You are on page 1of 15

NURSING CARE

OF RESPIRATORY
SYSTEM
BRONCHITIS CHRONIC
I.Judul : Inhaled bronchodilators for
chronic bronchitis and emphysema
II. Pengarang : Gery Kaufman
III. Topik : Terapi pengobatan pada
pasien bronkitis
ABSTRACT
Ppok adalah istilah umum untuk bronkitis kronis dan emfisiema.
Bronkitis kronis adalah respon inflamasi dalam saluran udara
kecil yang menyebabkan penyempitan dan dapat mengurangi
aliran udara. Emfisema menyebabkan kerusakan alveoli yang
berperan penting dalam memberikan oksigen keseluruh tubuh
dan karbondioksida. (Lynes 2007).
Gejala PPOK meliputi batuk kronis, produksi dahak berlebih,
wheezing, dyspnea kronis dan progresif, bronkospasme. Penyakit
ini terutama disebabkan oleh merokok,tetapi dapat pula dari
pekerjaan, paparan polusi udara
Empat tahap dalam PPOK yaitu ringan, sedang, berat, dan
sangat parah. Tingkat keparahan tergantung pada gejala tingkat
aliran udara obstruksi yang ditunjukkan dengan menggunakan
spirometri.
HASIL PENELITIAN
Inti dari pengobatan menggunakan
inhaled bronkodilator adalah membuka
saluran pernafasan khususnya bronkus
dengan merelaksasikan sel otot polos
yang menyusun saluran pernafasan.
Obat-obat tersebut adalah :
1. Inhaled beta2-agonis
2. Inhaled antimuscarinics
Alat-alat inhaler ini tersedia dalam
beberapa macam perangkat seperti
spacer, inhaler bertekanan meteran-
dosis, dll. Pasien dapat belajar
bagaimana cara penggunaanya asalkan
pasien tersebut tidak mengalami
gangguan kognisi. Jika pasien
mengalami gangguan kognisi maka
diharapkan perawat dapat memberikan
alat lainnya yang fungsinya sama.
DISKUSI
A. Inhalasi agonis beta 2
short-acting beta 2 agonis termasuk obat
salbutamol dan terbutaline.
long-acting beta 2 agonis termasuk obat
formoterol.
B. Antimuscarinics inhalasi
- Short and long-acting yang tersedia untuk pengobatan
COPD . The ipratropium obat antagonis muscarinic short-
acting yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk
beta2agonists short-acting sebagai agen pilihan pertama
dalam pengelolaan COPD .
tiotropium obat antagonis muscarinic long-acting yang
dapat digunakan sebagai alternatif untuk beta2agonists
long-acting pada pasien yang tetap sesak napas atau
memiliki eksaserbasi meskipun menggunakan long-acting
bronkodilator . Muscarinic , atau kolinergik , reseptor di
otot polos saluran napas yang dipengaruhi oleh
neurotransmitter asetilkolin .
Obat antimuskarinik memblokir asetilkolin atau reseptor
kolinergik pada otot polos bronkus dan menghambat
bronkokonstriksi) . Oleh karena itu , obat ini juga disebut
sebagai antikolinergik .
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
Kekurangan
Artikel jurnal tidak menjelaskan mengenai
penatalaksanaan non farmakologi terhadap
pasien yang mengalami efek samping dari
penggunaan bronkodilator
Artikel jurnal tidak menjelaskan penelitian
tersebut dilakukan oleh peneliti secara
langsung dengan sampel pasien langsung
atau mengambil dari beberapa ringkasan
jurnal
Kelebihan
Dalam artikel jurnal telah dijelaskan apa itu
penyakit PPOK, bronkitis kronis dan emfisema
Telah dijelaskan mengenai penggunaan
bronkodilator inhalasi pada pasien bronkitis kronis
Telah dijelaskan efek samping dari penggunaan
bronkodilator inhalasi
Telah dijelaskan juga dosis yang pas dalam
penggunaan bronkodilator
Artikel jurnal menjelaskan mengenai kontraindikasi
penggunaan pengobatan
Artikel jurnal juga menjelaskan mengenai interaksi
dengan obat lain jika menggunakan bronkodilator
SARAN
Dalam jurnal ini menjelaskan bagaimana
terapi farmakologis yang di berikan pada
penderita bronkitis. Sebaiknya lebih di
jelaskan lagi bagaimana perawatan atau
nursing care yang baik dan rinci terhadap
penderita bronkitis jadi tidak hanya
framakologinyasaja
KESIMPULAN
Terapi inhalasi bronkodilator, yang meliputi beta2agonists dan
antimuscarinics, merupakan pusat pengelolaan pasien dengan
COPD. Bronkodilator inhalasi memiliki keuntungan dari
memberikan akses langsung ke saluran udara. Dibandingkan
dengan rute oral , mereka dapat diberikan dalam dosis yang lebih
kecil, meminimalkan risiko efek samping sistemik. Namun, obat-
obat ini dapat dikaitkan dengan efek samping dan interaksi,
terutama pada pasien dengan komorbiditas yang dapat
mengambil sejumlah obat secara bersamaan. Oleh karena itu,
kewaspadaan dalam monitoring efek samping dan mengenali
potensi interaksi adalah penting. Penggunaan perangkat inhaler
yang tepat dan teknik inhaler yang benar sangat penting untuk
mempromosikan kepatuhan terhadap terapi bronkodilator.
Manajemen yang tepat , review reguler dan pendekatan holistik
untuk perawatan pasien dapat membantu untuk meminimalkan
dampak dari penyakit dan meningkatkan kehidupan pasien
dengan PPOK
APLIKASI DI INDONESIA
Di Indonesia untuk pengobatan penyakit
bronchitis dari segi farmakologisnya
sama dengan yang di jelaskan dalam
jurnal ini obat-obat yang di gunakan sama
yaitu jenis Antimuscarinics inhalasi dan
Inhalasi agonis beta 2 dengan terapi
farmakologi ini penderita bronchitis di
Indonesia cukup mengalami penurunan
yang cukupbanyak.
TERIMA KASIH

You might also like