Professional Documents
Culture Documents
A N E S T E S I O L O G I
===============================
BACAAN ANJURAN :
1. A Synopsis of Anaesthesia.
RS Atkinson, MA, MB, Bchirg, FFARCS.
2. Textbook of Anaesthesia.
Aitkenhead AR, Smith G.
3. Anesthesia.
Miller RD.
4. Clinicall Anesthesiology.
Morgan GE, Mikhail MS.
5. Clinical Anesthesia Practice.
Kirby RR, Gravenstein N.
ANESTESIOLOGI :
cabang ilmu kedokteran yang melakukan berbagai tindakan,
antara lain :
- pemberian anestesia/analgesia.
- penyelamatan pasien yang dilakukan pembedahan & tindakan
lainnya.
- bantuan resusitasi jantung paru.
- pengobatan intensif pasien kritis.
- pengelolaan kegawat-daruratan.
- penanggulangan nyeri.
- pemberian terapi inhalasi.
FISIOLOGI :
- Respirasi
- Kardiovaskular
- SSP
- Ginjal
- Hepar
FARMAKOLOGI :
- Obat-obat anestetika
erv
1200
rv
2100
tv = tidal volume
erv = ekspiratory reserve volume
(volume cadangan ekspirasi)
rv = residual volume = volume sisa
KARDIOVASKULAR
- Terbanyak nekan kardiovaskular
- Eter, siklopropan, ketamin simp takikardia
- Halotan, enfluran simp - bradikardia
- vasodilat perif
- Opioid, pelumpuh otot - vasodilat perif
- lepas histamin
- Analg subarak/epid - vasodilat
- bradikardia
- hipotensi
- Ventilasi buatan tekanan torakal aliran drh vena
- Hiperkapnia simp - CJ
- vasokonstr. perif
- Hipokapnia X hiperkapnia
- Tarikan organ, otot mata, visera bradikardia
(refleks vasovagal)
SSP
- Vasodilat p.d. serebr : - gas anestesia
- azetazolamid
- Vasokonstr p.d. serebr : - pentotal
- altesin
- etomidat
- xantin
GINJAL
Halotan, enfluran, isofluran tahanan vask ginjal
Semua obat anest ganggu fs ginjal, akibat :
- perub TD sist
- CJ
- lepas hormon ADH
- cairan infus
- sist renin-angiotensinaldosteron
HEPAR
Halotan hepatitis
Albumin rendah dosis obat berlebihan
A N E
-
S T E S I A
LOKAL
REGIONAL
UMUM
ANALG E S IA :
LOKAL
- Topikal
- Infiltrasi
- Blok saraf perifer
REGIONAL
- Subaraknoid
(Intratekal/intradural)
- Epidural (Ekstradural)
- Intravena
ANALGESIA LOKAL
Blokade konduksi/lorong Na pd dinding saraf secarasementara terhadap rangsang transmisi sepanjang saraf
Bila obat analgesia lokal sudah keluar dari saraf :
- Konduksi saraf pulih spontan & lengkap
- Kerusakan struktur saraf (--)
.
ANALGESIA REGIONAL
- Blok sentral (neuroaksial)
- Blok spinal, epidural, kaudal
- Paling sering digunakan
- Blok perifer (saraf)
- Blok pleksus brakialis, blok aksiler, analg intravena.
ANATOMI
Tl. punggung (vertebra) tdd servikal 7, torakal 12, lumbal 5,
sakral 5 (menyatu), koksigeal 5 (menyatu)
Grs lurus antara kedua krista iliaka tertinggi memotong median di vert. L4 atau antara L4 L5
=== GAMBAR ===
CAIRAN SEREBROSPINALIS
Ultrafiltrasi plasma pleksus arteria koroidalis di
ventrikel 3 4 dan ventrikel lateral.
Jernih, tdk berwarna, ngisi rgg subaraknoid.
Total 100 150 ml, punggung 25 45 ml
ANALGESIA SPINAL
( = intratekal, intradural, subdural, subaraknoid )
Yaitu pemberian OA kedalam rgg subaraknoid
Cara sederhana, efektif, mudah
PERSIAPAN
- Daerah tempat tusukan : kelainan anatomis tl punggung,
ada tidak infeksi.
- Informed concern (izin dari pasien)
- Pemeriksaan fisik
1. Pasang monitor.
- Pasien tidur miring (dekubitus lateral).
Pasang bantal kepala. Punggung bungkuk maksimal
- Posisi lain adalad duduk.
==== GAMBAR ===
2. Grs ant kedua krista iliaka ka ki L4 atau L45
Tempat tusukan pada L 2-3 atau L 3-4
Bila pada L1-2 atau lebih tinggi trama med spin
3. Sterilkan tempat tusukan dg betadin/alkohol
4. Anest lokal tempat tusukan, lidokain 1-2% 2-3 ml
5. Cara tusukan median/paramedian
Sesudah hilang tahanan (ujung jarum masuk rgg subaraknoid) mandrin jarum dicabut cairan
serebrospinal keluar. Semprit berisi obat dipasang,
obat dimasukkan perlahan (0,5 ml/det)
INDIKASI AS
- Bedah obgin
- Bedah abdomen bawah
- Bedah urologi
- Bedah panggul
- Tindakan sekitar rektum perineum
- Bedah ekstremitas bawah
- Bedah abdomen atas / pediatrik (kombinasi dg AU)
INDIKASI KONTRA ABSOLUT
- Pasien menolak
- Infeksi tempat suntikan
- Hipovolemia berat / syok
- Koagulopati / terapi antikoagulan
- Tekanan intrakranial tinggi
ANALGESIA EPIDURAL
( = Ekstradural = peridural )
Yaitu blokade saraf dg menempatkan OA di rgg epidural
Rgg epidural, lig flavum dan duramater, dari foramen magnum dasar tengkorak sampai selaput sakrokoksigeal
OA langsung bekerja pd akar saraf spinal di bgn lateral
Mula kerja OA > lambat dari analg spinal
Kualitas blokade sens-mot > lemah dari analg spinal
INDIKASI AE
- Pembedahan & penanggulangan nyeri pasca bedah
- Nyeri persalinan
TEKNIK AE
- Posisi sama dg AS
- Lokasi tusukan terbaik L3-4, jarak lig flavum-duramater
terlebar
- Jarum epidural adalah pemandu kateter ke rgg epid
KOMPLIKASI
- Blok tidak merata
- Hipotensi
- Mual
ANESTESIA UMUM
AU : menghilangkan nyeri dan kesadaran secara sentral,
dan bersifat pulih kembali (reversible)
Komponen : analgesia, hipnosia (& relaksasi otot)
[ = trias anestesia ]
CARA KERJA OBAT AU
Belum diketahui pasti
Faktor2 yg berpengaruh thd cara kerja obat AU adalah :
-
Respirasi
Sirkulasi
Jaringan
Obat anestetika
Faktor lain
FAKTOR RESPIRASI
Inspirasi obat anest msk paru (alv) tek parsial alv
difusi via membr alv
Tek parsial alv, tgt :
- Konsentrasi obat anest
Konsentrasi naik tek parsial alv naik
- Ventilasi alveoli
Naik (hiperventilasi) tek parsial alv naik
FAKTOR SIRKULASI
- Perubahan tek parsial OA dlm alveolus
OA - sbgn abs jar
- sbgn kembali ke vena
OA jar jenuh di vena naik di paru naik (tek parsial OA
naik) turunnya difusi OA via membr alv
- Koefisien partisi darah/gas OA :
perbandingan konsentr OA dlm darah dg konsentr
OA dlm gas, sesudah seimbang
OA dg koef partisi darah/gas rendah (kurang larut) konsentr dlm alv cepat naik tek persial dlm darah cepat naik
anest cepat dalam ( = OA poten/kuat )
OA dg koef partisi darah/gas rendah : N2O, siklopropan
Koef part rendah anest cepat masa pulih cepat
Otak dg aliran darah banyak tek parsial cepat naik
pasien cepat kehilangan kesadaran
FAKTOR LAIN
1. Ventilasi
Hanya berpengaruh pd OA dg koef partisipasi gas/darah
tinggi : ventilasi naik tek parsial dlm alv cepat naik
anest cepat dalam. (Yg rendah : ef ventilasi thd kecepatan
pendalaman anest minimal)
2. Curah jantung
Hanya berpengaruh thd OA dg koef part darah/gas tinggi
Makin tinggi CJ induksi & kedlman anest lambat
3. Suhu
Makin rendah OA banyak larut darah anest makin
cepat dalam
Informed concern :
pernyataan persetujuan tertulis dari pasien/keluarga
untuk dilakukan tindakan anestesia/pembedahan.
- Pemberian informasi yang jelas tentang jenis tindakan
yang akan dilakukan.
- Manfaat/tujuan tindakan.
- Kemungkinan terjadi komplikasi akibat tindakan.
PREMEDIKASI
Pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi
Tujuan : utk lancarkan induksi, rumatan & bangun anest
- Cemas & takut
- Perlancar induksi anest
- Turunkan sekr liur & bronkus
- Turunkan jumlah OA
- Cegah mual pasca bedah
- Amnesia
- Turunkan cairan lambung
- Turunkan refleks yg membahayakan
INDUKSI INHALASI
Pada : - bayi/anak, yg blm/kesulitan pemasangan jalur iv
- dewasa, yg takut disuntik
1. Halotan
- Dg gas pendorong (O2 > 4L/men atau camp N2O:O2=3:1)
- 0,5 vol% --- dinaikkan pelahan-lahan sesuai kebutuhan
(batuk --- turunkan lagi) sampai konentr yg diperlukan
2. Sevofluran
- Lebih disukai, karena jarang batuk, walau samp konsentr
8 vol%
Induksi mencuri (steal induction) :
- Induksi inhalasi pd anak/bayi yg sedang tidur
- Terutama yg belum terpasang jalur vena
- SM bbrp cm diatas muka. Ps tidur SM ditempelkan
INDUKSI INTRAMUSKULAR
Ketamin
- Dosis 5-7 mg/kgBB --- 3-5 men tidur
INDUKSI PER REKTAL
- Bayi/anak
- Midazolam/Tiopental
RUMATAN ANESTESIA
- inhalasi
- intravena
+ / - relaksasi otot
- camp inhalai intravena
RA inhalasi : - N2O:O2 = 2:1 atau 1: 1
- halotan 0,5-2vol%, enfluran 2-4vol%, isofluran 2-4vol%, sevofluran 2-4vol%
EKSTUBASI
pencabutan pipa trakea
Dilakukan setelah anestesia/pembedahan selesai
Bisa dilakukan pada anest ringan atau pasien sudah benarbenar sadar
Syarat ekstubasi : pasien sudah bernafas spontan & adekuat.
Sebelum ekstubasi, rongga mulut, laring, faring dibersihakan
PO NONDEPOLARISASI : pankuronium,atrakurium,alkuronium
Cara kerja :
Seperti ask menempati reseptor ask pascasinap
Tidak seperti ask tidak ada perubahan permeabilitas membran pascasinap
Beberapa reseptor bisa ditempati ask terjadi kompetisi
antara po nondepol dg ask (= inhibitor kompetitif)
Ask dg po nondepol bersifat antagonis
Pemberian ask/obat penghambat asetilkolinesterase(neostigmin)
meningkatkan jumlah ask ask yg menempati reseptor
bertambah penurunan efek blokade po nondepol aktifitas
otot meningkat
NADI (frekuensi/menit)
- Palpasi arteri radialis, brakialis, femoralis, karotis
frekuensi, irama dan kekuatan
- Auskultasi dg stetoskop didada/ kateter melalui esofagus
- Alat elektronik kontinyu
TEKANAN DARAH (mmHg/torr)
Manual (auskultasi/palpasi) / alat elekronik
Lebar manset : kira-kira 2/3 lebar jarak olekranon-akromion
Lebih 2/3 TD rendah, kurang 2/3 TD tinggi
Yg diukur : tek sistolik, tek diastolik, tek arteri rata2 (TAR)
TAR = Tek diastoloik + 1/3 (tek sistolik tek diastolik)
+ 1/3 (tekanan nadi)
= 1/3 (tek sistolik + 2x tekanan diastolik)
TAR untuk mengukur perfusi jaringan
PRODUKSI URIN
Untuk mengetahui keadaan sirkulasi ginjal
Produksi urin normal : 0,5-1,0 ml/kgBB/jam (ditampungkateter) dipengaruhi oleh :
- obat anestetika
- hidrasi pasien
- tekanan darah
- faal ginjal sendiri
- volume darah
PEMANTAUAN RESPIRASI
Tanpa alat inspeksi (pd nafas spontan/kendali) :
- Jenis pernafasan (torakal/abdominal)
- Retraksi interkostal/supraklavikular
- Gerakan kantong cadang
- Warna bibir,ujung jari
Dg alat :
- Stetoskop suara nafas
- Oksimetri denyut - saturasi oksigen (SaO2)
- frekuensi nadi
- disritmia
- Kapnometri kadar CO2 udara eks/insp
SUHU TUBUH
Obat anestetika depresi pusat pengaturan suhu
tubuh mudah terpengaruh oleh suhu sekitar
Pemantauan suhu tubuh dilakukan pada :
- Operasi lama
- Bayi/anak kecil
- Pasien demam
- Teknik anestesia dg hipotermia buatan
PEMULIHAN ANESTESIA
Sesudah selesai operasi/anestesia-analgesia, pasien harus
dirawat di :
- kamar pulih / RR (recovery room)
- unit perawatan pasca anestesia-analgesia (UPPA)
- PACU (post anestesia/analgesia care unit)
Untuk dilakukan pemantauan :
- ssp
- suhu tubuh
- respirasi
- menggigil (shivering)
- kardiovaskular
- peberian obat analgesia
- pencernaan
- pencatatan rekam medis anestesia
- warna kulit
- kapan pasien bisa dikembalikan- perdarahan
ke ruangan perawatan
SSP :
Yang dinilai adalah :
- derajat kesadaran
- refleks pupil mata terhadap cahaya
- reaksi rangsang dengar
- nyeri. gelisah
- pernafasan
Terlambat pulihnya kesadaran, bisa disebabkan:
- Kelebihan dosis obat : premedikasi, anestetika, narkotika
- Hipoksia selama anestesia
- Pembedahan : syok/perdarahan banyak, emboli lemak
- Manifestasi penyakit : hipoglikemia
- Interaksi obat anestetika dg monoamin oksidase inhibitor
RESPIRASI
- jalan nafas (air way) - suara --- sumbatan
- gerakan dinding dada
- pernafasan - kedalamannya (adekuat/tidak)
- frekuensi
Sumbatan jalan nafas parsial/total
E/ - lidah jatuh menutup faring ps belum sadar betul
- udema laring ok kesulitan intubasi trakea
- spame laring ok rangs benda asing : darah, sekret,
muntahan, gigi palsu yg lepas
T/ - manuver tripel
- pasang (naso/oro)faring/sungkup laring O2 100%
- bersihkan jalan nafas
- udema/spasme laring - kortikosteroid
- ( + pelumpuh otot )
T/ - hilangkan penyebab
- analgetika opioid : petidin10-25mg iv, morfin 2-3 mg iv
- anti hipertensi : klonidin, nitroprusid 0,5-1,0 g/kgBB/menit
Hipotensi TD sistolik < 70mmHg
E/ - hipovolemia ( isian balik vena menurun) , ok :
- perdarahan 15% volume darah
- terapi cairan kurang adekuat
- hilangnya cairan ke rongga ketiga
- diuresis yg belum diganti
- kontraksi miokardium kurang kuat
- penurunan tahanan vaskular perifer (spinal/epid tinggi)
- reaksi hipersensitivitas
Hipotensi hipoperfusi organ vital hipoksemia
kerusakan jaringan
Tanda hipoperfusi jaringan : akral teraba dingin
WARNA KULIT
- pucat --- ok perdarahan
- sianotik ok hipoksia
PERDARAHAN : tergantung jenis operasi yg dilakukan
Transfusi darah, bila perdrhan > 20% vol drh / Hb < 9 g% (dws),
pd anak : perdarahan > 10% vol darah (vol drh 80 ml/kgBB)
PENGUKURAN SUHU TUBUH
Menggigil (shivering) : - hipotermia/hipertermia
- obat anestetika
E/ hipotermia : - suhu ruang operasi dingin
- suhu ruang pulih dingin
- cairan infus dingin
- cairan irigasi dingin
- bedah abdomen yg luas & lama
T/ shivering :
- O2
- selimut / lampu penghangat
- cairan infus dihangatkan
- petidin 10-25 mg iv, klorpromazin 5mg iv
Hipertermia maligna
krisis hipermetabolik, dimana suhu tubuh naik > 2 derajat
Celcius dalam satu jam
E/ :
- Herediter : defek (cacat) pd ikatan kalsium dlm retikulum sarkoplasma otot/jantung.
Stimulus (trigger) tertentu Ca+ keluar masuk dlm sitoplasma kontraksi miofibril hebat penumpukan asam
laktat & CO2 - kebutuhan O2 naik
- asidosis metabolik
- pembentukan panas
T/ hipertermia maligna
- O2 100%
- Seluruh tubuh kompres es/alkohol
- Lambung dibilas dg NaCl fisiologis dingin
- Pemeriksaan gas darah segera
- Koreksi asidosos dg Na bikarbonat
- Kortikosteroid dosis tinggi
- Obat spesifik : dantrolen 1-2 mg/kgBB, ulang tiap 5-10 menit,
maksimum 10 mg/kgBB
- asidosis
- buli2 penuh
T/ - hilangkan penyebab
- midazolam 0,05-0,10 mg/kgBB
HIPERSENSITIF
Reaksi abnormal thd obat,karena terbentuknya mediator
kimia endogen (histamin, serotonin dll)
S/ - kulit kemerahan, urtikaria
- muka sembab
- sakit perut, mual, muntah
- vasodilatasi, nadi kecil/tak teraba, sampai henti jantung
- spasme bronkus
T/ - cairan infus kristaloid dipercepat
- steroid, aminofilin, vasopressor
- henti jantung RJP
0
tidak dapatdibangunkan
sianotik
apneu/
obstruksi
tdk adapergerakkan
berubah >30
mmHg dari TD
prabedah
pucat
nafas dangkal
sesak nafas
2 angg. gerak
dpt digerakkan
berubah 20-30
mmHg dari TD
prabedah
TATA LAKSANA
Terapi cairan : tindakan utk mengganti kekurangan cairan &
memelihara kebutuhan cairan perianestesia (pra/selama/pascaanestesia)
PRA ANESTESIA
Akibat pemasukan yg kurang atau penyakit penyerta :
- puasa
- muntah
- masuknya cairan ke rongga ketiga (ekstraselular) :
- peritonitis
- obstruksi ileus
====== > gangguan air & elektrolit
D/ defisit cairan ekstrasesular : - derajat dehidrasi
- nilai hematrokit
DEHIDRASI :
Ringan
Sedang
Berat
- Dewasa :
4% BB
6% BB
8% BB
- Anak/bayi :
5% BB
10% BB
15% BB
- Defisit
- KU
- Mata
- Air mata
- Mulut/lidah
- Rasa haus
- Turgor kulit
- Nadi
- Tek. darah
- Diuresis
RINGAN
4% BB
baik
c.m
normal
ada
lembab
minum normal
baik
normal
normal
normal
SEDANG
6% BB
gelisah
lemah
cekung
kering
kering
kehausan
jelek
cepat
turun
oliguri
BERAT
8% BB
letargik
tidak sadar
sangat cekung
kering sekali
sangat kering/pecah2
tidak bisa minum
sangat jelek
cepat & isi kecil
turun sekali
anuria
- Defisit cairan
- KU
RINGAN
5% BB
kehausan
- Kulit/mukosa
kering
- Turgor/elastisitas kulit
- Ubun2/mata
cekung
- Diuresis
oliguria
- Kardiovaskuler
SEDANG
10% BB
sangat
kehausan
sangat kering
turun
sangat cekung
oliguria berat
hipotensia
takikardia
BERAT
15% BB
tampak
sakit berat
s/d syok
HEMATOKRIT
Hematrokit (%) = volume eritrosit / volume darah
Selain dehidrasi, defisit cairan ekstraselular hemokonsentrasi
Ht . (Nilai normal Ht : wanita 40-48%, pria 42-50%)
Defisit ini dapat diganti dg cara 1 jam pertama 40 ml/kgBB,
selanjutnya pemberian diturunkan sesuai dg keadaan kardiovaskular. Defisit diatasi (rehidrasi) dalam 4-6 jam
Defisit cairan ini dapat diatasi dg pemberian :
- cairan plasma/koloid
- kristaloid (ringer laktat / asering)
Tanda2 rehidrasi : - keadaan umum
- kardiovaskular
- produksi urin 0,5-1 ml/kgBB/jam
80 ml/kgBB
- dewasa wanita
75 ml/kgBB
PASCA ANESTESIA/PEMBEDAHAN
Bila pasien boleh/dapat minum segera diberi per oral
Bila belum/tidak dapat minum parenteral diteruskan jumlah
disesuaikan dg yang keluar (insensible loss + urin)
TRANSFUSI DARAH
Penilaian perdarahan selama pembedahan : - jumlah
- kecepatan
- lama
Pengukuran banyaknya perdarahan ;
- mengukur jumlah darah dlm alat pengisap
- + 25% (kasa, kain penutup pasien, baju operator/asisten)
Pada dewasa dg perdarahan sampai 20% (bayi/anak sampai10%)
masih bisa diganti dg koloid dg jumlah yg sama, atau kristaloid
(ringer laktat, asering) sebanyak 3-4 X jumlah perdarahan
Perdarahan pada : - dewasa > 20% ( Hb 9 g% ), atau
- bayi/anak >10% (bayi/anak)
===== > perlu transfusi
NORMAL
Wanita Pria
Hb = pigmen pembawa O2 eritrosit (g%,g/dl) 12-14 14-16
Ht = volume eritrosit / volume darah (%)
40-48 42-50
Volume darah : - bayi/anak ------- 80-85 ml/kgBB
- dewasa pria --- 80 ml/kgBB
- dewasa wanita 75 ml/kgBB
Darah = sel2 darah + plasma
- indikasi :
a. setelah transfusi darah masif
Transfusi darah masif defisiensi faktor koagulasi
setiap pemberian 4-6 unit darah simpan, diberikan 1unit
PBS
b. setelah terapi warfarin
c. koagulopatia pada penyakit hepar
3. Trombosit.
- Konsentrat dari darah donor dengan sentrifugasi
- Diberikan setelah 12 jam pengambilan
T/ reaksi transfusi :
- Stop transfusi
- Naikkan tekanan darah : - kristaloid
- vasokontriktor
- koloid
- inotropik
- Oksigen 100%
- Antihistamin
- Steroid dosis tinggi
- Periksa analisis gas dan pH darah gangguan asam basa
- Periksa elektrolit darah (Ca++, K+) :
- hipokalsemia ok Ca diikat pengawet sitrat
- hiperkalemia ok darah simpan K+ >>
- Kalau perlu dilakukan exchange transfusion
H = human mentation
- memulihkan fungsi otak dan kejiwaan (mental)
I = intensive care
- perawatan secara intensif
BANTUAN HIDUP DASAR (basic life support)
( = resusitasi kardiopulmoner / resusitasi ABC)
Indikasi : - henti nafas (respiratory arrest)
- henti jantung (cardiac arrest)
- hilangnya kesadaran
HENTI NAFAS.
E/ henti nafas primer :
I. Sumbatan jalan nafas
- benda asing
- aspirasi
- lidah jatuh
-radang glotis
HENTI JANTUNG
Henti jantung primer :
ketidak sanggupan curah jantung utk memenuhi kebutuhan
O2 ke otak/organ vital lainnya secara mendadak. Dapat
kembali normal bila dilakukan tindakan yg cepat & adekuat.
E/ henti jantung :
1. penyakit kardiovaskular :
- peny. jantung iskemik
- infark miokardial akut
- emboli paru
- fibrosis pd sistem konduksi (peny. Lenegre, sindr. AdamStokes)
A = AIRWAY CONTROL :
patensi jalan nafas (tidak ada sumbatan jalan nafas)
Pd ps tidak sadar & posisi terlentang sumbatan jalan nafas,
ok lidah jatuh menutupi dinding poterior faring.
T/ hilangkan sumbatan jalan nafas :
1. Ekstensi kepala & angkat leher
Satu tangan mengekstensikan kepala, tangan lain menyangga
bgn atas leher
2. Ekstensi kepala & angkat dagu
[gb]
Kepala ekstensi, dagu angkat keatas
3. Ekstensi kepala & dorong mandibula
Kepala ekstensi, kedua sisi sudut mandibula didorong kedepan
Angkat dagu > efektif membuka jln nafas dp angkat leher
Pd fraktur tl leher ekstensi kepala & dorong mandibula
Kalau di rongga mulut / faring ada lendir, cairan atau benda asing:
- Kepala dimiringkan ke satu sisi
- Mulut dibuka paksa
- Lidah & rahang dipegang satu tangan
[gb]
- Jari telunjuk & tengah tangan lain dimasukkan ke dalam satu sisi
mulut ps belakang faring keluar melalui sisi mulut lain
gerakan menyapu. Benda asing jangan masuk lebih kedalam
Bila gagal - hentakan abdomen (abdominal thrust/grk.Heimlich)
- hentakan dada (chest thrust)
- Hentakan abdmen/dada 6-10 kali
[gb]
- Buka mulut sapuan jari
- Reposisi ps ventilasi buatan
Bila gagal: - pasang pipa jln nafas : oro/nasofaringeal/endotrakea
- krikotirotomi (pungsi memb. krikotiroid dg jarum >>)
Bila sumbatan di bronkus - sedot melalui pipa endotrakea
- bronkodilator
Apabila nafas spontan & adekuat (tidak sianosis) posisi sisimantap, utk mencegah aspirasi.
Posisi sisi mantap :
[gb]
- Fleksi tingkai yg dekat penolong
- Lengan yg dekat penolong diluruskan & disisipkan dibawah
bokong
- Gulingkan pasien dg lembut kearah penolong
- Kepala ekstensi, muka lebih rendah
- Tangan atas ps diletakkan dibawah pipi bawah, agar kepala
tetap ekstensi & mencegah ps berguling ke depan
- Lengan bawah yg ada di punggung, utk mencegah ps berguling
ke belakang
B = BREATHING SUPPORT.
====== > bantuan nafas.
Setelah tidak ada sumbatan pd jalan nafas nilai ada tidak
pernafasan spontan :
[gb]
- merasakan sentuhan udara dari mulut & hidung
- pergerakan nafas pd dada pasien
Bila tidak ada nafas spontan nafas/ventilasi buatan :
- dengan mulut, ke : - mulut
[gb]
- hidung
- mulut & hidung dg sungkup muka
- stoma trakeostomi
- dengan alat bantu pernafasan (resusitator)
Bantuan nafas = 12 16 X/menit.
Mulut ke mulut :
- Kepala ps ekstensi, agar mulut terbuka
- Penolong menarik nafas dalam-dalam
- Bibir penolong ditempelkkan ke bibir ps dg erat agar tidak bocor
- Tiupkan udara ekspirasi penolong, sambil lubang hidung ps ditutup dg memijit hidung ps dg jari-jari penolong
- Bila dada ps naik udara mencapai paru-paru ps
- Bibir dilepaskan pengeluaran udara pasif dari paru-paru ps
- Diulang secara teratur dan kontinyu sesuai irama pernafasan,
sampai ps bernafas spontan
Mulut ke hidung, via sungkup muka, stoma trakeotsomi
- Cara sama
- Pd mulut ke hidung, mulut ditutup dg nekan dagu kearah kranial
[gb]
Pada pasien henti jantung bantuan sirkulasi pasientidur terlentang pd alas yg datar & keras :
- pukulan pd sternum (precordial thump)
- kompresi jantung luar
Pukulan pd sternum :
Lokasi : bgn tengah separuh bawah tulang sternum
Dari ketinggian 20-30 cm (8-12 inci)
- menghentikan fibrilasi ventrikel
- merangsang jantung yg berhenti utk berdenyut kembali
Kompresi jantung (masase jantung) luar :
[gb]
Posisi penolong berada di samping dan menghadap pasien.
Bila ps di atas tempat tidur, penolong berdiri. Bila di lantai,
penolong berlutut.
KURVA EKG
R
Gelombang P
Gelombang QRS
Gelombang T
PR Interval
Segmen T
ST Segmen
T
Q
PR interval
QT Interval
Ventrikel Fibrilasi
Irama
Frek. ( HR )
Gel. P
Interval PR
Gel. QRS
: Tidak teratur
: Tidak dapat dihitung.
: Tidak ada.
: Tidak ada.
: Tidak dapat dihitung, bergelombang
dan tidak teratur.
Dua macam VF
VF kasar ( Coarse )
VF halus ( Fine )
a.
b.
Normal
Fibrilasi ventrikel
Disosiasi elektromekanik
Asistol ventrikel
(2). P a r u :
- asma -------------------------- bronkodilator, steroid
- infeksi paru ------------------ antibiotika
- edema paru ----------------- diuretika, morfin, ventilator
- pnemo / hematotorak ----- drainase paru
- benda asing ----------------- bronkoskopi
- ARDS (adult respiratory- ventilator
distress syndrome)
- aspirasi ---------------------- ventilator
(3). Kardiovaskular :
- renjatan, gagal jantung -- obat-obatan, terapi cairan
- embolus paru -------------- embolektomi
Etiologi ARDS :
TRAUMA
- kontusio jaringan
- ssp
- emboli lemak
- syok
- luka bakar
- aspirasi
- tenggelam
INFEKSI
TOKSIK
- bakteri
- O2
- endotoksin
- dosis narkotika >>
- virus
- inhalasi asap
- sepsis
- bahan korosif
- pasca kardio- emboli :
pulmonary bypass
- bekuan darah
- pankreatitis
- lemak
- transfusi darah
- air ketuban
- DIC (disseminated
intravascular
coagulation)
STATUS ASMATIKUS
serangan asma yg lama & sulit diatasi dg obat-obatan.
Indikasi rawat UTI bagi pasien dg status asmatikus :
- Riwayat serangan asma :
- berlangsung lama & sembuh tidak sempurna.
- sering tiba-tiba, sehingga membahayakan jiwa ps.
- Disertai peny. infeksi sal. nafas : bronkitis, pnemonia, sinusitis
- Ps lb suka duduk, cemas, agitasi, keringat banyak, nafaspendek-pendek, bicara putus-putus, suara parau & lemah.
Biasanya ps yg dirawat di UTI adalah kiriman dari ruang
perawatan bag. Ilmu Penyakit Dalam, dimana ps biasanya
sudah diterapi tetapi belum berhasil mengatasi keadaan
akutnya.
(3). Obat-obatan :
# Aminofilin
- Segera diberikan, begitu ps. masuk UTI
- Dosis awal : 5 mg/kgBB
Diencerken dg 20 ml D5 iv perlahan-lahan 15-20 menit
Bila sebelumnya sudah mendapat aminofilin & tidak ada
tanda-tanda toksis 3 mg/kgBB (cara pemberian sama)
- Dosis pemeliharaan : 0,6 mg/kgBB/jam kadar T/ di serum
ivfd (tetesan infus iv) cairan dekstrosa 5% / NaCl 0,9%
- Efek bronkodilatasi terjadi1-1,5 jam setelah pemberian
- Tanda-tanda toksis aminofilin :
- nausea, muntah - hiperventilasi - takikardia
- sukar tidur
- hipotensi
- aritmia jantung
- kejang-kejang
- diuresis
- henti jantung/nafas
# Antibiotika
- Bila ada tanda-tanda infeksi, sesuai dg spektrum kumannya.
(4). Intubasi endotrakea & ventilasi mekanik.
Indikasi pemasangan ventilasi mekanis :
- ps sangat kelelahan (exhaustion)
- kesadaran makin menurun
- PaCO2 50 mmHg
- PaO2 60 mmHg
Pemasangan pipa endotrakea :
==== > hindari rangsang berlebihan :
- semprot lidokain ke faring & laring
- sedativa
- pelumpuh otot
- sebaiknya via nasal (nasotrakeal) higiene mulut
Ventilasi mekanis :
Lebih sulit dari ps dg penyakit lain, ok:
- Resistensi jalan nafas yg tinggi, akibat :
- spasme bronkus
- udema mukosa
- sekret >>
==== > perlu tekanan inflasi yg tinggi.
- Udara yg masuk paru, sukar keluar lagi penekanan
berlebihan kapler paru beban ventrikel kanan
dekompensasio kordis kanan
- Pergeseran sekat jantung ke kiri vol. sekuncup jantung
kiri
VENTILATOR MEKANIS
==== > adalah alat yg digunakan utk membantu (sebagian)
atau mengambil alih (seluruh) pertukaran gas paru
(ventilasi) utk mempertahankan hidup.
Ada 2 gol. :
(I). Ventilator tekanan negatip.
- tekanan eksternal negatip tidak dipakai lagi
- tekanan sekeliling dada dibuat negatip udara masuk paru.
(II). Ventilator tekanan positip.
- tekanan internal positip yg dipakai sekarang
- membuat tekanan positip dlm jln nafas udara masuk paru
- ada 2 kelompok :
# ventilator biasa : vol besar, tek tinggi, frek rendah.
# high frequency ventilator : vol kecil, tek rendah, frek tinggi.
NILAI KRITIS
> 35 X/men
< 3,5 ml/kgBB
< 10 ml/kgBB
< 60 mmHg
> 50 mmHg
> 450 mmHg
NILAI NORMAL
12- 16 X/men
6-8 ml/kgBB
50-60 ml/kgBB
80-100 mmHg
35-45 mmHg
5-25 mmHg
# Ventilasi bantu :
Kerugiannya :
- pasien harus sadar & kooperatif
- harus sering memeriksa AGD
- sukar mendapat volum tidal yg tetap
# Ventilasi kendali (kontrol) :
Keuntungannya :
- frekuensi nafas & volum tidal bisa diatur
- hasil ventilasi lebih terjamin
- pemeriksaan AGD lebih jarang dilakukan
- pemantauan tidak begitu ketat
- pasien diistirahatkan tidur
- konsumsi/kebutuhan O2 menurun
Kerugiannya :
- perlu obat sedativa/pelumpuh otot/narkotika
- venous return & curah jantung
- distrofia otot-otot pernafasan
# IMV (intermitten mandatory ventilation) :
Untuk proses weaning (= penyapihan, lepas dari ventilatormekanis)
ANALISIS GAS DARAH (AGD) = ASTRUP
==== > adalah pemeriksaan darah arteri, utk mengetahui :
- gas darah
- keseimbangan asam & basa
pH
rendah
rendah
tinggi
tinggi
normal
normal
normal
normal
PaCO2
normal
tinggi
normal
rendah
rendah
normal
tinggi
normal
TCO2
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
BE ----- - D/
- T/ asidosis/alkalosisi metabolik :
Kebutuhan basa = BE X BB X 0,3 mEq
# PaO2 (normal : 80 -100 mmHg)
Tekanan ok O2 yg terlarut dalam darah.
Cukup tidaknya oksigenasi darah arteri.
Faktor-faktor yg berpengaruh pada PaO2 :
1/. Umur.
- Neonatus PaO2 40-70 mmHg
- Setiap kenaikan umur 1 tahun PaO2 naik 1 mmHg
- > 60 tahun PaO2
2/. Posisi
- Dari duduk ke berbaring PaO2 5 10 mmHg.
Sedang reaksi anafilaktoid, secara klinis sama dg reaksi anafilaksis, tetapi tidak ada kontak sensitisasi sebelumnya.
E/.
- obat-obatan
- makanan tertentu
- media kontras
- sengatan/gigitan binatang : ular, tawon, laba-laba, semut,
nyamuk tertentu, ubur-ubur.
SS/.
- waktu sejak terkena antigenik sampai timbul gejala bbrp menit
sampai bbrp jam.
- lamanya reaksi bervariasi.
# Respirasi :
- Rinitis : - koriza
- gatal nasal.
- Pembengkakan laring/pita suara :
- dispne
- tenggorokan terasa seperti tersumbat.
- Bronkospasme :
- batuk-batuk
- takipne
- auskultasi : - mengik (wheezing) difus
- ekspirasi memanjang.
- gagal/henti nafas
#
-
Kardiovaskular :
Takikardia
Hipotensi syok
Nadi tak teraba henti jantung
EKG : - Aritmia
- Perubahan gelombang T
- Fibrilasi atrium/ventrikel
- Asistol
DD/.
- Sindrom vasovagal *
- Pneumotoraks
- Penyakit kardiovaskular
- Emboli udara
- Koma diabetikum
- Trauma
*) tidak menyebabkan hipoperfusi jaringan menyeluruh.
PENATALAKSANAAN.
==== > - pengembalian sirkulasi ==== > A/. terapi segera
- ventilasi yg adekuat
B/. terapi suportif
C/. pencegahan
(A). Terapi segera :
1. Hentikan kontak :
- media kontras stop.
- pasang torniket proksimal sengatan/gigitan binatang.
- adrenalin lokal di tempat sengatan/gigitan, sbg vasonstr.
2. Posisi pasien ;
- terlentang, kaki dinaikkan 30-40 (bukan Trendelenburg).
- tidak sadar manuver tripel
3. Pemasangan jalur intravena (infus)
4. Pemberian oksigen.
9. Aminofilin
Utk bronkospame yg tidak dapat diatasi oleh adrenalin.
Efek : cAMP ---- bronkodilator.
Dosis dewasa/anak :
- awal : 5 mg/kgBB diberikan selama 15-20 menit
(diencerkan 20 ml dg D5)
- dosis pemeliharaan : 0,6 mg/kgBB/jam
10. Adrenalin intrakardial ---- bila jelas bendungan vena.
11. Pemeriksaan AGD : ---- - gangguan kardiorespirasi
- hipoperfusi jaringan
- derajat asidosis metabolik
12. Pemantauan :
- EKG : aritmia ---- ok ---- - gangguan keseimb asam-basa
- gangguan elektrolit.
- Diuresis : normal, oliguria, anuria.
(3). Pencegahan.
Dicari penyebab terjadinya rekasi anafilaksis, untuk mencegah
kejadian ulang.
SYOK
( = renjatan, kegagalan sirkulasi )
suatu sindroma klinik yg disebabkan kegagalan sistem
kardiovaskular utk mengirim oksigen & bahan nutrien lain
utk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan (= perfusi
jaringan).
Perfusi jaringan ~~~~ MAP (mean arterial pressure) /
TAR (tekanan arteri rata-rata)
MAP = diastolik + 1/3 (sistolik diastolik)
MAP = COP x SVR
COP = SV x HR
SVR = systemic vascular resistance
COP = cardiac output (= curah jantung)
SV = stroke volume (= isi sekuncup)
HR = heart rate
Klasifikasi syok :
I. Hipovolemik (oligemik)
II. Kardiogenik
III. Obstruktif ekstrakardiak
IV. Distributif
Fase syok :
1. Kompensasi
2. Dekompensasi
3. Ireversibel
Bila terjadi 2 jam kerusakan jaringan parah syok ireversibel. Meskipun diberi cairan yg adekuat, syok tidak akan dapat
diatasi.
SYOK KARDIOGENIK
Syok yg terjadi ok lemahnya jantung dlm memompa darah,
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan volum sirkulasi.
E/ syok kardiogenik :
- miopatik
- mekanik
- aritmia
E/ syok kardiogenik :
# Miopatik ( fungsi sistolik ) :
- Infark miokard akut
- Kardiomiopati dg dilatasi
- Depresi miokard pada syok septik
# Mekanis
- Regurgitasi mitral
- Defek septum ventrikel
- Aneurisma ventrikel
- Obstruksi aliran keluar ventrikel (stenosis aota/subaortik,
hipertrofik idiopatik)
# Aritmia
SYOK DISTRIBUTIF
syok yg terjadi karena gangguan distribusi yg diakibatkan
gangguan dlm tahanan arteri atau venous capacitance atau
keduanya, yg terjadi pada p.d. arteri/vena kecil.
Terdiri dari :
- syok septik (bakteremia)
- anafilaksis
- syok neurogenik
- syok endokrinologik
D/. 2 tahap :
(A). Syok membakat (impending/pre syok) :
- penurunan kesadaran.
- hipotensi : TD sistolik < 90 mmHg.
- perubahan tanda vital ortostatik (t.u. pd syok hipovolemik) :
perbedaan TD & nadi antara berdiri,duduk,terlentang :
- TD 10 mmHg.
- Nadi 15 X/menit.
- hipoperfusi : kulit teraba dingin, lembab, isi nadi lemah.
(B). Tingkat syok.
1/. Syok ringan kehilangan 10-20% dari volume sirkulasi.
Hipoperfusi hanya terjadi pd organ non vital : kulit, jaringanlemak, otot rangka & tulang.
- hipotensi postural
- kolaps vena-vena leher
- diuresis sedikit
- urin pekat
- asidosis metabolik (-)
TERAPI SYOK
+ Umum :
sama dengan penatalaksanaan syok ok reaksi anafilaksis
+ Spesifik :
tergantung jenisnya syok.
# SYOK HIPOVOLEMIK.
(1). Pemasangan jalur intra vena.
Vena-vena kolaps pemasangan jalur intra vena (iv line/
kanul utk infus) dicoba perkutaneus via vena-vena besar.
Kalau sulit vena seksi.
Cairan infus : - kristaloid : ringer laktat/asetat, NaCl
- koloid : darah/komponennya, plasma bekusegar, pengganti plasma (dekstran)
(2). Resusitasi cairan :
Syok hipovolemik hemoragik/non-hemoragik : cairan kristaloid
2-3 liter, selama 20-30 menit, untuk : TD, TVS, diuresis.
Darah diberikan bila Hb < 9g%.
Bila kemudian syok kembali terjadi periksa Hb, Ht, gol darah. Perdarahan masif hemostasis dg pembedahan &
persiapan darah utk transfusi.
# SYOK KARDIOGENIK.
T/. secepatnya pasien dibawa ke ruang unit terapi intensif.
- Oksigen 5-10 L/men, dg kanul nasal/sungkup muka.
- Pemasangan pipa endotrakea asid. resp./hipoksia berat.
- Pemasangan cairan infus D5 perlahan-lahan.
- AGD
- EKG
- Na bikarbonat 50 mEq, iv perlahan-lahan utk asid. metab.
# SYOK SEPTIK.
====> syok akibat sepsis (= invasi bakteri pada aliran darah).
E/.
- Bakteri gram (+) : - Stafilokokus.
- Klostridia
- Streptokokus
- Bakteri gram (-) : - E coli
- Pseudomonas
- Klebsiella
- Salmonella
- Proteus
- Bakteroides (anaerob)
- Fungi
- Virus
- Spirokaeta
Penyebab tersering syok septik adalah stafilokokus (25%).
Syok septik terjadi karena pelepasan endotoksin bakteri.
SS/.
- Perubahan suhu tubuh : - menggigil
- pireksia
- kekakuan
- hipotermia
- Kardiovaskular 2 fase :
(I). Warm hypotension :
- hipotensi
- vasodilatasi perifer
- suhu tubuh
- curah jantung kompensasi
- tubuh tampak kemerahan
(II). Cold hypotension
- hipotensi
- pucat
- suhu tubuh
- sianosis
- vasokonstriksi perifer
- curah jantung
- Respirasi :
- takipne
- ARDS
- hipoksemia
- udema paru
T/.
- Oksigenasi & ventilasi.
- Cairan.
Kristaloid/koloid 1-2 L, selama 30-60 menit.
Selanjutnya sesuai dg TD, nadi, TVS & diuresis.
- Obat-obat inotropik, apabila cairan sudah mencukupi.
- dopamin : 5-30 g/kgBB/menit (dinaikkan bertahap).
- Diuretika : furosemid (lasix) 20 mg, iv (dinaikkan bertahap).
- Gangguan perdarahan :
- transfusi trombosit, FFP
- heparin
- vit. K
- asam folat
- antagonis reseptor H2 (cimetidin) keasaman lambung.
- Gangguan metabolisme.
Koreksi : - keseimbangan asam-basa.
- gangguan elektrolit.
- intoleransi glukosa insulin.
- Steroid.
- deksametason : 3 mg/kgBB, iv.
- metilprednisolon : 30 mg/kgBB, iv.
- Pembedahan.
Sumber infeksi dihilangkan : jaringan nekrotik, abses, dll.
- Antibiotika sesuai dg penyebabnya.
Prognosis syok septik :
Buruk, angka kematian sekitar 50%.
# SYOK NEUROGENIK.
====> syok yg diakibatkan karena kegagalan pusat vasomotor
akibar trauma medula spinalis.
Jarang terjadi.
DD/.
- sidroma vasovagal sama-sama menyebabkan hipotensi,
tetapi tidak menyebabkan hipoperfusi jaringan menyeluruh.
- analgesia spinal tinggi.
- sindroma Guillain-Barre
E/. Trauma abdomen/toraks yg mengenai medula spinalis.
SS/.
- Mirip syok hipovolemik.
- Kelainan neurologik : quadriplegia/paraplegia.
T/.
- Posisi terlentang.
- Oksigenasi.
- Cairan.
- Dopamin 5-30 g/kgBB/menit sbg vasopresor.
- Atasi perdarahan, bila ada.