You are on page 1of 19

Perkembangan Terkini

Glass Ionomer Cement (GIC)

Dr.drg. Ardo Sabir, M.Kes


Departemen Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas
Hasanuddin
Makassar
2016
Dibawakan dalam rangka short course baksos Kolaka 2007

Pendahuluan
Karies
bacterial disease.
Dahulu disain kavitas
retensi bagi bahan
restorasi.
Sekarang
disain kavitas berdasarkan lesi
karies, dan retensi
kemampuan bahan restorasi
berikatan dengan struktur gigi yang tersisa.
Bahan restorasi
mencegah demineralisasi.

Dasar Pemilihan Bahan Restorasi


1.Ukuran/luas lesi karies.
2.Lokasi pada rongga mulut.
3.Perilaku oral hygiene pasien.
4.Keterampilan operator.
5.Kondisi/ lingkungan kerja.

Bentuk sediaan GIC


1.Encapsulated GIC.
2.Manual manipulation (Hand-mixed).

Glass Ionomer Cement (GIC)


Pertamakali ditemukan tahun 1972 di Inggeris oleh
Wilson & Kent
Terminologi ISO : Glass-poly-alkenoate Cement.
Merupakan bahan yang bersifat bioaktif terhadap
jaringan tubuh.
Terdiri atas powder dan liquid.
Komposisi powder
Komposisi liquid
- Kalsium
- Asam polialkenoat
- Fluoroaluminosilicate glass
- Strontium
Reaksi pengerasan berupa reaksi asam-basa.
5

Karakteristik fisik GIC


1.Wear resistance
Umumnya lebih rendah dibandingkan
Komposit resin.
Menurunkan lingkungan asam rongga mulut.
2. Compressive Stregth
Tergantung rasio bubuk: liquid.
3. Fracture Toughness
Relatif rendah.
6

Reaksi asam-basa terdiri atas 3 (tiga) tahapan yakni :


1. Tahap Disolusi.
Ion hidrogen
permukaan partikel glass
cement sol.
2. Tahap Presipitasi Garam.
a. Ion kalsium
ikatan silang
matriks
pengerasan awal 24 jam pertama
b. Ion aluminium
ikatan silang kaku diantara
rantai asam polialkenoat
sifat fisik bahan
yang telah setting.
3. Tahap Hidrasi
Garam matriks
hidrasi
sifat fisik bahan
meningkat
7

Rangsang
Manipulasi
Cegah
remineralisasi relatif mudah demineralisasi
Ikatan
fisiko-kimia
Fluor release

GIC

Fluor
rechargeable
Antibakteri

Estetik cukup
Non konduktor
Biokompatibel
baik
8

Hubungan antara fluor release GIC


dengan waktu

Efek pelepasan fluor dari GIC


1. Meningkatkan level fluor pada jaringan
keras gigi.
2. Menurunkan progresifitas karies.
3. Menekan jumlah koloni bakteri
Streptococcus mutans.

10

Sensitif
Tidak tahan
Abrasif Getas
kelembaban
tekanan oklusal

Modifikasi GIC
konvensional

GI
C

GIC +
Bioactive Glass

Pengembangan GIC
konvensional
Resin Modified
GIC

Polyacid Modified
Composite Resin

Giomer
11

Klasifikasi GIC
Berdasarkan fungsi GIC sebagai hasil rekayasa
komposisi dan rasio powder-liquid, terbagi atas
3 tipe yakni :
1. Tipe I (Luting cement)
- Sementasi mahkota, bridge, inlai, onlai,
piranti ortodontik.
2. Tipe II (Restorasi), terbagi atas 2 subtipe :
Tipe II.1 sebagai restorasi estetik.
Tipe II.2 sebagai reinforced
3. Tipe III (Lining atau base)
12

Cara pengerasan GIC


1. Autocure yaitu pengerasan GIC secara kimiawi melalui reaksi asam-basa.
2. Dual- cure yaitu pengerasan awal melalui reaksi
asam-basa yang kemudian diikuti dengan
pengerasan dengan aktivasi sinar.
3. Tri- cure yaitu terjadinya reaksi auto cure dari sisa
resin yang tidak mengalami pengerasan setelah dual-cure.
13

Indikator
Biologis
-Biokompatibilitas
-Efek Remineralisasi
-Menghambat
Demineralisasi
Fisik
-Adhesi ke email
-Adhesi ke dentin
-Kebocoran mikro
-Daya atrisi
-Resistensi untuk fraktur
-Ekspansi termal
-Estetik
-Toleransi terhadap
kelembaban

GIC

RMGIC

Kompomer

Komposit
Resin

+++
+++
+++

++
+++
+++

++
+
+

++
-

++
++
++
+
+

++
++
++
++

+++
+
++
++
+++

+++
+
++
+++
+++

+++
+
+++

++
+
++

+
++
-

+
+++
-

+++ Sangat baik, ++ baik, + cukup , - buruk

14

Teknik Atraumatic
Restorative Treatment (ART)
Pertamakali dikembangkan oleh WHO untuk
negara berkembang dimana memiliki sarana
dan prasarana kesehatan gigi yang dimiliki
terbatas termasuk negara kita.
Teknik ini hanya menggunakan hand
instrument dan tidak menggunakan rotary
instruments.
Diagnosis karies gigi yang ditumpat yaitu :
pulpitis reversibel.
15

Tahapan Perawatan Teknik ART


Diagnosis gigi yang akan dirawat dengan teknik ART.
Lakukan pengeluaran jaringan karies dan email yang
telah mengalami demineralisasi dengan menggunakan
ekskavator.
Campur bahan tumpatan sesuai instruksi pabrik
pembuat.
Isolasi daerah sekitar gigi.
Tumpat kavitas dengan bahan tumpatan.
Lapisi permukaan tumpatan dengan bahan varnish.
Lakukan pengecekan oklusi.
24 jam setelah penumpatan, tumpatan dapat dipolish.
16

Lesi karies

Setelah ekskavasi Setelah restorasi

17

Penanganan GIC
Tutuplah botol powder maupun liquid dengan
baik setelah menggunakan GIC.
Jangan menggunakan powder dan liquid
dengan merek yang berbeda.
Baca dan lakukan prosedur penggunaan GIC
sesuai petunjuk pabrik pembuat.
Pada saat mengeringkan kavitas jangan sampai
terjadi dehidrasi. Kavitas cukup dikeringkan
dengan menggunakan cotton pellet.
18

19

You might also like