You are on page 1of 39

Angiontensin II reseptor

blockers(ARBs)
Kelompok 3
BQ Nurul Fitiana
Destiningsih Dini Safitri
Diana Silvia
Dwi Novianingrum
Dwi Rahayu Apriani
Erin Rizkiana

PENGERTIAN

Angiotensin receptor blocker (ARB) merupakan salah satu obat

antihipertensi yang bekerja dengan cara menurunkan tekanan


darah melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron. ARB
mampu

menghambat

angiotensin

II

berikatan

dengan

reseptornya, sehingga secara langsung akan menyebabkan


vasodilatasi, penurunan produksi vasopresin, dan mengurangi
sekresi aldosteron. Ketiga efek ini secara bersama-sama akan
menyebabkan penurunan tekanan darah.

Lanjutan
Angiotensin

Receptor

Blocker

(ARB)

merupakan

kelompok obat yang memodulasi sistem RAS dengan cara


menginhibisi ikatan angiotensin II dengan reseptornya,
yaitu pada reseptor AT1 secara spesifik. Semua kelompok
ARB memiliki afinitas yang kuat ribuan bahkan puluhan
ribu kali lebih kuat dibanding angiotensin II dalam
berikatan dengan reseptor AT1.

Akibat penghambatan ini, maka angiotensin II tidak


dapat bekerja pada reseptor AT1, yang secara
langsung memberikan efek vasodilatasi, penurunan
vasopressin, dan penurunan aldosteron, selain itu,
penghambatan tersebut juga berefek pada penurunan
retensi air dan Na dan penurunan aktivitas seluler
yang merugikan (misalnya hipertrofi).

Efek Samping ARBs


Secara umum dan melalui berbagai penelitian,
ARB relatif aman dan jarang sekali
menimbulkan komplikasi fatal.
Tetapi beberapa keluhan yang pernah dilaporkan,
antara lain pusing, sakit kepala, dan
hiperkalemia. ARB juga dapat menimbulkan
hipotensi ortostatik, rash, diare, dispepsia,
abnormalitas fungsi liver, kram otot, mialgia,
nyeri punggung, insomnia, penurunan level
hemoglobin, dan kongesti nasal.

Berikut ini merupakan beberapa contoh obat


golongan angiotensin II receptor blocker :

Valsartan
Valsartan merupakan prototipe ARB dan keberadaannya
cukup mewakili seluruh ARB. Valsartan bekerja pada
reseptor AT1 secara selektif, sehingga diindikasikan
untuk mengatasi hipertensi.. Bioavailabilitas valsartan
adalah sebesar 25% dengan 95% terikat protein. Waktu
paruh

valsartan

adalah

jam,

dan

kemudian

diekskresikan 30% melalui ginjal dan 70% melalui bilier.

Valsartan terdapat dalam kemasan tablet 40 mg, 80 mg, 160 mg, dan
320 mg, menyesuaikan rentang dosis harian yang direkomendasikan,
yaitu 40 320 mg per hari
Sediaan

DIOVAN 160 MG TABLET

Brand: :Novartis Indonesia


Product Code::G
Komposisi:Valsartan
Indikasi: Pengobatan hipertensi, terapi gagal jantung pada

pasien yang intoleransi terhadap ACE inhibitor. Pasca infark


miokard.
Dosis:

Untuk

hipertensi

80

mg

kali/hari

dapat

ditingkatkan sampai 160 mg/hari atau dapat ditambah


diuretik jika TD belum dapat terkontrol. Untuk gagal
jantung : awal 40 mg 2 kali/hari. Maksimal : 320 mg/hari
dalam dosis terbagi. Untuk pasca infark miokard : awal 20
mg 2 kali/hari.
Pemberian Obat: Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Kontra Indikasi: Hamil, laktasi, kerusakan hati yang berat,

Perhatian:
Pasien dengan deplesi Na atau vol cairan tubuh, stenosis arteri ginjal unilateral
atau bilateral, gangguan ginjal dan hati, obstruksi saluran empedu. Pada gagal jantung
tidak dianjurkan penggunaan bersama valsartan, ACA inhibitor, dan -bloker. Hati-hati
untuk memulai terapi pada pasien gagal jantaung atau pasca infark miokard.
Efek Samping:
Sakit kepala, diare, infeksi saluran panas, pusing, lemah, batuk, mual, sinusitis, infeksi
virus, nyeri perut, rinitis, sakit pinggang, faringitis, artralgia.
Interaksi Obat: Suplemen K, diuretik hemat K.
Kemasan: Tablet salut selaput 160 mg x 2 x 14

Telmisartan
Telmisartan merupakan salah satu ARB yang digunakan

sebagai antihipertensi. Telmisartan dipasarkan dengan nama


dagang Micardis (Boehringer Ingelheim), Pritor or Kinzal
(Bayer Schering Pharma), Telma (Glenmark Pharma) dan
Teleact D by (Ranbaxy). Bioavailabilitas telmisartan adalah
sebesar 42% hingga 100% dengan lebih dari 99,5% berikatan
dengan protein. Waktu paruh telmisartan adalah 24 jam, dan
kemudian diekskresikan hampir seluruhnya melalui feses. .
Afinitas telmisartan terhadap reseptor AT1 cukup tinggi dan
merupakan yang tertinggi di kelompoknya

Indikasi : hipertensi essensial

Kombinasi dengan HCT : untuk pasien hipertensi dimana tekanan


darahnya tidak dapat terkontrol fdengan telmisartan atau HCT
tunggal
Peringatan : gangguan fungsi hati hindarkan jika berat,

gangguan fungsi ginjal.


Kontraindikasi: hipersensitif,koleastasis dan gangguan karena

obtreksi empedu trimester II dan TM III kehamilan dan


menyusui.

Efek samping : ganguan saluran cerna,gejala mirip influenza,termasuk


faringitis dan sinusitis, nyeri sendi, otot dan punggung, kram kaki, lebih
jarang mulut kering,perut kembung, gejala mirip tendonitis, pandangan
tidak normal, berkeringa, gangguan darah, insomnia, peningkatan asam urat,
gatal-gatal.
Dosis : lazimnya 40mg sekali sehari (20mg mungkin cukup),tingkatkan jika
perlu setelah sedikitnya 4 minggu,hingga 80 mg sekali sehari.
Kombinasi Telmisartan 40 mg/HCT

12,5 mg digunakan pada pasien

hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan


Telmisartan 40 mg.
Kombinasi Telmisartan 80 mg/HCT

12,5 mg digunakan pada pasien

hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan Irbesartan


80 mg atau Telmisartan 40 mg / HCT 12,5.

sediaan

Losartan
Losartan merupakan salah satu ARB yang diindikasikan

untuk

hipertensi.

memperlambat

Selain

itu,

progresivitas

losartan

nefropati

juga
diabetik

dapat
dan

kelainan ginjal lain pada pasien diabetes melitus tipe II,


hipertensi, dan mikroalbuminuria (>30 mg/hari) atau
proteinuria (> 900 mg.hari).

Metabolisme losartan terjadi di hepar dengan bantuan


enzim sitokrom . Waktu paruh telmisartan adalah 1,5
hingga 2 jam, tetapi memiliki metabolit aktif asam 5karboksilat yang dapat bekerja dalam 6 hingga 8 jam.
Losartan kemudian diekskresikan 13% - 25%
melalui ginjal dan 50% - 60% melalui bilier.

Brand: :

Fahrenheit

Product Code::

Komposisi:

Losartan K

Indikasi:

Hipertensi

Dosis:

Awal 50 mg 1 kali/hari, dapat ditingkatkan sampai 100 mg/hari. Diberikan 1-2 kali/hari.
Untuk gangguan fungsi ginjal (bersikan kreatinin < 20 mL/menit atau pasien dialisis) :
awal 25 mg 1 kali/hari.

Pemberian
Obat:

Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Perhatian:

Hamil, neonatus, laktasi, deplesi volume intravaskuler.

Efek Samping:

Sakit kepala,edema, astenia, lelah, nyeri perut, nyeri dada, faringitis, angina pektoris,
blok AV derajat 2, serangan KV, hipotensi, infark miokard, gangguan fungsi hati.

Interaksi Obat:

Efek aditif dengan antihipertensi lain.

Kemasan:

Tablet 50 mg x 3 x 10

sediaan
ACETENSA 50 MG TABLET

Irbesartan
Nama dagang Aprovel, Karvea, dan Avapro.
Irbesartan digunakan terutama untuk menangani hipertensi.Bioavailabilitas

irbesartan adalah sebesar 60% hingga 80%. Waktu paruh irbesartan adalah
11-15 jam, dan kemudian diekskresikan 20% melalui ginjal dan sisanya
melalui feses.
Selain

sebagai antihipertensi, irbesartan juga mampu menghambat

progresivitas nefropati diabetik, mikroalbuminuria, atau proteinuria pada


penderita diabetes melitus

Kombinasi ini tersedia dalam berbagai nama dagang,


seperti CoAprovel, Karvezide, Avalide, dan Avapro HCT.
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin
terjadi pada penggunaan Irbesartan sebagai antihipertensi :
Hiperkalemia (19%), hipotensi (5%), fatigue (4%), lelah
(10%),

diare (3%), infeksi saluran

nafas bagian atas (9%), batuk (2,8%)

Sediaan
Brand: :

Sanofi Aventis

Product Code::

Komposisi:

Irbesartan

Indikasi:

Hipertensi esensial.

Dosis:

Dosis awal dan pemeliharaan : 150 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai 300 mg. Untuk
usia lanjut : awal 75 mg.

Pemberian Obat:

Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Kontra Indikasi:

Hamil dan laktasi.

Perhatian:

Deplesi vol intravaskular, hipertensi renovaskular, gangguan ginjal, kerusakan ginjal,


transplantasi ginjal, diabetes tipe 2, hiperkalemia, stenosis aorta atau mitral,
kardiomiopati hipertrofi obstruksif, aldosteronisme primer, kelainan yang mendasari
penyakit ginjal termasuk stenosis arteri ginjal.

Efek Samping:

Sakit kepala, wajah kemerahan, trauma muskuloskeletal.

Interaksi Obat:

Suplemen K, diuretik hemat K, litium, AINS.

Kemasan:

Tablet 150 mg x 28

Sediaan

Olmesartan
Olmesartan bekerja dengan memblokade ikatan angiotensin II

dengan reseptor AT1 sehingga akan merelaksasi otot polos


vaskular. Dengan blokade tersebut, olmesartan akan menghambat
feedback negatif terhadap sekresi renin.
Bioavailabilitas

metabolisme

Olmisartan

terjadi

di

adalah

hepar

dan

sebesar

26%

dengan

tidak

hilang

dengan

hemodialisis. Waktu paruh Olmisartan adalah 13 jam, dan


kemudian diekskresikan 40% melalui ginjal dan 60% melalui
bilier.

Sediaan
Olmesartan tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 20 mg,

dan 40 mg.
Dosis normal yang dianjurkan untuk dewasa (termasuk

lanjut usia dan kerusakan hepar dan ginjal ringan)


adalah 20 mg/hari dosis tunggal. Selanjutnya dosis
dapat ditingkatkan menjadi 40 mg per hari setelah 2
minggu, bila tekanan darah tetap tidak mencapai target.

OLMETEC 40 MG TABLET

Brand: :

Pfizer

Product Code::

Komposisi:

Olmesartan medoxomil.

Indikasi:

Hipertensi essensial.

Dosis:

Dewasa : awal 10 mg 1 kali/hari, dapat ditingkatkan sampai maksimal 40 mg/hari


atau ditambahkan dengan hidrochlorotiazid.

Pemberian Obat:

Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Kontra Indikasi:

Hamil trimester 2 dan 3, laktasi, obstruksi saluran empedu.

Perhatian:

Deplesi vol intravaskular, gangguan ginjal, transplantasi ginjal, hiperkalemia,


stenosis aorta atau mitral, kardiomiopati hipertrofi obstruksif, aldosteronisme
primer, gangguan fungsi hati, perbedaan etnis, hipotensi simtomatik, kondisi
dengan stimulasi sistem renin-angiotensin-aldosteron, hipertensi renovaskular.

Efek Samping:

Nyeri perut, diare, dispepsia, gastritis, pusing, nyeri punggung, gejala yang
menyerupai influenza, bronkitis, faringitis, ISK, batuk, rinitis, mual, nyeri dada,
rasa lelah, edema perifer, nyeri.

Interaksi Obat:

Suplemen K, diuretik hemat K, AINS, antasida yang mengandung Al dan Mg,


litium.

Kemasan:

Tablet salut selaput 40 mg x 3 x 10

Sediaan

Candesartan
Candesartan merupakan salah satu ARB yang digunakan

sebagai antihipertensi.
Prodrug candesartan dipasarkan dalam bentuk candesartan

cileksil, dengan nama Blopress, Atacand, Amias, dan Ratacand.


Bioavailabilitas candesartan adalah sebesar 15% hingga 40%

dengan metabolisme terjadi di dinding intestinal untuk


candesartan sileksil, dan dihepar untuk candesartan yang
dikatalisasi enzim sitokrom.

Waktu paruh candesartan adalah 5,1 sampai 10,5 jam,


dan kemudian diekskresikan 33% melalui renal dan
67% melalui feses.
diindikasikan untuk pasien dengan gagal jantung
kongestif, candesartan juga dapat dikombinasikan
dengan ACE inhibitor untuk memperbaiki morbiditas
dan

mortalitas

penderita

gagal

jantung.

sediaan
BLOPRESS 16 MG TABLET

Brand: :

Takeda

Product Code::

Komposisi:

Candesartan cilexetil

Indikasi:

Hipertensi dan gagal jantung

Dosis:

Awal 4 mg 1 kali/hari, dapat ditingkatkan sampai 16 mg 1 kali/hari.

Pemberian Obat:

Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Kontra Indikasi:

Hamil.

Perhatian:

Hamil dan laktasi. Stenosis arteri renalis. Pengurangan intravaskular.

Efek Samping:

Sakit kepala, pusing, infeksi saluran nafas atas, nyeri.

Interaksi Obat:

Diuretik hemat K

Kemasan:

Tablet 16 mg x 14

Eprosartan
Eprosartan dipasarkan dengan nama Teveten HCT dan

Teveten plus.
Obat ini juga menghambat produksi norepinefrin simpatetik

sehingga juga menurunkan tekanan darah.


Bioavailabilitas

eprosartan adalah sebesar 15% tanpa

dimetabolisme. Waktu paruh eprosartan adalah 5 hingga 9


jam, dan kemudian diekskresikan 10% melalui ginjal dan
90% melalui bilier.

Sediaan
Indikasi
Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Efek Samping:
1. Basanya ringan dan sementara: Efek CNS (kepeningan), Efek CV
(hipotensi orthostatik yang berhubungan dengan dosis, yang bisa terjadi
khususnya pada pasien yang mengalami penipisan isi); kerusakan ginjal.
2. Efek lainnya yang agak jarang: ruam, angioedema, dan kenaikan tes fungsi
hati (LFTs); myalgia.

Instruksi Khusus:
1. Pasien dengan penipisan isi (misalnya terapi diuretik dengan dosis
tinggi) bisa mengalami hipotensi dan harus dimulai dengan dosis rendah.
2. Gunakan dengan hati-hati pada penderita stenosis arteri ginjal,
kerusakan ginjal, atau kerusakan hati.
3. Serum K harus diawasi, khususnya pada pasien yang lebih tua, pasien
dengan kerusakan ginjal dan diuretik penghematan kalsium (K) harus
dihindari.
Dosis :
1. 600 mg melalui mulut(per oral), 1 kali sehari dipagi hari.
2. Dosis maksimum: 800 mg/hari.

Farmakokinetik AHT
target dari terapi hipertensi adalah normal blood pressure,yaitu systole 130-139 dan
diastole 80-89. dan perlu diingat,bahwa penuruna BP pada nilai normal mampu
menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit cardiovaskuler.
beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penurunan BP adalah adanya
comorbid

seperti

DM,

dan

CKD.

jadi,pemberian

antihipertensi

harus

mempertimbangkan beberapa hal,yaitu :


-potensi obat antihipertensi tersebut (derajat penurunan tekanan darah)
-DOA : duration of Action ( terkait target dalam BP dalam 24 jam), dan waktu
evaluasi/cek BP.
untuk mengetahui kombinasi antihipertensi apa yang mampu memberikan efek
penurunan dan mempertahankan BP dalam nilai normal selama 24 jam ,maka kita
harus mengetahui farmakokinetik antihipertensi (selama dibangku kuliah belum
diajarkan farmakokinetik untuk antihipertensi).

a. Linear dose respon


Peningkatan dosis ekuivalen dengan peningkatan potensi antihipertensi dan
penurunan BP, serta ekuivalen dengan efek samping AHT.
contoh antihipertensi dengan linear drug respon ; golongan CCB (ca channel
blocker), furosemid, HCT, beta-blocer, alfa-1 antagonis.
b. nonlinear drug respon
Derajat penurunan BP tidak dipengaruhi oleh tinggi/rendahnya dosis AHT
(penurunan BP yang sama diperoleh pada dosis tinggi/rendah). akan tetapi pada
dosis yang lebih tinggi kadar obat yang berada pada rentang Css (konsentrasi steady
state) akan lebih lama,sehingga DOA obat juga meningkat dan mampu
mempertahankan BP pada rentang normal lebih lama.
contoh antihipertensi dengan nonlinear drug respon : golongan ACEI

c. Antihipertensi yang memiliki efek penurunan BP dengan


kurva flat dalam waktu 24 jam, dan peak yang lebih dari 24
jam. sehingga pemeriksaan BP harus dilakukan juga pada saat kadar
puncak obta antihipertensi.
contoh antihipertensi yang termasuk dalam golongan ini adalah
ARB, namun hal ini juga masih diperdebatkan apakah ARB
termasuk antihipertensi dengan linear drug respon atau tidak.

Farmakodinamik
Farmakodinamik ialah cabang ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat
serta mekanisme kerjanya. (2) Sifat kerja obat tersebut menentukan kelompok tempat obat
tersebut digolongkan dan sering kali mempunyai peran
penting untuk memutuskan apakah kelompok tersebut adalah terapi yang tepat untuk gejala
atau penyakit tertentu.
Mekanisme Kerja Obat
Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme.
Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respons khas untuk obat tersebut. Reseptor obat merupakan komponen
makromolekul fungsional yang kencakup dua fungsi penting. Pertama, bahwa obat dapat
mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh. Kedua, bahwa obat tidak menimbulkan suatu
fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada.

Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai


reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand
endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya
menyerupai senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa
yang tidak mempunyai aktivitas intrinsic tetapi menghambat secara
kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (agonit binding
site ) disebut antagonis (Ganiswara.et.al.,1995).
interaksi antara molekul dengan suatu reseptor pada sel organ tubuh
diikuti dengan terjadinya reaksi rantai biokimiawi yang akhirnya
menimbulkan perubahan fungsi organ tertentu.
Perubahan yang terlihat atau terasa disebut efek obat.

Daftar Pusataka
Pupitorini, Myra.2009.Hipertensi Cara Mudah Mengatasi
Hipertensi. Jogjakarta : Image
Umar,Sukiman Said, dkk.2008.Informatorium Obat Nasional
Indonesia .Jakarta :Koperkom dan CV Sagung Seto

Thank youu
Maturnuwuuun

Gumawo
Arigatooo

merciii

You might also like