You are on page 1of 78

STEROID

OLEH

BURHANUDDIN TAEBE
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Pendahulua
n

Steroid

Terdiri atas beberapa kelompok senyawa ms


Berdasarkan efek fisiologis masing-masing
senyawa ;
sterol,
asam-asam empedu,
hormon seks,
hormon adrenokortikoid,
aglikon kardiak dan
sapogenin.

Pendahulua
n

Steroid

Dari segi struktur molekul, perbedaan antara berba-gai


kelompok steroid ditentukan oleh jenis substituen R1 , R2
dan R3 yang terikat pada kerangka dasar siklopentano
perhidro fenantren
Sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan
lainnya pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh ;
panjang rantai karbon R1,
gugus fungsi pada substituen R1, R2, dan R3,
jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan
rangkap pada kerangka dasar
Konfigurasi pusat asimetris pada kerangka dasar.

ASAL USUL STEROID


Percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid
yang terdapat dialam berasal triterpenoid.
Steroid dalam jaringan hewan berasal triterpenoid
lanosterol, sedang dalam jaringan tumbuhan
triterpenoid sikloartenol (setelah triterpenoid mengalami serentetan perubahan tertentu).
Tahap-tahap awal biosintesa steroid alam adalah
sama yaitu pengubahan asam asetat melalui asam
mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi
lanosterol dan sikloartenol.
Percobaan menunjukkan bahwa skualen terbentuk
dari dua molekul FPP yang bergabung secara ekorekor yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen.

ASAL USUL STEROID


Pembentukan lanosterol dari 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk melakukan siklisasi
ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi gugus epoksi
dan diikuti oleh pembukaan lingkar epoksida. Selanjutnya
terbentuk kolesterol setelah terjadi penyingkiran tiga
gugus metil dari molekul lanosterol yakni dua atom karbon C-4 dan satu dari C-14. Penyingkiran ketiga gugus
metil ini berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus
metil pada C-14 dan selan-jutnya dari C-4. Kedua gugus
metil pada kedua C-4 disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah kedua-nya mengalami oksidasi menjadi
gugus karboksilat. sedangkan gugus metil pada C-14
disingkirkan sebagai asam format setelah gugus metil itu
mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid.

ASAL USUL STEROID


Percobaan dengan jaringan hati hewan, mengguna-kan
2,3-epoksiskualen yang diberi tanda dengan iso-top
180 menunjukkan bahwa isotop 180 itu diguna-kan
untuk pembuatan lanosterol menghasilkan (180)lanosterol radioaktif. Hasil percobaan ini membukti-kan
bahwa 2,3-epoksiskualen terlibat sebagai senya-wa
antara dalam biosintesa steroid. Molekul koleste-rol
terdiri atas tiga lingkar enam yang tersusun seperti
fenantren dan bergabung dengan satu lingkar lima.
Hidrokarbon tetrasiklik jenuh yang mempunyai sistem
lingkar demikian dan terdiri dari 17 atom karbon sering
ditemukan pada banyak senyawa yang tergolong
senyawa bahan alam yang disebut steroid.

CH3 C

SCoA

CH3 C

CH3 C

SCoA

Asetil Coenzim A

2 NAP+ + CoA-HS
CH2
C
H3C

O
SCoA

CH3 C

SCoA

Asetoasetil CoA

O
HO

H2
C

2 NADPH + 2 H+
O

H2
CH2 C OH

HO

OH

Asam Mevalonat

O
CH2
C
H3C

CH2 C

SCoA

OH

Hidroksi - Metil Glutaril CoA

3 ATP
3 ADP
O
HO

H2
C
H3C

H2
C

H2
C O

OPO3H

O
P

O
O

O-

Asam 3-Posfo-5-Pirofospo Mevalonat

P
O-

CO2
O-

H2PO4

H2C
C
H3C

H2 H2
C C O

O
P
O-

O
O

P
O-

3-Metil-3-butenil-Pirofosfat

O-

OPP

OPP

DMAP

GERANIL PIROFOSFAT

OPP
IPP

ISOPREN
DMAP / IPP

OPP
FARNESIL PIROFOSFAT

PPO
OPP

2MOL FARNESIL PIROFOSFAT

SESQUITERPEN

-2 OPP

H+ O
SKUALEN

2,3-EPOKSI SKUALEN

+H
H

H
CH2
H
HO

H
HO

- H+

HO

- H+

HO
Sikloartenol

Lanosterol

-3C

FITOSTEROL

KOLESTEROL
HO

simpulan
bahwa lanosterol dan sikloartenol adalah senyawa
antara untuk sintesa steroid masing-masing dalam
jaringan hewan (lanosterol) dan jaringan tumbuhan
(sikloartenol) didasarkan pada beberapa pengamatan dan percobaan berikut :
1. Sikloartenol bertanda ternyata digunakan dalam
pembentukan steroid tumbuhan (fitosterol)
2. Sikloartenol banyak ditemukan dalam tumbuhan
sedangkan lanosterol jarang.
3. Jaringan hati tidak dapat menggunakan sikloartenol sebagai pengganti lanosterol dalam pembuat-an
kolesterol dan setroid lainnya.

simpulan
H
H

R2
HO

R3

LANOSTEROL

H
H

H
H
H

HO

H
SIKLOARTENOL

STEROID

R1

Tatanama Steroid
Sebagaimana senyawa organik lainnya, tata
nama sistematika dari steroid didasarkan pada
struktur dari hidrokarbon steroid tertentu. Nama
hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan atau
akhiran yang menunjukkan jenis substituen.
Sedangkan, posisi dari substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon substituen itu
terikat.
Penomoran atom karbon dalam molekul steroid
adalah sebagai berikut :

Tatanama Steroid

18
12 R2
19
1
2

3
4

11

R3
10
5
H

13

C
8
7

14

R1 20
17

16
15

Tatanama Steroid
Molekul steroid adalah planar (datar), atom atau gugus
yang terikat pada inti molekul dibedakan sbb:
1. Atom/gugus di atas bidang molekul sebidang
dengan gugus metil pada C10 dan C13 disebut
konfigurasi . Penamaannya tulis nomor atom C
tempat terikatnya diikuti huruf dan nama subtituennya
serta digambarkan sebagai garis penuh
2. Atom/gugus di bawah bidang molekul disebut
konfigurasi dan. Penamaannya tulis nomor atom
C tempat terikatnya diikuti huruf dan nama
subtituennya serta digambarkan dengan garis putusputus.

Tatanama Steroid
Molekul steroid adalah planar (datar), atom atau
gugus yang terikat pada inti molekul dibedakan sbb:
3. Sedangkan atom/gugus konfigurasinya belum
jelas. Penamaannya tulis nomor atom C tempat
terikatnya diikuti huruf (psi) dan nama
subtituennya serta digambarkan sebagai garis
bergelombang.

Tatanama Steroid
Molekul steroid adalah planar (datar), atom atau gugus yang
terikat pada inti molekul dibedakan sbb:
18
12
19

HO

1
2

HO

11

R3
10
5

2 Hidroksi . H
OH
3 Hidroksi .
4 Hidroksi .

13

C
8
7

R2

14

R1 20
17

16
15

Tatanama Steroid
Kedua konfigurasi steroid tersebut berbeda ;
1. Pada konfigurasi , cincin A dan cincin B terlebur
sedemikian rupa sehingga hubungan antara gu-gus
metil C10 dan atom hidrogen atom C5 adalah trans
(A/B trans). ini gugus metil pada C10 adalah
dan atom hidrogen pada C5 adalah .
2. Pada konfigurasi , peleburan cincin A dan B
menyebabkan hubungan antara gugus metil dan
atom hidrogen menjadi Cis (A/B Cis) dan konfigu-rasi
kedua substituen adalah . Steroida dimana
konfigurasi atom C5 adalah termasuk deret 5.

Tatanama Steroid
Pada kedua konfigurasi tersebut, fusi cincin
B/C dan C/D keduanya adalah trans cincin
B dan C diapit oleh cincin A dan cincin D
sehingga perubahan konfirmasi dari cincin B
dan cincin C sukar terjadi fusi cincin B/C
semua steroida alam adalah trans.
Akan tetapi perubahan konfirmasi cincin A
dan cincin B dapat terjadi. Perubahan terhadap cincin A menyebabkan steroid dapat
berada dalam salah satu dari kedua konfigurasi tersebut.

Tatanama Steroid
Perubahan cincin D dapat mengakibatkan hal
serupa fusi cincin C/D dapat cis atau trans.
Fusi cincin C/D adalah trans ditemukan pada
hampir sebagian besar steroid alam kecuali
kelompok aglikon kardiak fusi cincin C/D cis.
Pada semua steroid alam, substituen pada
C10 dan C9 berada pada pihak yang berlawanan bidang molekul yaitu trans. Juga hubungan antara substituen pada posisi C8 dan
C14 adalah trans kecuali pada kelompok
aglikon kardiak.

Tatanama Steroid

Tatanama Steroid
Simpulan stereokimia dari steroid alam
mempunyai suatu pola umum, yaitu substituen-substituen pada titik temu dari cincin
sepanjang tulang punggung molekul yaitu C5-10-9-8-14-13 mempunyaii hubungan trans.
Sifat-sifat steroid sama seperti senyawa
organik lainnya, yaitu reaksi-reaksi dari gugusgugus fungsi yang terikat pada molekul steroid
misal, gugus 3 -hidroksil menunjukkan
semua sifat dari alkohol sekunder, seperti
ditunjukkan oleh 2-propanol.

Tatanama Steroid
Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi ester
atau dioksidasi dengan berbegai oksidator
keton.
Bentuk geometri gugus 3 -hidroksil sedikit
berbeda dengan sifat gugus hidroksil yang
terikat pada posisi lain. Karena faktor geometri
maka gugus 3 -hidroksil memperlihatkan sifat
yang sidikit berbeda dengan 3 -hidroksil,
gugus 3 -hidroksil lebih sukar mengalami
dehidrasi dibandingkan gugus 3 -hidroksil
walaupun prinsip reaksi adalah sama.

Tatanama Steroid
Beberapa awalan pada tatanama steroid
1. NOR

CH3

OH

CH3

CH3

OH

O
TESTOSTERON

2. EPI

19 - NORTESTOSTERON

CH3
CH3

CH3
CH3

5Androstan = 5 - EpiandrostanAndrostan = Androstan

Tatanama Steroid
Beberapa awalan pada tatanama steroid
CH3

3. HOMO

CH3

O
DHomo 17 Oxaandrosta 1,4 dien 3,17 dion

H3C
CH3

CH3

4. SECO
CH3

CH3

HO
9,10 Secoergosta 5,7,22 3ol

CH3

Tatanama Steroid
Beberapa awalan pada tatanama steroid
OH
CH3

5. CYCLO

CH3

CH3

O
(Cyclopentyloxy) 17 Metilandrosta 3,5 dien 17 ol
CH3

6. OXA - AZA

H3C
CH3

CH3

OH
CH3

CH3

CH3

O
H

HO

CH3

H
20 F, 22 F, 25Ftrimetil,
5, 27 Azaspirostan 3 ol

17 Hidroksi metil 2 oxa5androstan 3


oN

BIOAKTIFITAS
Perkembangan dan kontrol saluran reproduksi
pada manusia (estradiol, progesteron, testosteron)
Pergantian kulit pada serangga (ekdison)
Induksi reproduksi seksual fungi akuatik
(antheridiol)
Kardiotonik/glikosida jantung (digitoksin)
Prekursor vitamin D (ergosterol)
Oral kontrasepsi (estrogen & progesteron
semisintesis)
Senyawa anti inflamasi (kortikosteroid)
Senyawa anabolik (androgen)

BIOAKTIFITAS
Terapi paliatif pada karsinoma kelenjar
prostat; dietilbesterol, klorotianisen
Menopause, fungsi ovarium menurun,
siklus haid pada masih terjadi, tapi tidak
teratur lagi, karena esterogen dan progesteron endogen menurun, terapi pengganti
esterogen
Osteoporesis, hilang kompleks kalsium
fosfat & matriks protein sering sebabkan
terjadi penipisan dan rapuh, fraktur : esterogen dapat membuat keseimbangan Ca
positif & reabsorpsi tulang menjadi minimal

BIOAKTIFITAS
Endometriosis, progesterin oral & esterogen
Ketegang prahaid, progesterin oral &
esterogen
Ancaman abortus & abortus habitralis,
progestin
Penyakit jiwa (sedatif & anastetik), kosmetik,
antibiotik, hemostatik & antialergi
Amenore sekunder, progesteron & estradiol
benzoat

STEROL
Senyawa golongan steroid dengan rantai
samping panjang (C27-C29)
Stereos (Yunani) = padat
Banyak ditemukan pada fraksi lipid jaringan
hewan atau tumbuhan
Berdasarkan asalnya:
zoosterol hewan
fitosterol tumbuhan, sebagai materol,
kampesterol, dll
mikosterol jamur
marinsterol biota laut

H
H
H
H

HO
HO
KOLESTANA

HO

STIGMASTEROL

HO
ERGOSTEROL

HO

ZYMOSTEROL

HO
ASAM EBURIKOAT

SITOSTEROL

HO

HO
PORIFERASTEROL
(Bunga Karang)

HO

KHALINA STEROL = OSTREASTEROL


(Bunga Karang)

HO
STELLASTEROL
(Ikan Bintang, Echinoderma)

DEMOSTEROL
(Crustaceae)

HUBUNGAN BIOGENETIK BEBERAPA FITOSTEROL

+ C1

HO

HO
SIKLOARTENOL

ORIZANOL C
- C1

HO

HO
SIKLOEUKALENOL
+ C1

HUBUNGAN BIOGENETIK BEBERAPA FITOSTEROL

+ C1

HO

HO
SITROSTADIENOL

- C1

HO

HO
SITOSTEROL

STIGMASTEROL

STEROL
Karakterisasi
Rantai isoprenoid pada atom C17
Gugus hidroksil pada atom C3
Ikatan rangkap pada atom C5 dan C22
Ada gugus metil pada C10 dan C13

STEROL
Sterol yang banyak terdapat pada tumbuh:
Kolesterol
Stigmasterol
Kampesterol
Sitosterol
ergotamin (provit D)
7 dehidrokolesterol
Kolesterol, stigmasetol, kampesterol, dan sitosterol tidak dapat dipisahkan dengan TLC, bisa
dipisahkan dengan HPLC atau GC

STEROL

STEROL

STEROL

STEROL
Identifikasi
Sitosterol, kolesterol, dan stigmasterol dapat
dipisah bila dikromatografi sebagai asetat
pada pelat Anasil B (fase gerak heksanaeter:97-3)
Sterol umum dapat dipisahkan dari turunan
dihidronya (mis. sitosterol dari sitostanol)
dengan KLT-AgNO3, fase gerak CHCl3,
deteksi H2SO4-air (1:1)

VITAMIN D
Tahun 1920 diketahui bahwa penyakit rakhitis dapat disembuhkan menjemur matahari
/makan minyak ikan. Diduga kolesterol provitamin D, penelitian menunjukkan bahwa
ergosterol provitamin D
Berperan dalam penyerapan dan
penggunaan kalsium dan fosfat untuk
pembentukan tulang dan gigi
Defisiensi: rickets (anak2)
osteomalasia (dewasa)
Ergocalciferol (vit D2) tumbuhan, turunan
dari ergosterol (fortified susu, roti, sereal, dll)

VITAMIN D
Cholecalciferol (vit D3) hewan, turunan dari 7dehidro kolesterol
Ergokalsiferol (Vit D2), dibiosintesis pada tumbuhan dan ragi dari ergosterol (Saccharomyces
cerevisie)
Disebut sunshine vitamin antiarchitic vitamin
Diserap di usus halus (cholecalciferol >
ergocalciferol)
Vitamin D2/D3 bukan bentuk aktif, bentuk aktif
kalsitriol merangsang absorpsi Ca & PO4 pada
usus dan memobilasi Ca ke tulang
Kalsitriol berlebih toksik kadar Ca mening-kat
pada serum dan dosis tinggi vitamin D 3
hiperkalemia

VITAMIN D

VITAMIN D

Senyawa yang berhubungan dengan


Vitamin D2 pada penyinaran ergosterol
ERGOSTEROL

LUMISTEROL

hv

hv

SENYAWA TRANSISI

hv

hv
PRE-VITAMIN D2

I2
hv

VITAMIN D

TAKHISTEROL

Senyawa yang berhubungan dengan Vitamin


D2 pada penyinaran ergosterol
R

CH3

CH3

CH3

CH3

H
HO

HO
ERGOSTERL

LUMISTEROL
R
CH3

CH3

OH
CH3

HO
SENYAWA TRANSISI

PRE VITAMIN D2

Senyawa yang berhubungan dengan Vitamin


D2 pada penyinaran ergosterol
R

CH3

CH3

H3C

CH2

OH
TAKHISTEROL

HO
VITAMIN D

Beberapa vitamin D

VITAMIN D2

VITAMIN D3

VITAMIN D4 = 22,23 Dihidrosterol

VITAMIN D5
7-Dehidrositosterol

VITAMIN D6
7-Dehidrostigmasterol

VITAMIN D7
7-Dehidrokampesterol

EKDISON DAN BRASSINOSTEROID


Ekdison berasal dari ekdisis istilah entomologi
larva yang mengalami penggantian kulit
Pertama kali diisolasi dari ulat sutra Bombyx mori
Hormon pergantian kulit serangga, perkembangan larva dan metamorfosis.
Bersifat sangat polar, dengan struktur spesifik :
1. Kerangka steroid, fusi cincin A B sis
2. Keton tak jenuh pada cincin B (6-Keton-7)
3. Sejumlah gugus hidroksi; pada posisi, 2, 14,
20, 22, 25 dan 26

EKDISON DAN BRASSINOSTEROID


Kastasteron prekursor hormon tumbuhan, yaitu

brassinosteroid memiliki aktivitas pertumbuhan,


dibuat dari 24-metil kolesterol dengan oksidasi
Baeyer-Villeger
Biosintesis ekdison pada serangga, dari bahan
tumbuhan (sitosterol), diubah menjadi kolesterol,
7 dehidrokolesterol, ekdison

EKDISON DAN BRASSINOSTEROID


H
H

HO
SITOSTEROL

H
H

HO
KOLESTEROL
R

OH

OH

HO
H
H

HO
7 - DEHIDROKOLESTEROL

HO

OH

R = H , EKDISON

EKDISON DAN BRASSINOSTEROID


OH

OH

HO

HO

HO

24-METILKOLESTEROL

KASTASTERON

OKS

OH

OKS = OKSIDASI BAEYER-VILLIGER

OH
H

H
H

HO

H
O

H
O

BRASSINOLIDA

EKDISON DAN BRASSINOSTEROID


H

OH
OH

OH

OH
HO

OH
HO

OH
HO

OH
HO

O
EKDISTERON

EKDISON

OH

OH
OH

OH

OH
HO

HO
OH

HO

OH
HO

OH

O
AJUGASTERON

PONASTERON A

OH

OH
OH
OH

HO

OH

HO
OH

HO

OH
HO

MAKISTERON A

OH

O
AMARASTERON A

ASAM-ASAM EMPEDU
Dibuat dalam hati dan dikumpulkan dalam
empedu, merupakan hasil degradasi kolesterol
menjadi C24 karboksil
Asam empedu utama yang dihasilkan hati:
asam kholat
asam khenodeoksikholat

Asam empedu yang tidak dihasilkan hati,


namun dalam usus dengan bantuan mikroba:
asam deoksikholat dari asam kholat
asam lithokholat dari asam khenodeoksikholat

ASAM-ASAM EMPEDU
Dalam usus, asam empedu tidak berada
dalam keadaan bebas, namun terkonjugasi
dengan ikatan peptida pada glisin atau taurin
Berperan sebagai emulsifying agent dalam
proses penyerapan lemak dalam usus.

ASAM-ASAM EMPEDU

ASAM-ASAM EMPEDU

Glikosida Kardiotonik
Payah jantung: curah jantung lemah gagal
dalam memompa darah ke seluruh tubuh
udema (bendungan sirkulasi)
Glikosida jantung memiliki efek yang kuat dan
spesifik terhadap otot jantung
Sifat glikosida jantung:
o mempertahankan tonus jantung
o meningkatkan tonus syaraf adrenergik
o meningkatkan kontraksi dan frekuensi denyut
jantung mempertahankan volume darah yang
beredar

Glikosida Kardiotonik
Struktur menyerupai asam empedu
Terdapat dalam bentuk glikosida, gula terikat
pada posisi 3 inti steroid
Gula meningkatkan kelarutan, absorbsi,
dan distribusi dalam tubuh
Gugus hidroksi mempercepat onset of
action dan disposisi dari dalam tubuh
Penyebaran terbatas pada suku Schropulariaceae, Apocinaceae, Liliaceae

Glikosida Kardiotonik
Berdasarkan tipe aglikon (genin), terdiri
dari 3 tipe:
1. kardenolida, cincin butenolida
- misal digoksigenin
- paling banyak terdapat di alam
- steroid C23 dengan rantai samping pada
17 berupa -unsaturated 5-membered
lactone ring

Glikosida Kardiotonik
2. bufadienolida, cincin 2-piron
- misal skiladienolida
- C24 homolog kardenolida
- mengandung rantai rangkap ganda pada
posisi 17 6-membered lactone ring
- namanya diturunkan dari kata generik Bufo
= katak (senyawa prototipe bufalin diisolasi
pertama kali dari kulit katak)
3. digitenolida, cincin 2 atom C
- misal diginigenin

Glikosida Kardiotonik
O

O
O

OH

OH
HO

OH
HO

H
DIGOKSIGENIN

SKILARENIN
O
O
O

OH

O
CHO
H
HO

O
OH
HO

DIGINIGENIN

OH
STROFANTHIDIN

Beberapa contoh glikosida jantung


1. Digitoksin
- glikosida kardiotonik dari daun Digitalis purpurea, D. lanata, dan
spesies lain
- hidrolisis digitoksigenin + 3 digitoksosa
digitoksin:
kristal bentuk lempeng
larut dalam aseton, amil alkohol, & piridin
sukar larut dalam PE, eter, & air
digitoksigenin:
bentuk prisma, tl: 2350C
larut dalam etanol, kloroform, & aseton
sukar larut dalam etil asetat
sangat sukar larut dalam eter &air
- onset of action: 1-4 jam, konsentrasi puncak pada 8-14 jam
- 50-70 % diubah dalam hati menjadi genin inaktif
- potensi tinggi handle with care!! (> 35 ng/ml gejala toksisitas)
- merupakan glikosida yang paling larut lemak
- t = 168-192 jam disposisi secara lengkap oleh ginjal setelah
3 minggu

Beberapa contoh glikosida jantung


2. Digoksin = Lanoxin
- paling banyak digunakan, diperoleh dari daun D. lanata.
- hidrolisis digoksigenin + 3 digitoksosa
digoksin: kristal putih
- tablet digoksin diabsorbsi sebesar 60-80 %
- hampir 10-40 % digoksin yang diminum per oral diubah
oleh mikroflora intestinal menjadi dihidrodigoksin yang
inaktif
- kapsul cair diabsorbsi 90-100 %
peningkatan bioavailabilitas dapat menurunkan inaktivasi akibat
bakteri
- onset of action: 30 menit 2 jam, konsentrasi puncak
pada 2-6 jam
- t1/2 = 30-40 jam disposisi lengkap melalui ginjal
adalah 6-8 hari
- dosis terapi: 0,5-2 ng/ml handle with care!!
(> 2,5 ng/ml timbul gejala toksisitas)

Identifikasi glikosida
jantung

Cara yang dipakai tergantung pada kerumitan struktur


glikosida jantung
Glikosida jantung jenis Strophanthus
KLT satu arah: fase diam: silika
fase gerak: etil asetat-piridin-air (5:1:4)
28 kardenolida pada Digitalis purpurea
KLT dua arah: fase diam: silika
fase gerak: etil setat-metanol-air (16:1:1)
kloroform-piridina (6:1)
Campuran dalam Nerium oleander & Scilla maritima
fraksinasi dengan KLT partisi
fase gerak: metil etil keton-toluena-air-metanol-asam
asetat ( 40 : 5 : 3 : 2,5 : 1 )

Keep
learning!!!

Good Bye.
See ya next time

You might also like