Professional Documents
Culture Documents
Epiphora
Photophobia
Endophtalmos
Chemosis
Miosis
Keratitis
Microcornea
Macrocornea
Congenital corneal opacities
Kelainan kongenital dengan karakteristik
adanya jaringan dermoid pada cornea atau di
daerah konjungtiva atau keduanya.
Kasus ini paling sering terjadi pada Sapi
terutama jenis Polled Hereford
Pada anjing kasus ini sering berlokasi didaerah
temporal
Kasus dermoid bisa diamati bila kelopak mata
penderita terbuka
Sering menimbulkan iritasi, sehingga mata
penderita akan tampak adanya mucopurulent
discharge dan blepharospasm
HP: adanya keratin squamous epithel baik
yang berpigmen maupun tdk berpigmen yang
berada diatas jaringan kulit dengan folikel
rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebacea.
Dapat disebabkan oleh abrasi, akibat bahan
kimia dan infeksi.
FHV-1: umum menyebabkan lesi pada cornea
termasuk lesi dendritik (pathognomonik)
Infectious Bovine Keratoconjuntivitis (Bovine
Pink eye): cornea sapi penderita defect pada
bagian superficial-axial yg diikuti abses dan
bila ruptur akan menyebabkan ulcer
Kasus sering pada kucing jenis persia dan
himalaya
Biasanya melibatkan infeksi FHV-1
Lesinya terjadi di daerah superfisial, bulat
hitam dan terfokus pada bagian tengah cornea
HP: lesi gelap yg umumnya merupakan
keratocytes yang biasanya dibatasi oleh sel-sel
radang (utamanya neuthropil) dan umumnya
diikuti dgn pelebaran epithel cornea.
= Peradangan pada cornea
Akut: mrp respon thd luka baru, infeksi
bakteri, atau jamur.
HP keratitis akut: infiltrasi neuthropil, stroma
edema; aktif vascularisasi
Hp keratitis kronis: Akumulasi limphosit,
plasma cell, fibroblast atau macrophages.
Kadang pada pengamatan Hp keratitis:
melanin pada cornea (corneal pigmentation,
corneal melanosis, pigmentary keratitis)
Keratitis superfisial --- korneal ulceration’ bila
berlanjut menyebabkan : keratokonjungtivitis
sicca , akibat kekeringan pada epithel kornea
dan konjungtiva
Penyakit mata kronis pada kornea dan
konjungtiva akibat kekurangan produksi air
mata
Type 1 kasus ini akibat glandula lacrimalis
mengalami athropi
Type 2:kasus dystemper, trauma pada supply
saraf, infeksi bagian ductusnya akibat bakteri,
peradangan berperantara imun
Gejala Klinis : bervariasi, tergantung derajat
keparahan dari kurangnya air mata
Akibat: Blepharospams dan endophthalmos
Kronis: keratinisasi, menebal membentuk
jaringan kulit (epidermalisasi)
- Anjing: Distemper
- Kucing: FHV – tipe 1
- Sapi: IBR
- Kuda : Equine viral arthritis, Equine adeno
virus
Kebanyakan bakteri normal terdapat dari
isolasi daerah mata
Umumnya menyebabkan peradangan ringan
Contoh: