You are on page 1of 14

Kelompok 2

Kelas 1
STEPHANIE DWI HAPSARI P. (145070200131001)
RYKA WIDYANINGTYAS
(145070200121003)
FAIZ KAMAL HASAN
(145070200131005)
YULVIANA DWI OKTAVIA
(145070200131007)
M. BUSYAIRI MANDALA P.
(145070200131009)
VINDRY MERCURYANITA D. (145070201111001)
VELINDA CLAUDIA
(145070201131005)
SINTA DEVI PUSPITASARI
(145070201131010)
FIRDAUSY RATNA W.
(145070201131013)

Acute Respiratory
Distress Syndrome
(ARDS)

i
s
i
n
f
De

Acute Respiratory Distress


Syndrome
(ADRS)
adalah
kondisi kedaruratan paru yang
tiba-tiba dan bentuk kegagalan
napas berat, biasanya terjadi
pada orang yang sebelumnya
sehat yang telah terpajan pada
berbagai penyebab pulmonal
atau
nonpulmonal
(Hudak,
1997).
Acute respiratory distress
syndrome
(ARDS)
merupakansuatu bentukan dari
gagal napas akut yang ditandai
dengan hipoksemia, penurunan
fungsi paru, dispnea, edema
paru bilateral tanpa gagal

Etiologi
Penyebab spesifik ARDS masih belum pasti,
banyak faktor penyebab yang dapat berperan pada
gangguan ini menyebabkan ARDS tidak disebut
sebagai penyakit tetapi sebagai sindrom. Sepsis
merupakan faktor risiko yang paling tinggi,
mikroorganisme
dan
produknya
(terutama
endotoksin) bersifat sangat toksik terhadap
parenkim paru dan merupakan faktor risiko terbesar
kejadian ARDS, insiden sepsis menyebabkan ARDS
berkisar antara 30-50%. Aspirasi cairan lambung
menduduki tempat kedua sebagai faktor risiko
ARDS (30%). Aspirasi cairan lambung dengan
pH<2,5 akan menyebabkan penderita mengalami
chemical burn pada parenkim paru dan
menimbulkan kerusakan berat pada epitel alveolar

Epidemiolo
gi
ARDS meningkat dengan usia, mencapai 306
per 100.000 orang-tahun untuk orang di usia 7584 tahun. Berdasarkan statistik ini, diperkirakan
190.600 kasus ada di Amerika Serikat setiap
tahun
dan
bahwa
kasus-kasus
yang
berhubungan dengan 74.500 kematian.
ARDS dapat terjadi pada orang dari segala
usia. Insiden meningkat dengan usia lanjut,
mulai dari 16 kasus per 100.000 orang-tahun
pada mereka yang berusia 15-19 tahun untuk
306 kasus per 100.000 orang-tahun pada
mereka yang berusia antara 75 dan 84 tahun.
Distribusi usia mencerminkan kejadian penyebab
yang mendasari.
Kejadian ARDS berdasarkan jenis kelamin,
tidak ada perbedaan insidens antara pria dan
wanita. Namun, pada pasien trauma saja, insiden
penyakit ini mungkin sedikit

Faktor
Resiko

Pneumonia
Kontusio Paru
Aspirasi cairan lambung
Inhalasi asap berlebih
Inhalasi toksin
Menghisap O2 konsentrasi
tinggi dalam waktu lama
Tenggelam (near drowning).
Sepsis
Pankreatitis
Aktivitas yang berlebih

Klasifkasi
Berdasarkan tampilan histologis, ARDS dibagi menjadi 3
fase.
1. Fase eksudatif (0-4 hari)
Edema alveolar dan interstisial
Kongesti kapiler
Kerusakan sel alveolat tipe I
Pembentukan hialin lebih awal
Perdarahan pada permukaan parenkim paru
2. Fase proliferatif (3-10 hari)
Peningkatan sel alveolar tipe II
Infiltrasi seuler dari septum alveolar
Penyusunan membran hialin
3. Fase fibrotik (>10 hari)
Fibrosis membran hialin dan septum alveolar
Fibosis duktus alveolar

Manifestasi Klinis
Menurut Giulio (2014), tanda dan gejala ARDS
adalah sebagai berikut.
Hipokesmia
Sesak napas (dyspnea)
Edema paru
Tekipnea
Penurunan suara napas
Cemas
Sianosis
Penggunaan otot bantu pernafasan.

Patofsiologi

Pemeriksaan
Diagnostik
Analisa gas darah
Alkalosis respiratori (pH > 7,45) dapat timbul pada stadium
awal, tetapi asidosis juga dapat timbul pada stadium lanjut
yang berhubungan dengan peningkatan anatomical dead space
dan penurunan ventilasi alveolar
X-ray dada
Untuk melihat adanya gambaran edema paru pada klien
dengan diagnosis ARDS
Elektrokardiogram
Untuk melihat adanya infark miokard, aritmia jantung, atau
hipertensi pulmonal yang dapat menyertai ARDS
Tes fungsi paru
Kapasitas pengisian paru dan volume pare menurun,
terjadi peningkatan anatomical dead space yang dihasilkan
oleh area dimana timbul vasokontriksi
Asam laktat. Meningkat.

Penatalaksanaan

Terapi oksigen
Ventilasi mekanik
Positif End Expiratory Breathing
(PEEB)
Pernantauan Oksigenasi Artri
Adekuat
Terapi cairan
Posisi prone
Pemeliharaan jalan napas

Pencegahan
Menghindari penyakitpenyakit dan kondisi
berbahaya yang merusak
paru-paru
Hindari kebiasaan merokok
Hindari mengkonsumsi
alkohol
Pola hidup sehat
Olahraga teratur

Komplikasi
Abnormalitas obstruktif terbatas
(keterbtasan aliran darah)
Defek difusi sedang
Hipoksemia selama latihan
Toksisitas oksigen
Sepsis

Terima
Kasih

You might also like