E 2.Humaira Isna Kartika L (1805015060) O M 3.Muhammad Michael Iqbal P (1805015073) O K 4.Nur Hamidah (1805015055) 2 Morfem
Morfem adalah bentuk bahasa terkecil yang memiliki arti.
Morfem sangat berperan dalam pembentukan kata. Bentuk seperti -ku, -lah, ter- adalah contoh morfem. Morfem tersebut dapat kita rangkaikan dengan salah satu bentuk morfem bebas (kata), misalnya bawa. Dari kata bawa lalu terbentuklah kubawa, dibawa, terbawa. Ketiga bentukan ini sudah berbeda artinya dari kata bawa. Itulah contoh penggunaan morfem sebagai pembeda arti. Ditinjau dari segi bentuk dan dari segi artinya, morfem dapat dibedakan atas 2 macam. • Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri. Kata dasar coba, bawa, sakit, rumah, main, tidur adalah contoh morfem bebas. • Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri. Semua imbuhan: awalan, sisipan, akhiran, serta awalan dan akhiran tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu, unsur-unsur kecil atau partikel seperti -ku, - lah, pra-, swa-, dan sebagainya yang tidak dapat berdiri sendiri, juga termasuk morfem terikat. Suku Kata
• Kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti halnya kata-kata di
dalam bahasa lain, dapat dianalisis dari persukuannya. Persukuan berguna antara lain dalam pemenggalan kata dan penempat-an imbuhan. Pembagian dan penentuan pola suku kata di dalam bahasa Indonesia dapat diketahui menurut macam sifat dan macam polanya. • Menurut sifatnya, suku kata di dalam bahasa Indonesia ada dua: • 1. suku kata terbuka, yaitu jika suku kata itu diakhiri oleh vokal, misalnya bu-ku, la-ri, ta-hu, sa-te, sa-do; • 2. suku kata tertutup, yaitu jika suku kata itu diakhiri oleh konsonan, misalnya hen-dak, kom-pleks, prog-ram, prak-tis. Pembagian Jenis Kata
Secara tradisional, pembagian kata di dalam bahasa-bahasa yang
besar di dunia umumnya terdiri atas 10 jenis kata, yaitu 1) kata benda (nomina) 2) kata kerja (verba) 3) kata sifat (adjektit) 4) kata ganti (pronomina) 5) kata keterangan (adverbia) 6) kata bilangan (numeralia) 7) kata sambung (konjungsi) 8) kata sandang (artikel) 9) kata seru (interjeksi) 10) kata depan (preposisi) Kata Benda
Kata benda adalah nama dari suatu benda dan segala
sesuatu yang dianggap sebagai benda (konkret maupun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek dan atau objek dalam kalimat. Kata benda juga disebut kata nama. Adapun yang maksud dengan benda konkret adalah objek yang dapat dipersepsi oleh indera kita, misalnya, orang, buku, pohon, kucing, dan sebagainya. Sebaliknya, benda abstrak, ia tidak dapat dipersepsi oleh indera kita, misalnya, Tuhan, keadilan, pengetahuan, kehendak. Selain itu, kata benda dapat dikenali dari bentuknya, yang mungkin: tata bentuk contoh berawalan pe- pemimpin, pemanah, pepanah, peninju, petinju ke- ketua, kekasih berakhiran –er reporter, apoteker, suporter, fotografer, koreografer -or aktor, editor, kontraktor, promotor -is aktris, solis, violis, gitaris, novelis, vokalis -us akademikus, musikus, kritikus -an ajakan, pikiran, pesanan -nya jatuhnya, naiknya, anaknya berimbuhan pe- + - pegunungan, petualangan, pelatihan an peN- + -an penerangan, pemandangan, pembangunan per- + -an perdagangan,peraturan,persahabatan ke- + -an kehidupan, kemauan, keterampilan • Kata Kerja • • Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, atau perbuatan. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. • Untuk mengenali jenis kata kerja, kita dapat menguji kata tersebut dengan menambahkan frase "dengan + kata benda/sifat" di belakang kata tersebut. Sebagai contoh: tulis, pergi, berbicara. • Kata Sifat • • Kata sifat adalah kata yang menerangkan tentang keadaan, watak, tabiat suatu benda. Kata sifat pada umumnya berfungsi sebagai penjelas arti kata jenis lain, misalnya jenis kata benda, kata bilangan, kata kerja, dan bahkan memperjelas kata sifat itu sendiri. Perlu diperhatikan untuk gabungan kata yang berupa idiom (dalam arti kiasan) kata sifat ini berada di depan kata benda, misalnya: ringan tangan, enteng tangan, panjang tangan. • Untuk mengenali jenis kata sifat, kita dapat menguji kata tersebut dengan menambahkan kata keterangan "sekali" serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan "se-+-nya". sebagai Untuk mengenali jenis kata sifat, kita dapat menguji kata tersebut dengan menambahkan kata keterangan "sekali" serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan "se-+-nya". sebagai • Bentuk kata sifat ada 2 macam: • (1) kata sifat berbentuk tunggal, misalnya: pandai, cantik, baik; • (2) kata sifat berimbuhan, misalnya: mengantuk, bersatu, terselubung, pemabuk, periang, pembohong. • Kata Tugas • • Kata tugas adalah kata yang memiliki tugas memperluas atau mengadakan tranformasi kalimat. Contoh: di, ke, dari, oleh, dan, lagi, sudah, tidak, tetapi. • Kata tugas tergolong sebagai partikel, yaitu unsur-unsur kecil di dalam bahasa yang bertugas atau berfungsi memperjelas arti suatu kalimat. Contoh kalimat: Saya rumah teman tentulah menimbulkan pertanyaan yang bermacam-macam. Bila di antara kata saya dan kata rumah diselipkan unsur kecil atau partikel di, ke atau dari, barulah arti kalimat itu menjadi jelas. • Kata tugas di, ke, dan dari juga disebut kata depan karena selalu berada di depan kata yang diterangkannya. Setiap orang tentu tidak akan menerima kalimat Saya Bandung ke minggu depan; atau Adik saya sekolah London di. • Selain kata depan tersebut di atas, bentuk seperti -lah, -kah, pun, juga termasuk partikel. Ketiga parikel tersebut mempunyai fungsi tertentu dalam membangun arti kalimat. • Macam-macam Makna • • Yang disebut makna ialah hubungan antara bentuk bahasa dan objek atau sesuatu (hal) yang diacunya. Ada dua macam makna yang terpenting, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. • • 1) Makna leksikal atau makna denotasi ialah makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur. Dengan kata lain, makna leksikal ialah makna yang tertera dalam leksikon atau kamus. Misalnya: belah dapat mempunyai makna (1) celah, (2) pecah menjadi dua, (3) setengah, (4) sisi, (5) pihak; sebelah dapat mempunyai makna (1) setengah, (2) sebelah? (3) arah, (4) di samping. Dari kata belah dapat dibentuk kata sebelah, bersebelahan (-sebelah), sebelah-menyebelah, menyebelahkan, membelah, terbelah, belahan, pembelah (pembelahan). Makna lugas biasanya digunakan dalam surat-surat resmi, surat-surat dagang, laporan, tulisan ilmiah, dan sebagainya dengan tujuan agar makna-makna menjadi pasti dan tidak terjadi salah tafsir. • 2) Makna gramatikal atau makna konotasi ialah makna baru yang timbul akibat proses gramatikal. Makna gramatikal disebut juga makna struktural karena makna yang timbul akan bergantung pada struktur tertentu sesuai dengan konteks (lingkungan dan situasi di mana kata itu berada). Makna struktural adalah makna yang sudah bergeser dari makna leksikalnya. Makna gramatikal biasanya digunakan dalam menuliskan pigura bahasa untuk memperoleh makna emotif. Perhatikan contoh di bawah ini. • (i) lembah hitam (daerah/tempat mesum) • (ii) kuhitamkan negeri itu (kutinggalkan untuk selamanya) • • Dalam kaitan dengan makna kata, dikenal beberapa istilah yang sangat perlu diketahui oleh setiap orang yang mempelajari bahasa, di antaranya adalah sinonim, antonim, homonim, dan hiponim. • • a) Sinonim atau padan makna ialah ungkapan yang maknanya hampir sama dari ungkapan lain. Sinonim dapat juga diumpamakan sebagai nama lain dari suatu benda atau pengertian lain dari suatu ungkapan. Contoh: nasib dan takdir dimisalkan seperti A dan B. Ungkapan A (nasib) adalah sinonim ungkapan B (takdir). • Antonim atau lawan makna ialah ungkapan yang maknanya kebalikan dari ungkapan yang lain. Contoh: sukar dan mudah. Kalau A antonim terhadap B, maka B selalu antonim terhadap A. Relasi antonim selalu berlaku dua arah. Antonim dapat dibedakan atas tataran sistematis. • (1) Antonim antarkalimat, misalnya: Dia sakit dan Dia tidak sakit. • (2) Antonim antarfrase, misalnya: secara teratur dan secara tidak teratur. • (3) Antonim antarkata, misalnya: mustahil dan mungkin; hidup dan mati. • (4) Antonim antarmorfem, misalnya: prasarjana dan pascasarjana. • • Antonim diperlukan untuk menegaskan sesuatu dengan menyangkal atau mempertentangkannya. Contohnya, besar dan kecil, menjual dan membeli, atas dan bawah. Selain itu, kata yang berantonim (beroposisi) dapat digabungkan sehingga melahirkan kata majemuk (kompositum). Homonim ialah kata-kata yang bentuk dan ucapannya sama, tetapi maknanya berbeda. Homonim dalam bahasa Indonesia hanya berupa homonim kata. Contohnya: mengukur (dari kukur) dan mengukur (dari ukur). Relasi homonim juga selalu berlaku dua arah. Selain homonim terdapat pula homofon dan homograf. Homofon, jika bunyi sama, tetapi makna dan bentuknya berbeda. Misalnya sangsi = ragu-ragu, dan sanksi (sangsi) = hukuman; sedangkan homograf, yaitu bentuk yang sama, tetapi bunyi/ucapan dan maknanya berbeda. Misalnya: beruang = binatang, beruang = mempunyai ruang, beruang = mempunyai uang. • Hiponim ialah ungkapan yang maknanya merupakan bagian dari makna suatu ungkapan yang lain. Misalnya: merah adalah bagian hiponim dari kata berwarna. Hiponim hanya berlaku satu arah. Bila hal itu sebaliknya, disebut hipernim, misalnya: berwarna hipernim terhadap merah. • • Hiponim sangat perlu bagi pengklasifikasian kata berdasarkan kesederajatan atau kesejajaran makna sehingga para pemakai kata itu makin peka dalam memilih kata yang paling tepat. Jika superordinat suatu kata sudah ada, hiponimnya harus dapat dicari. Dalam terjemahan, umumnya superordinat suatu kata tidak selalu ditemukan. Maka, untuk menggantikannya diambillah salah satu bentuk hiponimnya. Kata rice dapat diterjemahkan dengan salah satu: padi, gabah, beras, atau nasi. Namun, jika pasangan superordinatnya ditemukan, komponen hiponimnya harus dihindari. Misalnya, kata poultry haruslah diterjemahkan dengan unggas, bukan ayam, bebek, atau burung. • Perubahan Makna • • Dalam pertumbuhan bahasa, makna suatu kata dapat mengalami perubahan. Perubahan itu dapat disebabkan oleh perbedaan tempat pemakaian, perbedaan waktu pemakaian, dan kehendak untuk memberi makna baru. Di antara perubahan makna yang penting adalah sebagai berikut. • • 1) Meluas, yaitu jika cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama. Misalnya, kata putra putri yang dahulu hanya dipakai untuk anak-anak raja, sekarang dipakai untuk menyebut semua anak laki-laki dan perempuan. • 2) Menyempit, yaitu jika cakupan arti dulu lebih luas dari arti sekarang. Misalnya, kata sarjana dulu dipakai untuk semua cendikiawan, sekarang hanya untuk gelar akademis. • 3) Amelioratif, yaitu jika terjadi suatu proses perubahan arti kata sehingga arti baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti dulu. Misalnya, isteri dan nyonya lebih baik dari bini. • Peyoratif, yaitu jika arti baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti dulu (kebalikan dari amelioratif). Kata bini yang dianggap baik pada jaman lampau, sekarang dianggap kasar. • 5) Sinestesia, yaitu jika perubahan makna terjadi akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan. Contoh: Kata- katanya manis. Manis sebenarnya tanggapan indera perasa, tetapi dipakai untuk indera pendengar. Contoh lain: Mukanya masam; Pidatonya hambar. • 6) Asosiasi, yaitu jika perubahan makna terjadi karena persamaan sifat. Misalnya, amplop artinya kertas pembungkus surat; berdasarkan persamaan tersebut dipakai untuk pengertian memberi sogokan: Beri dia amplop agar urusan cepaf selesai. • • Perubahan Bentuk • • Perubahan bentuk kata dapat dibedakan menjadi (1) perubahan bentuk kata-kata dari perbendaharaan kata asli suatu bahasa karena pertumbuhan dalam bahasa itu; (2) perubahan bentuk dari kata- kata pinjaman. • • 1) Adaptasi, adalah penyesuaian bentuk kata-kata asing dengan struktur bahasa Indonesia. Adaptasi bentuk dapat dibedakan berdasarkan fonologi dan berdasarkan morfologi bahasa Indonesia. • • Contoh adaptasi berdasarkan fonologi bahasa Indonesia: • telephone (Inggris) menjadi telepon • vacantie (Belanda) menjadi pakansi Analogi, adalah pembentukan suatu kata baru berdasarkan suatu contoh yang sudah ada. Misalnya, kata export dalam bahasa Inggris mempunyai hubungan dengan bentuk-bentuk to export, exporting, exported. Berdasarkan analogi tersebut, dalam bahasa Indonesia dari kata ekspor dibentuklah kata-kata pengeksporan, pengekspor, mengekspor, diekspor.