You are on page 1of 8

GREEN ARCHITECTURE

NAMA : ARDIANSYAH PUTRA


NIM : 180701103
MATA KULIAH : EKOLOGI
Apa itu “Green Architecture” ?

Green Architecture adalah konsep arsitektur yang berusaha


meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih
sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi
dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Konsep Green Architecture bertanggung jawab terhadap
lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara
strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang
sangat baik.
Bagaimana prinsip bangunan berkonsep
“Green Architecture” ?
Prinsip – prinsip bangunan yang berkonsep Green Architecture adalah sebagai berikut :
 Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan
bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi
bangunan ).
 Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan
iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
 Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam
yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang/
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
 Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut /
Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak
aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan
tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
 Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus
memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
 Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism :
Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
Lalu, bagaimana sifat dari arsitektur
berkonsepkan “Green Architecture” ?

 Sustainable ( Berkelanjutan )
 Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
 High performance building.
Secara sederhana konsep green architecture bisa diterapkan dalam
rancangan rumah sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau
tidak untuk penerapannya. Konsep-konsep sederhana seperti rumah hemat
listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai diterapkan untuk
mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-
hari.
Green architecture saat ini lebih menjadi suatu kebutuhan
daripada sekedar sebuah pola labelisasi style atau gaya saja, menjadi
suatu keharusan ketika buruknya kualitas lingkungan hidup terus menjadi
permasalahan lingkungan saat ini. Kadang disayangkan ketika green
architecture yang seharusnya merupakan sebuah prinsip sebagai
perwujudan moral seorang arsitek telah terperangkap pada pola labelisasi
style.
Sequis Center
Sequis Center yang berlokasi di Jalan Jend. Sudirman ini
merupakan salah satu “penyelamat” di tengah pusatnya
aktivitas masyarakat di daerah ini. Beberapa tahun lalu
Sequis Center mendapat predikat Gold untuk sertifikasi
Greenship Existing Building 1.0 dari Green Building Council
Indonesia (GBCI). Sertifikasi ini diraih dari hasil penerapan
FARPOINT sebagai pengelola gedung untuk mendukung
ekosistem lingkungan yang berkelanjutan. Pencapaian
gedung ini yaitu dapat menghemat penggunaan listrik hingga
28.12 persen dari baseline dan juga penghematan air hingga
28,26 persen. Angka tersebut bukanlah angka yang kecil
untuk persentase penggunaan sumber alam pada bangunan
tinggi di Jakarta. Seluruh aspek penghematan energi benar-
benar diterapkan pada gedung, sehingga tak perlu dielakkan
jika Sequis Center disebut sebagai salah satu bangunan
ramah lingkungan di Jakarta.
Menara BCA

Di balik kemegahan Menara BCA berdesain kaca


kebiruan, serta tingginya yang mencapai 230 meter ke
atas, tak disangka bahwa gedung ini sangat
memperhatikan penggunaan energi dan berupaya untuk
melestarikan sumber daya alam. Tahun 2012 menjadi
saksi dengan diraihnya sertifikat Greenship paling
prestisius bertajuk Greenship EB Platinum oleh Green
Building Council Indonesia (GBCI). Sebelum
mendapatkan sertifikasi ini, Menara BCA telah melalui
proses selama lebih dari setahun untuk dinilai penerapan
aspek, baik dari penghematan energi, air, sumber, siklus
material, kualitas udara, dan kenyamanan ruang.
Menariknya lagi, Menara BCA mendapat penilaian
tertinggi pada penghematan energi selama dijalankannya
gedung ini.
Pacific Place

Pada tahun 2014 lalu, Pacific Place dinobatkan sebagai pusat


perbelanjaan pertama yang meraih sertifikasi GREENSHIP
Platinum di Indonesia. Konsep yang diusung untuk menghemat
energi benar-benar terstruktur, yaitu terdiri dari konsep recycle,
reschedule, readjust, dan replacing. Keempat konsep tersebut
diaplikasikan ke seluruh gedung demi terciptanya kondisi alam
yang baik, meskipun berada di pusat bisnis ibu kota sekalipun.
Misalnya contoh untuk reschedule, pihak gedung biasanya akan
mengundurkan waktu penggunaan lampu atau listrik 10 menit
dalam sehari. Jika biasanya penerangan dinyalakan pada pukul
9.30, maka gedung ini memulai penerangan pada 9.40.
Penghematan 10 menit energi listrik yang dipakai dalam satu hari
tentunya dapat berdampak besar untuk satu bulan, apalagi satu
tahun. Di samping ini masih banyak lagi penerapan yang
dilakukan, seperti mengoperasikan AC dengan satu derajat lebih
tinggi dar biasanya, memanfaatkan air daur ulang, dan lain-lain.

You might also like