You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME ( ARDS )

KELOMPOK 5 / II A:

Abang Marjuan
Agustina Rina
Berkati Halawa
Evifriani Hia
Ika Tri Yulika
Noni Nuraini
Santuri
Wahyuni Adi Jaya
Yusi Susanti
A. Definisi

ARDS atau Sindroma Distress Pernafasan Dewasa ( SDPS


) adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba tiba dan
bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada
orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada
berbagai penyebab pulmonal atau non-pulmonal.
( http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/asuhan-keperawatan-pada-
klien-dengan_25.html )
Sindrom Gawat Napas Dewasa ( ARDS ) adalah sindrom
klinis yang ditandai dengan penurunan progresif
kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit
atau cedera serius.
( Brunner & Suddart edisi 8 hal.615 )
ARDS merupakan kelanjutan dari shock paru paru,
kongesti atelektasis, post traumatic paru paru, post
infusion paru, dan ventilasi paru.
( http://haranwatiaj.wordpress.com/2008/03/09/adilt-respiratory-distress-
syndrom/ )
Kesimpulan

Adult Respiratory Distress syndrom adalah


Kondisi kedaruratan paru yang tiba tiba
akibat alveoli yang difus ditandai dengan
hipoksemia berat, dispnoe dan infiltrasi
pulmonari bilateral
B. Patofisiologi

1. Etiologi
Berdasarkan mekanisme patogenesisnya
maka penyakit dasar yang menyebabkan
sindrom ini dapat menjadi 2 kelompok :
A. Langsung
a. Aspirasi asam lambung
b. Tenggelam
c. dekontusio paru
d. Infeksi paru yang difusi
e. Inhalasi gas toksik
f. Keracunan oksigen
B. Tidak langsung

Sepsis
Pankreatitis akut
Trauma multipel
Penyalahgunaan obat
Renjatan hipovolemik
Transfusi berlebihan
Pasca transplantasi paru
Pasca operasi pintas jantung paru
2. Manifestasi Klinis

Penurunan kesadaran mental


Takikardi, takipnea
Dispnea dengan kesulitan bernafas
Terdapat retraksi interkosta
Sianosis
Hipoksemia
Auskultasi paru : ronkhi basah, krekels, stridor,
wheezing
Auskultasi jantung : BJ normal tanpa murmur
atau gallop
3. Proses Penyakit
Kerusakan sistemik

Kerusakan pertukaran gas
Pe perfusi jaringan

Bersihan jalan napas
Tak efektif
Hipoksia seluler

Pelepasan faktor-faktor biokimia
( enzim lisosom, vasoaktif, system komplemen, asam metabolic, kolagen,
histamin )
Resiko tinggi
Kekurangan volume cairan

Pe permiabilitas kapiler paru

Pe aktivitas surfaktan

Edema interstisial alveolar paru

Kolaps alveolar yang progresif

Pe compliance paru
Stiff lung
Pe shunting

Hipoksia arterial
4. Komplikasi

Infeksi paru dan abdomen (sering dijumpai)


Edema paru
Hipoksia alveoli
Penurunan curah jantung
Bronchopulmonary displasia (BPD)
Hipotensi
Menurunnya pengeluaran urine
Hiponatermi
Hipernatremia
Hipokalemia
Hipoglikemia
Kejang
C. Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik
a. Sinar x dada
b. GDA
2. Terapi

D. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Makanan / cairan
5. Neorosensori
6. Pernapasan
7. Keamanan
8. Seksualitas
9. Penyuluhan / pembelajaran
E. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas takefektif b.d Kehilangan
fungsi silia jalan nafas (hipoperfusi)
b. Kerusakan pertukaran gas b.d hipoventilasi
alveolar
c. Ansietas/ketakutan b.d ancaman / perubahan
status kesehatan : takut mati
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
mengenai kondisi, kebutuhan terapi b.d kurang
informasi
F. Perencanaan
1. Bersihan jalan napas takefektif b.d
Kehilangan fungsi silia jalan nafas
(hipoperfusi)
Kriteria hasil :
Menyatakan/menunjukan hilangnya dispnea
Mempertahankan jalan napas paten dengan
bunyi nafas bersih/tak ada ronkhi
Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
Menunjukan perilaku untuk memperbaiki/
mempertahankan bersihan jalan napas.
Mandiri

1. Catat perubahan upaya dan pola bernapas


2. Observasi penurunan ekspansi dinding dada dan
adanya/peningkatan fremitus
3. Catat karakteristik bunyi napas
4. Catat karakteristik batuk (mis., menetap, efektif/tak efektif)
juga produksi dan karakteristik sputum
5. Pertahankan posisi tubuh/kepala tepat dan gunakan alat
jalan napas sesuai kebutuhan.
6. Bantu dengan batuk/napas dalam, ubah posisi dan
penghisapan sesuai indikasi
2. Kerusakan pertukaran gas b.d hipoventilasi alveolar

Kriteria hasil :
Berpartisispasi dalam program pengobatan dalam kemampuan/situasi
Mandiri
Kaji status pernapasan dengan sering, catat peningkatan
frekuensi/upaya pernapasan atau perubahan pola napas
Catat adanya/tak adanya bunyi napas dan adanya bunyi
tambahan, contoh krekels, mengi.
Kaji adanya sianosis
Observasi kecendrungan tidur, apatis, tidak perhatian,
gelisah, bingung, somnolen.
Auskultasi frekuensi jantung dan irama
Berikan periode istirahat dan lingkungan tenang
Tunjukan/dorong penggunaan napas bibir bila
diindikasikan
Berikan obat sesuai indikasi contoh steroid, antibiotik,
bronkodilator, eksepktoran.
3. Ansietas atau ketakutan b.d ancaman /
perubahan status kesehatan : takut mati

Kriteria hasil :
1. Menyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara
sehat untuk mengatasinya
2. Mengakui dan mendiskusikan takut
3. Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun
sampai tingkat dapat ditangani
Mandiri :
Pertahankan lingkungan tenang dengan sedikit
rangsangan.
Jadwalkan perawatan dan prosedur untuk memberikan
periode istirahat tak terganggu.
Tunjukkan / bantu dengan teknik relaksasi, meditasi,
bimbingan imijinasi.
Lanjutan....................

Identifikasi persepsi pasien terhadap ancaman yang


ada oleh situasi
Dorong pasien untuk mengakui dan menyatakan
perasaan
Akui kenyataan stress tanpa menyangkal atau
meyakinkan bahwa segalanya akan baik.
Berikan informasi tentang tindakan yang akan diambil
untuk memperbaiki / menghilangkan kondisi.
Identifikasi tehnik yang telah digunakan pada pasien
sebelumnya untuk mengatasi ansietas.
Bantu orang terdekat untuk berespon positif pada
pasien/situasi
4. Kurang pengetahuan, mengenai kondisi,
kebutuhan terapi b.d Kurang informasi
Kriteria hasil :
1. Menjelaskan hubungan antara dengan proses penyakit dan
terapi
2. Menggambarkan / menyatakan diet, obat dan program aktifitas
3. Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang
memerlukan perhatian medik
4. Membuat rencana untuk perawatan lanjut
Mandiri :
Berikan informasi yang berpusat pada penyebab atau timbulnya
proses penyakit pada pasien/orang terdekat
Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat, contoh tujuan,
efek samping, rute, dosis, jadwal.
Tunjukkan tehnik bernapas adaptif dan cara menurunkan
kebutuhan energi selama melakukan aktivitas sehari hari
G. Pelaksanaan / Implementasi

Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose dan masalah


keperawatan, koping. Dimana tahapan tindakan keperawatan ada tiga
(3) diantaranya sebagai berikut :
1. Persiapan
Perawat menyiapkan segala seuatu yang diperlu dalam tindakan
keperawatan, yaitu review tindakan keperawatan yang di identifikasi
pada tahap intervensi, menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengetahui komplikasi dari tindakan yang mungkin
timbul menentukan kelengkapan serta menyiapakan lingkungan yang
kondusif, mengidentifikasi aspek hukum dank ode etik terhadap resiko
dari kesalahan tindakan.
2. Intervensi
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional.
Adapun sifat tindakan keperawatan yaitu independen, interdependen,
dan dependen.
3. Dokumentasi
Mendokumentasi semua proses keperawatan secara keseluruhan dengan
lengkap, jelas, dan akurat.
H. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
melihat sejauhmana diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan tercapai,
dan mengevaluasi kesalahan yang terjadi selama Pengkajian,Analisa,
Intervensi, dan implementasi keperawatan.
Adapun tahap-tahap evaluasi antara lain :
1. Mengukur pencapaian tujuan dilihat dari kognitif,afektif dan
psikomotor.
2. Membandingkan data yang sudah ada dengan pencapaian tujuan
komponen untuk mengevaluasi kualitas implementasi
keperawatan.
Dan ada dua (2) jenis evaluasi antara lain :
1. Evaluasi formatif
Merupakan evaluasi rencana keperawatan yang sedang dilakukan
untuk membantu keefektifan tindakan secara berkelanjutan dan
berkesinambungan hingga tujuan tercapai.
2. Evaluasi sumatif
Merupakan evaluasi setelah rencana keperawatan dilakuakan yang
diperlukan pada akhir tindakan keperawatan secara objektif, fleksible
dan efisien.
Sekian
&
Terima Kasih

You might also like