You are on page 1of 23

OLEH

Nanang Bagus
A. ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
Definisi
Sindrom Gawat Nafas Dewasa atau ARDS juga
dikenal dengan edema paru non kardiogenik
adalah sindrom klinis yang di tandai dengan
penurunan progesif kandungan oksigen arteri
yang terjadi setelah penyakit atau cedera serius
(Brunner& Suddart hal :615)
ARDS adalah kegagalan pernafasan akut.
ARDS ditandai dengan edema paru dan
hipoksemia noncardiac progresif yang tidak
berespon terhadap terapi oksigen saja (Karen
M. Burke et all.2007)
Etiologi
Pneumonia
Trauma yang berat (cedera kepala, cedera dada
yang langsung, fraktur pada tulang panjang
Kontusio paru )
Cedera aspirasi / inhalasi (aspirasi isi lambung,
hampir tenggelam, inhalasi asap,)
Luka bakar

(Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,2005)

Patofisiologi
Terdapat kehilangan surfactant difus sebagai
akibat atelektasis alveolar.
Paru-paru menjadi kaku dan kurang compliant.
Volume paru turun dan ventilasi per menit
meningkat sebagai akibat compensatory
phenomenon.
Berkembang intrapulmonary shunt yang sangat
hebat sebagai akibat atelektasis alveolar, dimana
tidak terdapat ventilasi yang cukup untuk perfusi.
Manifestasi klinis
Gambaran primer dari ARDS meliputi;
hipoksemia, berkurangnya daya kembang paru-
paru yang progresif dan dispnea dengan sesak
nafas serta takipnea yang berat akibat hipoksemia
dan bertambahnya kerja pernafasan sekunder
terhadap penurunan daya kembang paru-paru.

Gambaran-gambaran ini merupakan akibat edema


alveolar dan interstitial. Akibatnya timbul paru-
paru yang kaku dan sukar berventilasi.
Pemeriksaan diagnostik
Rontgent Dada
Menunjukkan infiltrate alveolar bilateral
dan tersebar luas.

Tes Fungsi Paru


Kapasitas pengisian dan volume paru
menurun, terutama FRC (Fungsional
Residual Capacity).
Analisa Gas Darah
Hipoksemia ( penurunan PaO2 )
Hipokapnia ( penurunan PCO2 )
Alkalosis respiratori ( pH > 7,45 )
pada tahap dini.
Asidosis respiratori pada tahap
lanjut
Asidosis metabolik pada tahap
lanjut.
Penatalaksanaan
Terapi Hipoxemia menggunakan
ventilator mekanik.
Terapi Medikasi menggunakan
kortikosteroid, prostaglandin E1,
ketoconazole, OAINS, anti endotoksin
dan anti sitokin
Dukungan nutrisi yang adekuat
B. ATELEKTASIS
Definisi
Atelektasis adalah pengembangan paru
yang tidak sempurna, alveolus pada bagian
paru-paru yang terserang tidak
mengandung udara dan kolaps. (Price,
Silvia, 2005)
Atelektasis adalah pengerutan sebagian
atau total paru,penyebab adalah
penyumbatan saluran napas di paru-paru
(Karen M. Burke et all.2007)
Etiologi
Obstruksi
Penyumbatan bronkus oleh gumpalan lendir,
tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam
bronkus.
Tekanan dari luar bronkus seperti tumor atau
pembesaran kelenjar getah bening.
Udara di dalam alveoli terserap ke dalam aliran
darah sehingga alveoli akan menciut dan
memadat.
Jaringan paru-paru yang mengkerut terisi sel
darah, serum, lendir, dan kemudian akan
menimbulkan ARDS.
Non obstruktif
Disebabkan oleh tekanan pada jaringan paru
yaitu:
Pasif pneumothorax.
Cicatrix perlekatan-perlekatan yang
diakibatkan jaringan parut: jaringan fibrosa
yang tertinggal setelah penyembuhan luka.
Efusi pleura

Pembiusan / pembedahan

Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Batuk
Takipnea (pernafasan yang sangat cepat)
Takikardi (denyut nadi abnormal)
Sesak napas, pernafasan cuping hidung
Sianosis.
Ansietas, gelisah.
Gerakan dada asimetris pada inspirasi (dada
yang atelektasis tidak bergerak)
Traktil fremitus berkurang sampai menghilang
sesuai banyaknya lobus yang mengalami
atelekatasis
Nyeri dada, Terdapat retraksi intercosta.
Pemeriksaan diagnostik
CT Scan atau Bronkoskopi
menentukan penyebab penyumbatan
Pemeriksaan Rontgent dada
oKenaikan diafragma pada bagian yang terkena
oPergeseran trakea mediastinum ke arah bagian
yang terkena bila terdapat daerah atelektasis
yang meluas
oPenyempitan ruang iga
Analisa Gas Darah
oPenurunan PaO2
oPCO2 normal atau menurun
oAtelektasis signifikasi : peningkatan PCO2
Penatalaksanaan
Berbaring pada sisi paru paru yang sehat
sehingga paru paru yang terkena kembali bisa
mengembang.
Latihan menarik nafas dalam (spirometri
insentif)
Perkusi (menepuk nepuk) dada untuk melepas
sekret yang lengket dalam saluran nafas untuk
atelektasis obstruksi.
Postural Drainase.
Antibiotika diberikan untuk semua infeksi.
Pengobatan Tumor atau keadaan lainnya.
a) Pengkajian
Data Biografi : Nama, usia, jenis kelamin.
Keluhan Utama : Klien mengeluh sesak nafas (Dispnea)
Riwayat Penyakit Sekarang: ARDS terjadi sebagai
komplikasi dari penyakit lain atau trauma yang
berkembang parah dan progresif akibat proses inflamasi
sistemik.
Riwayat Penyakit Masa Lalu: Mengkaji riwayat kesehatan
pasien dan keluarga, kondisi kronis manifestasi
pernafasan misalnya batuk dan dispnea, pengobatan yang
diterima dan tindakan medis yang pernah dialami.
Riwayat penyakit gagal jantung kiri, pneumonia dan
odema paru bisa membiaskan diagnosa ARDS.
Aktivitas & Istirahat
o Gejala: Kekurangan energi/kelelahanInsomnia

Sirkulasi
o Gejala: Riwayat adanya bedah jantung/bypass
jantung paru, fenomena embolik ( darah, udara,
lemak ).
o Tanda:
TD dapat normal atau meningkat pada awal
(berlanjut menjadi hipoksia); hipotensi terjadi
pada tahap lanjut (syok) atau dapat faktor
pencetus seperti eklampsia.
Frekuensi Jantung : Biasanya ada takikardia
Bunyi jantung : Normal pada tahap dini.
Disritmia : Dapat terjadi, tetapi EKG biasanya
normal.
Kulit dan membran mukosa : Pucat, dingin.
Sianosis biasanya terjadi (tahap lanjut).
Integritas Ego
o Gejala :Ketakutan, ancaman perasaan takut
o Tanda :Gelisah, agitasi, gemetar, mudah
terangsang, perubahan mental.

Makanan / Cairan
o Gejala :Kehilangan selera makan, mual.
o Tanda :Edema/perubahan berat badan.

Neurosensori
o Gejala :Adanya trauma kepala.
Pernapasan
o Gejala : kesulitan nafas
o Tanda :
Peningkatan kerja napas; penggunaan otot aksesoris
pernapasan, contoh : retraksi interkostal atau
substernal, pelebaran nasal.
Pernafasan cepat dan dangkal
Bunyi napas : Pada awal normal, Krekels, ronchi, dan
dapat bunyi nafas bronkhial.
Perkusi dada : bunyi pekak diatas area konsolidasi
(padat)
Ekspansi dada menurun atau tidak sama.
Peningkatan fremitus (getar vibrasi pada dinding
dada dengan palpitasi).
Adanya sputum.
Keamanan
o Gejala :Riwayat trauma ortopedik/fraktur,
sepsis.

Seksualitas
o Gejala / tanda : Kehamilan dengan adanya
eklampsia.
B. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan:
Peningkatan jumlah/viskositas sekret paru
Meningkatnya tahanan jalan nafas (edema interstisial)
Benda asing (terpasang endotrakeal tube)

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan:


Akumulasi cairan dalam intertisial/area alveoli
Perubahan kapasitas darah membawa oksigen

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan :
sesak
Penurunan kemampuan mengkonsumsi makanan
(bingung,gelisah).
Ansietas / ketakutan berhubungan dengan :
Krisis situasi
Ancaman untuk/perubahan status
kesehatan/takut mati

Resiko infeksi berhubungan dengan:

Prosedur invasive
Faktor eksternal
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 1.
(Terjemahan). EGC. Jakarta.
Taylor, Cyinthia M & Sheila Sparks Ralph.2011. Diagnosis Keperawatan
Dengan Rencana Asuhan. Edisi 10. (Terjemahan). EGC. Jakarta.
Doengoes,Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.
(Terjemahan). EGC: Jakarta.
Karen M. Burke, Priscilla Lemore. 2007. Medical Surgical Nursing. Second
Edition. : Pearson Education. Inc. New Jersey-USA.
Muttaqin, Arief. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba Medika, Jakarta.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. volume,2, edisi. 6. (Terjemahan). EGC: Jakarta
Susan Martin Tucker....[et.al]. 1998. Standart Perawatan Pasien : Proses
Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. Edisi V. Volume 2. (Terjemahan).
EGC. Jakarta.
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Tierney, Lawrence. M, dkk. 2002. Diagnosis dan terapi kedokteran.
(Terjemahan). Salemba Medika: Jakarta

You might also like