You are on page 1of 12

KEBUTUHAN NUTRISI PADA

STRES METABOLIK
Prof.dr.Fadil Oenzil, PhD,.SpGK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Universitas Malikussaleh
TIK
Mahasiswa diharapkan mampu :
Memahami respons metabolik saat kelaparan
dan trauma
Memahami efek trauma terhadap metabolik

Memahami penggunaan nutrien oleh tubuh

Menentukan kebutuhan kalori dan protein


selama stres metabolik
RESPONS METABOLIK PADA
KELAPARAN
DAN TRAUMA
Tubuh merespons secara umum terhadap trauma
maupun kelaparan
Bernard (1884) peningkatan kadar gula darah
(KGD) pada hemorrhage (uji coba binatang)
Cutherson (1920) respons peningkatan KGD
dipengaruhi oleh status nutrisi pasien, asupan
diet sebelum, selama dan setelah trauma
Trauma operasi, anestesi, infeksi, sepsis, luka
bakar luas, dll
Trauma penurunan ambilan nitrogen dan
peningkatan ekskresi nitrogen (hiperkatabolik)
Hipermetabolik (peningkatan penggunaan
energi) juga menyertai hiperkatabolik.
Hipermetabolisme :

Energi perbaikan jaringan rusak

Kebutuhan metabolisme basal


Respons metabolik terdiri dari 2 fase:
a. Fase Ebb :

beberapa jam beberapa hari

Glikogenolisis meningkat

Pool yang ada di hepar dan otot pertahankan


KDG 24 jam
Tidak ada stimulasi glukoneogenesis hingga fase
syok pulih
Efek dari metabolisme energi oleh ADH, depresi
insulin dan peningkatan glukagon, katekolamin
dan kortisol causa ketogenesis
b. Fase flow
Peningkatan ambilan oksigen (glikogenolisis
glukoneogenesis)
Terdiri dari fase katabolik dan anabolik

Starvasi (asupan tidak adekuat) cause


oksidasi lemak cepat, kehilangan nitrogen dan
lean tissue tidak seimbang
Kompensasi terjadi berupa penurunan BMR dan
retensi air dan mineral
Respons fisiologis terhadap trauma merupakan
peningkatan proses biokimia dan metabolik
normal, terhadi peningkatan kebutuhan
nutrisi yang besar.
Bila tidak terpenuhi weight loss dan
komplikasi
Tujuan dukungan nutrisi jaga penurunan BB
seminimal mungkin cegah komplikasi dan
kurangi morbiditas dan mortalitas.
KEBUTUHAN NUTRISI & ENERGI
Secara akurat pengukuran energi didrect atau
indirect calorimetry
Kebutuhan kalori total sehari = penjumlahan
BMR, faktor stres, aktivitas fisik dan spesific
dynamic action (SDA)
KK = KKB+FS+AF+SDA

KKB gunakan rumus Haris Benedict


Basal Energy Expenditure (kkal):
BMR calculation for men BMR = 66 + ( 13.7 x weight in kg ) + ( 5
x height in cm ) - ( 6.76 x age in years )
BMR calculation for men BMR = 66 + ( 6.23 x weight in pounds )
+ ( 12.7 x height in inches ) - ( 6.76 x age in years )
BMR calculation for women BMR = 655 + ( 9.6 x weight in kg ) +
( 1.8 x height in cm ) - ( 4.7 x age in years )
BMR calculation for women BMR = 655 + ( 4.35 x weight in
pounds ) + ( 4.7 x height in inches ) - ( 4.7 x age in years )

Dalam penentuan kebutuhan kalori faktor stress dihitung:


1,2 x BEE pada kondisi tanpa stres (30 kkal/kgBB/hari)

1,5 x BEE pada trauma, operasi (35 kkal/kgBB/hari)

2,0x BEE pada stres katabolik berat (sepsis, luka bakar > 40%,
40 kkal/kgBB/hari)
Metabolisme protein dipengaruhi oleh asam
amino dan energi, tergantung juga keadaan
penyakit
Kebutuhan:

Tanpa stres : 1g/kgBB/hari

Dengan stres : 1,5 - 2g/kgBB/hari

Mikronutrien

Kebutuhannya bergantung penyakit


Lemak diberikan ALE 4-8% dari kalori total
sehari
KH Kebutuhan kalori total kalori lemak

Pada trauma KH memenuhi 40% total kalori


sehari
Infus glukosa exceed peningkatan laju
metabolisme dari eksresi katekolamin
tambahan stres fisiologis
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
-> Kebutuhan cairan 1500 mL/m/hari
-> Plus IWL

-> jaga kadar kalium, fosfor dan magnesium, dan


elektrolit intrasel
Vitamin dan trace element

-> peningkatan Vit B

-> peningkatan eksresi zinc perlu


suplementasi zinc

You might also like