You are on page 1of 38

PEMBIMBING

dr. Muliawan Q.P Sp.S


dr. Diah Ernawati Sp.S
dr. Lisa Puspitorini Sp.S

Oleh
Ardiansyah
15710318

SMF ILMU PENYAKIT SARAF


DEFINISI
• Vertigo adalah halusinasi gerakan
lingkungan sekitar serasa berputar
mengelilingi pasien atau pasien serasa
berputar mengelilingi lingkungan sekitar.
Terdapat empat tipe dizziness
• vertigo, lightheadedness, presyncope, dan
disequilibrium.
proprioseptik

sistem
sistem optik.
vestibular

pengaturan
keseimbangan
tubuh
Jenis • vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding
pria (2:1), sekitar 88% pasien mengalami episode
kelamin rekuren

• Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia

Usia tua karena adanya faktor resiko yang berkaitan,


diantaranya hipetensi, diabetes melitus,atherosclerosis,
dan stroke.

• Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat

Morbiditas menyebabkan kerusakan yang permanen dan


kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada vertigo
perifer akut tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.
 Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
 Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
 Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan
benign paroxysmal positional
 vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis,
penyakit maniere,
 peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
 Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf
vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang
disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya.
 Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak ( transient
ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.
Vertigo fisiologik Vertigo patologis
Mabuk
Vertigo
Mabuk ruang
gerakan ketinggian
(motion
angkasa
(space
(height Sentral Perifer
sickness) vertigo)
sickness)
SENTRAL

Supratentorial
 Vertigo dapat
diklasifikasikan menjadi:
Trauma
 Sentral diakibatkan oleh
kelainan pada batang batang
otak atau cerebellum Epilepsi

 Perifer disebabkan oleh


kelainan pada telinga dalam Infratentorial

atau nervus cranialis


vestibulocochlear (N. VIII) Insufisiensi
vertebrobasiler

Obat
PERIFER

Saraf
Labirin, telinga Telinga luar dan
otak ke
dalam tengah
VIII
vertigo posisional
neuritis iskemik Otitis
paroksisimal (misalnya pada DM) media
benigna
infeksi, inflamasi
pasca
(misalnya pada sifilis, Tumor
trauma herpes zoster)
penyaki
neuritis
t
vestibula
menier r
re neuroma
labirinitis (viral,
akustiku
bakteri) s
toksik (misalnya oleh
tumor lain di sudut
aminoglikosid, streptomisin, serebelo-pontin
oklusi gentamisin)
peredaran
darah di
labirin
fistula
labirin
 Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan
tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi
tubuh (informasi aferen) yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran).
Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah
susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan impulsnya ke pusat
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem
optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan
nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang
berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor
vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih
dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling
kecil kontribusinya adalah proprioseptik.9
 Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat
integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler,
visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan,
jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses
lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot
mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping
itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer
atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada
rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo dan gejala otonom. Di samping itu, respons penyesuaian
otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/
berjalan dan gejala lainnya.
 Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan penyebab utama
vertigo. Onsetnya lebih sering terjadi pada usia rata-rata 51 tahun.
 Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan oleh pergerakan
otolit dalan kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal ini terutama
akan mempengaruhi kanalis posterior dan menyebabkan gejala klasik tapi
ini juga dapat mengenai kanalis anterior dan horizontal.Otoli
mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat yang berasal dari
utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit distimulasi oleh perubahan
posisi dan menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.
 Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) biasanya idiopatik tapi dapat
juga diikuti trauma kepala, infeksi kronik telinga, operasi dan neuritis
vestibular sebelumny, meskipun gejala benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV) tidak terjadi bertahun-tahun setelah episode.
 Ménière’s disease ditandai dengan vertigo yang intermiten
diikuti dengan keluhan pendengaran . Gangguan
pendengaran berupa tinnitus (nada rendah), dan tuli
sensoris pada fluktuasi frekuensi yang rendah, dan sensasi
penuh pada telinga. Ménière’s disease terjadi pada sekitar
15% pada kasus vertigo otologik.
 Ménière’s disease merupakan akibat dari hipertensi
endolimfatik. Hal ini terjadi karena dilatasi dari membrane
labirin bersamaan dengan kanalis semisirularis telinga
dalam dengan peningkatan volume endolimfe. Hal ini
dapat terjadi idiopatik atau sekunder akibat infeksi virus
atau bakteri telinga atau gangguan metabolic
 Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual,
ataxia, dan nistagmus. Hal ini berhubungan dengan
infeksi virus pada nervus vestibularis. Labirintis
terjadi dengan komplek gejala yang sama disertai
dengan tinnitus atau penurunan pendengaran.
Keduanya terjadi pada sekitar 15% kasus vertigo
otologik.11
 Selby and Lance (1960) menemukan vertigo menjadi
gejala yang sering dilaporkan pada 27-33% pasien
dengan migraine.. Sebelumnya telah dikenal sebagai
bagian dari aura (selain kabur, penglihatan ganda dan
disarthria) untuk basilar migraine dimana juga
didapatkan keluhan sakit kepala sebelah. Verigo pada
migraine lebih lama dibandingkan aura lainnya, dan
seringkali membaik dengan terapi yang digunakan
untuk migraine. 10
 Vertebrobasilar insufficiency biasanya terjadi dengan
episode rekuren dari suatu vertigo dengan onset akut
dan spontan pada kebanyakan pasien terjadi beberapa
detik sampai beberapa menit. Lebih sering pada usia
tua dan pada paien yang memiliki factor resiko
cerebrovascular disease. Sering juga berhungan
dengan gejala visual meliputi inkoordinasi, jatuh, dan
lemah. Pemeriksaan diantara gejala biasanya normal. 9
 Tumor intracranial jarang member manifestasi klinik
vertigo dikarenakan kebanyakan adalah tumbuh
secara lambat sehingga ada waktu untuk kompensasi
sentral. Gejala yang lebih sering adalah penurunan
pendengaran atau gejala neurologis . Tumor pada fossa
posterior yang melibatkan ventrikel keempat atau
Chiari malformation sering tidak terdeteksi di CT
scan dan butuh MRI untuk diagnosis. Multipel
sklerosis pada batang otak akan ditandai dengan
vertigo akut dan nistagmus walaupun biasanya
didaptkan riwayat gejala neurologia yang lain dan
jarang vertigo tanpa gejala neurologia lainnya.
 Karekteristk dizziness
 Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah
sensasi berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht
headness, atau hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan)
 Keparahan
 Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada
acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang
dalam beberapa hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada awalnya
keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya.
Sedangakan pasien mengeluh vertigo ynag menetap dan konstan
mungkin memilki penyebab psikologis.3
 onset dan durasi vertigo
 Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan, semakin
lama durasi vertigo maka kemungkinan kea rah vertigo sentral menjadi
lebih besar. Vertigo perifer umumnya memilki onset akut
dibandingkan vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular attack.
Gejala Kemungkinan diagnosis
Sensasi penuh di telinga Acoustic neuroma; Ménière’s disease
Nyeri telinga atau mastoid Acoustic neuroma; acute middle ear disease (e.g., otitis media, herpes zoster
oticus)

Kelemahan wajah Acoustic neuroma; herpes zoster oticus

Temuan deficit neurologis Cerebellopontine angle tumor; cerebrovascular disease; multiple sclerosis
fokal (especially findings not explained by single neurologic lesion)

Sakit kepala Acoustic neuroma; migraine

Tuli Ménière’s disease; perilymphatic fistula; acoustic neuroma; cholesteatoma;


otosclerosis; transient ischemic attack or stroke involving anterior inferior
cerebellar artery; herpes zoster oticus

Imbalans Acute vestibular neuronitis (usually moderate); cerebellopontine angle


tumor (usually severe)

Nistagmus Peripheral or central vertigo

Fonofobia,fotofobia Migraine

Tinnitus Acute labyrinthitis; acoustic neuroma; Ménière’s disease


 pemeriksaan neurologis,
 pemeriksaan kepala dan leher
 system cardiovascular.
 pemeriksaan nervus cranialis untuk mencari tanda
paralisis nervus, tuli sensorineural, nistagmus
 Gait test
 Test hiperventilasi
 Fungsi Pendengaran
 a. Tes garpu tala : Rinne, Weber, Swabach. Untuk
membedakan tuli konduktif dan tuli perseptif
 b. Audiometri : Loudness Balance Test, SISI, Bekesy
Audiometry, Tone Decay.
 Gait test
 pemeriksaan membrane timpani untuk menemukan
vesikel (misalnya herpes zoster auticus (Ramsay Hunt
Syndrome)) atau kolesteaatoma.
 Hennebert sign
 Valsava maneuver
 Head impulses test
tes audiometric
Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien
mengeluhkan gangguan pendengaran

vestibular testing
Vestibular testing tidak dilakukan pada semau pasieen dengan keluhan
dizziness . Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab yang
jelas

evalusi laboratorium
pemeriksaan elekrolit, gula darah, fungsi thyroid dapat menentukan
etiologi vertigo pada kurang dari 1 persen pasien

evalusi radiologis
Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo
yang memiliki tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk
terjadinya CVA, tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi
struktur dan integritas batang otak, cerebellum, dan periventrikular white
matter, dan kompleks nervus VIII.
Table 1 Penyebab vertigo

Vertigo dengan tuli Vertigo tanpa tuli Vertigo dengan tanda intracranial

Ménière’s disease Vestibular neuritis Tumor Cerebellopontine angle

Labyrinthitis Benign positional vertigo Vertebrobasilar insufficiency dan


thromboembolism
Labyrinthine trauma Acute vestiblar dysfunction Tumor otak
-Misalnya, epyndimoma atau metastasis pada
ventrikel keempat
Acoustic neuroma Medication induced vertigo e.g Migraine
aminoglycosides
Acute cochleo-vestibular Cervical spondylosis Multiple sklerosis
dysfunction
Syphilis (rare) Following flexion-extension injury Aura epileptic attack-terutama temporal lobe
epilepsy
Obat-obatan- misalnya, phenytoin, barbiturate

Syringobulosa
 Contoh latihan :
 Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
 Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi,
ekstensi, gerak miring).
 Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian
dengan mata tertutup.
 Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian
dengan mata tertutup.
 Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang
satu menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah).
 Jalan menaiki dan menuruni lereng.
 Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
 Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan
juga memfiksasi pada objek yang diam.
Terapi Fisik Brand-Darrof
1. Ambil posisi duduk.
2. Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan,
kemudian balik posisi duduk.
3. Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri.
Masing-masing gerakan lamanya sekitar satu menit, dapat
dilakukan berulang kali.
4. Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin
bertambah.
Vestibular
Iskemik
BPPV neuronitis dan Meniere disease
Labirynthis Vascular
• Pada kondisi ini • Terapi focus pada •Terapi dengan
• Terap TIA dan stroke meliputi
tidak gejala menggunakan menurunkan tekanan mencegah terjadinya ulangan
direkomendasikan terapi obat-obatan endolimfatik. kejadian melalui control
yang mensupresi Walaupun diet rendah tekanan darah, menurunkan
terapi obat-obatan. vestibular yang diikuti garam dan diuretic level kolesterol, mengurangi
merokok, menginhibisi fungsi
• Vertigo dapat dengan latihan seringkali mengurangi platelet (misalnya aspirin,
membaik dengan vestibular. vertigo, hal ini kurang clopidogrel) dan terkadang
maneuver rotasi • Kompensasi vestibular efektif dalam antikoagulasi (warfarin).
terjasi lebih cepat dan mengobati ketulian • Vertigo akut yang disebabkan
kepala hal ini akan oleh stroke pada batang otak
lebih sempurna jika dan tinnitus.
memindahkan atau cerebellum diobati
pasien mulai 2 kali •Pada kasus yang jarang dengan obat-oabat yang
deposit kalsium mensupresi vestibular dan
sehari latihan intervensi bedah seperti
yang bebas ke vestibular sesegera meminimalisrir pergerakan
belakang dekompresi dengan kepala pada hari pertama.
mungkin setelah shunt endolimfatik atau Sesegera mungkin jika
vestibule,. vertigo berkurang keluhan dapat ditoleransi
cochleosacculoctomy obat-oabatan harus di tapper
Manuver ini dengan obat-obatan.
dibutuhkan jika off dan latihan rehabilitasi
meliputi reposisi vestibular harus segera
penyakit ini resisten
kanalit berupa dimulai.
terhadap pengobatan • Penempatan stent
maneuver epley, vertebrobasilar diperlukan
diuretic dan diet.
modifikasi pada pasien dengan stenosis
arteri vertebralis dan refrakter
maneuver epley. terhadap penaganan medis.
Pasien perlu tetap • Perdarahan pada cerebellum
tegak selama 24 dan batang otak member
risiko kompresi sehingga
jam setelah diperlukan dekompresi
reposisi kanalit melalui neurosurgery.
utnuk mencegah
deposit kalsium
kembali ke kanalis

You might also like