang bahan yang
luas dan bentuknya akan ditentukan kemudian.
n. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar didalamnya bebas dari air hujan
dan sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
o. Kontraktor wajib membuat urinoir dan WC termasuk instalasi, untuk keperluan
pekerja selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus membuat septictank
berikut resapannya untuk membuang air kotor dari urionir dan WC. Lokasinya
akan ditentukan kemudian oleh Direksi, langsung di lapangan.
p. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain di ruang Direksi
keet atas usulan Kontraktor dan persetujuan Direksi.
6. Pengaturan Lalu Lintas
d. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan
menempatkan rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi
penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek.
Penempatannya yang harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau
instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan
kalimat pada rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh
setiap pengendara kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari
harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh
Direksi, Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan
rintangan-rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama
pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi
proyek.
e. Pengaturan Pemindahan Jaringan Pipa dan Kabel
1. Yang termasuk dalam istilah pipa dan kabel adalah pipa distribusi air
bersih PDAM, pipa gas, kabel listrik, dan kabel TELKOM yang
pemasangan jaringannya di atas maupun tertanam dan di bawah
permukaan tanah.
2. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (d) diatas dan
yang sudah tidak berfungsi lagi serta jalurnya melintasi dan menghalangi
aliran air dalam saluran harus disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk
Direksi.
3. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan
kabel yang masih berfungsi sebagai akibat dari kelalaian Kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaannya adalah menjadi beban Kontraktor
sepenuhnya.
4. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau
penggantian memperdalam dasar saluran lama ditemui lintasan pipa dan
kabel yang masih berfungsi, maka Direksi dan Kontraktor menghubungi
instansi yang mengelola jaringan tersebut untuk menentukan biaya
pemindahan jalur pipa dan kabel yang dimaksud untuk dialihkan di
bawah dasar saluran rencana.
5. Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan
dan mengawasi semua pekerjaan instansi dalam rangka pemindahan
dan pengalihan jalur atau lintasan pipa dan kabel.
7. Papan Nama Proyek
• Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja dari Pemilik pekerjaan, dimaksud
untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan
dengan gambar yang diterima oleh Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan
disetujui oleh Direksi pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar
pembuatan gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai
pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut diatas, akan merupakan
dasar pokok kesepakatan bersama antara Kontraktor dan Pemilik pekerjaan
untuk menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus
dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang harus dibayar oleh Pemilik
pekerjaan.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor, harus bisa memberikan
secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi antara lain :
Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan
Elevasi muka tanah asli dan masing-masing dikerjakan
Dimensi bangunan pelengkap
Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
Rencana garis galian pondasi
Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi
antara lain :
Construction Drawing atau Working Drawing
Shop Drawing
As Built Drawing
Semua gambar tersebut di atas, baru bias dipakai sebagai pedoman
pelaksanaan pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan
sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan dan disyahkan oleh
Pemilik pekerjaan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana
elevasi posisi dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang
• “Shop Drawing”
Kontraktor harus membuat shop Drawing untuk setiap bangunan yang akan
dikerjakan; Shop Drawing harus dilengkapi gambar detail meliputi ukuran
lahan dan lain-lain.
“Shop Drawing” yang disiapkan oleh Kontraktor tersebut, harus diserahkan
kepada Pemilik Pekerjaan, diperiksa, dikoreksi apabila perlu, dan untuk
selanjutnya disyahkan oleh Pemilik Proyek.
Gambar unit bangunan atau “Shop Drawing” tersebut harus secara lengkap
memuat :
Bentuk unit bangunan serta dimensinya
Material yang akan dipakai serta spesifikasinya
List komponen unit bangunan yang memuat :
a. Panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. Berat persatuan komponen unit bangunan dan lain-lain
c. Jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi
termasuk dalam kategori “Shop Drawing”. Kontraktor wajib membuat copy
“Shop Drawing” sebanyak minimum 5 (lima) copy, dengan distribusi dua copy
untuk Direksi Pekerjaan dan pengawas, satu copy dipasang di barak kerja,
satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus
diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Shop Drawing”
termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungan
termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
• As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan,
berikut pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan “Variasi Order” yang
diberikan oleh Pemilik Pekerjaan, dan Kontraktor telah melakukan
pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan membuat
gambar purna bangun atau “As Built Drawing”.
Gambar purna bangun atau “As Built Drawing” tersebut, harus lengkap berisi
antara lain :
Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada
• Administrasi Proyek
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi
lapangan berupa buku tamu, buku lapangan bahan, material, alat dan
perkerja, catatan harian cuaca dan lain-lain yang diperlukan untuk
kelengkapan administrasi. Kontraktor wajib membuat harian, laporan
mingguan dan laporan bulanan lengkap dengan data penunjangnya dan foto
dokumentasi sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Proyek.
Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau
schedule, rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, kebutuhan
sumberdaya dan peralatan dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas
dan Direksi.
1. Photo Dokumentasi
Untuk menuu ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan material yang akan dipakai,
dan transportasi pembuangan bahan material tidak terpakai keluar lokasi
pekerjaan, dan pemeriksaan berkala Direksi pekerjaan atau Pemberi Pekerjaan
serta keperluan lainnya. Kontraktor diwajibkan menyiapkan atau membuat jalan
kerja yang layak guna kegiatan tersebut diatas untuk menunjang dan
memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
D. PEKERJAAN TANAH
1. Umum
2. Penyelidikan Lapangan
Data penyelidikan tanah yang relevan (jika ada), pada Direksi dapat digunakan
sebagai panduan/patokan bagi kondisi permukaan dan di bawah permukaan tanah
dalam proyek ini. Data pengeboran dan informasi yang berkaitan (jika tersedia)
memberi gambaran kondisi di bawah permukaan tanah hanya pada lokasi dan
waktu tertentu.
Kondisi tanah pada lokasi lainnya mungkin berbeda dengan kondisi pada lokasi
pengeboran. Juga waktu berpengaruh terhadap perubahan lapisan bawah tanah
atau muka air pada lokasi pengeboran. Direksi tidak menjamin pernyataan, pikiran
atau kesimpulan yang dimaksud dalam laporan penyelidikan tanah yang tersedia.
Kontraktor harus memperbaiki semua tanggung jawab bagi pengurangan dan
kesimpulan yang dibuat olehnya yang menyangkut kondisi material/bahan yang
akan digali, kesulitan yang dihadapi, pengeringan, menjaga galian yang diperlukan
dan pekerjaan akibat kondisi lapisan di bawah tanah di lokasi pekerjaan. Direksi
tidak akan bertanggung jawab atas kehilangan/kerugian yang diderita Kontraktor
sebagai akibat perbedaan-perbedaan kondisi yang digambarkan oleh kesimpulan
Kontraktor tersebut, contoh-contoh, percobaan atau laporan-laporan dan kondisi
nyata yang ditemui selama pelaksanaan pekerjaan.
3. Ijin Kerja
Sebelum pekerjaan yang diperlukan untuk semua pekerjaan galian yang akan
dilaksanakan harus mendapat ijin kerja dari Direksi maupun instansi terkait.
4. Penurapan dan Perlindungan
atau mengancam umum. “Interceptor Drain” perlu untuk menjaga air permukaan
jangan sampai masuk ke lubang galian konstruksi. Untuk penggalian di bawah air,
Kontraktor harus mengusahakan melaksanakan pengeringan di sekitar lokasi
galian dengan metoda yang harus diusulkan oleh Kontraktor dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Tanggul akan sangat baik digunakan mencegah kerusakan akibat erosi selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kerusakan yang ditimbulakn diperbaiki atas
biaya Kontraktor.
6. Pekerjaan Galian
a. Uraian
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau
meterial lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu untuk
penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diiperlukan untuk pembuatan pondasi,
pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk
pembentukan secara umum dari tempat kerja sesuai dengan spesifikasi ini
dan yang memenuhi garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
b. Toleransi Dimensi
1. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi
dari yang ditentukan lebih dari 2 cm dari tiap titik.
2. Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin drainase yang bebas dari permukaan ini tanpa terjadi ganguan.
c. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memnuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki
oleh Kontraktor sebagai berikut :
1. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
2. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus dirug
kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang
diperintahkan oleh Direksi.
d. Pelaporan dan Pencatatan
1. Untuk setiap pekerjaan galian, Kontraktor harus menyerahkan kepada
direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar perincian potongan melintang
atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal daripada tanah sebelum
operasi pembabatan dan pengarukan dilakukan.
2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari
seluruh struktur sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan
untuk digunakan seperti skor, turap, cofferdam, dan tembok penahan dan
a. Umum
Semua pengurugan dan timbunan tanah, harus dilakukan di tempat kering yang
disetujui direksi. Penggunaan peralatan bagi pelaksanaan penimbunan dan
pengurugan kembali sehingga dapat memperoleh hasil pemadatan sesuai
dengan spesifikasi, jenis dan kapasitas sesuai dengan yang diminta dan telah
disetujui Direksi.
Melindungi semua daerah kerja dari kerusakan yang diakibatkan oleh air atau
dengan cara lain membuat sistem drainase yang baik untuk menjaga jangan
sampai air berada di atas tanah urugan dan daerah pengurugan. Alat berat
tidak boleh beroperasi dalam jarak 1 m dari bangunan dan “vibrating rollers”
dalam jarak 1,5 m dari bangunan.
b. Timbunan/Urugan
Timbunan tidak boleh diletakkan hingga galian yang telah dilakukan dan
pekerjaan pondasi yang telah diselesaikan diperiksa disetujui Direksi.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Bahan berupa batu kali yang mempunyai kualitas baik, tidak porus, dan tidak
mudah pecah.
b. Bahan seperti semen, pasir dan air sebagaimana yang disyaratkan pada
pekerjaan beton.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Sambungan dari sisi muka batu harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu sewaktu pekerjaan
dilaksanakan.
b. Terkecuali disyaratkan lain, bagian puncak horizontal dari seluruh pasangan
batu harus dikerjakan akhir dengan tambahan dari lapis aduk setebal 15mm
yang dikerjakan ke permukaan yang merata dengan kemiringan yang akan
menjamin perlindungan terhadap air hujan dan dengan sudut yang dibulatkan.
Lapisan tersebut harus dimasukkan kedalam dimensi yang disyaratkan dari
struktur.
F. PEKERJAAN BETON
1. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton termasuk beton tak
bertulang, beton bertulang dan bagian beton dari struktur yang tercantum
dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
b. Standar-standar yang dipakai
Pada setiap tahapan pekerjaan beton, yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaannya berlaku ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
peraturan beton bertulang indonesia, yang selanjutnya disingkat dengan PBI.
Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
PBI, maka dipakai standar SKSNI-T15.ACI, ASTM dan AASHTO.
c. Mutu beton
Jenis mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian pekerjaan
yang tercantum dalam gambar rencana harus sesuai dengan uraian dalam
spesidfikasi teknis ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Jika tidak
ditentukan, maka mutu beton yang dipakai adalah sebagai berikut:
K.225 Digunakan untuk bangunan rumah jaga dan rumah pompa,
bangunan kolam olak/ folder, dan konstruksi rumah genset dan pondasi genset.
Untuk menjaga mutu beton yang dibuat, maka harus ada keterlibatan dari pihak
terkait lain yang menangani pekerjaan Quality Assurance (QA) dan Quality
Control (QC) di lapangan beban biaya kontraktor.
Tabel 5.6.1. Ukuran Nominal Agregat
Mutu Ukuran Karakteristik dalam
beton nominal kg/cm2 pengujian pada
struktur fc’ agregat (mm) saat pelaksanaan
(Mpa)
K 350 20 350
K 225 20 225
d. Pengajuan
1. Kontraktor harus mengajukan contoh semua bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang harus memenuhi spesifikasi.
2. Kontraktor harus mengajukan desain campurannya untuk setiap jenis
pekerjaan pengecoran beton.
3. Kontraktor harus mengajukan secara tertulis hasil seluruh pengajian
pengendalian kualitas yang terinci dengan segera setelah tersedia atau ia di
minta oleh Direksi. Hasil pengujian kuat tekan 3 hari, 7 hari dan 28 hari
berturut-turut setelah tanggal pencampurannya.
4. Kontraktor harus mengajukan gambar dari semua perancah yang akan
digunakan, mendiskusikan metode kontruksi dan program kerjanya serta
memperoleh persetujuan sebelum memasang setiap perancah atau
memulai pekerjaan beton lainnya. Persetujuan tersebut tidak akan
membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya pada setiap struktur.
5. Kontraktor harus memberitahu Direksi secara tertulis paling tidak 24 jam
sebelum memulai untuk mencampur atau mengecor beton.
e. Kondisi Pekerjaan
Kontraktor harus menjaga suhu dari semua bahan-bahan terutama agregat
kasar pada tingkatan yang serendah mungkin dan harus menjaga suhu dari
beton di bawah 30C pada waktu pengecoran.
Sebagai tambahan, maka Kontraktor tidak akan mengecor beton apabila :
a. Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m2/jam
b. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
c. Hujan atau bila udara penuh debu (tercemar)
d. Kondisi lapangan yang tidak memungkinkan atau tidak ada persetujuan
Direksi untuk mengecor.
Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini, semua
bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada bagian 2 bab 3 dari PEDOMAN BETON 1988 (SKBI-1.453.1988).
a. Semen
1. Semua semen yang boleh digunakan adalah Semen Portland type-1 yang
ditentukan dalam SII 0013-81 atau Standart Umum Bahan Bangunan
Indonesia 1986 dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
dalam standart tersebut.
2. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi, maka hanya produk dari satu pabrik (Satu
merk) untuk setiap jenis semen Portland yang boleh digunakan untuk
pekerjaan beton.
3. Semen yang diterima dalam kantong-kantong yang masih tersegel dan
tidak pecah.
4. Kecuali jika diperintahkan lain oleh Direksi, keterangan hasil pengujian dari
pabrik harus disertakan bersama setiap pengiriman semen untuk menjamin
mutu semen sesuai standart.
5. Kontraktor harus menyediakan contoh dari setiap pengiriman semen yang
telah diserahkan ke tempat kerja kepada Direksi yang diperlukan untuk
pengujian. Bila menurut penilaian Direksi semen tersebut berbungkah atau
berbongkol, Direkksi harus menolak semen tersebut dan Kontraktor harus
segera menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
6. Semen yang telah disimpan lebih dari 40 (empat puluh) hari dan semen
yang menurut penilaian Direksi kualitasnya meragukan tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan. Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan
dari lapangan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam.
7. Jenis semen yang berbeda harus disimpan di tempat yang terpisah dan
diberi tanda yang jelas. Semen yang dikirimkan ke lokasi pekerjaan dalam
drum atau kantong oleh pemasok (supplier) atau pabrik harus disimpan di
dalam drum atau kantong tersebut telah dibuka, semen tersebut harus
segera digunakan. Bila ada keterbatasan ruang untuk penyimpanan semen
dilokasi pekerjaan, semen harus disimpan di pusat lokasi proyek dan dapat
didistribusikan sesuai kebutuhan masing-masing pekerjaan.
b. Agregat
1. Secara umum, agregat harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
00520-80 dan persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini. Bila tidak
tercakup dalam SII 00520-80 maka agregat harus memenuhi ketentuan
ASTM C33
2. Gradasi agregat kasar dan halus sesuai dengan persyaratan yang diberikan
dalam tabel berikut :
Tabel 5.6.2. Spesifikasi Analisa Saringan Agregat
Ukuran ayakan
Persentase berat yang lolos
standar
Agregat
Mm Inch Agregat Pilihan Agregat Kasar
Halus
50 2 - 100 - - -
37 1½ - 95 –100 100 - -
25 1 - - 90 –100 100 -
19 ¾ - 35 –70 - 90–100 100
13 ½ - 10 –30 25 –60 - 90–100
10 3/8 100 0–5 - 20 –55 40–70
4.75 4 95 –100 - 0 – 10 0 – 10 0 – 15
2.36 8 - - 0–5 0–5 0–5
1.18 16 45 –80 - - - –
0.3 50 10 –30 - - - -
1.15 100 2 -10 - - - -
3. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa seingga ukuran partikel
terbesar tidak lebih besar daripada ¾ dari jarak minimum antara batang
tulangan atau perbatasan lainnya dalam jarak di mana pekerjaan beton
harus ditempatkan.
4. Jumlah total lempung dan lumpur di dalam pasair alam tidak boleh melebihi
ketentuan yang ada dalam ACI dan ASTM.
5. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organic seperti dirinci dalam
AASHTO
6. Pengambilan contoh dan pengujian agregat harus dilakukan memenuhi
ketentuan yang sesuai dengan bagian-bagian dalam ASTM. Kontraktor
harus memberi jaminan kepada Direksi, bahwa agregat yang akan dipasok
tidak akan meningkatkan reaksi alkali dengan semen.
7. Sebelum pekerjaan adukan contoh dimulai, Kontraktor harus menyerahkan
contoh sebanyak 50 kg, dari masing-masing agregat yang diusulkan akan
Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini,
persyaratan mengenai campuran beton baik mengenai perencanaan campuran
dan pengendalian mutu harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada bagian 3
bab 4 dari PEDOMAN BETON 1988 (SKBI – 1.4.53.1988)
4. Rencana Campuran Beton
Pada saat dimulainya pekerjaan Kontraktor harus membuat adukan untuk setiap
mutu beton yang tercantum pada tabel 6.1.1 yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan dan detail rencana campuran harus dimasukkan untuk
disetujui Direksi. Setiap rencana campuran harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
1. Agregat terdiri dari “fine aggregate”/butiran halus dan “coarse
aggregate”/butiran kasar dengan ukuran maksimum ditentukan dalam tanel
6.1.2. Kombinasi mutu agregat harus menerus. Agregat harus dihitung
berdasarkan berat.
2. Campuran harus dibuat agar dapat menghasilkan silinder beton dengan
karakteristik kekuatan pada umur 28 hari setelah pengecoran tidak lebih kecil
dari kekuatan yang ditentukan pada tabel 6.1.1. Untuk beton yang
menggunakan semen yang berbeda dengan Portland Cement atau bahan
tambahan yang diakui, kekuatannya tidak boleh kurang dari pada yang
tercantum dalam tabel 6.1.1. Tetapi campuran tersebut harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi.
5. Workability (Kelecakan Beton)
Segera setelah Direksi menyetujui rencana campuran beton untuk setiap jenis
mutu beton struktur dan selama atau setelah pelaksanaan tes pendahuluan,
Kontraktor harus menyiapkan suatu percobaan campuran dari setiap mutu beton
dengan dihadiri/diketahui oleh Direksi. Percobaan campuran akan dicampur dalam
waktu yang bersamaan dan ditangani oleh alat yang sama seperti yang diusulkan
Kontraktor untuk digunakan dalam pekerjaan. Setiap campuran tidak boleh kurang
dari 0,5 M3 beton. Proporsi dari semen, agreget dan air ditentukan dengan teliti
berdasarkan berat sesuai dengan campuran/adukan yang disetujui Direkksi (atau
adukan yang diperbaiki setelah tes pendahuluan) dan analisa ayakan harus dibuat
dengan metode yang diuraikan dalam ASTM dan atau ACI, bagi agregat halus dan
dari setiap ukuran nominal agregat kasar. Faktor pemadatan dari setiap kelompok
contoh adukan, harus ditentukan dengan segera setelah pengadukan dengan
menggunakan metode yang diuraikan dalam ASTM dan atau ACI dan tidak boleh
melebihi dari batas yang tercantum dalam butir spesofikasi ini. Kontraktor harus
membuat 3 kelompok contoh adukan secara terpisah untuk setiap adukan dan 3
(tiga) “silinder uji tekan” (150 x 300 mm) akan dibuat dari setiap adukan dengan
disaksikan oleh Direksi.
Silinder harus dibuat, disiram, disimpan dan diuji 28 hari setelah pembuatan sesuai
dengan metode yang diuraikan dalam ASTM dan atau ACI. Jika nilai rata-rata
kekuatan dari 9 siliner diuji setelah berumur 28 hari kurang adari kekuatan contoh
adukan yang tertera pada tabel 6.1.1 Kontraktor harus merubah adukan serta
membuat contoh adukan dan silinder selanjutnya.
Selanjutnya, untuk kemudahan dalam pekerjaan pengecoran maka Kontraktor
harus mengajukan metode pelaksanaan pengecoran yang dianggap paling efisien
menurut Kontraktor berkaitan dengan besarnya volume beton dan berkaitan
dengan luas areal yang tersedia di lapangan. Metode pelaksanaan tersebut harus
diajukan paling lambat 3 hari sebelum pengecoran untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
7. Batasan Rasio Campuran Air/Semen
a. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk dalam alat pengaduk mekanis atau beton molen yang
mampu mengkombinasikan agregat, semen dan air (termasuk bahan
campuran tambahan, jika ada) ke dalam suatu campuran yang berwarna
seragam dan melepaskan campuran tanpa pemisahan. Pada permulaan
pekerjaan, dengan pengaduk yang bersih, pengadukan pertama hanya terdiri
dari setengah bagian dari jumlah normal agregat kasar untuk mengganti
pelekatan bahan lain pada drum. Keadaan kadar air asli agregat harus
Secara umum, kecuali ditentukan lain secara khusus dalam spesifikasi ini,
persyaratan mengenai pelaksanaan pembetonan yang meliputi pengadukan,
pengangkutan, penanganan, pengecoran, perawatan, bekeisting, penulangan,
siar konstruksi, sparing dan lain-lain harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada bagian 1 bab 5 dan bab 6 dari PEDOMAN BETON 1988
(SKBI 1.4.53.1988).
a. Siar-siar Konstruksi
dan penyikatan seluruhnya. Jika umurnya lebih dari 3 hari atau sudah
terlalu keras, permukaan tersebut harus di-sand blasted untuk
memperlihatkan agregat.
6. Kontraktor harus memperhatikan bahwa permukaan telah disiapkan
dan dibersihkan sebelum pengecoran disetujui oleh Direksi. Bekisting
harus diperiksa lagi dan dikencangkan. Pemadatan dan penggetaran
harus dilakukan pada permukaan lama dan ke sudut-sudut cetakan
beton.
b. Pembuatan Bekisting
dan U3 dan untuk muka beton yang halus. Finishing kelas U2 harus
terus menerus seragam atau sisi yang tajam, yang mana (kecuali jika
telah diganti menjadi kelas U2, U3 atau bonded Concrete) tidak boleh
terganggu dengan cara apapun setelah mulai terjadi perkerasan dan
selama periode pemeliharaan, beton yang berlebih segera disingkirkan
setelah pemadatan.
Dimana permukaan beton yang halus ditentukan, lapis buih beton
harus dihilangkan dari permukaan beton kelas U1 dan agregat
diperlihatkan ketika beton masih berwarna hijau. Pada pembetonan
dengan singkup permukaan harus bebas dari lubang/celah dan harus
diusahakan seragam bentuknya dengan menggunakan singkup seperti
halnya pada waktu pengecoran. Dimana “broom finish” diperlukan,
permukaan beton harus diratakan kemudian disapu dengan arah yang
sama dengan menggunakan sapu yang kaku. Finishing kelas U2
dilakukan dengan menggunakan penggaci kayu. Pengaci harus
dilakukan setelah beton mulai keras atau telah cukup keras. Beton
dikerjakan tidak lebih dari keperluan untuk menghasilkan permukaan
yang seragam bebas bekas perataan.
U1 +12 6 +6 ----
U2 Pasal +6 3 +3 +12
3.5.1.e.16 +6 3 +3 -6
U3 +12 6 +6 +12
F1 +6 6 +6 -6
F2 +3 3 +3 +6
F3
1. Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh
Direksi dan harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada bagian
ini. Kontraktor bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dari spesifikasi ini termasuk pengendalian
mutu.
2. Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi
oleh pemasok, Direksi dapat menarik kembali persetujuannya dan
mengharuskan kontraktor mengganti pemasok
3. Beton harus diangkut dengan truk mixer yang terus menerus berputar
dengan kecepatan sesuai ketentuan dari pabrik.
4. Kontraktor harus meyediakan di lapangan satu mixer drum dengan
kapasitas minimum 12m3 dan menjaganya agar tetap dalam kondisi
jalan untuk dipakai bila terjadi gangguan dalam pemasokan ready mix.
Kontraktor juga harus meyediakan juga material yang memadai untuk
dipakai dengan mixer cadangan tersebut.
5. Kontraktor harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat
beton ready mix bilamana diperlukan.
6. Kontraktor harus memiliki data-data dari pemasok ready mix yang
menunjukkan bahwa ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi ini telah
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
2. PERSYARATAN BAHAN
Bata harus baya biasa dari tanah liat, dengan ukuran nominal 6 cm x 11 cm x 24
cm yang dibakar dengan baik, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda
dengan ukuran tersebut di atas harus diusahakan supaya tidak terlalu
menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
- Kualitas baik.
- Pembakaran matang/dibakar dengan kayu
- Warna merata (merah merata)
- Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus, runcing.
- Keras dan tidak mudah patah.
- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih
besar dari 3mm)
- Penyerahan di tempat pekerjaan hanya diijinkan maksimum 5% yang patah.
Kualitas bata yang disyaratkan harus mempunyai tekan ultimate min 100 kg/cm2
sesuai dengan ketentuaan pasal 81 dari AV 1984. (secara laboratoris) Apabila
bata yang didatangkan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, maka
pihak pemborong wajib mengeluarkan material tersebut dari site minimal 1 x 24
jam.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Adukan
Semua dinding mulai dari ujung atas balok pondasi beton sampai 20 cm di
atas lantai dasar yang harus dibuat dari adukan trasram 1 Pc : 3 Ps. Untuk
dinding toilet memakai adukan trasram 1 Pc : 3 Ps sampai ketinggian 150 cm
dari lantai. Untuk dinding-dinding lain dipakai adukan jenis 1 Pc :5 Ps.
b. Pelaksanaan
1. Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing
ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang
ditunjukkan pada gambar, dan pemborong harus memasang piket
(uitzet), lubang-lubang dan sebagainya dengan alat uitzet yang
disetujui.
2. Blok-blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10
mm didasari dengan baik dan sambungan-sambungan yang terus lurus
dan rata sehingga terjadi lubang-lubang pada pasangan yang dapat
mempengaruhi kekuatan dinding. Pencampuran spesi harus
menggunakan beton molen.
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.
H. PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan meliputi plesteran pada semua dinding batu bata bagian luar
maupun bagian dalam bangunanan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar termasuk plesteran beton.
2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan plesteran berupa portland cement, pasir dan air yang sesuai dengan pasal
pekerjaan Beton.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3. Pasangan dinding bata yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan harus
dibasahi dahulu agar air semen dalam adukan spesi tidak terserap oleh
pasangan yang mengakibatkan plesteran tersebut tidak dapat melekat dengan
baik.
4. Tebal plesteran 1.5 cm dengan hasil ketebalan dinding 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
plesteran.
5. Pertemuan plesteran yang bertemu dengan jenis pekerjaan lain (kosen dan lain
sebagainya), dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dalam 5 mm,
kecuali ditentukan lain.
6. Plesteran halus (acian) digunakan campuran air dengan semen sampai
mendapat campuran yang homogen. Acian dilaksanakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering betul).
7. Kelembaban plesteran haraus tetap dijaga sehingga pengringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan jalan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan mnelindungi dari terik matahari secara langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
8. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester:
• Seluruh bagian permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar
• Permukaan beton yang akan diplester harus bebas dari kotoran, minyak,
dll
• Plesteran beton menggunakan adukan kedap air 1 Pc : 3 Ps.
• Pasir pasang harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan yang
disyaratkan.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bahan-bahan yang disyaratkan disini seperti semen, pasir, kerikil dan air yang
merupakan bahan dasar pembuatan rabat seperti yang disyaratkan pada
pekerjaan beton.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
K. PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan tenaga
kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
b. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan pada permukaan kayu, seperti list
plafond, kusen pintu dan jendela, daun pintu, serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
c. Pekerjaan pengecatan rilling dan tangga besi.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk EMCO atau produk lain
yang setara.
b. Cat dasar menggunakan meni cap pedang untuk kayu dan zing cromate
untuk bahan besi atau produk lain yang setara.
c. Warna cat untuk masing-masing pekerjaan akan ditentukan kemudian.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
4. Cat finisihing besi dipakai merk EMCO atau setara dengan pengecatan
sebanyak 3 kali.
5. Cat finishing untuk pekerjaan screen/ bar screen dan pintu air harus
menggunakan cat anti karat merk Hample atau setara sebanyak 3 kali.
L. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, PERLENGKAPAN KUNCI DAN
PENGGANTUNG
1. HAL-HAL UMUM
a. Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, tidak
ada getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggirnya,
bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya.
b. Kelembaban
Kelembaban kayu yang dipakai pada pekerjaan kayu halus, kelembabannya
harus kurang dari 15 % dan untuk pekerjaan kayu kasar kelembabannya
harus kurang dari 20 %. Kelembaban tersebut harus konstan sampai dengan
bangunan selesai.
c. Jenis Kayu
Jenis kayu yang dipakai sesuai dengan macam-macam pekerjaan yang
dimaksud. Contoh-contoh harus dikirimkan terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas lapangan. Untuk pemakaian-pemakaian
khusus yang tidak tercantum dalam daftar, harus digunakan jenis yang
ditentukan untuk pekerjaan yang sebanding.
4. UKURAN
Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran kayu dipasaran dengan ukuran jadi
(finish) maksimum diserut 5 mm, yaitu ukuran kayu setelah selesai dikerjakan dan
terpasang.
Kayu kasar diketam, dibor, atau jika tidak, dikerjakan dengan mesin menurut
ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar.
Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah dikerjakan, maka
potongan pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm diperbolehkan untuk tiap
permukaan yang sudah dikerjakan.
5. PERMUKAAN LUAR
a. Semua permukaan kayu yang akan kelihatan permukaannya harus dikerjakan
dengan halus kecuali jika ada penentuan lain.
b. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya
kecuali ditentukan untuk dihaluskan.
c. Jika terdapat mata kayu yang mulut dan keras pada salah satu permukaan
yang akan dicat dan mata kayu tersebut diameternya tidak lebih dari 4 mm
(empat milimeter) serta tidak memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu,
maka kayu itu dapat dipakai.
d. Untuk permukaan yang akan dipelitur/Teak oil, hanya mata kayu yang kecil
(tidak lebih dari dua milimeter), mulus dan keras yang dapat dipakai.
6. PENGAWETAN/PERLINDUNGAN KAYU
Untuk kusen pintu/jendela dan lisplank kayu pengawetan dengan meni kemudian
di cat finish.
7. PEMBUATAN
a. Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti :
mempasak, membuat, menyetal (memasang), membuat lidah-lidah, lubang
pasak, sponing dan lain-lain pekerjaan yang dipergunakan untuk
penyambungan kayu dengan baik.
b. Pemborong juga harus melakukan segala pekerjaan-pekerjaan
yangdiperlukan untuk konstruksi semua rangka-rangka, lapis-lapis dan
sebagainya dan pasangan-pasangan serta penyangga pada bangunan.
1. PENGENDALIAN PEKERJAAN
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
SII – 0404 – 80
Persyaratan teknis dan gambar-gambar
2. SYARAT-SYARAT BAHAN
a. Bahan dari kayu jati tebal tidak kurang dari 4 cm kering ukuran slimar 4/12
cm dengan kwalitas terbaik.
b. Bahan perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk Aica Aibon atau
merk lain yang setara.
c. Engsel pintu menggunakan engsel kupu-kupu dengan peredam nilon merk
ARCH Japan warna kuning emas.
d. Kunci pintu (lockcase, cylinder, handle, back plat) dengan 2 kali putaran merk
SES.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua kunci tanam terpasang kuat dalam rangka daun pintu dipasang
setinggi 90 cm dari muka lantai.
b. Engsel pintu dipasang minimum sebanyak 3 buah
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu
d. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm (as) dari muka pintu
e. Engsel antara dipasang ditengah kedua engsel atas dan bawah
f. Semua kayu yang dipakai harus rata, lurus dan diserut halus, berbentuk siku-
siku satu sama lain sisi-sisinya.
g. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan
penguatnya dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk
bidang-bidang yang tampak tidak ada lubang-lubang atau cacat-cacat bekas
penyetelan.
N. PEKERJAAN KUSEN
1. PERSYARATAN UMUM
a. Kosen kayu tersebut dari bahan kayu kamper kualitas baik ukuran 6/15 tanpa
ada cacat pada empat bagian sisi permukaannya.
b. Kosen-kosen yang kokoh harus dibuat dari rangka-rangka dengan pasak dan
1 lubang sedemikian rupa hingga diperoleh rangka yang mulus dan kaku.
c. Kosen-kosen tersebut harus diberi angker-angker baja 12 mm minimal 6
(enam) buah tiap pemasangan kosen pintu dan 4 (empat) untuk kosen
jendela.
2. PENYEMPURNAAN (FINISHING)
a. Pintu-pintu, jendela-jendela, dan kosen-kosen harus betul-betul persegi dan
datar. Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-
bekas mesin dan selesai siap untuk dicat atau penyelesaian lainnya.
b. Permukaan yang bersentuhan dengan adukan tembok harus dicat meni alkali
atau cat meni besi.
3. MEMASANG DAN MENGGANTUNG PINTU DAN JENDELA
a. Tiap daun jendela harus berukuran pas sekali dengan kosennya dengan
diperhitungkan untuk tebal cat dan kemungkinan pengembangan atau
mengkerut kayu.
b. Kunci-kunci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya,
rongga pada rangka vertikal, pada kunci dan kunci penggantung dan diatas
rel tidak boleh melebihi 5 mm.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pemasangan
kaca-kaca jendela.
2. SYARAT-SYARAT BAHAN
a. Kaca dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebut dalam
gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
b. Dempul untuk memasang kaca ke kosen-kosen kayu menggunakan merk
pedang atau yang setara.
3. PEMASANGAN KACA PADA KUSEN KAYU
a. Alur kayu harus dibersihkan dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum
kacanya dipasang.
b. Kaca harus dipotong menurut ukuran kosen, dengan kelonggaran sedikit, lalu
dipasang dan dikukuhkan memakai dempul kaca dan alat –alat kayu dan
dipaku dengan sekrup kuningan. Kaca harus dipotong menurut panjang yang
dikehendaki dengan memberi longgar sedikit lalu dimasukkan ke dalam jalur
kosen yang sebelumnya sudah di beri dempul kaca.
c. Daun-daun kaca tersebut harus dipasang dengan kokoh memakai list kayu
yang keras.
d. Setelah selesai dipasang, kaca diersihkan. Dan yang retak, pecah atau gores-
gores harus diganti.
e. Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh pekerjaan lain
seperti cipratan cat, plesteran, roda waktu memoles atau percikan las.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk
pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi pemasangan kunci, engsel, hak angin, door
stop, door closer, grendel dan grendel tanam termasuk perlengkapan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.
2. BAHAN
a. Kunci tanam
Merk : SES dua kali putar atau setara
Warna : Gold
b. Engsel pintu/jendela
Merk : Arch atau setara
Warna : Gold
c. Hak Angin
Merk : Alpha atau setara
Warna : Natural
d. Grendel Tanam
Merk : Alpha atau setara
Warna : Natural
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan lantai keramik dan plint keramik ini dilakukan pada seluruh finishing
lantai sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan yang digunakan merk Roman atau setara. Untuk lantai menggunakan
keramik ukuran 30 x 30 cm.
b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus
seragam. Warna yang tidak seragam akan ditolak.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pemasangan lantai keramik dilakukan setelah pekerjaan lantai dasar selesai
dengan baik dan sempurna serta disetujui oleh konsultan pengawas.
b. Membasahi permukaan lantai dasar sampai tidak menuntut adanya
penyerapan air lagi.
c. Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda serta mempunyai warna yang seragam.
d. Meletakan ukuran pemasangan sesuai pola pada gambar dengan cara
mengambil garis-garis yang menyeluruh. Meletakan ukuran ini harus
4. PEKERJAAN WATERPROOFING
a. LINGKUP PEKERJAAN DAN KETENTUAN UMUM
1. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan waterproofing.
2. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga yang telah berpengalaman
untuk pekerjaan waterproofing, dan dilaksanakan sesuai dengan
rekomendasi dari produsen dan perlu memperoleh persetujuan tertulis dari
konsultan pengawas.
3. Pekerjaan waterproofing di laksanakan pada atap beton.
b. BAHAN
Jenis Bahan kedap air yang dipakai adalah water proofing type komponen
polymer modified membranes. Merek diajukan atas persetujuan Direksi.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Permukaan beton yang akan di waterproofing (coating) harus bebas dari
kotoran, air serta bahan-bahan lain yang dapat mempengaruhi kelekatan
coating terhadap beton.
2. Pelaksanaan waterprooting baru dimulai pada tahap paling akhir dari
pekerjaan paket ini, yaitu setelah pekerjaan – pekerjaan lain yang
berkaitan selesai.
3. Pemasangan lapisan kedap air ini hanya boleh dilakukan setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas. Dan harus mengikuti
petunjuk pabrik pembuatnya.
d. PENGUJIAN
1. Pengujian dilakukan dengan cara menggenangi air pada bagian yang di
waterproofing tersebut setinggi minimal 10 cm, selama 24 jam secara terus
menerus.
2. Ketinggian air pada waktu akhir pengujian tidak boleh kurang dari
ketinggian daripada saat awal pengujian.
3. Pemeriksaan dilakukan juga pada bagian bawah dan samping yang diberi
waterproofing. Yaitu harus tidak boleh ada tanda-tanda adanya kebocoran
pada bagian yang diuji tersebut.
4. Apabila tanda-tanda kebocoran masih terlihat pekerjaan pelapisan harus
dilindungi pada tempat yang diidentifikasikan sebagai sumber kebocoran.
5. Pekerjaan pengulangan / perbaikan, harus tetap dilakukan, sampai hasil
pengujian tidak menujukkan adanya tanda-tanda kebocoran.
6. Tanda pengujian harus dibuktikan secara tertulis dan disetujui oleh Direksi
/ Konsultan pengawas.
1. SPESIFIKASI UMUM
a. Standard
Standard yang dipergunakan adalah edisi terakhir dari pada :
1. PPI Pedoman Plambing Indonesia
2. SII Standard Industri Indonesia
3. NFPA 14 Standard for the Instaliation of standpipe and Hose systems
4. Peraturan Dinas Keselamatan Kerja Depnaker
5. Peraturan PDAM tentang Instansi air minum
b. Testing dan Pengujian
1. Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan testing serta pengujian
terhadap keseluruhan instalasi plumbing sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang dipersyaratkan oleh standard-standard tersebut di atas
serta diketahui / disetujui oleh Instansi-instansi setempat yang
berwenang.
2. Pengujian terhadap kebocoran harus dilakukan, terutama, terhadap
sistem instalasi air kotor.
3. Pengujian hidrostatik dilaksanakan terhadap sistem instalasi air bersih.
2. SPESIFIKASI TEKNIS
a. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan instalasi air bersih
1. GAMBARAN UMUM
Kontraktor harus meyediakan semua tenaga, bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan sementara maupun pekerjaan-pekerjaan permanen
lainnya. Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan dan memeliharanya
tepat sesuai dengan spesifikasi teknik dan gambar, serta seperti yang
diperintahkan oleh Owner.
2. SKOPE KONTRAK PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan menurut kontrak ini adalah pekerjaan
Pengadaan Pompa Beserta Kelengkapannya di Saluran Kebon Agung:
¾ Pekerjaan Mekanikal.
¾ Pekarjaan Elektrikal & Kontrol.
3. GAMBAR KONTRAK
Gambar-gambar yang terlampir pada dokumen pelelangan sebagai gambar
referensi untuk pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Pompa dan Motor di
Rumah Pompa :
No No Drawing Description
1 ME sheet 1-4 Ass Pompa & Motor
2 ME sheet 2-4 lay out instalasi Listrik
3 ME sheet 3-4 Single Line Diagram
e. Semua baut pengikat atau assembly dari material stainlees steel atau
tahan koropsi dan disetujui pihak owner
f. Pengecatan dengan menggunakan cat yang direkomendasi owner atau
sejenis.
Pekerjaan Pabrikasi.
a. Pekerjaan pemasangan peralatan harus sesuai dengan gambardari pihak
konsultan.
b. Bagi pekerjaan pemasangan struktur yang memerlukan penggunaan
scaffolding, harus menggunakan perlengkapan scaffolding yang
memenuhi syarat untuk keselamatan kerja.
c. Penggunaan alat angka (Crane, Mobil Crane, Winches dan lain-lain)
sebelumnya harus dilakukan pengujian sesuai dengan kapasitas angkat
sebelum dipergunakan.
d. Pekerjaan pemotongan dan perlubangan harus dikerjakan dengan mesin
pemotong dan bor, serta digrenda pada bekas potongannya.
e. Pemasangan pipa antara satu dan lainnya harus lurus (level).
f. Penyambungan pipa yang menggunakan flange harus menggunakan
seal/gasket yang sesuai.
g. Pemasangan support pipa harus sesuai dengan refensi dari pihak
konsultan.
h. Untuk menjamin kelurusan, ketepatan ukuran dan bentuk dari hasil
pekerjaan, diharuskan memakai temporary Jig & Fixture sewaktu
melakukan pekerjaan penyambungan dengan las.
Pengelasan
a. Sebelum dilakukan pengelasan, Plat harus betul-betul lurus (alignment)
dan pada setiap ujung yang akan dalas dibersihkan dahulu dengan sikat
kawat atau gerinda.
b. Ukuran electode las yang dipakai harus sesuai dengan ketebalan material
yang dilas.
c. Penetrasi las harus tembus kedalam dan setelah selesai harus
dibersihkan dengan sikat kawat atau gerinda kemudiaan dilanjutkan
pengelasan berikutnya.
d. Pengelasan harus dilakukan hati-hati agar didapatkan permukaan las
yang halus dan tidak dapat cacat dalam pengelasan serta tidak terjadi
pengelasan ulang. Cacat pengelasan yang dimaksud : Scatter, Porousity,
Cracking, Slag inclusion dll.
Pengetesan
a. Setiap peralatan/komponen yang ada mekanismenya (pompa, valve,
pintu air elektrik dan transmisi) perlu dilakukan pengetesan, untuk
menjamin bahwa peralatan tersebut bisa dioperasikan sesuai dengan
desain. Pintu air elektrik harus mampu menahan beban air setinggi 4m.
b. Pemasangan sambungan pipa, valve perlu diuji kebocorannya.
c. Setiap hasil test/pengujian harus mendapat persetujuan dari pihak
konsultan.
• GARANSI
Semua pekerjaan, pemasangan perlengkapan dan bahan yang telah
dipasang oleh kontraktor harus digaransi selama 12 (dua belas) bulan sejak
masa penyerahan pertama kecuali ditentukan lain dalam kontrak (pompa
lumpur, pompa banjir dan genset).
- Penghantar PE-Hijau/Kuning
- Pembumian
c. Semua Bus-bar harus dipotong harus ditopang pada rangka
konstruksi dengan menggunakan penyangga atau dijepit partinax
pada beberapa tempat sehingga konstruksi Bus-bar cukup kuat dan
tidak lentur/bergetar. Tahanan isolasi terhadap Body/rangka minimum
50 M ohm.
d. Bus-bar untuk pertanahan/penghantar pembumian/ di klem dengan
baik ke rangka panel, cat pada bagian rangka yang menempel Bus-
bar pertanahan harus dihilangkan.
¾ Peralatan dan Komponen Panel
a. Peralatan pengaman/Circuit Breaker (MCCB/MCB) yang dipasang pada
Base Plate atau plat dasar yang terpasang kuat pada rangka panel.
b. Pengaman saluran keluar dan masuk (MCCB/MCB) harus dari pabrik
yang sama dengan ranting arus seperti tertera pada gambar diagram.
Standard Merk : MF, ABB, SIEMENS dan AEG.
c. Untuk panel distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter
ukur type “Moving Iron Type” dengan ukuran 96 x 96 mm dan peralatan
lain misalnya : Lampu Indikator dan Minifuse.
d. Untuk memudahkan pengenalan distribusi beban pada setiap
MCCB/MCB dan peralatan penting yang lain harus diberi nama/nomor
saluran yang dapat dibaca dengan jelas/mudah.
e. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan
gambar/diagram panel. Gambar diagram panel harus dibundel rapi
dalam sampul plastik atau dilaminating.
f. Soft Starter
g. Kapsitas Bank Otomatis
h. Control unit version 3 (C.U.-3)
i. Monitoring and Protection Equitment (MPE)
¾ Sistem Pentanahan
a. Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada instalasi ini adalah
sistem PNP (Pentanahan Netrak Pengaman), sesuai aturan yang
digunakan pada PUIL 1987.
b. Elektroda pentanahan menggunakan “Elektroda Pipa” dengan pipa
galfanis 1” dan kawat BC penampang 50 mm2 yang ditanam sedalam
minimal 3 (tiga) meter hingga dicapai tahanan pentanahan minimal 5
ohm.
c. Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dan panel harus
dipisahkan penanamannya sejauh minimum 3 meter satu dengan yang
lain.
d. Saluran pentanahan dari elektroda pentanahan sampai kebadan harus
dilindungi dengan pipa PVC HI ¾” atau pipa PVC AW ¾”.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi Pengadaan & Pemasangan Instalasi Pompa berikut
kelengkapannya dan alat bantu yang diperlukan.
Jenis dari Pompa-pompa yang akan diadakan harus dari jenis Submersible untuk
aplikasi penanggulangan dan pengendalian banjir dan pernah teruji beroperasi
dengan baik dan pernah terpasang di Indonesia dengan kapasitas minimum sama
dengan atau lebih besar dari pompa yang akan diadakan.
Pompa-pompa tersebut diadakan dan dipasang pada rumah pompa sebagai
berikut
1. Pompa Lumpur dengan kapasitas 250 l/detik, total Head 15 m.
2. Pompa Banjir dengan kapasitas 1500 l/detik, total Head 6 m.
2. Spesifikasi Teknik Pompa Lumpur
Spesifikasi teknik masing-masing pompa seperti yang diuraikan sebagai bertikut :
a. Pompa Lumpur
- Type : Submersible Sludge Pump
- Kapasitas : Q=15 m3/min atau Q=0.25 m3/det
- Total Head : H = 15 meter
- Standard Pengujian pompa : ISO 2548
- Efficiency : Minimum 65 %
- Material propeller/impeller : Cast Iron (ASTM A 48, CL 30)
- Material bodi pompa : Cast Iron (ASTM A 48, CL 30)
- Material poros pompa : Stainless steel (ASTM A 276,410)
- Konstruksi Pemasangan : Automatic Discharge Connector
b. Elektromotor :
- Type : Totally Enclosed Submersible
- Service Factor : 1.15
- Standard Desaign : NEMA-Desaign B
- Insulation class :F
- Efficiency : Minimum 90%
- IP : 68
- Daya/tegangan : max. 65 Kw, 380 Volt, 50 Hz, 3 phase
- Kabel submersible : min. 10 m
- Diameter : 300 mm
- Tebal pipa : 9 mm
- Coating : Cat anti karat (Bituminous 300 micron)
d. Panel Control:
- Jenis : Free Standing (berdiri)
- Tebal Plat : 2 mm
- Tebal panel : 800 mm
- Finishing : anti karat Power Coating RAL 7032 dicat
dengan warna yang ditentukan oleh
pengawas.
- Fungsi Kontrol : Masing-masing kontrol Panel harus dapat
mengontrol pompa-pompa yang terpasang
seperti yang disebutkan dalam item 3.17.1
- Pasangan panel : Pasangan panel sedemikian rupa sehingga
setiap peralatan dalam penel dengan
mudah masih dapat dijangkau, tergantung
daripada macam/Type Panel, bila
dibutuhkan tambahan atas/ pondasi/
penumpu/ penggantung maka Pemborong
harus menyediakan dan memasangnya
sekalipun tidak tertera dalam gambar.
3. Spesifikasi Teknis Pompa Banjir
a. Pompa
- Type : Submersible Drainage Pump.
- Kapasitas : Q=90 m3/min atau Q=1,50 m3/det.
- Total Haed : H= 6 Meter
- Standar Pengujian : ISO 2548
- Efisiensi : min 80 %
- Material Propeller/impeller : Aluminium Bronze (ASTM B 148,78)
- Material bodi pompa : Cast iron (ASTM A 48, CL 30)
- Material poros pompa : Stainless Steel (ASTM A 276, 410)
b. Elektromotor:
- Type : Totally Enclosed Submersible
- Service Factor : 1.10
- Standard Design : NEMA-Design B
- Insulation Class :F
- IP : 68
- Daya Tegangan : 130 KW, 3 Phase, 380 Vollt.
- Kabel Submersibel : - Type RNCT
- Triple compression sealing.
- Rubber bush with grommet.
- Sistim Pendingin : Pendinginan dilakukan dengan cara
mendinginkan selubung motor dengan
menggunakan air yang lewat pada saat
pompa beroperasi.
- Sistem Proteks : - Sensor Thermai Protector Type PT-100
- Sensor Seai Leakage type elektroda
- Sensor Moisture Type elektroda
- Sensor Bearing temperature PT-100
- Lapisan Pelindung : Cat tahan karat (epoxy coating)
- Material bodi motor : Cast iron (ASTM A48, CL 30)
c. Pipa Kolom. (Seperti yang terlihat dalam gambar)
- Diameter Pipa Kolom : 1100 - 1200 mm (disesuaikan dg produk
pompa)
- Diameter Pipa Buang : 900 mm
- Tebal Pipa : 11 mm
- Elbow/bend : 2 X 45
- Coating : Cat anti karat
(Bituminus tebal 300 micron)
Jenis pompa air yang harus diadakan/dipasok adalah jenis pompa air celup
(submersible pump), dimana dalam pengoperasiannya keseluruhan bagian
dari unit pompa tersebut akan terendam didalam air oleh karena itu material
konstruksi dari pompa harus terbuat dari jenis material yang tahan terhadap
pengerusakkan yang disebabkan oleh zat-zat yang terkandung dalam air,
tahan terhadap lingkungan yang korosif dan tahan terhadap gesekan
material yang halus seperti lumpur.
Pompa yang dipasok harus merupakan pompa baru dan bukan pompa
bekas yang telah diperbaharui (re-build).
Secara terperinci spesifikasi pompa yang disyaratkan adalah :
1. Kondisi Desain
a. Kapasitas pekerjaan-unit pompa : seperti yang diuraikan
b. Total Head pompa yang diperlukan : seperti yang diuraikan
c. Elevasi muka air (Seperti yang Terlihat dalam gambar)
4. Propeler/Impeler
Bahan untuk bagian propeler/impeler harus terbuat dari bahan yang ulet
dan tahan korosif, dengan perkataan lain harus terbuat dari Aluminium
Bronze dengan spesifikasi komposisi materialnya setara ASTM AB148,
198 atau dengan grade yang lebih tinggi.
Celah antara propeler/impeler dengan selubung pompa pada bagian sisi
hisap harus memiliki ketelitian yang tinggi yang dimaksudkan agar
dengan presisinya celah tersebut dapat diharapkan efisiensi pompa
menjadi lebih baik.
Spesifikasi teknis propeler/impeler
- Material : Aluminium Bronze ASTM AB148,958
- Jumlah Baling-baling : 4 buah
- Free Passege : 100 mm
5. Poros Pompa
Poros Pompa harus menyatu dengann motor penggeraknya, atau
dengan perkataan lain merupakan satu bentuk kesatuan antara poros
untuk propeler/impeler dengan motor.
Bahan poros pompa harus terbuat dari bahan yang tahan korotif serta
mampu menahan torsi motor penggerak dengan propeler/impeler pompa
sesuai dengan tegangan kerja tanpa adanya defleksi yang dapat
mengakibatkan poros menjadi rusak atau terpuntir.
Tingkat ketelitian poros baik terhadap propeler/impeler atau terhadap
bantalan dudukan harus cukup tinggi sehingga ketidakseimbangan
(unbalance) pada saat pompa dioperasikan (poros berputar) dapat
dihindari.
Standard poros yang digunakan harus terbuat dari baja tahan karat atau
grade yang lebih tinggi, atau untuk bahan stainless steel gradenya
setara dengan ASTM A276, 410 atau SUS 410.
6. Elektromotor
Penggerak pompa (pump driven) menggunakan elektromotor type
“submerged electromotor” dengan spesifikasi sebagai berikut :
Type : “Totally enclosed sumersible type”
Insulation Class :F
Service Factor : 1.15
Design Standard : NEMA-Design B, IP68
Tegangan : 380 Volt, 3 fasa, 50 Hz
Sistem Pendingin :Pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan
selubung motor (motor casing) dengan
menggunakan air yang lewat pada saat pompa
beroperasi.
Sistem Proteksi : - Sensor panas (thermal) pada tiap fasanya
- Sensor kebocoran seal (Seal leakage)
- Sensor kelembaban (Moisture)
- Bearing Sensor
Material Casing : Cast Iron : ASTM A48, CL30
Lapisan pelindung : Cat tahan karat (epoxy coating)
Kabel Elektromotor
Kabel pada elektromotor menggunakan jenis “Submersible Cable”
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Type : RNCT
Kind of Insulation :F
Kind of sealing of lead cable : Triple compression sealing
Type of Installation : Rubber bush with Grommet
7. Pipa Kolom
Material harus terbuat dari steel plate setara ASTM A36 dengan dilapisi
cat dari bahan coal tar epoxy coating pada bagian permukannya.
Konstruksi pipa kolom adalah rolled steel fabricated dengan discharge
elbow mempunyai bentuk lengkung yang baik (smooth) pada bagian
dalam sehingga diharapkan dapat mengurangi nilai dari kerugian.
Ketebalan dari plat baja yang akan dipakai untuk membuat kolom pipa
tidak boleh kurang dari 11 mm
Diameter dalam dari pipa kolom untuk pompa kap 1500 l/detik adalah
1100 mm. Dilengkapi stopper guard pada bagian sole plate.
Dengan daya motor yang tidak lebih dari seperti yang dijelaskan di item
3.17.1.
Seluruh pompa pada saat akan dioperasikan (start) harus menggunakan
peralatan “Soft Starter” yang terpasang didalam panel kontrol.
Panel kontrol dilengkapi dengan unit pengendali (control unit) gangguan
yang minimal dapat mendeteksi gangguan-gangguan sebagai berikut :
- Beban terlalu rendah dan beban lebih (underload/overload)
- Tegangan terlalu rendah dan beban lebih (undervolt/overvolt)
- Arus tidak seimbang (current unbalance)
- Putaran motor terbalik (phase sequence)
- Gangguan pembumian (ground failure)
- Tahanan isolasi motor (isolation resistance)
- Kapasitor Bank otomatis
Panel kontrol dilengkapi dengan peralatan pemantau dan pengaman
gangguan pada pompa (monitoring and protection equipment) yang
dapat menerima sinyal gangguan dari peralatan deteksi (sensor)
gangguan yang dimiliki oleh masing-masing pompa celup yaitu sebagai
berikut :
- Sensor Temperatur Stator yang merupakan jenis PT-100Ω
- Sensor Temperatur Bearing yang merupakan jenis PT-100Ω
- Sensor kebocoran yang merupakan jenis Floating Switch
- Sensor Kelembaban yang merupakan jenis elektroda
Panel kontrol pompa ini harus dilengkapi dengan perlengkapan yang
dapat melakukan beberapa macam cara mengoperasikan (operation
mode) untuk kedua pompa tersebut yaitu :
- Cara Otomatis (Automatic mode)
• Seluruh pompa beroperasi dan berhenti secara otomatis
tergantung dari batas ketinggian air dalam kolam hisap (suction
folder)
- Cara manual (Manual mode)
• Masing-masing pompa dapat dioperasikan atau dihentikan hanya
dengan cara menekan tombol On-Off, akan tetapi kerjanya masih
tergantung dari batas ketinggian air pada kolam hisap.
- Cara darurat (by-pass/emergency mode)
• Masing-masing pompa dapat dioperasikan atau dihentikan hanya
dengan cara menekan tombol On-Off, akan tetapi kerjanya tidak
tergantung dari batas ketinggian air pada kolam hisap.
Pada bagian sisi luar dari panel kontrol pompa ini minimal harus
dilengkapi dengan peralatan monitoring lainnya antara lain :
• Ampere meter untuk masing-masing phasa dari sumber daya
• Ampere meter untuk masing-masing pompa
a. Peralatan yang disuplai harus ditest oleh Petugas Pabrik/ agen dengan
prosedur/ketentuan test yangsudah baku.
b. Peralatan yang disuplai ini harus disertai dengan test certificate yang asli
dari pabrik pembuat dan surat keterangan lain yang mendukung
pengesahan barang dari pabrik pembuat. Surat keterangan dari luar
pabrik tidak diakui kebenarannya.
c. Seluruh biaya untuk pengujian tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Sesudah pengujian selesai Kontraktor diwajibkan mengadakan pelatihan
untuk petugas pengelola yang ditunjuk sampai petugas tersebut
dianggap cukup mahir menangani pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan.
e. Pelatihan untuk teknisi dilaksanakan oleh Kontraktor dan dilaksanakan
sejak mulai pemasangan peralatan. Pelatihan secara keseluruhan sistem
akan dilaksanakan bila pekerjaan instalasi telah selesai dikerjakan dan
ditest.
f. Pihak Pemilik proyek harus sudah menyiapkan petugas/teknisi yang
akan dilatih untuk keperluan ini.
g. Kontraktor diwajibkan membuat atau menyerahkan :
1. Sertifikat uji dari pabrik pembuatnya (Factory Teest Certificate)
2. Sertifikat garansi dari pabrik pembuatnya
3. Certificate Country of Origin
a. Peralatan yang disuplai harus diserahkan dalam kondisi baik, baru tanpa
cacat dan garansi penuh. Pemilik harus dibebaskan dari segala bentuk
pembayaran akibat segala kerusakan pada pemakaian normal untuk
waktu 1 tahun setelah pengesahan penyerahan pekerjaan.
b. Jaminan pekerjaan instalasi dan peralatan yang disuplai Kontraktor
termasuk material instalasi/pemipaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Jaminan/garansi peralataan yang disuplai Kontraktor diatur dalam
perjanjian tersendiri antara Kontraktor dan Pemilik.
d. Masa pemeliharaan untuk seluruh Pekerjaan instalasi dan pemasangan
ditetapkan selama 4 tahun setelah barang diserahkan kepada
Pemilik/Pengawas dan disesuaikan dengan masa pemeliharaan
pekerjaan Sipil/arsitektur.
e. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau
berfungsi kurang baik maka Kontraktor harus segera memperbaiki atau
mengganti peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik.
8. Lain-lain
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan satu (1) unit manual
overhead travelling crane merk Kone, Daichi atau setara di rumah pompa
dengan kapasitas pengangkatan minimal 5 ton dengan jenis Single Girder.
Span dan panjang untuk travelling disesuaikan dengan ukuran rumah
pompa. Spesifikasi teknik overhead crane adalah sebagai berikut :
No. Uraian
1. Kapasitas 5 ton
2. Lift 5m
3. Span Sesuai jarak kolom
4. Lenght Sesuai jarak kolom
5. Type -
6. Operasional
a. Lift Manual
b. Travelling Manual
10. Genset
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan Genset 650 KVA yang memenuhi
spesifikasi sebagai berikut :
a. Genset yang diperlukan adalah jenis continuous dengan out put
minimal 520 kW / 650 kVA.
b. Genset yang diperlukan adalah Genset type silent 650 KVA.
c. Genset yang dimaksud dilengkapi dengan sound proofing, tingkat
kebisingan 75 dB @ 7 m.
d. Genset yang dimaksud dioperasikan secara single atau pararel didalam
ruangan 27 derajad celcius / 60 RH diiklim tropis (tropical).
e. Genset yang handal, mudah dioperasikan, efisien biaya perawatan,
kondisi purna jual terjamin.
f. Engine :
1). Spesifikasi :
Engine data
Manufacturer / Model : -
Cylinder Arrangement : -
Displacement : -
Bore and Stroke : -
Compression ratio : 16 : 1
Rated RPM : 1500 Rpm
Piston Speed : -
Max. Prime Power at rated RPM : Min. 110% dari 520kW
Frequency regulation, steady state : +/-0. 5%
BMEP : -
Governor : type : Elec
Exhaust system
Exhaust as flow : -
Exhaust temperature : 450 – 500°C
Max back pressure : 450 – 550mm
Fuel system
110% (Stand By power ) : 155 – 165L/h
100% (of the Prime Power) : 140 – 150L/h
75% (of the Prime Power) : 103 – 113L/h
50% (of the Prime Power) : 68.5 – 77.5L/h
Total fuel flow : 420 – 460L/h
Coolant system
Radiator & engine capacity : -
Max water temperature : 95 – 97°C
Outlet water temperature : 90 – 95°C
Fan power : -
Fan air flow : -
Available restriction on air flow : -
Type of coolant : -
Thermostat : 70-90 °C
g. Alternator :
1). Spesifikasi :
Manufacturer : -
Alternator Model/Series : -
Power Rated : 520kW / 650 kVA
Voltage / Frequency (Hz) : 380 V, 3 Phase / 50
Power Factor (Cos Phi) 0.8
Ration Speed : 1500 Rpm
2. Persyaratan Teknik
Spesifikasi Komponen
Komponen/spare part : Standar dari manufakturer atau yang disetujui oleh
Pengguna Barang/Jasa.
Pengetesan
a. Penyedia Barang/Jasa wajib menyelenggarakan tes kinerja untuk
peralatan utama Genset type silent 650 KVA, panel dan lain-lain yang
dilakukan oleh penyedia barang/jasa.
b. Setiap hasil test/pengujian harus mendapat persetujuan dari pihak
pengguna jasa & konsultan.
c. Setiap ada ketidak sesuaian antara pengetesan dengan desain,
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan konsultasi dengan pihak
pengguna jasa & konsultan.
Sertifikat
Penyedia Barang/Jasa diwajibkan membuat atau menyerahkan :
a. Sertifikat uji dari pabrik pembuat (Factory Test Certificate)
b. Sertifikat garansi dari pabrik pembuat
c. Sertifikat Country Origin.
2. Yang termasuk dalam beton Prestress ini terbatas pada seluruh detail
yang ditunjukkan dalam gambar :
- Concrete Sheet Pile / Flat Sheet Pile
- Tiang Pancang / Concrete Pile
3. Beton Prestress untuk Concrete Sheet Pile / Flat Sheet Pile dan
Concrete Pile harus dibuat oleh pabrikan yang memiliki Quality System
atau jaminan kualitas dan atau telah memiliki sertifikasi ISO.
Pengguna Barang / Jasa akan menolak jika mutu dari pabrikan tidak
sesuai mutu dan spesifikasi teknis.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan meliputi Pengadaan dan pemasangan pintu air yang
memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
a. Pintu air yang diperlukan adalah Pintu air yang dapat menerima beban
tekanan air setinggi 4 m dengan berbagai posisi.
b. Type Pintu air adalah elektrik dengan beban pemberat sebagai peringan
beban pada saat pintu dibuka/ditutup.
c. Setiap unit Pintu air diperlengkapi dengan kait angkut (lifting lag) pada
sisi-sisinya.
d. Panjang dan lebar Pintu air disesuaikan dengan gambar perencanaan.
e. Pintu air yang handal, mudah dioperasikan dan efisien biaya perawatan.
f. Perhitungan dan gambar desain Pintu air diajukan ke Pengguna Jasa
atau Konsultan Perencana untuk informasi.
g. Material yang digunakan adalah plat SS 400 atau SS 41. Ketebalan plat
minimum 12 mm dan faktor korosi harus dimasukkan ke dalam
perhitungan ketebalan minimum spesifik.
h. Finishing Pintu air harus dicoating anti karat.
i. Pintu air yang didesain dan dipabrikasi harus memenuhi standar yang
telah ditentukan dalam dokumen tender ini.
j. Pengelasan Pintu air merujuk pada ASME Sec. IX atau standar yang
telah ditentukan dalam dokumen tender ini.
2. PERSYARATAN TEKNIK
Spesifikasi Komponen
Komponen/spare part : Standar dari manufakturer atau yang disetujui oleh
Pengguna Barang/Jasa. Penggunaan komponen-komponen dalam
pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau petunjuk dari pabrik
yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.
Pengetesan
a. Penyedia Barang/Jasa wajib menyelenggarakan tes.
b. Hasil test/pengujian harus mendapat persetujuan dari pihak pengguna
jasa & konsultan pengawas.
Sertifikat
Penyedia Barang/Jasa diwajibkan membuat atau menyerahkan :
a. Sertifikat material/plat yang digunakan.
b. Sertifikat tenaga kerja/tenaga ahli las yang diperkerjakan dan masih
berlaku saat pelaksanaan pekerjaan ini.
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
DA FTAR ISI