You are on page 1of 52

REAKSI ELIMINASI, REAKSI

SUBSTITUSI DAN REAKSI ADISI

Kelompok 4 :
1. Isnaini Safitri (A1F015010)
2. Intan Permata ( A1F015007 )
3. Rantika Khumairah ( A1F015026 )
4. Nada asrellawanti ( A1F015022 )
5. Oskaria rahayu ( A1F015027 )
6. Ghea Septriza ( A1F015024 )
7. Dita adinda ( A1F015021 )
Reaksi Substitusi
Reaksi yang atom, ion atau gugus dari suatu substrat

digantikan oleh atom, ion, atau gugus lain.


Reaksi substitusi dibagi atas:
1. Substitusi Nukleofilik (SN)
2. Substitusi Elektrofilik (SE)
1). Substitusi Nukleofilik (SN )
Pada umumnya terjadi pada senyawa alifatik, senyawa lingkar, dan aromatik.
Secara umum reaksi digambarkan sbb:

R–X + Nu R–Nu + X -
Substrat Pereaksi Produk Leaving
Penyerang group
2). Substitusi Elektrofilik (SE)
Pada umumnya terjadi pada senyawa
aromatik, sedangkan pada alifatik sangat
jarang secara umum persamaan reaksi
sebagai berikut:

R–Y + E+ R–E + Y+
Substrat Pereaksi Produk Leaving
Penyerang group
1. Reaksi Substitusi Nukleofilik (SN)
Pertama kali diselidiki oleh Hughes, Ingold dan murid-muridnya.
Umumnya terjadi pada senyawa alkil halida
dan pereaksi atau penyerang adalah
nukleofilik (Nu).
Berdasarkan kinetikanya dibedakan atas
reaksi:
a.SN1
b.SN2
Pada reaksinya, nukleofil sebagai penyerang
bisa bermuatan dan bisa tidak bermuatan
(netral)

R–X + Nu: R–Nu + X –

bisa bermuatan dan bisa


tidak bermuatan (netral)
Reaksi SN umumnya terjadi pada alkil halida
(RX), juga dapat terjadi pada:
R’ – SR2 : Trialkilsulfonium
R’ – NR3 : Tetraalkilamonium
R2COCR2 : Oksida-oksida etilen
R’ – Tos : para-toluenasulfonat
Pada reaksi SN, kebanyakan menggunakan
nukleofil air atau OH- reaksi semacam ini disebut
reaksi hidrolisis, secara umum reaksi SN yang
pelarutnya sebagai nukleofilnya adalah pelarut
sebagai solvolisis dan nukleofil lainya seperti:

OH-, SH-, NH2-, CN-, OR-, SR-, NHR-, NR2-, RC=C-


a. Reaksi Substitusi Nukleofilik Unimolekuler (sN1)

Proses reaksinya dua tahap


Mekanismenya:
Ikatan gugus pergi (living group) putus sebelum ikatan baru terbentuk dan
sebagai intermedit ion karbokation.
Digambarkan sebagai berikut:
Faktor-faktor yang menentukan SN1

1. Pengaruh gugus lepas

• Gugus lepas akan lebih mudah lepas jika memiliki energi


ikatan kecil, jadi tergantung pada kekuatan ikatan
antara substrak dengan leaving group C-F > C-Cl > C-Br
> C-I
• Makin besar sifat kebasaan X- makin kuat terikat pada R
sehingga sulit lepas.
• X- akan mudah distabilkan, dalam pelarut polar, jadi
reaksi ini akan mudah terjadi jika ditambahkan AgNO3
untuk mengikat X yang lepas membentuk AgX
2. Pengaruh pereaksi/penyerang atau
gugus yg akan masuk
Pada reaksi SN1 gugus yang masuk tidak terlalu
berpengaruh karena tahap penentu laju reaksi adalah
pembentukan karbokation R+

3. Pengaruh Struktur R
Makin besar struktur R-nya, makin mudah terjadi
disebabkan kestabilan R+ yg ditinggalkan oleh gugus
pergi. Hal ini dikarenakan adanya perubahan sudut dari
karbon Sp3 ke Sp2. dan distabilkan oleh adanya resonansi
atau hiperkonjugasi (3o >2o >1o >CH3)
4. Stereokimia
Rasemisasi
5. Pengaruh pelarut (lingkungan)
Disukai pelarut atau lingkungan polar seperti pelarut
alkohol atau AgNO3 dalam alkohol
Kinetika Reaksi SN1:
V=k[RX] orde pertama dan bergantung pada substrat

Profil energi
Contoh:
reaksi (s)-3-bromo-3-metilheksana
dengan nukleofil OH -
Dalam reaksi SN1 terkadang terjadi suatu penataan ulang
yang disebabkan oleh kestabilan karbokation yang
terbentuk
b. Reaksi Substitusi Nukleofilik Bimolekuler (SN2)

Prosesnya satu tahap


Mekanismenya:
Tidak melalui ion karbonium
Kecepatan reaksi ditentukan oleh konsentrasi pereaksi dan substrat
Ikatan baru terbentuk bersamaan lepasnya leaving group
terjadi keadaan transisi kedua gugus pada atom C yang diserang.
Faktor-faktor yang menentukan Rx SN2
1. Struktur RX: Kepositifan dan halangan sterik
• Makin penuh sesak keadaan struktur RX, energinya makin tinggi,
sehingga reaksi akan semakin lambat. Sehingga kecepatan reaksi
(1o >2o >3o)
CH3Cl MeCH2Cl Me2CH2Cl Me2CH2Cl
v: relatif 1 2.7x10-2 4.9x10-4 2.2x10-5
makin besar gugus R, rx semakin lambat karena pereaksi yg akan
masuk terhalang oleh sesaknya gugus R pada atom C yang
mengikat leaving group
Urutan kereaktivan R3CX<R2CHX<RCH2X<CH3X
2. Dari jenis X: leaving Group
• C-F < C-Cl < C-Br < C-I
faktor kebasaan dan kenukleofilan (tidak selalu sejalan)
kebasaan: kemampuan menarik elektron
kenukleofilan: kemampuan menyerang inti/nukleus

3. Lingkungan
• Tidak terlalu dipengaruhi oleh kepolaran
4. Stereokimia

inversi atau retensi


Kinetika Reaksi SN2:
V=k2[RX] [Y-]
orde kedua
bergantung pada substrat dan pereaksi

 Profil Energi
Contoh 1:
Reaksi (s)-2-Iodobutana dengan nukleofil
OH-
Contoh 2:
reaksi (s)-2-Bromooktana
Perbandingan SN1 dan SN2
SN1 SN2
Struktur RX
Primer or CH3 terjadi Tidak
2o kadang2 Kadang2
3o tidak Terjadi
stereokimia inversi Rasemisasi
Nu- Anion (disukai) Netral (disukai)
Pelarut Sedikit dipengaruhi Kec. Sangat
kepolaran dipengaruhi
kepolaran
Reaksi Eliminasi
 Reaksi Eliminasi adalah reaksi pelepasan/pengeluaran molekul dari substrak.

 Mekanisme reaksi eliminasi adalah tahap-tahap yang dilalui oleh reaksi eliminasi.

 Reaksi eliminasi dapat terjadi pada senyawa organik yang memiliki gugus pergi
(living group).
Berdasarkan jenis molekul yang dilepaskan,
reaksi eliminasi dibedakan:

Dehidrohalogenasi Dehidrasi
molekul HX lepas dari senyawa alkil Molekul air lepas dari senyawa
alkohol
halida (RX)

Deasetilasi
Dekarboksilasi
Molekul COCH3 lepas dari
Molekul CO2 lepas dari senyawa yang mengandung gugus
senyawa dikarboksilat asetil seperti kitin.
Berdasarkan kedudukan H tereliminasi
reaksi eliminasi dibedakan:

Eliminasi α (alfa) Eliminasi β

Lazim terjadi dan akan lebih


banyak dibahas.
Eliminasi ɤ (gamma) Eliminasi δ (delta)
Berdasarkan Kinetika
Reaksi Eliminasi dibedakan E1 dan E2
A. Eliminasi E1 (Uni molekuler)
mekanisme reaksinya berlangsung dua tahap. Penentu laju reaksi
adalah konsentrasi substrak pada tahap ionisasi/pembentukan ion
karbokation. Secara umum mekanisme reaksinya sbb:

2. Cepat
1. Lambat (Tahap
ionisasi penentu laju
reaksi)
Contoh: reaksi eliminasi t-butilklorida

Keadaan transisi

Pada reaksi E1 terjadi persaingan dengan reaksi SN1


karena masing-masing tahap reaksi ada
pembentukan karbokation,.
Lebih Banyak

Reaksi SN1 selalu menhasilkan produk samping E1


begitu juga sebaliknya. Jadi produk-produk reaksi
substitusi dan eliminasi dapat lebih banyak dan dapat
lebih sedikit.
Untuk
mempertinggi
produk
eliminasi:
1. Pelarut
kurang polar
2. Suhu tinggi
3. Basa kuat
dan
konsentrasi
yang tinggi

Lebih Banyak Sebaliknya


produk
Pada reaksi ini ada halangan sterik masuknya nukleofil substitusi

Bagaimana menentukan produk utamnya...?


B. Eliminasi E2 (Bimolekuler)
mekanisme reaksinya berlangsung satu tahap. Reaksi serempak
(Concerted reaction). Secara umum mekanisme reaksinya sbb:

Transisi
1. Faktor faktor yang menentukan E1 dan E2
mekanisme reaksinya berlangsung satu tahap. Reaksi serempak
(Concerted reaction). Secara umum mekanisme reaksinya sbb:

1. Kestabilan ion karbonium yang terbentuk,


makin stabil ion karbonium, makin mudah terjadi E1
2. Kekuatan basa,
makin kuat basanya makin mudah terjadi E2
3. Struktur RX,
makin mudah X lepas, makin mudah terjadi E2 oleh faktor
induksi dan faktor crowded dan keasaman Hβ
2. Stereokimia E2
Selalu transkoplanar (trans elimination), artinya lepanya H dan X
dari arah trans atau berlawanan (anti eliminasi)

dimensional Kudakuda Proyeksi Newman Bola pasak


contoh:
eliminasi senyawa 1-bromo-1,2-difenilpropana
(CH3CHPhCHPhBr)

E Z

untuk substrak dengan konfigurasi 1R, 2R dan 1S, 2S produk Z alkena


untuk substrak dengan konfigurasi 1R, 2S dan 1S, 2R produk E alkena
Reaksi ini disebut
reaksi
stereospesifik
1R, 2R Z dimana
stereoisomer
yang berbeda
menghasilkan
produk yang
secara stereo
berbeda/berlain
an

1R, 2s E
3. Eliminasi Pada senyawa Lingkar
Kinetika reaksinya juga terdapat E1 dan E2. Untuk E1,
mekanismenya dua tahap dan E2 satu tahap. Reaksi eliminasi
merupakan reaksi
anti diaksial. Mekanisme reaksinya secara umum sbb:

Antidiaksi
al

Jika living group pada posisi ekuatorial,


maka tejadi flip over sebelum mengalami
Contoh

Trans-2-kloro-1-
metilsikloheksana Reaksi eliminasi pd cis lebih
mudah terjadi daripada trans,
karena cis membebaskan
energi sebesar 0,4+(-1,7) =-1,3
kkal,
sedangkan pada trans
diperlukan energi sebesar 0,4 +
Cis-2-kloro-1-metilsikloheksana 1,7=2,1 kkal

Catatan: Keadaan reaksi diatas sering


disebut reaksi stereospesifik,
trans Cl ekuatorial ke alsial = 0,4 kkal karena suatu senyawa dengan
CH3 ekuatorial ke aksial = 1,7 kkal stereo tertentu menghasilkan
Cis Cl ekuatorial ke aksial = 0,4 kkal
senyawa dengan stereo tertentu
pula.
CH3 aksial ke ekuatorial = -1,7 kkal
Contoh: Contoh trans E2

100%
Trans-

Reaksinya lambat, karena harus mengalami flip over terlebih


dahulu

Pemb. Kec. Rx II:I =


200:1
Cis lebih cepat, karena
tidak perlu mengalami
fO terlebih dahulu
Cis-
Contoh: Contoh trans E2

Kec. Reaksi II>I


25%
Cis > trans
Karena aksial aksial
menyebabkan basa
sukar menyerang
75%
REAKSI ADISI

Reaksi pemutusan ikatan rangkap


dengan cara penambahan unsur
baru, atau biasa juga dikatakan  Reaksi adisi dapat terjadi pada ikatan
sebagai reaksi dimana senyawa rangkap dua atau rangkap tiga, dimana
terdapat electron π.
yang berikatan rangkap menerima
 Electron ini akan melindungi molekul dari
atom atau gugus atom sehingga serangan nulkeofil, tetapi akan mudah
ikatan rangkapnya berubah menjadi diserang oleh elektrofil.
ikatan tunggal.  Adisi juga dapat terjadi pada C=O atau R-CN.
Contoh reaksi adisi adalah reaksi antara
etena dengan gas klorin membentuk
1,2-dikloroetana.

Dalam reaksi adisi, molekul


senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap menyerap atom atau gugus
atom sehingga ikatan rangkap berubah
menjadi ikatan tunggal.
JENIS REAKSI ADISI

Adisi Alkena
Pada reaksi adisi alkena, terjadi pemutusan ikatan rangkap
dua pada alkena yang diakibatkan masuknya gugus ataupun suatu
unsur pada alkena tersebut.

C C + A B C C

A B
Adisi Halogen
 Yaitu reaksi adisi dengan pereaksi dengan unsur-unsur halogen yang melekat
didalamnya.
 Adisi halogen pada alkena terjadi melalui mekanisme yang agak berbeda dengan adisi
asam.
Pada tahap pertama adisi brom pada alkena, electron π menggantikan
ion bromida dari molekul brom. Hasilnya adalah ion bromonium siklik.

Br

Br Br

C C C C + Br
Kemudian reaksi ion bromida dengan ion bromonium membentuk hasil

Br
Br

C C + Br C C

Br
Adisi Hidrogen
Adisi hidrogen pada alkena memerlukan katalis. Proses ini dinamakan
hidrogenasi.
H i d r o g e n a s i adalah proses atau reaksi dari suatu senyawa kimia dengan gas
hidrogen, atau biasa dikatakan sebagai, suatu proses penambahan hidrogen pada
ikatan rangkap dua dengan bantuan katalis.

katalis
C C + H2 C C

H H
 Biasanya katalis berupa bubuk halus logam nikel, platina atau paladium.
 Logam-logam tersebut menyerap gas hidrogen pada permukaan dan mengaktifkan
ikatan hidrogen-hidrogen.
Reaksi Adisi Elektrofilik pada Alkena
 Elektron-elektron π dari ikatan ganda dua membentuk ikatan yang lebih lemah
dan lebih mudah terkena pereaksi dibandingkan dengan elektron-elektron σ.
 Elektron π inilah yang terlibat dalam reaksi adisi pada alkena.
 Ikatan ganda dua berlaku sebagai pemberi elektron bagi pereaksi pencari
elektron.
Perhatikan adisi asam pada alkena berikut :

H + C C C C

 Umumnya, ion karbonium sangat reaktif karena ia hanya mempunyai enam elektron (bukan
delapan) disekeliling karbon positif.
 Pereaksi pemberi elektron ini dinamakan nukleofil. Biasanya berupa ion negatif atau jenis-jenis
yag mempunyai elektron-elektron bebas.
 Ion karbonium dengan cepat bergabung dengan jenis lain yang dapat memberinya dua elektron.
Aturan
Markovnikov

Aturan Markovnikov berlaku bagi senyawa alkena yang tidak simetris. Reagen HX,
H2O atau ROH yang direaksikan dengan alkena tak simetris, maka penambahan
hidrogen akan terjadi pada atom C yang memiliki atom H lebih banyak.
Reaksi adisi Markovnikov merupakan reaksi yang bersifat regioselektif, yaitu reaksi
yang dapat menghasilkan dua atau lebih isomer struktur, tetapi pada
kenyataannya hanya satu isomer yang terbentuk.

You might also like