You are on page 1of 39

KETENTUAN UMUM DAN

TATACARA PERPAJAKAN

PERTEMUAN KE TIGA

DJP
Bersama Anda
Membangun Bangsa

1
Haris/KUP A/TaxSys 2
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
SELAIN MENDAFTARKAN DIRI UNTUK
MEMILIKI NPWP, APA?

3M
Menghitung
Membayar Pajak yang
terutang
Melapor
SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT)

Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan


dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

UNTUK SUATU
UNTUK SUATU
TAHUN PAJAK ATAU
MASA PAJAK
BAGIAN TAHUN PAJAK

SPT MASA SPT TAHUNAN


Pengertian SPT
Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

PPh

SPT Masa PPN (1107,1108, 1111)

PPN (Pemungut)
SPT

PPh Badan (1771, 1771$)


SPT Tahunan
PPh OP (1770, 1770S, 1770SS)

*Berdasarkan Pasal 1 UU KUP


PPh (Umum) Bagi PKP Bagi Pemotong/
Pemungut

Melaporkan dan Melaporkan dan Melaporkan dan


mempertanggung mempertanggungjawab mempertanggungjawab
jawabkan kan penghitungan kan pajak yang
penghitungan jumlah jumlah PPN & PPnBM dipotong atau dipungut
pajak terutang dan yang terutang dan dan disetorkannya
melaporkan : melaporkan:
pembayaran pajak Pengkreditan PM-PK

tahun berjalan Pembayaran sendiri

Pemotongan pajak maupun melalui pihak


oleh pihak lain lain dalam satu masa
penghasilan yang pajak
mrpkn Obyek Pajak –
bukan obyek pajak
Harta dan kewajiban
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 181/PMK.03/2007

Secara langsung
Formulir kertas
ditempat yang
(hardcopy)
SPT ditetapkan DJP

Secara langsung / cara lain yaitu


e-SPT mengunduh format SPT / aplikasi
e-SPT di situs DJP

1. Tanda tangan biasa


Wajib ditandatangani
2. Tanda tangan stempel
WP atau Kuasa WP
3. Tanda tangan elektronik/digital

Tanda tangan stempel dan tanda tangan elektronik/digital mempunyai


kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan biasa

Departemen Keuangan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Pajak
Kewajiban Menyampaikan SPT
Benar

Mengisi Lengkap

Jelas

Menandatangani
WP Tempat
terdaftar

Tempat
Menyampaikan
dikukuhkan KPP
Mobil Pajak, Pojok
Tempat lain
Pajak, Drop Box

*Berdasarkan:
Pasal 3 UU KUP
PER-179/PJ/2007
Tempat & Cara Lain Pengambilan SPT

Tempat Pengambilan
SPT

Hardcopy Softcopy

www.pajak.go.id

KPP
*Berdasarkan PMK Nomor 181/PMK.03/2007
Penandatangan SPT
Biasa

Wajib Pajak Stempel

Pihak yang Elektronik


menandatangani
SPT
Kuasa
Wajib Pajak

Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa, surat kuasa khusus harus
dilampirkan pada SPT

*Berdasarkan Pasal 4 UUKUP


SPT Dianggap Tidak Disampaikan
SPT tidak ditandatangani

SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan


dan/atau dokumen yg disyaratkan

SPT LB disampaikan setelah 3 tahun sesudah berakhirnya


Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan WP
telah ditegur secara tertulis

SPT disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan atau


diterbitkan skp

SPT dianggap tidak lengkap atau tidak jelas

*Tidak melampirkan laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik


Berdasarkan Pasal 3 dan 4 UUKUP
SPT Tdk Lengkap/TdkJelas,
Dianggap Tidak Disampaikan

NPWP atau nama atau alamat WP/PKP


tidak dicantumkan dalam SPT Induk

tidak ditandatangani WP/Kuasa/PKP


tidak lengkap
ditandatangani oleh kuasa WP tetapi
/tidak Jelas tidak dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus

SPT Induk yang diisi tidak lengkap

SPT KB tetapi tidak dilampiri SSP

Berdasarkan:
• Pasal 4 UUKUP
• PMK Nomor 185/PMK.03/2007
• KEP - 49/PJ/2003
SPT Tdk Lengkap/TdkJelas,
Dianggap Tidak Disampaikan
SPT tidak/kurang disertai dg lampiran pada
Formulir Baku dan/atau Yang Disyaratkan

Terdapat lampiran yang tidak diisi dengan


lengkap

tidak lengkap e-SPT digital yang hanya menyampaikan


/tidak Jelas SPT Induk tanpa disertai media digital

Data e-SPT ≠ Data hasil cetakan

e-SPT disampaikan via jaringan komunikasi


data tanpa Berita Acara Penyampaian Data
Berdasarkan:
• PMK Nomor 185/PMK.03/2007
• KEP - 49/PJ/2003
SPT Tdk Lengkap/Tdk Jelas,
Dianggap Tidak Disampaikan

Loading atas e-SPT tidak dapat diproses


pada aplikasi SIP/SAPT

tidak lengkap
/tidak Jelas
e-SPT yang elemen-elemen data digitalnya
tidak diisi atau diisi tetapi tidak lengkap

Berdasarkan:
• PMK Nomor 185/PMK.03/2007
• KEP - 49/PJ/2003
Dikecualikan dari Kewajiban
Penyampaian SPT
Dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT adalah WP PPh tertentu

WPOP yang dalam satu Tahun


Pajak menerima/memperoleh SPT Tahunan PPh WPOP
penghasilan neto < PTKP

WPOP yang tidak


menjalankan kegiatan SPT Masa PPh Pasal 25
usaha atau tidak melakukan
pekerjaan bebas

*Berdasarkan PMK Nomor 183/PMK.03/2007


SPT untuk Beberapa Masa

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa Masa Pajak
dalam 1 SPT Masa

WPOP Dalam Negeri


WP OP Peredaran usaha/
Wajib Pajak peredaran bruto < 600 juta
usaha kecil
100% WNI
WP Badan
Peredaran usaha < 900 juta
Wajib Pajak
di daerah tertentu

*Berdasarkan PMK Nomor 182/PMK.03/2007


PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 181/PMK.03/2007

SPT BUKTI
PENERIMAAN
SPT

Secara langsung Tanda penerimaan surat

Via Pos Bukti pengiriman surat

Cara lain Jasa ekspedisi

e-filing Bukti Penerimaan Elektronik


Departemen Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak
Batas Penyampaian SPT

BATAS WAKTU

20 hari
SPT Masa setelah akhir Masa
Pajak

3 bulan
SPT Tahunan PPh OP setelah akhir
Tahun Pajak

4 bulan
SPT Tahunan PPh Badan setelah akhir
Tahun Pajak

Perpanjangan (maksimal 2 bulan)

*Berdasarkan Pasal 3 UU KUP


Sanksi Tidak / Terlambat
Menyampaikan SPT

SANKSI
PPN Rp 500 Ribu
SPT Masa
Lainnya

SPT Tahunan PPh OP Rp 100 Ribu

SPT Tahunan PPh Badan Rp 1 Juta

*Berdasarkan Pasal 7 UU KUP


Hak Wajib Pajak
(setelah menyampaikan SPT)

Hak Wajib Pajak

Memperpanjang jangka
paling lama 2 (dua) bulan
waktu penyampaian SPT

• DJP belum melakukan pemeriksaan


Membetulkan SPT yang • Paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa
telah disampaikan penetapan (khusus SPT Rugi/LB)

Sunset Policy

*Berdasarkan Pasal 4, 8 dan 37A UU KUP


Sunset Policy

Sunset Policy
Pembetulan SPT Tahunan
PPh sebelum Tahun Pajak pengurangan atau penghapusan
2007 (WP Lama) sanksi administrasi

Mendaftarkan diri untuk tidak dilakukan pemeriksaan


memperoleh NPWP
Tahun 2008 (WP Baru)

Yang disampaikan paling lambat 28 Februari 2009

*Berdasarkan Pasal 4, 8 dan 37A UU KUP,


Perpu No. 5 Tahun 2009
Pengungkapan Ketidakbenaran

Pemeriksaan skp Penyidikan

Pengungkapan Ketidakbenaran dalam SPT

Sanksi denda 50% Sanksi denda 150%

*Berdasarkan Pasal 8 UU KUP


Pembayaran Pajak
Jatuh Tempo
Pembayaran Pajak
PPh Pasal 4(2)
PPh Pasal 15 tanggal 15 bulan berikutnya
Wajib Pajak PPh Pasal 25

PPh Pasal 29 sebelum SPT Tahunan disampaikan

PPh Pasal 4(2)


Pemotong/ PPh Pasal 15
PPh Pasal 21
tanggal 10 bulan berikutnya
Pemungut
PPh Pasal 23/26

PPh Pasal 25 bagi WP usaha kecil


atau WP di daerah tertentu paling lama pada akhir Masa
(melaporkan beberapa Masa Pajak dalam Pajak terakhir
1 SPT Masa)

*Berdasarkan Pasal 9 UU KUP dan


PMK 184/PMK.03/2007
Pembayaran Pajak

Jatuh Tempo
Pembayaran Pajak
Wajib Pajak
tanggal 15 bulan berikutnya
selain bend./Pemungut
PPN & PPnBM Bendahara tanggal 7 bulan berikutnya
Pemungut tanggal 10 bulan berikutnya

Importir (WP) saat penyelesaian doc.


DJBC 1 hari kerja
PPh Pasal 22
Bendahara hari yg sama
Pemungut tanggal 10 bulan berikutnya
Pembayaran Pajak

Jatuh Tempo Pembayaran

STP, SKPKB, SKPKBT, SK


1 bulan sejak tanggal
Keberatan, SK
diterbitkan
Pembetulan, Putusan
Banding, & Putusan PK

*Berdasarkan Pasal 9 UU KUP dan


PMK 184/PMK.03/2007
Angsuran & Penundaan
WP dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak dalam:

-STP, SKPKB, SKPKBT

-SK-Keberatan, SK-Pembetulan,
Putusan Banding atau Putusan 9 hari kerja
PK, yg menyebabkan jumlah sebelum jatuh
pajak yg terutang bertambah tempo sanksi bunga
2% per bulan
alasan & jumlah (kecuali untuk STP)
pembayaran
pajak
PPh Pasal 29

* Apabila ternyata batas waktu 9 hari kerja tidak dapat dipenuhi oleh Wajib Pajak karena keadaan di luar
kekuasaannya, permohonan WP masih dapat dipertimbangkan oleh Dirjen Pajak
*Berdasarkan Pasal 9 & 19 UU KUP,
PMK 184/PMK.03/2007 & PER - 38/PJ/2008
Pengertian & Tujuan Pemeriksaan

menghimpun Data Objektif


Keterangan
mengolah Bukti
Profesional

STANDAR PEMERIKSAAN
(PER-199/PMK.03/2007)

menguji kepatuhan tujuan lain

dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

*Berdasarkan Pasal 1 UU KUP


Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan
Ruang Lingkup
SPT yang LB
• satu, beberapa, atau
seluruh jenis pajak SPT yang Rugi
• satu atau beberapa Masa Pemeriksaan
Pajak, Bagian Tahun Pajak Kantor
tidak menyampaikan (3-6 bulan)
atau Tahun Pajak
/menyampaikan SPT
• tahun-tahun lalu maupun tapi melampaui
tahun berjalan jangka waktu dalam
Surat Teguran Pemeriksaan
• WP mengajukan
Lapangan
permohonan pengembalian Merger, konsolidasi, (4-8 bulan)
kelebihan pembayaran ekspansi, likuidasi,
pajak pembubaran

Risk Based Selection


(Kriteria Seleksi)

*Berdasarkan PMK 199/PMK.03/2007


Pemeriksaan untuk Tujuan Lain
Jenis
Pemeriksaan Tujuan Lain

Pemberian NPWP secara jabatan Penentuan WP di daerah terpencil

Penghapusan NPWP WP mengajukan keberatan

Pemeriksaan dalam rangka Pengumpulan bahan guna


penagihan pajak penyusunan NPPN
Penentuan tempat terutang PPN
Pencocokan data & alket.
(pemusatan)

Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP

Pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra P3B

Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas


perpajakan
*Berdasarkan Pasal 29 UU KUP
Hak & Kewajiban WP
(dalam Pemeriksaan)

Hak WP
1. meminta diperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP3
2. meminta penjelasan tentang alasan & tujuan Pemeriksaan
3. meminta diperlihatkan Surat Tugas
4. menerima SPHP
5. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
6. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim
Pembahas
7. memberikan pendapat/penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan

*Tambahan (dalam hal Pemeriksaan Lapangan)


meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara
tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan

*Berdasarkan PMK 199/PMK.03/2007


Hak & Kewajiban WP
(dalam Pemeriksaan)

Kewajiban WP
(Pemeriksaan lapangan)
1. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
2. memberikan kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh
data yang dikelola secara elektronik
3. memberikan kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat
atau ruang, diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan
buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan
4. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
5. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
6. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan
*Berdasarkan PMK 199/PMK.03/2007
Hak & Kewajiban WP
(dalam Pemeriksaan)

Kewajiban WP
(Pemeriksaan Kantor)
1. memenuhi panggilan untuk datang menghadiri Pemeriksaan
2. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan
3. memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
4. menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
5. meminjamkan KKP yang dibuat oleh Akuntan Publik
6. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan

*Berdasarkan PMK 199/PMK.03/2007


Kewajiban Pihak Ketiga
(dalam pemeriksaan)

Pihak Ke III
Bank
Akuntan Publik
Notaris
memberikan
WAJIB Keterangan/
Konsultan Pajak
bukti
Kantor Administrasi
Pihak III lain

Pihak ke III harus memberikan keterangan paling lama 7 hari sejak diterimanya surat
permintaan keterangan atau bukti atau surat izin dari pihak yang berwenang

*Berdasarkan UU Pasal 35 dan PMK 199/PMK.03/2007


Proses Pemeriksaan

PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
SPHP

Closing
Conference

STP skp
Pokok Pajak
SKPKB >
Kredit Pajak
K
Pokok Pajak
E
SKPLB < T
Kredit Pajak E
T
PRODUK Pokok Pajak A
PEMERIKSAAN SKPN =
P
A
PAJAK Kredit Pajak N

Ada data baru &


SKPKBT utang pajak

STP Sanksi adm.

DILANJUTKAN PEMERIKSAAN
BUKTI PERMULAAN
Sanksi Administrasi
(Kurang Bayar Hasil Pemeriksaan)

Hasil
Pemeriksaan SKPKB
pajak yang terutang Sanksi bunga
tidak/kurang dibayar 2% per bulan
PPN & PPn BM tidak
seharusnya dikompensasikan Sanksi kenaikan
selisih lebih pajak atau tidak 100%
seharusnya dikenai tarif 0%

kewajiban dalam Pasal 28 Sanksi kenaikan


atau 29 tidak dipenuhi
sehingga tidak dapat 50% PPh yg tidak/kurang dibayar
diketahui besarnya pajak
yang terutang 100% PPh yg tidak/kurang dipotong
100% PPN & PPn BM tidak/kurang
dibayar

*Berdasarkan Pasal 13 UU KUP


SPT Sanksi karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian SPT

PIDANA

MENIMBULKAN KERUGIAN PD PENDAPATAN NEGARA

Karena kealpaan setelah perbuatan yg pertama (sbgmana dimaksud dlm pasal


13 A) tdk menyampaikan SPT/ menyampaikan SPT tetapi isinya tdk benar/tdk
lengkap, / melampirkan keterangan yg isinya tdk benar, didenda paling sedikit 1
kali&paling banyak 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak/ kurang dibayar, /
dipidana dgn pidana kurungan paling singkat 3 bln/paling lama 1 tahun.
(Pasal 38 UU KUP)

Dengan sengaja tdk menyampaikan SPT/ menyampaikan SPT &/ keterangan yg


isinya tdk benar / tdk lengkap, dipidana dgn pidana penjara paling singkat 6 bln
& paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali & paling banyak 4 kali
jumlah pajak terutang yg tdk atau kurang dibayar.
(Pasal 39 ayat (1 huruf c & d) UU KUP)
Studi Kasus I
PT Mau Enak Terus menyampaikan SPT Masa
PPh Pasal 25 Masa Pajak Januari 2009 pada
tanggal 23 Februari 2009. Atas angsuran sebesar
10 juta rupiah telah dibayar melalui Bank
Persepsi pada tanggal 18 Februari 2009.

Jelaskan sanksi perpajakan yang dapat


dikenakan kepada Wajib Pajak tersebut!
Studi Kasus II
PT Ogah Rugi menyampaikan SPT Tahunan PPh
Badan Tahun Pajak 2008 pada tanggal 28 Juni
2009. Tahun Buku Wajib Pajak adalah Januari –
Desember. Wajib Pajak tidak menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan. Atas
kurang bayar sebesar 50 juta rupiah telah dibayar
melalui Bank Persepsi pada tanggal 05 Mei 2009.

Jelaskan sanksi perpajakan yang dapat


dikenakan kepada Wajib Pajak tersebut!

You might also like