You are on page 1of 11

KELOMPOK 1

HASIL LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN


(PERUMAHAAN KOTARAJA GRAND)

PENDAHULUAN
Pengelolaan air limbah terutama air limbah yang
berasal dari kawasan permukiman merupakan suatu
kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga kondisi
lingkungan permukiman yang dapat membawa nilai
kepada perbaikan kualitas kesehatan masyarakat.
Kawasan permukiman selayaknya dilengkapi dengan
prasarana sistem pengolahan air limbah terpusat.
Tidak memadainya prasarana pengelolaan air limbah
khususnya di perkotaan berpengaruh buruk pada
kondisi lingkungan yang memiliki dampak lanjutan
terhadap tingkat perekonomian keluarga.

satu kawasan pada hasil kunjungan kami dipermukiman/perumahan


kotaraja grand dengan penataan permukiman yang kurang tertata
atau tidak teratur serta rumah yang berdempetan kiri dan kanan.
Kondisi sanitasi untuk pembuangan limbah rumah (drainase) tidak
mempunyai dimensi yang sama dan ada beberapa jaringan drainase
terputus. Ada beberapa genangan-genangan air drainase yang
hampir penuh atau meluap, di karenakan banyaknya sendimentasi
yang cukup tinggi.
Perumahan kotaraja grand Terdiri dari beberapa blok, Yaitu :
1. BLOK A = 30 KK (120 JIWA)
2. BLOK B = 43 KK (172 JIWA)
3. BLOK C = 33 KK (132 JIWA)
4. BLOK D = 47 KK (188 JIWA)
TOTAL = 153 KK ATAU 612 JIWA

KONDISI SITE PLAN PERUMAHAN

KONDISI LAPANGAN
1. KAWASAN TERSEBUT TIDAK ADA PENGOLAHAN
AIR LIMBAH.
2. TIDAK ADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH.
3. TIDAK SESUAI DENGAN YANG KITA PELAJARI.
KARENA PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH
TANGGA YANG LANGSUNG DI DISTRIBUSIKAN KE
SALURAN DRAINASE LALU DI BUANG KE
KALI/SUNGAI
(TANPA
ADANYA
PROSES
PENGOLAHAN)

PERENCANAAN/ SOLUSI UNTUK


MENGATASI AIR LIMBAH PADA
KAWASAN PERUMAHAN.
Metode constructed wetland

wetland adalah suatu lahan yang jenuh air dengan kedalaman air
tipikal yang kurang dari 0,6 m yang mendukung pertumbuhan tanaman
air emergent misalnya Cattail, bulrush, umbrella plant dan canna
(Metcalf and Eddy, 1991), pengertian lainnya Constructed wetland
merupakan suatu rawa buatan yang di buat untuk mengolah air limbah
domestik, untuk aliran air hujan dan mengolah lindi (leachate) atau
sebagai tempat hidup habitat liar lainnya, selain itu constructed
wetland dapat juga digunakan untuk reklamasi lahan penambangan
atau gangguan lingkungan lainnya. Wetland dapat berupa biofilter yang
dapat meremoval sediment dan polutan seperti logam berat.
(wikepedia, 2007)

Metode kerja

Free Water Surface System (FWS)


FWS disebut juga rawa buatan dengan aliran di atas
permukaan tanah. Sistem ini berupa kolam atau saluransaluran yang dilapisi dengan lapisan impermeable di bawah
saluran atau kolam yang berfungsi untuk mencegah
merembesnya air keluar kolam atau saluran. FWS tersebut
berisi tanah sebagai tempat hidup tanaman yang hidup pada
air tergenang (emerge plant) dengan kedalaman 0,1-0,6 m
(Metcalf & Eddy, 1993). Pada sistem ini limbah cair melewati
permukaan tanah. Pengolahan limbah terjadi ketika air
limbah melewati akar tanaman, kemudian air limbah akan
diserap oleh akar tanaman dengan bantuan bakteri (Crites
and Tchobanoglous, 1998 dalam Wijayanti, 2004).

Sub-surface Flow System (SSF)


SFS disebut juga rawa buatan dengan aliran di bawah permukaan
tanah. Air limbah mengalir melalui tanaman yang ditanam pada media
yang berpori (Novotny dan Olem, 1994).Sistem ini menggunakan
media seperti pasir dan kerikil dengan diameter bervariasi antara 3-32
mm. Untuk zona inlet dan outlet biasanya digunakan diameter kerikil
yang lebih besar untuk mencegah terjadinya penyumbatan (USAID,
2006).Proses pengolahan yang terjadi pada sistem ini adalah filtrasi,
absorbsi oleh mikroorganisme, dan absorbsi oleh akar-akar tanaman
terhadap tanah dan bahan organik (Novotny dan Olem, 1994). Pada
sistem SFS diperlukan slope untuk pengaliran air limbah dari inlet ke
outlet. Tipe pengaliran air limbah pada umumnya secara horizontal,
karena jenis ini memiliki efisiensi pengolahan terhadap suspended solid
dan bakteri lebih tinggi dibandingkan tipe yang lain. Hal ini disebabkan
karena daya filtrasinya lebih baik. Penurunan BOD nya juga lebih baik
karena kapasitas transfer oksigen lebih besar (Khiattudin, 2003).

Cara pengujiannya yaitu:


Dengan cara survey pada debit air drainase air limbah
pemukiman dalam volume yang mencukupi. Bisa pada
saat keadaan hujan.

You might also like