You are on page 1of 38

Sistem kelistrikan

Secara umum, sistem kelistrikan bisa dibagi atas :


1. Sistem arus searah atau DC (Direct Current)
2. Sistem arus bolak-balik atau AC (Alternating Current).
Keunggulan sistem AC :
 Konstruksi generator dan motor AC jauh lebih sederhana dan
efisien dibanding jenis DC.
 Trafo atau transformator. Dengan menggunakan trafo,
tegangan listrik bisa dinaikkan dan diturunkan secara mudah
dan efisien. Tegangan perlu dinaikkan menjadi ekstra tinggi
agar energi listrik bisa ditransmisikan melalui jarak yang jauh
secara efisien. Di sisi konsumen, tegangan listrik perlu
diturunkan agar energi listrik bisa digunakan secara aman.
Kelemahan dari sistem AC

 Semua pembangkit harus menghasilkan tegangan


listrik pada frekuensi yang sama dan berputar secara
serempak (sinkron). Keharusan untuk berputar secara
sinkron menjadikan pengaturan sistem tenaga listrik
menjadi sangat sulit jika jumlah pembangkit yang
tergabung dalam sistem mencapai ratusan atau
ribuan.
 Rendahnya efisiensi penyaluran daya. Akibatnya, daya
listrik AC tidak bisa disalurkan melalui jarak yang
sangat jauh, terutama jika melalui kabel bawah tanah
atau kabel laut.
Keuntungan sistem DC
1. Pembangkit yang dihubungkan tidak harus
mempunyai frekuensi yang sama.
2. Konstruksi saluran transmisi DC jauh lebih
sederhana dibanding sistem AC
3. Aliran daya di transmisi DC bisa diatur dengan cepat
dan akurat
4. Penyaluran daya lewat kabel DC bawah laut jauh
lebih sederhana dan murah dibanding kabel AC
Hemat energi
Lebih dari 10% energi listrik dikonsumsi dalam bentuk DC. Semua
peralatan elektronik, komputer, lampu hemat energi, lampu LED, inverter,
kereta listrik, dan peralatan telekomunikasi mengkonsumsi daya dalam
bentuk DC. Di masa yang akan datang, diperkirakan prosentasi energi
yang dikonsumsi dalam bentuk DC akan lebih tinggi lagi. Peningkatan
akan terjadi terutama dengan datangnya era mobil listrik maupun hybrid.
Hasil studi, jika jaringan distribusi tegangan rendah AC 220 volt diganti
dengan sistem DC 300 volt maka susut dayanya bisa berkurang lebih dari
30 %. Uji coba penggunaan sistem DC dalam suatu pusat telekomunikasi,
pusat data, dan bangunan modern sedang diuji coba di banyak negara.
Transmisi daya DC yang dianggap fenomenal di dunia adalah saluran
transmisi DC yang dipakai untuk menyalurkan energi listrik yang
dibangkitkan oleh
 PLTA Itaipu, Brasil, berkapasitas 18 GW (Giga atau Milyar Watt). Saluran
transmisi ini panjangnya lebih dari 1500 km dan bekerja pada tegangan 600
kV (kilo atau ribu volt).
 Cina yang panjangnya lebih dari 1500 km dengan tegangan 800 kV. Saluran
transmisi ini dipakai untuk menyalurkan keluaran PLTA yang kapasitas
dayanya 24 GW. Sebagai pembanding, seluruh pembangkit di Pulau Jawa
jika dijumlahkan kapasitasnya hanya mencapai 27 GW. PT.
 PLN berencana untuk membangun transmisi daya DC untuk mengirimkan
energi listrik yang dihasilkan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) mulut
tambang di Sumatra Selatan menuju Bogor, Jawa Barat. Karena jaraknya
panjang dan harus melalui laut, transmisi daya DC menjadi satu-satunya
pilihan.
Definisi
“Transmisi” atau lebih lengkapnya Saluran
Transmisi adalah suatu instalasi listrik
pasangan luar yang merupakan bagian dari
sistem tenaga listrik, yang menghubungkan
simpul-simpul didalam sistem tenaga
listrik, terdiri dari susunan sejumlah
material, peralatan dan kelengkapannya
yang dipasang menempati suatu jalur
lintasan tertentu,
Fungsi
Berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan
tenaga listrik dalam jumlah besar dari
suatu tempat ke tempat lain ( dari
pembangkit ke gardu induk, dari gardu
induk ke gardu induk lain) dengan
menggunakan tegangan tinggi dan ekstra
tinggi sebagai tegangan kerjanya,
menunjang keandalan sistem tenaga listrik
terkait serta dirancang dan dipasang
dengan seksama berdasarkan standar-
standar yang berlaku.
Basic concept
ARUS (DAYA) Cont’d
 Bolak balik
 Searah

FISIK INSTALASI
 Saluran Udara
 Saluran Kabel Tanah (UNDERGROUND CABLE)
 Saluran Kabel Laut (SUBMARINE CABLE)

TEGANGAN
 70 kV
 150 kV
 275 kV
 500 kV
Komponen sistem tenaga

 Pusat pembangkit
 Sistem transmisi (PLN : Tegangan Ekstra Tinggi 500
kV dan 275 kV, Tegangan Tinggi 150 kV dan 70 kV)
 Pusat Beban : Sistem Distribusi ( Tegangan Menengah
20 kV dan Tegangan Rendah 220/380 V)
Pusat Pembangkit
 Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
 Pusat Listrik Tenaga Gas & Uap (PLTGU)
 Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
 Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
 Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
 Pusat Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM)
 Pusat Listrik Tenaga
 Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS)
 Pusat Listrik Tenaga Angin (PLTB)
 Pusat Listrik Tenaga Biomassa (PLTBio)
 Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Konstruksi Saluran Udara
1. PONDASI PENOPANG
2. STRUKTUR PENOPANG (MENARA
KERANGKA, TIANG)
3. INSULATOR
4. KONDUKTOR
5. PERALATAN PENTANAHAN
6. KELENGKAPAN LAIN
Pondasi Penopang
 Merupakan dasar tempat berpijaknya struktur
penopang, dibuat dengan disain dan pewrhitungan
yang cermat dengan memperhatikan berat dan tinggi
struktur penopang, berat konduktor dan insulator,
beban tarik konduktor, beban angin, keadaan tanah
setempat, dll.

 ENJINIR TEKNIK SIPIL dan ENJINIR GEOLOGI akan


mempertrimbangkan dengan cermat dalam membuat
desin dan perhitungan pondasi berdsarkan data beban
dan data hasil penyelidikan tanah.
Diperlukan
Struktur Penopang
untuk menopang batangan konduktor,
memasang set isolator dan perlengkapan lain yang
diperlukan.

Untuk struktur penopang saluran udara dapat digunakan


:
 Menara kerangka baja ( steel lattice tower )
 Tiang baja bulat ( tubular steel pole )
 Tiang beton ( concrete pole )
 Tiang kayu ( wood pole )
steel lattice tower tubular steel pole
Tower menurut fungsinya
 Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk,
tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.
 Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga
dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat
pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan
yang kecil.
 Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya
menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.
 Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik
yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut
belokan.
Cont’d
 Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai
tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki
impendansi transmisi.
 Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada
persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di
bawah Saluran transmisi existing.
 Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah
saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya.
Menara Kerangka Baja ( Steel Lattice Tower )
 TYPE AA : Menara penopang dengan sudut 0°- 3°
(SUSPENSION TOWER)
 TYPE BB : Menara tarik dengan sudut 3°–20°
(SMALL ANGLE TENSION TOWER)
 TYPE CC : Menara tarik dengan sudut 20°- 40°
(MEDIUM ANGLE TENSION TOWER)
 TYPE DD/DDR : Menara tarik dan terminal dengan
sudut 40°-60° (LARGE ANGLE
TENSION /DEAD END TOWER)
 TYPE EE : Menara tarik dengan sudut 60°-90°
(LARGE ANGLE TENSION TOWER)
Tower 2 sirkit tipe suspensi Tower 2 sirkit tipe tension
Tower 4 sirkit tipe suspensi Tower 4 sirkit tipe suspensi
Tiang Baja ( Tubulur Steel Pole )
TYPE SSP1 : Tiang baja penopang dengan sudut 0°-1°
TYPE SSP5 : Tiang baja tarik dengan sudut 1°-5°
TYPE TSP15 : Tiang baja tarik dengan sudut 5°- 15°
TYPE TSP30 : Tiang baja tarik dengan sudut 15°-30°
TYPE TSP60 : Tiang baja tarik dengan sudut 30°-60°
TYPE TSP90 : Tiang baja tarik dengan sudut 60°– 90°
TYPE DSP : Tiang baja tarik / terminal
Cont’d
Sebagian besar saluran udara tegangan tinggi dan ekstra
tinggi menggunakan struktur penopang menara
kerangka baja dengan pertimbangan bahwa harga
struktur penopang ini lebih murah dibandingkan
dengan tiang baja yang setara. Menara berdiri diatas
keempat kakinya (beban dibagi pada masing-masing
kaki menara, pondasi menara/tower lebih sederhana
dibandingkan pondasi untuk tiang tunggal yang berdiri
hanya diatas satu kaki).
Cont’d
Pengangkutan bagian-bagian menara ke lokasi pemasangan
mudah dilakukan karena menara baja terdiri dari potongan-
potongan besi baja (tower member) yang dapat diangkut oleh
manusia. Pekerjaan pemasangan menara baja sederhana
dengan peralatan kerja terbatas (tidak memerlukan peralatan
crane atau alat berat lainnya).
Struktur penopang jenis tiang baja, tiang beton maupun
tiang kayu lebih kompak bila dibandingkan dengan
menara kerangka, akan tetapi cara pengangkutan dan
pemasangannya tidak sesederhana menara kerangka baja.
Cont’d
Struktur penopang jenis tiang akan dipilih bila ada kendala
atau batasan dalam melakukan desain suatu saluran udara
tegangan tinggi atau ekstra tinggi, misalnya :
 Kesulitan memperoleh lahan tanah yang cukup luas untuk
tapak tower, jalur saluran udara melalui wilayah kota atau
daerah yang padat bangunan dengan jalur bebas yang sangat
terbatas.
 Adanya peraturan/ketentuan yang mensyaratkan memelihara
keindahan dan keserasian lingkungan.
 Adanya ketentuan batas ketinggian maksimum menara dan
konduktor maupun clearance minimum terhadap tanah.
Insulator
Berfungsi untuk memegang secara fisik dan
memisahkan secara listrik bagian
bertegangan (konduktor fasa) dengan bagian
tidak bertegangan (struktur penopang /
menara / tiang).
Umumnya isolator untuk saluran udara
tegangan tinggi dan ekstra tinggi terdiri dari
rentengan insulator piring (disc insulator
unit) baik yang terbuat dari porselen /
keramik, gelas dan komposit / polimer.
Selain itu ada jenis insulator yang kaku (long-
rod insulator) yang terbuat dari porselen /
keramik ataupun komposit / polimer.
Cont’d
Jumlah isolator piring dalam satu rentengan (string insulator
set) ditentukan oleh tegangan kerja transmisi, BIL,
creepage distance yang disyaratkan dan rating dari unit
discinsulatornya. Kekuatan mekanis string insulator set
yang dipilih ditentukan oleh ukuran dan jumlah konduktor
per fasa pada saluran transmisi.
Karena fungsinya sebagai pemegang dan pemisah bagian
bertegangan dengan bagian tidak bertegangan, jenis
rentengan insulator dikenal dengan set insulator
penggantung (suspension insulator set), set insulator
penegang (tension insulator set) dan set insulator
penyangga (support insulator set).

Kriteria bahan
Bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
isolator
 Bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi kemampuannya sebagai
isolator. Sebab makin berat dan besar ukuran isolator tersebut akan
mempengaruhi beban penyangga pada sebuah tiang listrik.
 Bahan yang terbuat dari bahan padat, dan memiliki kekuatan mekanis tinggi
seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik, parafin, kuartz, dan veld
spaat.
 Mempunyai tahanan jenis yang tinggi
 Memiliki kekuatan mekanis yang tinggi
 Memiliki sifat-sifat (dua hal diatas) tidak berubah oleh perubahan suhu,
siraman air, kelembaban, sinar matahari,
 polaritas listrik.
 Bila mengalami loncatan listrik (flash over) tidak akan meninggalkan jejak
(cacat)
Konduktor
Konduktor adalah media untuk tempat mengalirkan arus listrik dari Pembangkit ke
Gardu induk atau dari GI ke GI lainnya, yang terentang lewat tower-tower.
Konduktor saluran udara adalah konduktor pilin tanpa insulasi (stranded
bare conductor) seperti alumunium conduktor steel reinforced (ACSR) atau
thermal alumunium conductor steel reindorced (TACSR) untuk konduktor fasa,
galvanized steel ware (GSW) untuk kawat perisai (Shield wire).
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu
memiliki sifat sifat sebagai berikut :

a. konduktivitas tinggi
b. kekuatan tarik mekanikal tinggi
c. titik berat
d. biaya rendah
e. tidak mudah patah
Konduktor
Kawat penghantar (konduktor) adalah media untuk tempat mengalirkan arus listrik dari
Pembangkit ke Gardu induk atau dari GI ke GI lainnya, yang terentang lewat tower-
tower.
Kawat penghantar (konduktor) untuk saluran udara adalah konduktor pilin tanpa insulasi
(stranded bare conductor) seperti alumunium conduktor steel reinforced (ACSR) atau
thermal alumunium conductor steel reindorced (TACSR) untuk konduktor fasa,
galvanized steel ware (GSW) untuk kawat perisai (Shield wire).
Ukuran, jenis dan jumlah konduktor yang dipakai pada tiap fasa saluran udara ditentukan
dari besar daya yang harus disalurkan/ditransmisikan melalui saluran udara
bersangkutan, tegangan kerja serta faktor-faktor lain.
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki sifat sifat
sebagai berikut :
a. konduktivitas tinggi
b. kekuatan tarik mekanikal tinggi
c. titik berat
d. biaya rendah
e. tidak mudah patah
Cont’d
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi :
a. tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%)
b. tembaga dengan konduktivitas 97,5% (Cu 97,5%)
c. aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)

Konduktivitas dan kuat tarik kawat penghantar tembaga lebih tinggi


dibandingkan dengan kawat penghantar aluminium, untuk besar tahanan yang
sama, tembaga lebih berat dan lebih mahal dari aluminium. Maka digunakan
campuran aluminum (aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi tegangan
tinggi, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat
penghantar ACSR.

Jenis Kawat penghantar aluminium :


a. AAC (All-Aluminium Conductor)
b. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor)
c. ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced)
d. ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced)
 All-Aluminium Conductor , AAC. Penghantar terbuat dari bahan aluminium keras.
Tahan jenis kawat ini tergantung dari kemurnian serta kondisi/keadaan fisik dari
bahan aluminium itu sendiri.
Untuk maksud-maksud yang tertentu, misal untuk perhitungan maka harga
maksimumnya yang diperbolehkan pada temperatur 200C adalah sekitar 0,028264
Ohm mm2/m. Sedangkan berat jenis dari bahan ini pada temperatur 200C adalah
2,703. Kuat tarik bahan ini minimumnya adalah 7 Kg/mm2.
 All-Aluminium-Alloy Conductor , AAAC. Alloy merupakan logam campuran
aluminium, magnesium, dan silikon.
Tahanan jenis untuk bahan aluminium. Pengukuran tahanan penghantar dilakukan
pada temperatur antara 100 sampai 300C.
Harga tahanan penghantar yang diukur harus dikoreksi dan dibandingkan dengan
harga pengukuran pada temperatur 200C
Jadi dengan demikian tahanan jenis pada temperatur 200 C harus dihitung dari
harga tahanan penghantar pada temperatur 200 C.
Tahanan jenis pada temperatur 200 C untuk penghantar ini tidaklah boleh lebih dari
0,328 Ohm mm2/m.
 Aluminium Conductor Steel Reinforced, ACSR
Bahan untuk membuat penghantar ini terdiri dari aluminium keras dan baja kawat
dengan kuat tarik yang tinggi berlapiskan dari seng yang digunakan sebagai
pelindung/penunjang.
Sifat-sifat dari bahan aluminiumnya tidak berbeda dengan aluminium yang
digunakan pada All Aluminium Conductor (AAC).
Pada kawat aluminium conductor steel reinforced (ACSR), memakai kawat baja
yang harus mempunyai syarat-syarat tertentu antara lain :
- Kuat tarik minimum 126,9 Kg/mm2.
- Berat lapisan seng minimum harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Tidak diperkenankan ada sambungan.
- Lapisan seng harus betul-betul lekat dan rata, baik.
Kalau persyaratan-persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka kawat dipilih dengan
rapat dan rapi, kawat baja yang sebagai penunjang diletakkan pada posisi di tengah
sesuai dengan konstruksi ACSR.
Kuat tarik dari pada aluminium pada jenis kabel ini sama dengan kuat tarik pada
kawat aluminium pada AAC.
Menentukan ukuran konduktor
 Besarnya arus yang mengalir dalam konduktor
Arus yang mengalir sebanding dengan daya yang dihasilkan dan ditransmisikan dengan
mengikuti persamaan.
P = √3 x VL x IL x Cos φ (daya untuk 3 fasa)
Semakin besar arus maka konduktor yang diperlukan akan semakin besar.
 Jarak antara pembangkit dengan pusat beban
Hal ini adalah berkaitan dengan tegangan jatuh (voltage drop). Semakin jauh beban dari
pembangkit maka akan semakin besar tegangan jatuh, disebabkan resistansi dalam
konduktor. Semakin kecil penghantar maka resistansi akan semakin besar. Sehingga
semakin jauh jarak yang ditransmisikan maka konduktor yang dibutuhkan akan semakin
besar untuk mengurangi tegangan jatuh tersebut.
 Perkiraan peningkatan beban
Besarnya penghantar harus disesuaikan dengan kemungkinan peningkatan beban dimasa
yang akan datang yang mana akan menyebabkan meningkatnya arus yang mengalir.
 Kehilangan daya
Semakin besar arus yang mengalir dan semakin besar resistansi kabel akan
mengakibatkan semakin besarnya kehilangan daya. Sesuai dengan persamaan :
P = I2 x R
Peralatan Pentanahan
Merupakan sarana untuk menghubungkan menara/tiang dengan tanah
agar didapatkan tahanan pentanahan menara/tiang yang cukup
rendah. Pada umumnya peralatan ini terdiri dari batang pentanahan
(besi baja galvanized) dan kawat pentanahan (kawat baja galvanized)
yang dipasang dengan cara tertentu.

Nilai tahanan pentanahan tower harus dibuat sekecil mungkin


agar tidak menimbulkan tegangan tower yang tinggi yang pada
akhirnya dapat mengganggu sistem penyaluran:

 Sistem 70kV : maksimal 5 Ohm


 Sistem 150kV : maksimal 10 Ohm
 Sistem 500kV : maksimal 15 Ohm
Kelengkapan lain
Kelengkapan lain yang harus dipasang meliputi
 Menara/tiang berupa penghalang panjat, pelat
indikasi dan pelat peringatan.
 Konduktor berupa vibration damper dan spacer .
 Konduktor pelindung (shield wire) berupa vibrator
damper dan aircraft warning sphere yang dipasang
pada beberapa tempat yang disyaratkan.
 Set insulator string berupa counter-weight yang
dipasang pada beberapa tempat yang memerlukan.

You might also like