Professional Documents
Culture Documents
(PERTEMUAN ILMIAH
PULMONOLOGI & ILMU
KEDOKTERAN RESPIRASI) 2016
Oleh :
Dr. Anang Basuki Mahardjito
Dr. Bunga Listia Paramita
KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
REPUBLIK INDONESIA
RUMAH SAKIT OLAHRAGA NASIONAL
Jl. Jambore Raya No. 1, Cibubur, Jakarta Timur
TEMA WORKSHOP:
LUNG FUNCTION TEST FOR
MEDICAL CHECK UP DAN
CLINICAL PRACTICE
PURPOSE
PESERTA
1. Dokter spesialis paru, dokter umum,
dan perawat
2. Jumlah total : 40 peserta
3. Utusan RS Olahraga Nasional :
1. dr Anang Basuki Mahardjito
2. dr Bunga Listia Paramita
JADWAL ACARA
Waktu
Materi
Narasumber
08.0008.30
Registrasi
08.3009.15
dr Ratnawati,
Sp.P
09.1510.00
10.0010.15
Coffee Break
10.1511.00
11.0011.45
11.4513.00
Ishoma
dr Triya
Damayanti,
Sp.P, Ph.D.
RESUME WORKSHOP
Gambar body
plethysmograph
Pasien masuk
dalam box dan
ditutup rapat lalu
bernafas pada
selang mulut yang
tersedia.
Dengan alat ini
akan diketahui
kapasitas
fungsional residu
paru dan total
volume gas paru
b. Kapasitas Paru :
1. Kapasitas Vital (VC / SVC) yaitu jumlah udara yang
dapat dihembuskan (ekspirasi) maksimal setelah
inspirasi maksimal. VC = VT+IRV+ERV (nilai
normal : 4800 ml = 80%TLC).
2. Kapasitas Inspirasi (IC) yaitu jumlah udara maksimal
yang dapat diinspirasi setelah ekspirasi biasa. IC =
VT+IRV. (nilai normal : 3600 ml)
3. Kapasitas Residu Fungsional (FRC) yaitu jumlah gas
udara yang masih terdapat di dalam paru setelah
akhir ekspirasi biasa. FRC = ERV+RV. (nilai normal :
2400 ml)
4. Kapasitas Total Paru (TLC) yaitu jumlah total udara
yang dapat dimasukkan ke dalam paru setelah
inspirasi maksimal. TLC = VC+RV. (nilai normal : +
6000 ml)
Helium dilution
1. Isi spirometer dengan volume udara yang diketahui
jumlahnya + O2 25-30% tambahkan helium sehingga
jumlah total konsentrasi gas bertambah 10%.
2. Minta pasien bernafas selama 30-60 detik melalui katup
free-breathing (yang mengatur hubungan udara di dalam
ruangan dengan udara pada sistem rebreathing) ganti
pengaturan katup menjadi sistem rebreathing pada akhir
ekspirasi biasa pasien akan menghirup gas pada
siprometer sampai konsentrasi He jatuh pada keadaan
seimbang (<0,02% dalam 30 detik) Alat akan mulai
merekam Konsentrasi He, FRC dapat dikalkulasi.
3. FRC = ((%He awal) x Volume spirometer / %He final )
Volume spirometer
Nitrogen Washout
1. Pasien menghirup 100% O2 selama 7 menit
Udara ekspirasi pasien akan dikumpulkan dalam
kantung N2 akan keluar dari paru, masuk ke
dalam kantung Lihat konsentrasi N2 yang masih
etrdapat dalam alveolar.
2. Tes berhasil jika konsentrasi N2 alveolar turun
<1.5% yang dilihat dalam 3 kali percobaan
pernafasan.
3. Volume N2 di dalam paru sebelum percobaan =
Volume N2 pada kantung setelah percobaan selesai.
4. FRC = (Volume kantung x Konsentrasi N2 pada
kantung) / 0,8
KONTRAINDIKASI
a. Post serangan infark miokard dalam
1 bulan
b. Kondisi dengan hasil fungsi paru
suboptimal :
1. Nyeri dada / nyeri abdomen karena
sebab apapun.
2. Nyeri mulut / muka yang dicetuskan
karena penggunaan mouthpiece.
3. Stress inkontinensia.
4. Demensia atau gangguan jiwa.
FUNGSI SPIROMETRI
1. Menunjang diagnosis
2. Melihat bentuk kelainan (Obstruksi,
restriksi, atau campuran)
3. Melihat efek pemberian terapi
bronkodilator
4. Melihat laju perjalanan penyakit
(penurunan VEP1 pertahun)
5. Menentukan prognosis penyakit
6. Menentukan klasifikasi PPOK
INTERPRETASI
Nilai :
FEV1/FVC :
> 75-80%
(Normal)
60-75% (mild)
40-59%
(moderate)
<40% (severe)
Teknisi COSMED
Kriteria repeatabilitas :
Minimal 3 hasil dari pengukuran yang
memenuhi akseptabilitas
Dua hasil FVC terbaik dengan
perbedaan < 5% atau 0.2 L
Dua hasil FEV1 terbaik dengan
pebedaan < 5% atau 0.2 L
HASIL KEGIATAN
1. Prof Faisal Yunus Sp.P:
a. Beliau bersedia diundang ke RSON
sebagai narasumber berkaitan dengan
alat Spirometri dengan CPET RSON
b. Beliau belum bisa datang ke RSON
dalam waktu dekat, meminta untuk
diaturkan jadwal kembali
c. Untuk berkomunikasi, beliau
mempersilakan untuk langsung
menghubungi beliau (nomor telepon
sudah beliau berikan)
2. Sergio Graziani:
a. Pada prinsipnya beliau bersedia diundang
ke RSON, tapi beliau meminta agar
sekaligus melakukan install software baru
/ alat baru dan training staff.
b. Beliau menawarkan untuk pelatihan
langsung di Italia, selama 3 hari dengan
pemberitahuan 3 bulan sebelumnya.
c. Beliau menyarankan untuk mengundang
narasumber lain dari sisi medis, karena
beliau hanya teknisi.
3. dr Adi (COSMED):
a. Beliau akan menghubungi dr.Basuki
Supartono, SpOT, FICS, MARS terkait
penawaran bahan habis pakai CPET
dan upgrading software alat CPET
b. Beliau akan mengkomunikasikan
dengan ahli CPET dari Italia
sehubungan dengan pengadaan
training di RSON
FOTO KEGIATAN
dr Ratnawati Sp.P
memberikan materi
Tahanan Jalan Nafas
Foto Penyerahan
Majalah RSON
kepada para
narasumber
TERIMA KASIH