Professional Documents
Culture Documents
Gagal Napas
MEKANISME HIPOKSEMIA
O2 rendah
Gangguan difusi
Hipoventilasi alveolar
Ketidakseimbangan ventilasi / difusi
Pirau vena ke arteri
Peningkatan disaturasi vena dgn disfungsi jantung + 1 atau
lebih 5 hal di atas
MEKANISME HIPERKAPNIA
Hipoventilasi alveolar
Ketidakseimbangan ventilasi / difusi
MANIFESTASI KLINIK
Tanda dan gejala sesuai penyebab/etiologi
Sebagai akibat hipoksemia dan atau hiperkapnia
- Gangguan status mental
- Peningkatan kerja pernapasan: pernapasan cuping
hidung, penggunaan otot-otot pernapasan
tambahan, retraksi dada, dispnea
- Sianosis membran mukosa
- Tanda-tanda pelepasan katekolamin: ex: takikardi
TEST DIAGNOSTIK
Lab:
- PaCO2 > 50 mmHg, PaO2 < 50 mmHg, SaO2 <
90%
- Peningkatan serum bikarbonat (HCO3)
- CBC: Polisetemia
- Elektrolit: Hipokalemia, hipokalsemia &
hipfosfatemia ggn kontraksi otot
- Sesuai etiologi
Radiologi gambaran tergantung etiologi
Test lain: Test fungsi paru
PENGAJIAN PRIMER
A : Penumpukan sekret, benda asing, lidah jatuh, massa,
dsb (tergantung etiologi)
B : Dispnea, sianosis, retraksi dada, napas cuping hidung,
penggunaan otot-otot pernapasan tambahan, ngorok,
stridor, mengi, rales sampai henti napas, suara napas
lemah/hilang, suara menghilang, dsb (tergantung etiologi)
C : Awalanya hipoksia takikardi, peningkatan TD,
peningkatan curah jantung. Bila hipoksia menetap
bradikardi, penurunan curah jantung, hipotensi dan
disritmia jantung sampai henti jantung
D : Sakit kepala, gangguan mental, gangguan motorik, bicara
kacau, agitasi, gelisah sampai penurunan kesadaran
PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat:
Faktor resiko: riwayat prematur, immunodefesiensi, penyakit paru
& jantung kronik, penyakit neuromuskuler, dsb.
Batuk, rinorea dan gejala lain infeksi saluran napas atas
Demam atau tanda-tanda sepsis
Nyeri dada pleuritis
Penggunaan sedatif, antidepresan atau narkotik
Gejala kelemahan otot atau paralisis
Sakit kepala dan hiperkapnia kronik
Cont pengk. sekunder
Fisik:
Umum: Keadaan umum lemah, sianosis
Pernapasan: bradipnea (ggn kontrol pernapasan), takipnea (obstruksi &
ggn kembang kempis), auskultasi (stridor, wheezing, cracles, suara napas
melemah sampai hilang, grunting pd bayi), retraksi dada, penggunaan
otot pernapasan tambahan
Kardiovaskuler: Takikardi & hipertensi (peningkatan katekolamin),
bradikardi & hipotensi (hipoksia menetap), gallop (disfungsi otot
jantung), peningkatan CRT, akral dingin dan berkeringat (vasokontriksi
perifer)
Neurologi: Letargi, irritable, cemas, bingung, tdk konsentrasi, agitasi,
gelisah, penurunan kesadaran sampai koma, sakit kepala, kejang,
gangguan neuromuskuler (kelemahan paralisis)
Cont pengk. sekunder
Penunjang:
Lab
Radiologi
Test fungsi paru
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas b.d obstruksi jalan napas dan/atau
gangguan kembang kempis paru
INTERVENSI
Penanganan pasien gagal napas akut sangat tergantung pada
etiologi
Dukungan jalan napas: bebaskan jalan napas, pemasangan
OFT atau NFT, intubasi ETT, krikotirodektomi, trakeostomi,
batuk kuat & efektif, postural drainage, fisioterapi dada,
hidrasi memadai 45-50 ml/kg bb/hr, inhalasi, ekspektoran,
mukolitik, suctioning, bronkodilator, kortikosteroid.
Cont intervensi
Dukungan paru/pernapasan: posisi, terapi oksigen tek. tinggi
>15 L/mnt dgn masker venturi & tek. Rendah < 6 L/mnt
dgn nasal canule atau simple masker, CPAP dgn FiO2 > 0,6
& tek. 3-10 cm H2O utk mempertahankan PaO2 > 60
mmHg, NPPV, ventilasi mekanik konvensional, ventilasi
mekanik non konvensional, thoraksientesis, WSD, antibiotik,
surfaktan
Cont intervensi
Dukungan utk kardiovaskuler
Dukungan neurologik
Resusitasi bila terjadi henti napas dan atau henti jantung
Monitoring: pernapasan (frek., pola & suara) AGD,
kesadaran, tanda-tanda vital, EKG, elektrolit